PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dewasa ini menunjukan pada makin cepatnya perubahan dalam
segala bidang kehidupan, akibat dari efek globalisasi serta perkembangan teknologi
informasi yang sangat akseleratif. Kondisi ini jelas telah mengakibatkan perlunya
cara-cara baru dalam menyikapi semua yang terjadi agar dapat tetap survive. Suatu
organisasi agar dapat mencapai visi dan misinya harus mengelola pengetahuan yang
dimilikinya dengan baik agar dapat bersaing dengan organisasi yang lain. Salah satu
cara tersebut adalah dengan menerapkan manajemen-pengetahuan, untuk menghadapi
persaingan dan tuntutan yang semakin tinggi memerlukan penerapan manajemen
pengetahuan agar selalu dapat menjawab setiap tuntutan tugas.
Manajemen pengetahuan merupakan proses / kegiatan merencanakan,
mengumpulkan dan mengorganisir, memimpin dan mengendalikan data dan informasi
yang telah digabung dengan berbagai bentuk pemikiran dan analisa dari macam-
macam sumber yang kompeten. Manajemen pengetahuan merupakan suatu disiplin
ilmu yang digunakan untuk meningkatkan performa seseorang atau organisasi, dengan
cara mengatur dan menyediakan sumber ilmu yang ada saat ini dan yang akan datang.
Jadi manajemen pengetahuan bukanlah suatu fenomena baru, tetapi merupakan suatu
cara yang menerapkan integrasi antara teknologi dengan sumber pengetahuan yang
kompeten. Dengan adanya manajemen pengetahuan maka akan terjamin kinerja yang
baik dalam suatu organisasi.
Karakteristik pengetahuan akan membantu kita dalam pemanfaatan ilmu
pengetahuan yang kita peroleh atau kita miliki. Dari karakteristik tersebut
pengetahuan kita menentukan pengetahuan sebagai sebuah kategori pengetahuan
implisit atau eksplisit atau menentukan pengetahuan sebagai kontinuum. Untuk
domain atau konten pengetahuan sendiri akan menunjukan hubungan dengan topik
pengetahuan sebagai contoh, bidang ilmu manajemen adalah sebuah domain
pengetahuan. Dengan membahas bab mengenai karakteristik, tipologi, dan domain
maka, akan mendapatkan pemahaman yang lengkap mengenai berbagai tipe atau jenis
pengetahuan dan karakteristik yang melekat pada berbagai jenis pengetahuan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah karakteristik-karakteristik pengetahuan ?
2. Apa yang dimaksud tipologi pengetahuan ?
3. Apa yang dimaksud domain pengetahuan ?
4. Apa saja sumber-sumber internal dan eksternal pengetahuan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik-karakteristik pengetahuan.
2. Mengetahui apa yang dimaksud tipologi pengetahuan.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan domain pengetahuan.
4. Mengetahui sumber-sumber internal dan eksternal pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK PENGETAHUAN
2. Informasi mempunyai sedikit makna dan tidak akan menjadi pengetahuan sampai
informasi diproses oleh pikiran manusia (Ash, 1998).
Pengetahuan mencakup pemrosesan, penciptaan atau penggunaan informasi ke
dalam pikiran seseorang (Kircher,1997). Meskipun demikian, informasi bukanlah
pengetahuan, tetapi merupakan aspek penting pengetahuan. Proses dimulai dari
fakta dan data yang dikelola dan terstruktur untuk menghasilkan informasi umum.
Tahapan berikutnya mencakup pengelolaan dan pemisahan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan spesifik dari pengguna untuk menghasilkan informasi yang
kontekstual. Selanjutnya, individu akan mengasimilasi informasi-informasi yang
kontekstual tersebut dan mengubahnya menjadi pengetahuan.
3. Pengetahuan seharusnya dipelajari dalam sebuah konteks ( Martensson, 2000).
Pengetahuan adalah informasi yang dikombinasikan dengan pengalaman, konteks,
interpretasi, refleksi, dan perspektif (Davenprt et al., 1998; Frappaolo, 1997)
dengan menambahkan perspektif baru. Pengetahuan menjadi berarti jika dilihat
dalam konteks budaya yang lebih luas di luar biudaya dan keyakinan diri ( Allee,
1997).
4. Karakteristik terakhir adalah pengetahuan itu menjadi kurang efisien dan kurang
bermanfaat jika tidak digunakan ( Martensson, 2000).
Pengetahuan merupakan bentuk nilai informasi yang tinggi yang siap untuk
digunakan dalam pengambilan keputusan dan tindakan (Davenport et al., 1998).
Sveiby (1997) mendefinisikan hal tersebut sebagai kapasitas untuk menggunakan
informasi dan membuatnya menjadi lebih bernilai.
B. TIPOLOGI PENGETAHUAN
Subbagian ini membahas berbagai kategori pengetahuan yang mncul di berbagai
literatur manajemen pengetahuan. Kategori yang paling sering dilakukan untuk
membedakan pengetahuan adalah pembedaan utama antara implisit (tacit) dan
eksplisit. Setidaknya hingga saat ini, terdapat 2 perspektif dominan yang melibatkan
hubungan antara pengetahuan implisit dan eksplisit yang membagi pengetahuan
sebagai a) sebuah kategori dan b) sebagai sebuah kontinuum (Jassimudin et al., 2005;
Hislop, 2002).
Selain pembagian pengetahuan dasar implisit dan eksplisit seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya, pengetahuan pun dapat dibedakan berdasarkan sudut pandang
kognitif. Berdasarkan pandangan ini, Indarti (2010) membedakan pengetahuan
menjadi 3 tipe :
1) Pengetahuan Sensory
Bermula dari definisi pengetahuan oleh Polanyi (1960), pengetahuan
dibedakan menjadi implisit dan eksplisit. Lebih lanjut, Cijsouw dan Jorna
(2003) mengenalkan kategori yang lebih rinci lagi untuk penanaman yang
berbeda dengan memberi istilah pengetahuan sensory (sensory knowledge).
Pengetahuan sensory atau keperilakuan adalah pengetahuan tentang situasi/
peristiwa/kejadian-kejadian yang diekspresikan dalam perilaku, prosedur, dan
kebiasaan yang dapat diamati dan ditiru. Tipe pengetahuan jenis ini sangat
tergantung pada konteks yang ada, berdifusi dengan lambat dan terikat dengan
satuan waktu (time-bound). Seperti namanya pengetahuan sensory tergantung
oleh pancaindra.
Sebagai ilustrasi, ketika seorang manajer perusahaan mebel
berpartisipasi dalam pelatihan kualitas dan manajemen produksi, dia diberi
kesempatan secara pribadi untuk menerima, melihat, dan membaca informasi
tentang pengendalian mutu dan proses produksi dalam bisnis mebel. Selama
pelatihan, pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan dalam produksi dan
proses pengawasan mutu perusahaan.
3) Pengetahuan Theoritical
Pengetahuan teoritikal engac pada pemahaman struktur atau pola
konsep (objek atau kejadian) (Cijsouw dan Jona, 2003). Memahami konsep
mwnyiratkan bahwa suatu hal tertentu dapat dijelaskan dan beralasan dengan
menggunakan terminologi yang benar dan menunjukan hubungannya dengan
konsep lain.
Manusia menggunakan pengetahuan teoritikal ketika mereka
menjawab pertanyaan mengapa. Dengan pengetahuan ini, manusia dapat
mengidentifikasikan secara struktural serta menganalisis hubungan kausal.
Bila hubungan-mengapa tersebut sederhana, pengetahuan akan lebih konkret.
Semakin rumit, semakin abstrak pengetahuan teoritikal. Pengetahuan ii
umumnya dimiliki oleh kaum terpelajar atau manajer yang berpendidikan.
Pengetahuan teoritikal dapat bervariasi dari konkret ke abstrak tergantung
pada kompleksitas ‘hubungan-mengapa’.
Dalam bahasan yang lain, De Long dan Fahey (2000) membagi pengetahuan
menjadi tiga yaitu :
1) Pengetahuan Individu
Pengetahuan ini mengcakup apa yang diketahui seseorang atau pengetahuan
bagaimana melakukan. Pengetahuan individu dapat dilihat dati keterampilan
(misalnya bagaimana mewawancarai pelanggan ) atau keahlian (misalnya
pemahaman yang mendalam mengapa konsumen membeli produk-produk
tertentu ) dan umumnya merupakan kombinasi antara pengetahuan implisit
dan eksplisit. Pengetahuan ini biasanya melekat pada diri sesorang, misalnya
mengetahui bagaimana seseorang naik sepeda. Selain itu dapat berupa kognitif
yang umumnya konseptual dan abstrak. Lebih lanjut, beberapa peneliti
kemudian mebedakan pengetahuan menjadi dua yaitu pengetahuan yang lebih
kognitif dan yang lebih ke hal-hal fisik (Zuboff, 1988).
2) Pengetahuan Sosial
Bentuk pengetahuan ini hanya ada dalam hubungan antar individu atau dalam
kelompok. Sebagai contoh, tim desain website akan berbagi pengetahuan
tertentu lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pengetahuan-pengetahuan
individu yang ada dalam satu kelompok. Pengetahuan sosial atau bersama ini
sebagian besar berupa pengetahuan implisit, dibagikan oleh anggota
kelompok, dan berkembang hanya sebagai hasil dari kerjasama. Keberadaan
pengetahuan ini merupakan refleksi dari kemampuan untuk berkolaborasi
secara efektif.
3) Pengetahuan Terstruktur
Pengetahuan terstruktur merupakan pengetahuan yang melekat dalam sebuah
sistem, proses, perangkat, dan rutinitas organisasi. Pengetahuan dalam bentuk
ini berupa pengetahuan eksplisit dan berdasarkan aturan (rule-based).
Perbedaan kunci antara pengetahuan terstruktur dengan dua pengetahuan
sebelumnya adalah bahwa pengetahuan terstruktur diasumsikan berada diluar
dari yang mengetahui. Kemudian pengetahuan tersebutmenjadi sumberdaya
organisasi.
C. DOMAIN PENGETAHUAN
Konten atau Domain pengetahuan menunjukkan ‘pengetahuan tentang’; dapat
berupa domain, keahlian atau disiplin pengetahuan tertentu (Jona, 2006) atau
berhubungan dengan topik pengetahuan (Van der Spek dan Spijkerver, 1997). Sebagai
contoh, bidang ilmu manajemen dalah sebuah domain pengetahuan, dalam bidang ini,
terdapat beberapa spesialisasi seperti pemasaran,produksi, sumber daya manusia, dan
keuangan. Dalam spesialisasi produksi terdapat domain yang lebih terperinci,
misalkan persediaan, penjadwalan, proses produksi dan tata letak produksi.
Klasifikasi konten atau domain pengetahuan dapat mengacu pada model
rantai-nilai (Porter, 1985) yang membagi menjadi dua konten pengetahuan, yaitu
konten yang terkait proses primer dan sekunder. Proses primer mencakup aktivitas-
aktivitas utama pengubahan nilai dari input menjadi output dan menuju pasar
konsumen. Aktivitas-aktivitas yang menujang aktivitas utama sperti pembukuan dan
perhitungan pajak disebut proses sekunder. Oleh karena itu, pembedaan domain
pengetahuan yang mengacu pada aktivitas utama dan pendukung. Kasifikasi konten
atau domain pengetahuan juga dapat mempertimbangkan kategorisasi konten
pengetahuan yang mencakup konten pengetahuan tentang produk, bahan baku, proses
produksi, teknologi atau peralatan, pasar, supervise atau manajemen (Kristiansen et al,
2005).
Masih mengacu pada Porter (1985), domain atau konten pengetahuan dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu domain pengetahuan utama dan domain
pengetahuan pendukung. Domain pengetahuan utama mencakup domain atau
pengetahuan yang terkait dengan aktivitas-aktivitas utama perusahaan. Domain
pengetahuan khusus mencakup konten atau muatan pengetahuan terkait aktivitas
pendukung, seperti pada gambar berikut:
D. SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN
Berbagai sumber pengetahuan internal ini merupakan aset yang berharga bagi
organisasi. Akumulasi pengetahuan ditentukan dari banyaknya karyawan dan manajer
yang memiliki keahlian khusus dan pengalaman-pengalaman berharga. Sepanjang
individu yang berpengalaman dan memiliki keterampilan masih berada di organisasi,
pengetahuan yang dimilikinya masih menjadi aset berharga bagi organisasi tersebut.
Akan tetapi, jika yang bersangkutan `pergi' meninggalkan organisasi, misalnya karena
meninggal dunia, keluar karena pindah pekerjaan, atau memasuki masa pensiun,
secara otomatis pengetahuan yang dimilikinya juga turut `pergi'.
Interaksi dengan pembeli juga memberikan wawasan yang lebih baik pada
kebutuhan pelanggan sehingga membantu perusahaan dalam menganalisis
masalah dan menentukan solusi(Von Hippel et al., 1999). Di samping itu,
dimungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi tren pasar dan berdampak positif
pada kinerja inovasi produk. Perusahaan yang berinteraksi intens dengan para
pembelinya rnemiliki kemampuan untuk rnenghasilkan produk baru dan inovatif.
hal ini tidak hanya ditunjukkan di perusahaan manufaktur di perancis (Monjon
dan Waelbroeck, 2003), tetapi juga perusahaan-perusahaan mebel dan piranti
lunak di Indonesia (Indarti, 2010). Secara khusus di Indonesia, sebagian besar
pembeli. tidak hanya datang dari level nasional, tetapi juga maneanegara. Semua
manfaat tersebut meningkatkan peluang kesuksesan (Tsai, 2009), yang artinya
bahwa untuk menjadi pernimpin pasar diperlukan pengetahuan dan
permbelajaraan
2. Pemasok
3. Pesaing
4. Konsultan
Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh Tether dan Tajar (2008)
mengindikasikan bahwa jenis penyedia konsultan memberikan dampak yang
berbeda pada perusahaan jasa dan manufaktur di Inggris. Dalam lingkup UKM di
indonesia, interaksi perusahaan-perusahaan dengan para konsultannya atau
penyedia pengetahuan khusus lainnya, terutama ditujukan untuk mendorong
kebijakan inovasi dalam perusahaan.
5. Lembaga Pemerintah
6. Asosiasi Industri
9. Pameran
Sudah umum diakui bahwa media massa seperti majalah, surat kabar,
radio, dan televisi memberikan peluang memperoleh informasi binsis dan
pengetahuan baru. Dalam studi mengenai kewirausahaan di India, Singh dan
Krishna (1994) menunjukkan bahwa keinginan mencari inforrnasi rnerupakan
salah satu ciri entrepreneur yang paling penting. Pencarian inforrnasi mengacu
pada frekuensi ketika seorang individu berkonsultasi di berbagai sumber
informasi, seperti koran, majalah, dan buku. Studi yang dilakukan oleh
Kristiansen et al. (2005) pada industri rumahan di Tanzania menunjukkan bahwa
media paparan berpengaruh signifikan terhadap inovasi perusahaan.
11. Internet
Di tengah era teknologi informasi seperti saat ini, tidak dipungkiri lagi
internet merupakan sumber pengetahuan yang paling murah dan mudah
didapatkan. Penggunaan media termaasuk internet meningkatkan peluang
perusahaan untuk berinovasi (Baron, 2003). Internet adalah sumber pengetahuan
yang lebih modern serta transfer media pengetahuan yang efisien. Perusahaan
dapat menggunakan internet untuk mencari pengetahuan ilmiah dan teknis atau
bertukar informasi dengan pembeli, pemasok atau pihak lain melalui saluran
komunikasi seperti e-mail dan forum diskusi online (Caloghirou et al., 2004).
Selain itu, manfaat lain yang ditawarkan oleh intennet antara lain
memberikan peluang kepada perusahaan untuk membandingkan kinerja
perusahaan dengan pesaing dan penghematan biaya serta waktu dalam mengakses
informasi yang relevan (Walcszuch et al., 2000; Hisrich dan Peters,1998). Lebih
spesifik, dalam penelitian yang dilakukan antara perusahaan perhotelan kecil di
inggris, Martin (2004) menunjukkan bahwa adopsi teknologi informasi
komunikasi (website) telah mengubah proses binis dalam organisasi. Di
Indobesia, perusahaan piranti lunak mengaku sangat mengandaIkan keberadaan
internet tidak hanya sebagai sumber pengetahuan tetapi juga media dalam
berkomunikasi dengan sesama pelanggan. Sebaliknya, hasil penelitian Caloghirou
et al. (2004) tentang perusahaan kimia, makanan, dan perusahaan menunjukkan
bahwa internet tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap inovasi
perusahaan tersebut.
Media telah menciptakan dunia tanpa batas dan telah memainkan peranan
penting dalam meningkatkan akses informasi tanpa interaksi fisik secara langsung
antara pencari informasi dan penyedia informasi. Munculnya interner telah
memfasilitasi pengambilan informasi secara cepat yang memungkinkan
perusahaan untuk memperoleh pengetahuan yang relevan secara efisien.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Indarti, Nurul (2015). Manajemen Pengetahuan teori dan praktik. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
MAKALAH MANAJEMEN PENGETAHUAN
KARAKTERISTIK, TIPOLOGI, DAN DOMAIN PENGETAHUAN
KELOMPOK 2 :
RIZKA RAHMAWATI (141160147)
MUHAMMAD ARKANUL FATH (141160151)