TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan
Menurut Bergeron yang dikutip Sangkala (2007), yang dimaksud dengan data
adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat
kuantitas, yang berasal dari hasil observasi, eksperimen, atau kalkulasi. Informasi
merupakan kumpulan data yang terkait dengan penjelasan, interpretasi dan
berhubungan dengan materi lainnya mengenai objek peristiwa-peristiwa atau proses
tertentu. Pengetahuan adalah informasi yang telah diorganisasi, disintesiskan,
diringkaskan untuk meningkatkan pengertian pengertian, kesadaran atau
pemahaman.
Definisi pengetahuan lainnya dikemukakan Woolf dalam Munir (2008),
pengetahuan adalah informasi yang terorganisasi sehingga dapat diterapkan untuk
pemecahan masalah. Definisi itu hampir mirip dengan Turban et al yang dikutip
Munir (2008) pengetahuan adalah informasi yang telah dianalisis dan diorganisasi
sehingga dapat mengambil keputusan.
Sementara itu menurut Davenport dan Prusak yang dikutip Munir (2008),
pengetahuan atau knowledge, bukanlah data, bukan pula informasi, namun sulit
sekali dipisahkan dari keduanya. Perbedaan antara data, informasi seringkali hanya
pada masalah derajat kedalamannya, dimana pengetahuan dipandang sebagai sesuatu
yang lebih ‘mendalam’ disbanding informasi, dan tidak sama juga dengan data
menurut Munir (2008). Sedangkan menurut Davidson dan Vos yang dikutip
Sangkala (2007) untuk memahami perbedaan data, informasi, dan pengetahuan,
harus dapat digarisbawahi nilai hirarkinya. Informasi merupakan data yang disaring
(distilled) dan dimaknai, demikian pula pengetahuan adalah informasi yang disaring
dan dimaknai.
8
KAPABILITAS ORGANISASI
KEAHLIAN
PENGETAHUAN
INFORMASI
DATA
SIMBOL
lain. Davenport dan Prusak yang dikutip Munir (2008) menyampaikan beberapa
komponen-komponen kunci dari pengetahuan, yaitu pengalaman, kebenaran,
penalaran, petunjuk-praktis (rule-of-thumb), nialai-nilai serta keyakinan (belief).
1. Pengalaman atau Experience. Pengalaman merujuk pada apa yang pernah kita
lakukan dan apa yang pernah kita alami di masa lalu.pengetahuan terus
berkembang melalui pengalaman, termasuk apa yang diserap manusia dari
berbagai pelatihan yang dikuti, buku-buku yang dibaca, nasihat-nasihat mentor,
juga dari pembelajaran informal di dalam maupun diluar organisasi.
2. Kebenaran Mendasar atau Ground Truth. Kebenaran mendasar merujuk pada
mengetahui apa yang benar-benar terjadi dan apa yang tidak terjadi. Seringkali
manusia hanya mengetahui apa yag seharusnya tejadi melalui teori. Namun apa
yang benar-benar terjadi diperoleh melalui pengalaman langsung.
3. Penalaran atau Judgement. Tidak seperti data dan informasi, pengetahuan
mengandung penalaran. Pengetahuan tidak saja menyebabkan manusia bisa
menalar suatu situasi dan informasi-informasi baru, pengetahuan juga membuat
manusia dapat menalar dan memodifikasi pengetahuan yang telah dimilikinya
sebagai respons terhadap situasi dan informasi-informasi baru tersebut.
4. Penunjuk-praktis atau Rule of Thumb dan intuisi atau intuition. Penunjuk-praktis
adalah panduan tindakan manusia yang terbentuk dan berkembang melalui
pengalaman coba-coba dan observasi dalam waktu panjang. Hampir mirip
dengan pengalaman dengan pengalaman, petunjuk praktis adalah pola yang
diperoleh melalui pengalaman dalam menghadapi suatu kejadian secara
berulang-ulang. Sehingga terbentuk solusi jalan pintas untuk masalah-masalah
terdahulu yang telah pernah berhasil dipecahkan. Dengan pengetahuan, manusia
dapat lebih cepat memberikan tanggapan atas masalah-masalah, karena kita
tidak perlu selalu mulai dari awal untuk mencari pemecahannya. Sedangkan
intuisi adalah compressed expertise atau keahlian-keahlian yang telah
dipadatkan, sulit dipisah-pisahkan karena seolah-olah telah menjadi satu
kesatuan.
5. Nilai-nilai atau Values dan Keyakinan atau Belief. Nilai-nilai serta keyakinan
orang-orang yang berada di dalam dan di luar organisasi sangat mempengaruhi
pengetahuan organisasi. Hal ini disebabkan karena organisasi terbentuk dan
beroperasi pada lingkungan yang terdiri dari manusia-manusia, di mana nilai-
10
Menurut Nonaka et al dikutip Sukmawati (2010), aset pengetahuan adalah basis bagi
proses penciptaan pengetahuan karena aset pengetahuan merupakan input dan output
proses penciptaan pengetahuan. Adapun tipe-tipe aset pengetahuan, yaitu:
1. Aset Pengetahuan Eksperiensial (experiential asset)
Aset pengetahuan eksperiensial merupakan pengetahuan tacit yang dibangun
melalui kebersamaan, pengalaman bersama dalam organisasi atau pengalaman
bekerja sama diantara karyawan, pelanggan, pemasok, atau organisasi afiliasi. Aset
pengetahuan eksperiensial dibagi lagi menjadi empat tipe pengetahuan, yaitu
pengetahuan emosional, pengetahuan fisik, pengetahuan energetik, dan pengetahuan
ritmik.
2. Aset Pengetahuan Konseptual (conceptual asset)
Aset pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan eksplisit yang diartikulasikan
melalui pencitraan, simbol, dan bahasa. Aset ini didasarkan pada persepsi pelanggan
dan karyawan. Aset konseptual biasanya mempunyai bentuk tanwujud dan lebih
mudah diartikulasikan dibanding aset eksperiensial, tetapi masih sulit dipahami apa
yang dirasakan oleh pelanggan atau anggota organisasi.
3. Aset Pengetahuan Sistemik (systemic asset)
Aset pengetahuan sistemik merupakan pengetahuan eksplisit yang tersistemasi dan
terkemas, seperti teknologi yang dirumuskan eksplisit, spesifikasi produk, manual
atau informasi terdokumentasi tentang pelanggan dan pemasok. Termasuk juga
proteksi hak intelektual secara legal, seperti lisensi atau paten.
4. Aset Pengetahuan Rutin (routine asset)
Aset pengetahuan rutin merupakan pengetahuan tacit yang sudah rutin menyatu dan
menjadi aturan dalam kegiatan atau praktik organisasi. Keterampilan, kegiatan rutin,
dan budaya organisasi yang dilakukan sehari-hari. Melalui praktik
berkesinambungan, pola pikir atau tindakan tertentu dikuatkan dan dilakukan
bersama oleh anggota organisasi.
jaringan komputer baik internet atau intranet. Bukan saja untuk menyimpan atau
mendokumentasikan pengetahuan, melainkan juga untuk memfasilitasi lalu lintas
komunikasi antar individu dalam suatu organisasi merupakan strategi personalisasi.