Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari topik Komunikasi Dokter-Pasien & Menyampaikan Berita Buruk ini
diharapkan mahasiswa mampu :
1
- Having Strategy and Summarising : Memberikan kesempatan pada pasien untuk
berdiskusi tentang rencana penatalaksanaan penyakit yang diderita.
Komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami,
komunikasi juga dapat diartikan sebagai hubungan atau kontak. Menurut beberapa ahli komunikasi
adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu,
mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung ataupun tidak langsung (Onong
Uchana Effendy). Menurut Gerald R. Miller komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan
pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka. Dari beberapa
definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi terdapat pesan yang
disampaikan, melibatkan paling tidak ada dua pihak yaitu sebagai pengirim dan sebagai penerima.
Dalam penyampaian pesan tentu saja perlu beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
Siapa (Who) yang menjadi sumber, Apa (What) yang disampaikan, melalui apa (Which) pesan itu
disampaikan, kepada siapa (Whom) pesan ini disampaikan dan dampak (Whit What Effect) apa
yang ingin terjadi pada penerima. Hal-hal tersebut akan menjadikan komunikasi menjadi efektif.
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude
change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
Sebagai seorang Dokter kemampuan berkomunikasi secara efektif wajib dikuasai. Dokter
harus dapat menyampaikan maksud dan tujuan dengan jelas. Dalam perannya dokter tidak hanya
menjadikan komunikasi sebagai cara untuk menyampaikan kondisi kesehatan seseorang, Dokter
juga berperan menjadi konselor, negosiator dan sekaligus sebagai pihak yang dipercaya oleh
pasien. Pada prakteknya Dokter harus menjaga prinsip kerahasiaan, memberikan ruang untuk
otonomi pasien, memberikan reaksi positif dan memberikan informasi tentang aspek pengobatan
dalam hubungan pasien dokter, dan memberikan edukasi kepada pasien.
Komunikasi yang efektif dapat memberikan keyakinan akan hubungan dokter-pasien dan
keluarga yang baik sehingga menunjang proses terapeutik. Hubungan dokter-pasien yang baik
akan memberikan baik dokter maupun pasien ruang untuk saling memahami sehingga pasien bisa
dengan nyaman menyampaikan keluhan kepada dokter. Dengan kenyamanan tersebut Dokter
2
dapat mengeksplorasi lebih banyak informasi yang bisa digunakan untuk melakukan
penatalaksanaan secara menyeluruh. Informasi tersebut dapat berupa aspek spiritulitas, kondisi
kejiwaan dan budaya yang mempengaruhi konsep sehat, semangat hidup pasien. Dengan
pemahaman yang menyeluruh maka pendekatan tatalaksana akan lebih tepat, karena setiap pasien
memiliki kebutuhan yang berbeda-beda serta dapat membangun rasa empati. Langkah pertama
dalam komunikasi pada hubungan dokter-pasien adalah anamnesis.
Tahap pertama ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lengkap untuk
menegakkan diagnosis. Anamnesis yang baik akan mempermudah langkah-langkah berikutnya.
Dalam anamnesis pasien menyampaikan informasi/keluhan yang membawa pasien datang atau
mencari bantuan Dokter. Pasien datang ke dokter untuk meminta bantuan dalam mengatasi
masalah yang dapat disebabkan oleh Disease (penyakitnya), Discomfort (rasa tidak nyaman),
Disability (ketidakmampuan), Dissatisfaction (ketidak puasan) dan Death (kematian).
Informasi yang ditanyakan kepada pasien saat Anamnesis :
• Identitas pasien :
o Nama, alamat, nomor telepon, keluarga pasien, umur, kelamin, ras, pekerjaan dan
khusus untuk wanita mengenai riwayat kehamilan.
• Keluhan utama
• Riwayat penyakit sekarang (RPS)
• Riwayat penyakit dahulu (RPD)
• Riwayat penyakit keluarga (RPK)
• Riwayat gaya hidup (sosial dan pekerjaan)
• Riwayat alergi
• Anamnesis sistem secara khusus
3
• Selalu, perkenalkan diri anda pada pasien dengan berjabat tangan
• Memperhatikan lawan bicara dengan cara verbal dan non verbal (kontak mata,
posisi duduk tidak menyandar, tangan diatas meja, dsb)
• Menjadi pendengar yang aktif
• Memulai proses anamnesis dengan suara yang tenang dan berbicara dengan
kecepatan yang cukup (tidak tergesa-gesa)
• Sampaikan bahwa anda akan memberikan bantuan dan menitikberatkan peranan
anda dalam masalah kesehatan pasien
4
6. Menunggu respon pasien terlebih dahulu saat akan mengajukan pertanyaan selanjutnya
(tidak bertubi-tubi)
Memulai wawancara
Komunikasi sebaiknya dibangun dengan pertanyaan terbuka (open ended questions) merupakan
sehingga pasien dapat menyampaikan kondisinya dengan kata-kata sendiri. Untuk mendapatkan
informasi tersebut maka pertanyaan perlu diutarakan dengan bahasa atau istilah yang dapat
dimengerti oleh pasien. Ada beberapa bahasa yang dapat digunakan pada beberapa keluhan, yaitu:
1. Durasi/lama terjadi
2. Karakter/derajat keparahan
3. Lokasi/penyebaran
4. Usaha apa yang sudah dilakukan
5. Apakah ada keluhan yang lain?
6. Menurut anda masalah yang anda hadapi seperti apa?
7. Apakah keluhan anda membaik atau lebih memburuk
5
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN
Penjelasan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena
situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario yang sedang
dilaksanakan).
ttd
.____________________
( Nama instruktur)
6
BREAKING BAD NEWS
Tujuan utama petugas medis adalah menyampaikan berita buruk kepada pasien dengan jelas, jujur
dan berempati agar pasien dapat mengerti dan merasakan dukungan. Berita buruk adalah suatu
kondisi yang tidak sesuai dengan harapan pasien. Berita buruk dapat merupakan situasi kondisi
pasien yang tidak mempunyai harapan, ataupun mengancam kondisi kesejahteraan fisik dan
mental serta dapat merupakan suatu keadaan yang menuntut seseorang untuk merubah gaya
hidupnya sejak lama. Berita buruk yang paling sering diasosiasikan dengan penyakit-penyakit
terminal yang sulit disembuhkan atau hampir tidak mungkin sembuh. Tetapi terkadang berita
buruk dapat berupa informasi yang tidak sesuai dengan rencana seseorang.
Berita buruk tidak hanya sesuatu yang buruk dari sisi dokter tetapi terkadang sesuatu yang
dianggap sesuatu yang ”netral” merupakan berita buruk bagi pasien, berikut beberapa contoh :
1. Hasil tes buta warna pada calon mahasiswa kedokteran atau calon pegawai bank
2. Hasil USG pada seorang wanita tentang kondisi rahimnya yang mengalami kelainan
3. Diagnosis yang datang pada waktu yang tidak tepat, misalnya : seorang atlit harus
menjalani operasi lutut ketika sedang menghadapi persiapan pertandingan
4. Suatu diagnosis yang menyebabkan seseorang menjadi tidak sesuai dengan bidang
kerja atau pendidikannya. Misalnya : tremor kasar pada seorang dokter ahli bedah
kardiovaskular, dan lain lain.
Perkembangan penyampaian berita buruk sejalan dengan perkembangan hubungan dokter
pasien. Pada awalnya hubungan dokter pasien memiliki model paternalistik tetap gaya ini sudah
tidak bisa diterapkan pada masa kini. Otonomi pasien lebih besar, peningkatan pengetahuan pasien
dan keluarga pasien.
7
Gaya paternalistik telah digantikan oleh gaya yang lain yang memberikan otonomi pasien
disertai penjelasan secara lengkap dan jelas. Pada gaya ini segala sesuatu yang berhubungan
dengan kondisi kesehatan pasien diungkapkan secara jujur, serta diberikan pula pilihan – pilihan
terapi atau penanganan yang dapat dipilih oleh pasien, sehingga dapat sesuai dengan keinginan
dan nilai – nilai yang dianut pasien. Komunikasi yang terbuka antara pasien dan dokter sangat
penting untuk kelancaran terapi.
8
dalam menyampaikan berita buruk pada pasien.
Menyampaikan berita buruk kepada pasien dan kepada pasien dan keluarganya dengan teknik
yang benar sesuai dengan SPIKES
1. Setting up the interview : Mempersiapkan ruangan yang menjamin kenyamanan dan
kerahasiaan informasi yang pasien.
2. Assesing the patient’s Perception : Menggali persepsi pasien tentang informasi dan
penyakit yang diderita.
3. Obtaining the patient’s Invitation : Menggali keinginan pasien dalam memperoleh
informasi mengenai penyakit yang diderita.
4. Giving Knowledge and information the patient : Memberikan pengetahuan dan informasi
mengenai penyakit yang diderita pasien dengan bahasa yang tepat sesuai dengan pasien.
5. Addressing the patient’s Emotions with Empathetic response : Memberikan respon
terhadap perubahan emosi pasien dan keluarga
6. Having Strategy and Summarising : Memberikan kesempatan pada pasien untuk
berdiskusi tentang rencana penatalaksanaan penyakit yang diderita.
9
“Bagaimana perasaan anda sekarang ?“.
(Pertanyaan ini untuk mulai melibatkan pasien dan
menunjukkan
pada pasien bahwa percakapan selanjutnya adalah percakapan
dua arah. Pasien tidak hanya mendengarkan dokter bicara).
2 Asseseing the Mengajukan pertanyaan terbuka untuk menggali informasi dari
Patient’s Perception pasien supaya anda dapat mulai mengetahui pengetahuan yang
(menggali apa yang telah dimiliki pasien.
sudah diketahui • “Seperti yang telah diketahui sebelumnya hari ini kita akan
pasien tentang mendiskusikan tentang kondisi bapak. Sebelumnya saya ingi
kondisinya dan apa mengetahui apa yang bapak ketahui tentang penyakit bapak?”
persepsinya) •
• Apakah pasien sudah tahu mengenai penyakitnya/ situasinya.
Contoh : "Saya menderita penyakit jantung koroner, dan
saya perlu menjalani proses operasi".
10
patient’s Invitation informasi yang ingin didengarnya. Apakah sangat detil, atau
(mencari tahu hanya gambaran besarnya saja ?
seberapa banyak • Perlu diperhatikan bagaimana cara bertanya, dan
informasi yang kemungkinan reaksi pasien. (Setiap pasien tidak akan sama ,
ingin diketahui) bahkan pada pasien yang sama kemungkinan akan berubah
permintaannya selama dalam satu sesi percakapan).
Beberapa pertanyaan yang sering digunakan pada tahap ini
misalnya :
• Bapak apabila nanti hasil tes menunjukan sesuatu yang serius
apakah saya boleh memberitahukan masalah ini ?
• Apakah informasi yang ingin didengar itu secara rinci atau
hanya garis besarnya saja?
• Apakah bapak menginginkan saya menjelaskan pada keluarga
anda?
4 Giving Knowledge Jika akan memberikan informasi tentu saja harus dipersiapkan
and Information dengan baik sehingga informasinya bisa dengan jelas diterima
the Patient oleh pasien.
(memberikan 1. Hal yang diinformasikan adalah mengenai diagnosis,
informasi) terapi / penanganan, prognosis, serta dukungan / fasilitas apa
saja yang bisa diperoleh oleh pasien dan keluarganya.
2. Berikan pasien dan keluarga waktu untuk mencerna informasi
yang diberikan untuk memastikan pasien paham akan informasi
tersebut
3. Menggunakan istilah-istilah dalam istilah yang bisa
dimengerti. Tidak memakai jargon kedokteran
11
yang disebut teratozoospermia.
• Bu A, hasil pemeriksaan anda menunjukan sesuatu yang
kurang baik. Mohon maaf saya harus mengatakannya Ibu
terkena kanker payudara
5 Addressing the Respon emosi pasti akan ada pada saat menyampaikan berita
patient’s Emotions buruk dan tugas kita untuk memberikan tanggapan pada emosi
with Empathetic yang ditunjukan oleh pasien
response
(Menanggapi Kalimat – kalimat yang bisa digunakan pada tahap ini :
perasaan pasien) • Saya ikut merasakan perasaan ibu memang hasil ini tidak
pernah kita harapkan
• Kabar ini merupakan kabar yang tidak menggembirakan
tetapi saya disini untuk memberikan dukungan kepada ibu dan
keluarga..
• Setelah mengetahui hasilnya, kira –kira hal apakah yang bisa
saya bantu ?
6 Having Strategy Pada tahapan ini dokter perlu mengidentifikasi perasaan pasien
and Summarising dan menyampaikan rencana-rencana yang akan dilakukan untuk
Perencanaan dan kondisinya saat ini. Pasien yang mendapatkan penjelasan yang
tindak lanjut yang baik tentang rencana yang akan datang cenderung tidak cemas.
akan dilakukan Berikan pasien keyakinan bahwa tim medis akan selalu berusaha
sebaik-baiknya untuk membantu. Berikan pasien kesempatan
untuk menanyakan apapun yang ingin dia ketahui dengan
memberikan pertanyaan terbuka.
12
terapi kepada ibu dan bapak. Apakah bapak ibu bersedia?
13
TUGAS UNTUK MAHASISWA :
A. Lakukan role play bergantian dengan rekan anda, dan gunakan ceklis yang ada.
B. Kasus untuk role play :
1. Penyampaian diagnosis Buta warna pada calon mahasiswa kedokteran
2. Penyampaian diagnosis fraktur patella pada seorang atlet laki-laki, usia 23 tahun.
3. Penyampaian keputusan pemakaian ventilator pada pasien ICU, laki-laki 56
tahun
4. Penyampaian keputusan histerektomi pada ibu muda usia 35 tahun
5. Penyampaian bahwa janin yang dikandung mengalami cacat kongenital
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Bor R, Miller R, Goldman E, Scher. The meaning of bad news in HIV disease:
counseling about dreaded issues revisited. Counseling Pschol Quarterly. 1993; 6:
69-80.
2. Baile WF, Buckman R, Lenzi R, Glober G, Beale EA, Kudelka AP. SPIKES- A six
step protocol for Delivering Bad News: Application to the Patient with Cancer. The
Oncologist. 2000; 5:302-311.
3. Fallowfield L,Jenkins V. Communicating sad, bad, and difficult news in medicine.
The Lancet. 2004; 363: 312-319.
4. Vandekieft GK. Breaking Bad News. American Family Physician, Des.2001;
Vol.64 no.12.
5. Dias L, Chabner BA, Lynch TJ, Penson RT. Breaking Bad News: A Patient’s
Perspective. The Oncologist. 2003 Dec 1;8(6):587–96.
6. Tse,CY. Fox,SY. Chong A. Palliat Med, June 2003. vol. 17 no. 4: 339-343.
7. Parker PA, Baile WF, de Moor,C, Lenzi R, Kudelka AP, Cohen L. Breaking Bad
News About Cancer: Patients’ Preferences for Communication. Journal of Clinical
Oncology, Vol 19, Issue 7 (April), 2001: 2049-2056
8. Maramis,W.F., 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga
Universitas Press.
9. Fujimori M, Uchitomi Y. Preferences of Cancer Patients Regarding
Communication of Bad News: A Systematic Literature Review. Jpn J Clin Oncol.
2009 Apr 1;39(4):201–16.
15
CHEKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
16
15 Dokter menjawab pertanyaan dari pasien (dan keluarganya)
dengan perhatian dan sopan (di sepanjang wawancara)
16 Dokter mengakhiri wawancara dengan tepat.
NILAI
Keterangan :
0 Bila tidak dilakukan mahasiswa, atau sudah dilakukan tetapi keliru
1 Bila sudah dilakukan mahasiswa tapi belum tepat (meliputi diagnosis,
prognosis, dan penatalaksanaan)
2 Bila sudah dilakukan mahasiswa dan dianggap tepat (minimal 75% tepat),
meliputi diagnosis, prognosis, dan penatalaksanaan
Nilai akhir = Jumlah Skor x 100
56
Catatan :
Urutan tindakan (teknik komunikasi) dalam check list bisa berubah (fleksibel), tergantung
jalannya komunikasi antara dokter dan pasien.
17