Anda di halaman 1dari 17

KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN & MENYAMPAIKAN BERITA BURUK

(BREAKING BAD NEWS)


(dr. Winda Lestari, MKM)

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari topik Komunikasi Dokter-Pasien & Menyampaikan Berita Buruk ini
diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mahasiswa mampu melakukan anamnesis, menggunakan ketrampilan komunikasi


efektif dalam menggali dan memperoleh informasi dari pasien
2. Mahasiswa dapat menerapkan keterampilan komunikasi dalam pengelolaan pasien
serta lingkungannya baik keluarga maupun masyarakat serta menerapkan keterampilan
komunikasi dengan rekan sejawat serta profesi lainnya.
3. Mahasiswa dapat menggunakan prinsip komunikasi untuk mendapatkan, memberikan
dan bertukar informasi.
4. Mahasiswa mampu mengembangkan hubungan interpersonal dan situasi dinamis
dalam hubungan dokter-pasien
5. Menyampaikan berita buruk kepada pasien dan keluarganya secara benar sesuai
dengan metode six step (SPIKES) :
- Setting up the interview : Mempersiapkan ruangan yang menjamin kenyamanan
dan kerahasiaan informasi yang pasien.
- Assesing the patient’s Perception : Menggali persepsi pasien tentang informasi
dan penyakit yang diderita.
- Obtaining the patient’s Invitation : Menggali keinginan pasien dalam memperoleh
informasi mengenai penyakit yang diderita.
- Giving Knowledge and information the patient : Memberikan pengetahuan dan
informasi mengenai penyakit yang diderita pasien dengan bahasa yang tepat
sesuai dengan pasien.
- Addressing the patient’s Emotions with Empathetic response : Memberikan
respon terhadap perubahan emosi pasien dan keluarga

1
- Having Strategy and Summarising : Memberikan kesempatan pada pasien untuk
berdiskusi tentang rencana penatalaksanaan penyakit yang diderita.

KOMUNIKASI DOKTER - PASIEN

Komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami,
komunikasi juga dapat diartikan sebagai hubungan atau kontak. Menurut beberapa ahli komunikasi
adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,
mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung ataupun tidak langsung (Onong
Uchana Effendy). Menurut Gerald R. Miller komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan
pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka. Dari beberapa
definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi terdapat pesan yang
disampaikan, melibatkan paling tidak ada dua pihak yaitu sebagai pengirim dan sebagai penerima.
Dalam penyampaian pesan tentu saja perlu beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
Siapa (Who) yang menjadi sumber, Apa (What) yang disampaikan, melalui apa (Which) pesan itu
disampaikan, kepada siapa (Whom) pesan ini disampaikan dan dampak (Whit What Effect) apa
yang ingin terjadi pada penerima. Hal-hal tersebut akan menjadikan komunikasi menjadi efektif.
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude
change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
Sebagai seorang Dokter kemampuan berkomunikasi secara efektif wajib dikuasai. Dokter
harus dapat menyampaikan maksud dan tujuan dengan jelas. Dalam perannya dokter tidak hanya
menjadikan komunikasi sebagai cara untuk menyampaikan kondisi kesehatan seseorang, Dokter
juga berperan menjadi konselor, negosiator dan sekaligus sebagai pihak yang dipercaya oleh
pasien. Pada prakteknya Dokter harus menjaga prinsip kerahasiaan, memberikan ruang untuk
otonomi pasien, memberikan reaksi positif dan memberikan informasi tentang aspek pengobatan
dalam hubungan pasien dokter, dan memberikan edukasi kepada pasien.
Komunikasi yang efektif dapat memberikan keyakinan akan hubungan dokter-pasien dan
keluarga yang baik sehingga menunjang proses terapeutik. Hubungan dokter-pasien yang baik
akan memberikan baik dokter maupun pasien ruang untuk saling memahami sehingga pasien bisa
dengan nyaman menyampaikan keluhan kepada dokter. Dengan kenyamanan tersebut Dokter

2
dapat mengeksplorasi lebih banyak informasi yang bisa digunakan untuk melakukan
penatalaksanaan secara menyeluruh. Informasi tersebut dapat berupa aspek spiritulitas, kondisi
kejiwaan dan budaya yang mempengaruhi konsep sehat, semangat hidup pasien. Dengan
pemahaman yang menyeluruh maka pendekatan tatalaksana akan lebih tepat, karena setiap pasien
memiliki kebutuhan yang berbeda-beda serta dapat membangun rasa empati. Langkah pertama
dalam komunikasi pada hubungan dokter-pasien adalah anamnesis.
Tahap pertama ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lengkap untuk
menegakkan diagnosis. Anamnesis yang baik akan mempermudah langkah-langkah berikutnya.
Dalam anamnesis pasien menyampaikan informasi/keluhan yang membawa pasien datang atau
mencari bantuan Dokter. Pasien datang ke dokter untuk meminta bantuan dalam mengatasi
masalah yang dapat disebabkan oleh Disease (penyakitnya), Discomfort (rasa tidak nyaman),
Disability (ketidakmampuan), Dissatisfaction (ketidak puasan) dan Death (kematian).
Informasi yang ditanyakan kepada pasien saat Anamnesis :
• Identitas pasien :
o Nama, alamat, nomor telepon, keluarga pasien, umur, kelamin, ras, pekerjaan dan
khusus untuk wanita mengenai riwayat kehamilan.
• Keluhan utama
• Riwayat penyakit sekarang (RPS)
• Riwayat penyakit dahulu (RPD)
• Riwayat penyakit keluarga (RPK)
• Riwayat gaya hidup (sosial dan pekerjaan)
• Riwayat alergi
• Anamnesis sistem secara khusus

PROSEDUR KOMUNIKASI EFEKTIF DAN ANAMNESIS


Komunikasi yang efektif ditunjang oleh beberapa hal meliputi :

Persiapan untuk melakukan wawancara


1. Mempersiapkan tempat yang nyaman
2. Mempersiapkan peralatan dan mempelajari rekam medik
3. Mempelajari teknik anamnesis yang baik :

3
• Selalu, perkenalkan diri anda pada pasien dengan berjabat tangan
• Memperhatikan lawan bicara dengan cara verbal dan non verbal (kontak mata,
posisi duduk tidak menyandar, tangan diatas meja, dsb)
• Menjadi pendengar yang aktif
• Memulai proses anamnesis dengan suara yang tenang dan berbicara dengan
kecepatan yang cukup (tidak tergesa-gesa)
• Sampaikan bahwa anda akan memberikan bantuan dan menitikberatkan peranan
anda dalam masalah kesehatan pasien

Kondisi lingkungan dan komunikasi non verbal Dokter :


1. Memastikan posisi duduk pasien nyaman dan memberikan privacy
2. Kondisi ruangan nyaman, kondisi pencahayaan baik sehingga dokter dapat mengamati
pasien dan menuliskan hasil anamnesis
3. Jika dibutuhkan dapat mengubah ruangan dengan meminta izin terlebih dahulu
4. Menjaga ketinggian posisi duduk antara dokter dan pasien sama
5. Pasien sedapat mungkin dalam posisi duduk tegak
6. Dokter duduk tidak bersandar dan tangan diusahakan di atas meja konsultasi

Saat anamnesis dilakukan, hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Teliti komunikasi verbal maupun non verbal pada pasien
2. Selalu menjaga kerahasiaan informasi
3. Selalu bersikap jujur dan bertindak sesuai dengan etika kedokteran
4. Menghargai pasien sebagai seorang individu bukan sebagai objek

Cara mengendalikan wawancara


1. Memulai dengan pertanyaan yang tidak terbatas
2. Dilanjutkan dan diutamakan memakai pertanyaan terbuka
3. Untuk menghindari jawaban yang terlalu menimpang dan bertele-tele berikan pertanyaan
peralihan dan singkat
4. Jika akan menanyakan hal sensitif dahului dengan meminta izin
5. Selalu memberikan respon pada emosi pasien dengan empati yang tidak berlebihan

4
6. Menunggu respon pasien terlebih dahulu saat akan mengajukan pertanyaan selanjutnya
(tidak bertubi-tubi)

Memulai wawancara

1. Perkenalkan diri anda pada pasien.


2. Membuat lingkungan tetap privacy dan hindari dari hal-hal yang dapat mendistraksi
(matikan telpon genggam atau dalam kondisi DIAM)
3. Persilahkan pasien untuk duduk, ketika anamnesis dilakukan.

Komunikasi sebaiknya dibangun dengan pertanyaan terbuka (open ended questions) merupakan
sehingga pasien dapat menyampaikan kondisinya dengan kata-kata sendiri. Untuk mendapatkan
informasi tersebut maka pertanyaan perlu diutarakan dengan bahasa atau istilah yang dapat
dimengerti oleh pasien. Ada beberapa bahasa yang dapat digunakan pada beberapa keluhan, yaitu:
1. Durasi/lama terjadi
2. Karakter/derajat keparahan
3. Lokasi/penyebaran
4. Usaha apa yang sudah dilakukan
5. Apakah ada keluhan yang lain?
6. Menurut anda masalah yang anda hadapi seperti apa?
7. Apakah keluhan anda membaik atau lebih memburuk

5
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN

Nama Mahasiswa :.................................................. NPM :..................................


Skala Umpan Balik
Penampilan
No Aspek yang dinilai
0 1 2
1 Persiapan diri, ruangan dan alat yang diperlukan
2 Memberikan salam dan tersenyum pada pasien
3 Memperkenalkan diri
4 Menanyakan nama panggilan kesukaan
5 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
6 Memberi kesempatan pada pasien untuk bertanya
7 Meminta persetujuan jika ingin memeriksa lebih detail
8 Pertanyaan berkaitan secara runtut
9 Melakukan wawancara sesuai rencana
10 Berhadapan, mempertahankan kontak mata
11 Membungkuk ke arah pasien dan mempertahankan sikap
terbuka
TOTAL SKOR

Penjelasan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena
situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario yang sedang
dilaksanakan).

Depok, Oktober 2018

ttd

.____________________
( Nama instruktur)

6
BREAKING BAD NEWS

Tujuan utama petugas medis adalah menyampaikan berita buruk kepada pasien dengan jelas, jujur
dan berempati agar pasien dapat mengerti dan merasakan dukungan. Berita buruk adalah suatu
kondisi yang tidak sesuai dengan harapan pasien. Berita buruk dapat merupakan situasi kondisi
pasien yang tidak mempunyai harapan, ataupun mengancam kondisi kesejahteraan fisik dan
mental serta dapat merupakan suatu keadaan yang menuntut seseorang untuk merubah gaya
hidupnya sejak lama. Berita buruk yang paling sering diasosiasikan dengan penyakit-penyakit
terminal yang sulit disembuhkan atau hampir tidak mungkin sembuh. Tetapi terkadang berita
buruk dapat berupa informasi yang tidak sesuai dengan rencana seseorang.

Beberapa situasi yang dikategorikan sebagai berita buruk :


1. Diagnosis penyakit kronis (contoh : diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung).
2. Cacat atau hilangnya suatu fungsi (contoh : kondisi tremor pada tangan, impotensi,
hemiplegia, kebutaan, dll).
3. Penyakit yang membutuhkan biaya yang banyak atau perawatan yang lama .

Berita buruk tidak hanya sesuatu yang buruk dari sisi dokter tetapi terkadang sesuatu yang
dianggap sesuatu yang ”netral” merupakan berita buruk bagi pasien, berikut beberapa contoh :
1. Hasil tes buta warna pada calon mahasiswa kedokteran atau calon pegawai bank
2. Hasil USG pada seorang wanita tentang kondisi rahimnya yang mengalami kelainan
3. Diagnosis yang datang pada waktu yang tidak tepat, misalnya : seorang atlit harus
menjalani operasi lutut ketika sedang menghadapi persiapan pertandingan
4. Suatu diagnosis yang menyebabkan seseorang menjadi tidak sesuai dengan bidang
kerja atau pendidikannya. Misalnya : tremor kasar pada seorang dokter ahli bedah
kardiovaskular, dan lain lain.
Perkembangan penyampaian berita buruk sejalan dengan perkembangan hubungan dokter
pasien. Pada awalnya hubungan dokter pasien memiliki model paternalistik tetap gaya ini sudah
tidak bisa diterapkan pada masa kini. Otonomi pasien lebih besar, peningkatan pengetahuan pasien
dan keluarga pasien.

7
Gaya paternalistik telah digantikan oleh gaya yang lain yang memberikan otonomi pasien
disertai penjelasan secara lengkap dan jelas. Pada gaya ini segala sesuatu yang berhubungan
dengan kondisi kesehatan pasien diungkapkan secara jujur, serta diberikan pula pilihan – pilihan
terapi atau penanganan yang dapat dipilih oleh pasien, sehingga dapat sesuai dengan keinginan
dan nilai – nilai yang dianut pasien. Komunikasi yang terbuka antara pasien dan dokter sangat
penting untuk kelancaran terapi.

MENGAPA PENTING MENGUNGKAPKAN INFORMASI/BERITA BURUK PADA


PASIEN ?
Pasien mempunyai hak otonomi sehingga pasien berhak :
1. Mengetahui apa yang sedang terjadi pada dirinya.
2. Mengetahui kemungkinan apa saja yang bisa terjadi pada dirinya, termasuk terapi apa
saja yang bisa diperoleh, prognosis, dan efek samping terapi.
Dokter memiliki kewajiban :
3. Memberikan informasi yang dibutuhkan pasien. Jika dokter menahan informasi dari
seorang pasien, berarti dokter tersebut sudah mengurangi otonomi seorang pasien.
Apabila pasien akhirnya mengetahui bahwa ternyata ada informasi yang tidak diberikan
padanya, maka akan hilang kepercayaan kepada dokter

KENDALA DALAM MENYAMPAIKAN BERITA BURUK


Beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan oleh seorang Dokter dalam penyampaian Berita
Buruk :
1. Bagaimana bersikap jujur dengan memberikan harapan yang realistik tidak berlebihan?
2. Bagaimana cara menanggapi reaksi emosi dari pasien ketika mereka mendengar berita
buruk mengenai dirinya. Apa yang harus dilakukan? Apakah dapat menahan diri untuk
tidak ikut larut?
3. Kapankah waktu yang tepat untuk menyampaikan berita buruk pada pasien ?
4. Bagaimana memilih metode komunikasi yang tepat bagi pasien sesuai dengan latar
belakang dan kepribadiannya?
Dalam penyampaian berita buruk terdapat tekhnik yang terkenal dengan SIX-STEP PROTOCOL
Berikut ini adalah 6 (enam) langkah dari Robert Buckman yang bisa digunakan sebagai pedoman

8
dalam menyampaikan berita buruk pada pasien.
Menyampaikan berita buruk kepada pasien dan kepada pasien dan keluarganya dengan teknik
yang benar sesuai dengan SPIKES
1. Setting up the interview : Mempersiapkan ruangan yang menjamin kenyamanan dan
kerahasiaan informasi yang pasien.
2. Assesing the patient’s Perception : Menggali persepsi pasien tentang informasi dan
penyakit yang diderita.
3. Obtaining the patient’s Invitation : Menggali keinginan pasien dalam memperoleh
informasi mengenai penyakit yang diderita.
4. Giving Knowledge and information the patient : Memberikan pengetahuan dan informasi
mengenai penyakit yang diderita pasien dengan bahasa yang tepat sesuai dengan pasien.
5. Addressing the patient’s Emotions with Empathetic response : Memberikan respon
terhadap perubahan emosi pasien dan keluarga
6. Having Strategy and Summarising : Memberikan kesempatan pada pasien untuk
berdiskusi tentang rencana penatalaksanaan penyakit yang diderita.

PROTOKOL ENAM LANGKAH UNTUK MENYAMPAIKAN BERITA BURUK


(SPIKES)

1 SETTING UP the Tujuan : untuk mendapatkan posisi yang nyaman,


interview memaksimalkan privacy, menghindari interupsi, membantu
pasien untuk mendengarkan dan mengerti, menghormati
kerahasiaan dan memberikan dukungan. Jika diperlukan dokter
didampingi asisten

Tanyakan pada pasien apakah dia menghendaki ada orang


lain yang menemaninya, apakah suami / istri, anak, atau
keluarga lainnya. Biarlah pasien sendiri yang memutuskan.

Mulailah dengan memberikan pertanyaan seperti: “Apa kabar?”

9
“Bagaimana perasaan anda sekarang ?“.
(Pertanyaan ini untuk mulai melibatkan pasien dan
menunjukkan
pada pasien bahwa percakapan selanjutnya adalah percakapan
dua arah. Pasien tidak hanya mendengarkan dokter bicara).
2 Asseseing the Mengajukan pertanyaan terbuka untuk menggali informasi dari
Patient’s Perception pasien supaya anda dapat mulai mengetahui pengetahuan yang
(menggali apa yang telah dimiliki pasien.
sudah diketahui • “Seperti yang telah diketahui sebelumnya hari ini kita akan
pasien tentang mendiskusikan tentang kondisi bapak. Sebelumnya saya ingi
kondisinya dan apa mengetahui apa yang bapak ketahui tentang penyakit bapak?”
persepsinya) •
• Apakah pasien sudah tahu mengenai penyakitnya/ situasinya.
Contoh : "Saya menderita penyakit jantung koroner, dan
saya perlu menjalani proses operasi".

Seberapa banyak dia tahu ? Darimana dia tahu ? ("Pada


pemeriksaan sebelumnya yang saya lakukan di RS B, hasilnya
menunjukan jika saya ada penyempitan pembuluh darah di
jantung dari hasil angiografi")

Tingkat pengetahuan pasien ("Dok, fungsi jantung saya


hanya 60%")

Situasi emosional pasien ("Jantung saya berdebar terus


menerus sampai saya sulit konsentrasi").

Jika dalam situasi ketika pasien dan keluarga tidak mengetahui


penyakitnya maka menggunakan teknik menanyakan kembali
tentang pemeriksaan sebelumnya.
3 Obtaining the • Penting untuk menanyakan pada pasien seberapa detil

10
patient’s Invitation informasi yang ingin didengarnya. Apakah sangat detil, atau
(mencari tahu hanya gambaran besarnya saja ?
seberapa banyak • Perlu diperhatikan bagaimana cara bertanya, dan
informasi yang kemungkinan reaksi pasien. (Setiap pasien tidak akan sama ,
ingin diketahui) bahkan pada pasien yang sama kemungkinan akan berubah
permintaannya selama dalam satu sesi percakapan).
Beberapa pertanyaan yang sering digunakan pada tahap ini
misalnya :
• Bapak apabila nanti hasil tes menunjukan sesuatu yang serius
apakah saya boleh memberitahukan masalah ini ?
• Apakah informasi yang ingin didengar itu secara rinci atau
hanya garis besarnya saja?
• Apakah bapak menginginkan saya menjelaskan pada keluarga
anda?
4 Giving Knowledge Jika akan memberikan informasi tentu saja harus dipersiapkan
and Information dengan baik sehingga informasinya bisa dengan jelas diterima
the Patient oleh pasien.
(memberikan 1. Hal yang diinformasikan adalah mengenai diagnosis,
informasi) terapi / penanganan, prognosis, serta dukungan / fasilitas apa
saja yang bisa diperoleh oleh pasien dan keluarganya.
2. Berikan pasien dan keluarga waktu untuk mencerna informasi
yang diberikan untuk memastikan pasien paham akan informasi
tersebut
3. Menggunakan istilah-istilah dalam istilah yang bisa
dimengerti. Tidak memakai jargon kedokteran

Contoh bahasa yang bisa digunakan :


• Mohon maaf bapak, saya ada kabar yang saya akan
berikan. Sepertinya kabar ini merupakan kabar yang
kurang baik. Hasil test sperma anda menunjukan bahwa
anda memiliki morfologi sperma yang kurang baik. Atau

11
yang disebut teratozoospermia.
• Bu A, hasil pemeriksaan anda menunjukan sesuatu yang
kurang baik. Mohon maaf saya harus mengatakannya Ibu
terkena kanker payudara
5 Addressing the Respon emosi pasti akan ada pada saat menyampaikan berita
patient’s Emotions buruk dan tugas kita untuk memberikan tanggapan pada emosi
with Empathetic yang ditunjukan oleh pasien
response
(Menanggapi Kalimat – kalimat yang bisa digunakan pada tahap ini :
perasaan pasien) • Saya ikut merasakan perasaan ibu memang hasil ini tidak
pernah kita harapkan
• Kabar ini merupakan kabar yang tidak menggembirakan
tetapi saya disini untuk memberikan dukungan kepada ibu dan
keluarga..
• Setelah mengetahui hasilnya, kira –kira hal apakah yang bisa
saya bantu ?
6 Having Strategy Pada tahapan ini dokter perlu mengidentifikasi perasaan pasien
and Summarising dan menyampaikan rencana-rencana yang akan dilakukan untuk
Perencanaan dan kondisinya saat ini. Pasien yang mendapatkan penjelasan yang
tindak lanjut yang baik tentang rencana yang akan datang cenderung tidak cemas.
akan dilakukan Berikan pasien keyakinan bahwa tim medis akan selalu berusaha
sebaik-baiknya untuk membantu. Berikan pasien kesempatan
untuk menanyakan apapun yang ingin dia ketahui dengan
memberikan pertanyaan terbuka.

D : Jadi mengingat kondisi bapak dan ibu, kami merencanakan


untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ibu saya akan minta
untuk melakukan tes darah meliputi pemeriksaan hormon
reproduksi dan bapak akan saya rujuk untuk melakukan
konsultasi ke spesialis andrologi. Dua pemeriksaan ini saya
lakukan untuk menentukan langkah berikutnya yaitu pemberian

12
terapi kepada ibu dan bapak. Apakah bapak ibu bersedia?

D : Jadi apa yang sebenarnya bapak khawatirkan tentang


pengobatan ?

D : Seperti yng tadi saya sampaikan pak, pemeriksaan ini saya


perlukan untuk perencanaan apakah terapi bisa dalam bentuk
terapi dengan obat-obatan atau diharuskan tindakan lainnya
seperti pembedahan. Kami akan selalu mendampingi bapak dan
ibu dalam setiap langkah yang dijalani dan akan selalu berusaha
sebaik-baiknya. Apakah bapak bersedia?

D : Kita akan sama-sama berusaha ya bu... saya akan


menjadwalkan pemeriksaan dan membuatkan janji dengan
androlog 2 hari yang akan datang, lalu kita akan bertemu 4 hari
lagi. Terima kasih ibu dan bapak. Selamat siang

13
TUGAS UNTUK MAHASISWA :

A. Lakukan role play bergantian dengan rekan anda, dan gunakan ceklis yang ada.
B. Kasus untuk role play :
1. Penyampaian diagnosis Buta warna pada calon mahasiswa kedokteran
2. Penyampaian diagnosis fraktur patella pada seorang atlet laki-laki, usia 23 tahun.
3. Penyampaian keputusan pemakaian ventilator pada pasien ICU, laki-laki 56
tahun
4. Penyampaian keputusan histerektomi pada ibu muda usia 35 tahun
5. Penyampaian bahwa janin yang dikandung mengalami cacat kongenital

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Bor R, Miller R, Goldman E, Scher. The meaning of bad news in HIV disease:
counseling about dreaded issues revisited. Counseling Pschol Quarterly. 1993; 6:
69-80.
2. Baile WF, Buckman R, Lenzi R, Glober G, Beale EA, Kudelka AP. SPIKES- A six
step protocol for Delivering Bad News: Application to the Patient with Cancer. The
Oncologist. 2000; 5:302-311.
3. Fallowfield L,Jenkins V. Communicating sad, bad, and difficult news in medicine.
The Lancet. 2004; 363: 312-319.
4. Vandekieft GK. Breaking Bad News. American Family Physician, Des.2001;
Vol.64 no.12.
5. Dias L, Chabner BA, Lynch TJ, Penson RT. Breaking Bad News: A Patient’s
Perspective. The Oncologist. 2003 Dec 1;8(6):587–96.
6. Tse,CY. Fox,SY. Chong A. Palliat Med, June 2003. vol. 17 no. 4: 339-343.
7. Parker PA, Baile WF, de Moor,C, Lenzi R, Kudelka AP, Cohen L. Breaking Bad
News About Cancer: Patients’ Preferences for Communication. Journal of Clinical
Oncology, Vol 19, Issue 7 (April), 2001: 2049-2056
8. Maramis,W.F., 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga
Universitas Press.
9. Fujimori M, Uchitomi Y. Preferences of Cancer Patients Regarding
Communication of Bad News: A Systematic Literature Review. Jpn J Clin Oncol.
2009 Apr 1;39(4):201–16.

15
CHEKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN

MENYAMPAIKAN BERITA BURUK


Skor
No ASPEK KETERAMPILAN YANG DINILAI Umpan Balik
0 1 2
1 Dokter bersikap ramah pada pasien (memperlihatkan bahasa
tubuh yang baik).
2 Dokter mempersilahkan pasien masuk dalam ruang yang
memberikan privacy yang cukup (sesuai kondisi).
3 Dokter menawarkan pada pasien apakah dia ingin ditemani
oleh keluarganya atau siapa pun yang diinginkannya(sesuai
kondisi).
4 Dokter membuka percakapan dan berusaha melibatkan pasien
5 Dokter mengajukan pertanyaan pada pasien untuk
mengetahui/ mengeksplorasi sampai di mana pasien telah
mengetahui keaadaan dirinya.
(termasuk seberapa tingkat pengetahuan pasien dan situasi
atau keadaan emosi pasien).
6 Dokter menanyakan pada pasien seberapa detil informasi yang
ingin didengarnya
7 Dokter memberikan informasi dengan cara yang tepat sesuai
diagnosis dan penatalaksanaan, serta sesuai dengan situasi
dan latar belakang pasien beserta keluarganya.
8 Doktermemastikanbahwapasienpahamdengan
penjelasannya.
9 Dokter memberikan tanggapan terhadap emosi yang muncul
pada pasien
10 Dokter menjelaskan perencanaan terapi dan penanganansesuai
diagnosis.
11 Dokter memastikan apakah pasien (dan keluarganya) paham
dengan penjelasan mengenai terapi dan penanganan.
12 Dokter melibatkan pasien dalam merencanakan terapi dan
penatalaksanaan selanjutnya.
13 Dokter menjawab pertanyaan tentang prognosis sesuai dengan
diagnosis dengan cara yang tepat
14 Dokter memberikan kesempatan pada pasien dan keluarganya
untuk mengajukan pertanyaan (di sepanjang wawancara)

16
15 Dokter menjawab pertanyaan dari pasien (dan keluarganya)
dengan perhatian dan sopan (di sepanjang wawancara)
16 Dokter mengakhiri wawancara dengan tepat.
NILAI
Keterangan :
0 Bila tidak dilakukan mahasiswa, atau sudah dilakukan tetapi keliru
1 Bila sudah dilakukan mahasiswa tapi belum tepat (meliputi diagnosis,
prognosis, dan penatalaksanaan)
2 Bila sudah dilakukan mahasiswa dan dianggap tepat (minimal 75% tepat),
meliputi diagnosis, prognosis, dan penatalaksanaan
Nilai akhir = Jumlah Skor x 100
56
Catatan :
Urutan tindakan (teknik komunikasi) dalam check list bisa berubah (fleksibel), tergantung
jalannya komunikasi antara dokter dan pasien.

17

Anda mungkin juga menyukai