Disusun untuk memenuhi tugas pengkayaan materi mata kuliah Metode Analisis Perencanaan
oleh : Didit Yoga Prasetya
0610663014
A.
Pendahuluan
Pertumbuhan dan penyebaran penduduk timbul karena adanya tiga komponen demografi, yaitu tingkat
kelahiran, kematian, dan migrasi. Proyeksi penduduk pada umumnya didasarkan pada anggapan populasi
tertutup, artinya hanya melibatkan komponen kelahiran dan kematian, sedangkan komponen migrasi di abaikan.
Asumsi ini diambil karena migrasi bersih suatu negara, mendekati nol. Namun demikian, jika dilakukan
proyeksi penduduk antarwilayah maka komponen migrasi tidak dapat diabaikan. Proyeksi penduduk secara
multiregional berdasarkan waktu untuk satu jenis kelamin (wanita) dapat diperoleh dengan menghitung individu
yang bertahan hidup pada daerah dan kelompok umur tertentu ditambah dengan jumlah total bayi lahir yang
bertahan hidup sampai akhir selang waktu.
B.
Model komponen multiregional cohort (Willekens and Drewe, 1984) adalah metodologi yang
menggunakan pendekatan proyeksi pada populasi local. Pendekatan ini telah banyak digunakan oleh Negaranegara di dunia seperti Eropa dan Amerika Utara. Alasan utama dalam kesuksesan menggunakan komponen
multiregional model cohort adalah dengan mensimulasikan proyeksi pada area tertentu. Seperti pada kedua arah
tingkat demografi yang spesifik pada tiap-tiap sub-populasi dab poin ke poin migrasi yang tetap. Metode yang
terdiri dari system bi-level dalam level puncak tertinggi pada sebuah populasi yang lebih terkonsentrasi pada
kedetailan geografinya ( level kedua). Misalnya pada proyeksi area Negara Italia, dalam hal ini, merupakan total
nasional dari bentuk puncak tertinggi.
Kajian demografi dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu uniregional dan multiregional.
Demografi uniregional hanya menganalisis penduduk di satu wilayah tertentu. Sedangkan demografi
multiregional lebih bersifat simultan, artinya antar daerah yang satu dengan lainnyayang dihubungkan oleh arus
migrasi dianggap sebagai satu sistem yang saling berinteraksi.Untuk keperluan perencanaan dan analisis yang
berkaitan dengan demografi atau kependudukan salah satunya dapat dipenuhi melalui proyeksi penduduk yang
dalam perhitungannya dapat dilakukan dengan dua pendekatan tersebut. Output yang diperoleh merupakan input
dasar bagi perencanaan sosial dan ekonomi, maka konsentrasi proyeksi bisa berbeda sesuai kebutuhan seperti
proyeksi pendidikan, angkatan kerja, pasar kerja, penduduk lansia, dan kesehatan.
Dalam proyeksi penduduk lansia, komponen demografi yang diperhitungkan hanya komponen
mortalitas dan migrasi. Dalam penelitian Mi kelangsungan hidup penduduk yaitu jumlah penduduk yang
berhasil hidup dari satu periode ke periode berikutnya dihitung dengan menggunakan fungsi pertumbuhan
Continuous Growth Function. Data yang digunakan adalah jumlah penduduk absolut dari Sensus Penduduk
1990 dan Supas 1995. Dengan mengasumsikan tidak ada migrasi maka untuk cohort umur yang sama pada
periode berikutnya akan menghasilkan jumlah penduduk yang berkurang karena kematian, sehingga jumlah
penduduk tahun 1995 lebih sedikit dibandingkan tahun 1990. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
fungsi pertumbuhan Continuous Growth Function untuk perkiraan kelangsungan hidup penduduk, lebih terasa
manfaatnya terutama untuk kelompok umur tua atau penduduk lanjut usia dengan asumsi tidak ada migrasi
selama periode pengamatan.
Kecenderungan migrasi ditentukan dengan menggunakan skedul model migrasi yang diperkenalkan
oleh Rogers. Skedul model migrasi menurut umur tertentu (age-specific migration schedule) tersebut dapat
dibagai menjadi tiga bagian yaitu;
(1) kurva "usia pra-angkatan kerja" (a single negative exponential curve);
(2) kurva "usia angkatan kerja" (a left-skewed unimodal curve);
(3) kurva "usia pasta angkatan kerja" (an almost hell-shaped curve).
Perpaduan antara model pertumbuhan Continuous Growth Function dan Skedul Model Migrasi
membentuk suatu model pertumbuhan penduduk bagi penduduk lanjut usia (lansia). Aplikasi model
pertumbuhan penduduk lansia melalui pendekatan multiregional yang diterapkan untuk dua wilayah pengamatan
merupakan penjumlahan dari penduduk selama periode tahun t sampai t+5, yang tetap hidup dan tidak pindah di
suatu wilayah asal 1, ditambah dengan penduduk yang tetap hidup dan bermigrasi keluar dari wilayah 2 dan
masuk ke wilayah 1 selama periode tahun t sampai t-5. Perhitungan kelangsungan hidup penduduk dari umur
tepat x sampai umur x+5 dalam perhitungan proyeksi penduduk yang dilakukan dengan menggunakan Life
Table Coale-Deineny dan tanpa menggunakan Life Table Coale-Derneny menunjukkan bahwa perhitungan
kelangsungan hidup yang dihitung dengan menggunakan model Life Table Coale-Demeny menghasilkan
perkiraan penduduk lansia di masa depan, yang jumlahnya lebih tinggi dibandingkan hasil proyeksi penduduk
lansia yang dihitung tanpa menggunakan model Life Table Coale-Dement'. Hal ini disebabkan proporsi
kematian yang diambil dari ASDR (mx) dalam Life Table Coale-Demeny mengasumsikan bahwa umur
maksimum penduduk adalah100 tahun. Sehingga kelangsungan hidup penduduk diperkirakan menjadi lebih
panjang dari kenyataannya.
C.
Teknik proyek populasi model cohort adalah teknik yang menggunakan beberapa asumsi umur dan
jenis kelamin dari sebuah pupulasi yang menjadi salah satu pengaruh dari kematian, kelahiran, dan migrasi.
Dalam pengelompokan umur dan jenis kelamin pada model cohort disamakan dengan umur rata-rata,
misalnya untuk kategori anakyaitu pada umur 5-9 tahun.
Konsep utama pada komponen metode adalah sebagai berikut:
Jadwal dari rata-rata tingkat kelahiran pada basis umur yang spesipik yang mengandung karakteristik
perputaran populasi dari tahun ke tahun.
Jadwal rata-rata dari umur yang spesipik tingkat kelangsungan hidup dengan proporsional
kelangsungan hidup dari basis akhir perkiraan.
Tingkat perpindahan dari umur dan jenis kelamin selama perputaran tahun ke tahun.
ket:
P(t+1) = populasi pada interval waktu/ tahun selanjutnya
P(t) = Populasi pada tahun t
Ni = Natural increase (tingkat pertumbuhan alami)
Nm = Net migratiaon (Jumlah penduduk yang melakukan migrasi)
Persamaan ini diperuntuntukan untuk jenis kelamin pria dan wanita pada kelompok umur yang masih
produktif. Awal mula dari sebuah tingkat populasi dapat dilihat dalam jangka waktu 5 tahun. (U.S Bureau of
Census, 1990)
Pada model proyeksi generalisasi matriks leslie secara multiregional yang telah mencapai sebaran umur
stabil berlaku jumlah penduduk pada periode t+1 adalah jumlah penduduk pada periode t dikali laju
perubahannya, lambda1. Selanjutnya lamda1 adalah nilai eigen dominan matriks pertumbuhan penduduk secara
multiregional. Jika lamda1>1 maka penduduk mengalami pertumbuhan, jika lamda1<1 lambda1="1">
Proyeksi penduduk secara multiregional pada periode t+g dengan g yang besar akan konvergen ke
penduduk multiregional stabil dan proporsi jumlah penduduk pada masing- masig kelas umur akan konstan.
Populasi stabil juga tidak bergantung pada sebaran usia awal, sehingga dua populasi dengan sebaran usia awal
yang berbeda akan cenderung menuju usia struktur stabil yang sama jika keduanya mempunyai jadwal
kelahiran, kematian, dan migrasi yang sama.
Syarat-syarat data yang dibutuhkan untuk proyeksi umur dan jenis kelamin:
Umur dan jenis kelamin yang spesifik pada tingkat perpindahan pendududk pada tahun tersebut untuk
memprediksi periode.
Hasil akhir dari analisis ini adalah memperkirakan atau meramalkan tingkat pertumbuhan dan grafik
pertumbuhan. Dalam kondisi ideal, level atau tingkat survival agak baik dibandingkan dengan tingkat
perpindahan penduduk karena perpindahan penduduk sangat tidakk signifikan. Tingkat pertumbuhan adalah
perbedaan angka antara kelahiran anak dengan jumlah kematian selama waktu tertentu.
Dengan perumusan tingkat populasi adalah sebagai berikut:
Tingkat pertumbuhan =
jth; kali 1000 menandakan pengaruh cohortkth diagonal; dan ij menandakan suatu galas acak. Mereka lalu
memperkenalkan satu penaksir yang intrinsik (DENGAN KATA LAIN) untuk menunjuk masalah identifikasi
berhubungan dengan model yang dasar ini. IE itu adalah suatu penaksir kemunduran komponen utama yang
dirancang ke "mencabut pengaruh dari matriks rancangan di koefisien menaksir" (Yang et al. 2008: 1707).
tolong lihat Yang et al. (2008) untuk lebih detilnya tentang konstruksi dari IE, untuk perbandingan antara
jenis APC yang berbeda model, dan untuk pengesahan pendekatan IE.
Pada tingkat kelangsungan akan diterbitkan menjadi Vital statistics. Vital statistic memberikan lima
tahun kelompok umur yang berbeda, sehingga akan menggunakan 10 tahun kelompok umur. Kelompok yang
akan didapat merupakan dua kali ukuran standart. Perhitungan apa yang patas untuk menghitung tingkat
perubahan?
Adapun component yang mempengaruhi tingkat perubahan adalah sebagai berikut:
1. Kelahiran, di mana populasi masyarakat local dapat bertambah dengan kelahiran anak. Kelahiran
sangat beresiko terjadi pada kelompok umur 10 49 tahun, karena pada usia tersebut manusia berjenis
kelamin wanita dapat bereproduksi.
2. Kematian, pengurangan jumlah orang dengan cara kematian. Tidak dapat ditentukan dengan umur,
karena setiap individu sangat beresiko untuk mati. Untuk tingkat kematian dapat dihitung dari semua
kelompok umur dan jenis kelamin. Tingkat kematian sangat relative tinggi dari tahun pertama lahir dan
mengalami penurunan pada saat pertengahan tahun (middle age). Pada kelompok umur 65 tahun ke
atas, tingkat kematian semakin tinggi.
3. Migrasi, factor terakhir yang sangat mempengaruhi ukuran populasi adalah migrasi. Migrasi dapat
menarik dua keadaan yang sebenarnya terjadi, yaitu:
a. In-migration, Perpindahan menuju wilayah local bisa perindividu, atau keluarga.
b. Migrasi ke luar, perpindahan ke luar wilayah local bias perindividu, atau keluarga.
Dengan menggunakan rumus untuk menghitung tingkat perubahan yaitu:
Persamaan di atas membuat pengertian pada perhitungan Populasi pada model cohort. Apabila tingkat
kelangsungan hidup (survival rate) adalah 50% (0,5 merupakan tingkat kelangsungan hidup yang rendah)
untuk mengangkat tingkat survivalnya harus melebihi 2 standar intervalnya (misalnya, 10 tahun sebaliknya dari
5 tahun), sehingga interval selanjutnya merupakan standar yang seharusnya digunakan pada tingkat pertama
interval atau sebuah simbolik.
Jadi;
Di mana;
Karena itu;
Studi Kasus
Cohort-Component Model Example
Survival Rate
Femal
Male e
30-44
Population at t
Femal
Male e
20,00
0
20,000
10,00
0
10,000
12,00
0
12,000
45-59
5,000
60+
3,000
Age
Group
0-14
15-29
Total Population
100,000
85%
90%
75%
80%
65%
70%
5,000
50%
3,000
20%
at
Birth Rate
16,500
16,500
0.9
17,000
18,000
7,500
8,000
60%
7,800
8,400
40%
3,100
4,200
t:
Population at
t+1
Femal
Male
e
15-29
15-29
S)
85+
DAFTAR PUSTAKA
lic.law.ufl.edu/~nicholas/URP6312/PopMthd.htm
http://home.business.utah.edu/bebrpsp/URPL5020/Demog/CohortComponent.pdf
http://www.hbp.usm.my/Thesis/HeritageGIS/master%5Cthesis%5C3-Cohort%20component.htm
http://mailer.fsu.edu/~tchapin/garnet-tchapin/urp5261/topics/demog/cohort.htm
http://classshares.student.usp.ac.fj/SE303/Lectures/week%209-11%202%20Cohort%20Component
%20Method.doc
http://www.apl.wisc.edu/publications/winkler_deerdemography.pdf
http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=73689&lokasi=lokal
Dewi Priastuti, Jakarta. Model Pertumbuhan Penduduk Usia Lanjut di Indonesia Dengan Pendekatan
Multiregional. Perpustakaan UI