Anda di halaman 1dari 9

Bab I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-
kegiatan yang saling berkaitan dengan masalah hubungan atau diartikan pula sebagai
saling tukar menukar pendapat. Komunikasi dapat juga diartikan hubungan kontak
antar manusia baik individu maupun kelompok.
Komunikasi konon menjadi istilah yang paling sering diucapkan dan
dilakukan oleh setiap orang. Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang kita
memiliki menjadi tidak berguna bila tidak ada komunikasi.
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan
secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan
penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seorang mengenali
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau
upaya mengatasi masalah tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari komunikasi?
b. Apa pengertian dari konseling?
c. Apa saja unsur-unsur komunikasi?
d. Apa saja yang termasuk proses komunikasi?
e. Apa saja yang termasuk dengan langkah-langkah konseling?
f. Apa saja yang termasuk dengan faktor-faktor mempengaruhi dengan komunikasi?
g. Apa saja bentuk komunikasi?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi
b. Untuk mengetahui pengertian dari konseling
c. Untuk mengetahui unsur-unsur komunikasi
d. Untuk mengetahui proses komunikasi
e. Untuk mengetahui langkah-langkah konseling
f. Untuk mengetahui faktor-faktor mempengaruhi dengan komunikasi
g. Untuk mengetahui bentuk komunikasi

1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan
dengan masalah hubungan, atau di artikan pula sebagai saling tukar menukar. Komunikasi di
artikan sebagai hubungan kontak antar manusia baik individu maupun kelompok.
Beberapa definisi yang di kemukakan oleh ahli mengenai komunikasi:
a. Edward Depari (komunikasi dalam Organisasi)
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang
disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
b. James A.F. Stoner (Manangement)
Komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha memberikan pengertian
dengan cara pemindahan pesan.
c. John R. Schemerhom (Managing Organizationl Behaviour)
Komunikasi dapat di artikan sebagai proses antara pribadi dalam mengirim
dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.

Pengertian Konseling
Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan
secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan
penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenai kondisinya
saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasai
masalah tersebut.
Menurut definisi yang di kemukakan oleh ahli mengenai konseling:
a. Montersen (1964: 301)
Konseling adalah suatu proses antarpribadi, dimana satu orang dibantu oleh
satu orang lainnya untuk meningkatakan pemahaman dan kecakapan
menemukan masalahnya.
b. William Ratigan (1967: 114-115)
Konseling adalah usaha untuk membantu seseorang menolong dirinya sendiri.

2
B. Unsur-Unsur atau Komponen Komunikasi
a. Pihak yang Mengawali Komunikasi/Sumber/Komunikatif
Pihak yang mengawali komunikasi untuk mengirim pesan di sebut sender dan
menjadi sumber pesan (source). Pengirim adalah orang yang masuk ke dalam
hubungan, baik intrapersonal dengan diri sendiri, interpersonal dengan orang lain
dalam kelompok kecil atau dalam kelompok besar.

b. Pesan yang Dikomunikasikan/Message/Content/Information


Pesan adalah sesuatu yang di sampaikan pengirim kepada penerima. Dalam
komunikasi kepada pasien sebaiknya di perhatikan bahwa pesan yang akan
disampaikan sesuai kebutuhan klien, menggunkan bahasa yang dapat menarik
minat klien. Pesan yang dapat disampaikan kepada klien dapat berupa nasehat,
bimbingan, dorongan, petunjuk dan sebagainya.

c. Media atau Saluran yang Digunakan untuk Komunikasi dan Gangguan-Gangguan


yang Terjadi pada Waktu Komunikasi Dilakukan.
Media merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
pesan kepada penerima pesan. Setelah di kemas pesan dapat disampaikan melalui
saluran (chanel) atau media. Media dapat berupa media lisan (oral), tertulis atau
elektronik.

d. Lingkungan/Situasi Ketika Komuikasi Dilakukan


Lingkungan atau situasi (tempat, waktu, cuaca, iklim, keadaan alam dan
psikologis) adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi.
Faktor dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu lingkungan fisik,
lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu.

e. Pihak yang Menerima Pesan


Penerima pesan adalah pihak yang menerima pesan atau menjadi sasaran pesan
yang dikirim oleh sumber. Penerima disebut dengan khalayak, sasaran,
komunikan, atau audience/receiever. Penerima pesan bisa perorangan, atau
suatu kelompok, organisasi atau negara.

f. Umpan Balik (feedback)


Umpan balik adalah tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima dari
pengirim. Umpan balik berupa secara reaksi verbal maupun nonverbal. Umpan
balik dapat berupa umpan balik positif atau negatif. Umpan balik positif bila
tanggapan penerima menunjukan kesediaan menerima atau mengerti pesan dengan
baik, serta memberi tanggapan sesuai dengan pengirim. Umpan balik negatif
adalah umpan yang menunjukan penerima pesan tidak dapat menerima dengan
baik pesan yangdi terimanya.

g. Pengaruh atau Dampak


Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

3
C. Proses Komunikasi
Proses komunikasi beberapa perspektif antara lain:
a. Perspektif Psikologis
Ketika komunikator berniat akan menyampaikan pesan, dalam dirinya akan
terjadi proses enconding (proses mengemas dan membungkus pikiran dengan
bahasa yang dilakukan komunikatior), hasil enconding berupan pesan di
tarnsmisikan kepada komunikan. Proses dalam diri komunikan disebut decoding
(seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan yang diterima dari
komunikator). Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran komunikator
maka komunikasi terjadi tetapi bila tidak dimengerti maka komunikasi tidak
terjadi.
b. Perspektif Mekanisme
Berlangsung saat komunikator menstransfer dengan bibir atau tangan, pesan
sampai tertangkap komunian, dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera
lainya. Proses komunikasi bersifat kompleks karena tergantung situasi.
Komunikasi mekanis dibedakan menjadi
a) Proses komunikasi Primer
Proses komunikasi primer adlah proses penyampaian pikiran oleh
komunikator kepada komunikan menggunakan lambang sebagai media
atau saluran.
b) Proses Komunikasi Sekunder
Merupakan proses penyampaian pesan dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media setelah memakai lambang sebagai media pertama.
c) Proses Komunikasi Linear
Merupakan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan
sebagai titik terminal. Biasanya terjadi pada komunikasi bermedia kecuali
telepon.
d) Proses Komunikasi Sirkular
Terjadinya feedback atau umpan balik dari komunikan ke komunikator,

D. Proses dan Langkah-langkah Konseling

Menurut Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling, (2011:


83), Proses konseling pada dasarnya bersifat sistematis. Ada tahapan-tahapan yang harus
dilalui untuk sampai pada pencapaian konseling yang sukses. Tetapi sebelum memasuki
tahapan tersebut, sebaiknya konselor memperoleh data mengenai diri klien melalui
wawancara pendahuluan (intake interview). Gunarsa (1996) mengatakan bahwa manfaat
dari intakeinterview adalah memperoleh data pribadi atau hasil pemeriksaan klien. Setelah
itu, konselor dapat memulai langkah selanjutnya. Menurut Tohirin, Bimbingan Konseling di
Sekolah dan Madrasah Proses konseling dapat ditempuh dengan beberapa langkah yaitu:

1. Menentukan masalah
Proses Identifikasi Masalah atau menentukan masalah dalam konseling dapat
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah (identifikasi kasus-kasus)
yang dialami oleh klien. Setelah semua masalah teridentifikasi untuk menentukan masalah
mana untuk dipecahkan harus menggunakan prinsip skala prioritas. Penetapan skala prioritas

4
ditentukan oleh dasar akibat atau dampak yang lebih besar terjadi apabila masalah tersebut
tidak dipecahkan. Pada tahap ini konselor diharapkan aktif dalam mencegah permasalahan
klien. Konselor perlu lebih banyak memberikan pertanyaan terbuka dan mendengar
aktif (active listening) terhadap apa yang dikemukakan oleh klien. Mendengar aktif adalah
suatu keterampilan menahan diri untuk tidak berbicara, tidak mendengarkan secara seksama,
mengingat-ingat dan memahami perkataan klien, dan menganalisis secara seksama terhadap
penjelasan klien yang relevan dan yang tidak relevan.
Ety Nurhayati dalam bukunya Bimbingan Konseling, dan Psikoterapi Inovatif (2011:
196) Bukan pekerjaan yang sederhana mengikuti alur berbicara seseorang sambil menahan
diri tidak memotong, mengomentari, dan mendominasi pembicaraan. Mengembangkan
keterampilan mendengarkan aktif akan sangat membantu menciptakan rasa aman klien.
Selain itu metode klarifikasi dan refleksi perlu digunakan untuk memperoleh kejelasan duduk
persoalan klien. Tujuan tahap ini menggali permasalah yang dialami klien, sehingga klien
dapat menguraikan dan mendudukkan masalah secara tepat dan jelas.

2. Pengumpulan data,
Setelah ditetapkan masalah yang akan dibicarakan dalam konseling, selanjutnya adalah
mengumpulkan data siswa yang bersangkutan. Data yang dikumpulkan harus secara
komprehensif (menyeluruh) meliputi: data diri, data orang tua, data pendidikan, data
kesehatan dan data lingkungan.
Data diri bisa mencakup (nama lengkap, nama panggilan, jenis kelamin, anak keberapa,
status anak dalam keluarga (anak kandung, anak tiri, atau anak angkat), tempat tanggal lahir,
agama, pekerjaan, penghasilan setiap bulan, alamat, dan nama bapak atau ibu. Data
pendidikan dapat mencakup: tingkat pendidikan, status sekolah, lokasi sekolah, sekolah
sebelumnya, kelas berapa, dan lain-lain.

3. Analisis data
Data-data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Data hasil tes bisa dianalisis
secara kuantitatif dan data hasil non tes dapat dianalisis secara kualitatif. Dari data yang
dianalisis akan diketahui siapa konseli kita sesungguhnya dan apa sesungguhnya masalah
yang dihadapi konseli kita.

4. Diagnosis
Diagnosis merupakan usaha konselor menetapkan latar belakang masalah atau faktor-
faktor penyebab timbulnya masalah pada klien.

5. Prognosis
Setelah diketahui faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada klien selanjutnya
konselor menetapkan langkah-langkah bantuan yang diambil.

6. Terapi
Setelah ditetapkan jenis atau langkah-langkah pemberian bantuan selanjutnya adalah
melaksanakan jenis bantuan yang telah ditetapkan. Dalam contoh diatas, pembimbing atau
konselor melaksanakan bantuan belajar atau bantuan sosial yang ditetapkan untuk
memecahkan masalah konseling

5
7. Evaluasi dan Follow Up
Sebelum mengakhiri hubungan konseling, konselor dapat mengevaluasi
berdasarkanperformace klien yang terpancar dari kata-kata, sikap, tindakan, dan bahasa
tubuhnya. Jika menunjukkan indicator keberhasilan, pengakhiran konseling dapat dibuat.
Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah upaya bantuan yang telah diberikan memperoleh
hasil atau tidak. Apabila sudah memberikan hasil apa langkah-langkah selanjutnya yang perlu
diambil, begitu juga sebaliknya apabila belum berhasil apa langkah-langkah yang diambil
berikutnya. Dan Aswadi,Iyadah dan Taskiyah,(2009:40) dalam langkah Follow Up atau
tindak lanjut dilihat perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih lama.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi tersebut antara lain:


a. Latar Belakang Kebudayaan
Artinya bagaimana seseorang itu menginterpretasikan suatu pesan berdasarkan
latar belakang kebudayaannya. Akan terbentuk pola-pola pikir seseorang melalui
kebiasaanya, makin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan
komunikan maka komunikasi akan semakin efektif.
b. Ikatan dengan Kelompok atau Grup
Artinya cenderung mengidentifikasikan diri dengan kelompok tertentu dan
cenderung mengembangkan kesetiaan dan menerima norma kelompok tersebut.
Niai-nilai yang di anut oleh kelompok akan sangat mempengaruhi cara mengamati
pesan.
c. Harapan
Harapan orang-orang yang terlibat komunikasi akan berpengaruh pada
penerimaan pesan dan pada akhirnya dia akan menerima sesuatu yang di
harapkan.
d. Pendidikan
Pendidikan formal maupun non formal akan mempengaruhi penerimaan pesan.
Semakin tinggi pendidikan formal seseorang maka akan semakin kompleks sudut
pandangnya dalam menyikapi materi komunikasi.
e. Situasi
Situasi adalah tempat atau saat terjadinya komunikasi, akan berpengaruh pada
usaha untuk menginterpretasikan pesan, ketakutan, kecemasan, akan
mempengaruhi cara orang menyerap pesan. Situasi bisa diakibatkan oleh
penyampai pesan, lingkungan atau bahkan dari penerima pesan sendiri.

F. Bentuk Komunikasi

a. Komunikasi Massa
Komunikasi massa(mass communication) adalah komunikasi melalui media massa
modern yang meliputi surat kabar, siaran radio dan televisi. Komunikasi massa
menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam
jumlah yang banyak menggunakan media.
b. Komunikasi Interpersonal

6
Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara
dua orang atau lebih secara tatap muka(R. Wayne Pace, 1979. Sedangkan menurut
Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication
Book”.Komunikasi interporsonal adalah proses pengiriman dan penerimaan
pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan
beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
c. Komunikasi Intrapersonal/Intrapribadi/Intrapersonal Communication
Proses komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. Orang tersebut
berperan sebagai komunikator maupun komunikan, oarang berbicara
sendiri, berdialog sendiri bertanya dan dijawab sendiri. Terjadinya proses
komunikasi karena seseorang yang memberi arti terhadap suatu objek yang
diamati atau tersirat dalam pikiran.
d. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok atau group communication adalah komunikasi yang
berlangsung anatara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang
jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikasi bisa
sedikit atau banyak. Jika komunikan dalam kelompok kecil maka disebut
komunikasi kelompok kecil(small group communication), dan jika jumlahnya
banyak maka disebut komunikasi kelompok besar(large group communication).

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Edward Depari (komunikasi dalam Organisasi)Komunikasi adalah proses
penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu,
mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
Sedangkan menurut James A.F. Stoner (Manangement)Komunikasi adalah proses dimana
seorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
Adapun yang termasuk kedalam unsur-unsur komunikasi adalah
1. Pihak yang Mengawali Komunikasi/Sumber/Komunikatif
2. Pesan yang Dikomunikasikan/Message/Content/Information
3. Media atau Saluran yang Digunakan untuk Komunikasi dan Gangguan-Gangguan
4. Lingkungan/Situasi Ketika Komuikasi Dilakukan
5. Pihak yang Menerima Pesan
6. Umpan Balik (feedback)
7. Pengaruh atau Dampak

Menurut Namora Lumongga Lubis,Proses konseling pada dasarnya bersifat sistematis.


Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk sampai pada pencapaian konseling yang
sukses. Tetapi sebelum memasuki tahapan tersebut, sebaiknya konselor memperoleh data
mengenai diri klien melalui wawancara pendahuluan (intake interview). Gunarsa (1996)
mengatakan bahwa manfaat dari intakeinterview adalah memperoleh data pribadi atau hasil
pemeriksaan klien. Setelah itu, konselor dapat memulai langkah selanjutnya
B. Kritik dan Saran
Dalam proses pengumpulan bahsan, penyususnan dan penulisan makalah ini, tim
penulis tidak terlepas dari kesalahan. Oleh karena itu tim penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pihak pembaca demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat membermanfaat bagi kita semua.

8
Daftar Pustaka
Tyastuti Siti, Yuni Kusmiyanti, Sri Handayani. 2011. Komunikasi dan Konseling
dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta. Fitramaya
Dalami Ermawati, Ideh Dahliar, Rochimah. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam
Praktik Kebidanan. Jakarta. Cv Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai