Anda di halaman 1dari 29

Metabolisme Energi pada Keadaan

Kelaparan
Skenario
Seorang bayi perempuan berusia 4 bulan dibawa ke
Klinik karena lemas. Dari data pemeriksaan awal berat
badan bayi tersebut dibawah standar. Berdasarkan
pengakuan ibunya, bayi tersebut sudah tidak diberikan
ASI sejak 1 bulan terakhir dikarenakan ibu tersebut harus
bekerja. Karena keterbatasan ekonomi, sebagai pengganti
ASI bayinya diberikan susu formula yang tidak sesuai
takaran yang dianjurkan dan tidak diberikan makanan
pengganti ASI.
Rumusan Masalah
Seorang bayi perempuan berusia 4 bulan dibawa
ke Klinik karena lemas. Bayi tersebut sudah tidak
diberikan ASI sejak 1 bulan terakhir dikarenakan
ibu tersebut harus bekerja. Karena keterbatasan
ekonomi, sebagai pengganti ASI bayinya diberikan
susu formula yang tidak sesuai takaran yang
dianjurkan dan tidak diberikan makanan
pengganti ASI.
Mind Map

Pembentukan Energi pada


Kelaparan Standar gizi yang
baik

Oksidasi asam
lemak pada RM Gizi
kelaparan

Pengukuran gizi
Hormon-hormon yang pada bayi
bekerja pada kelaparan
Hipotesis

Bayi tersebut lemas karena kekurangan energi dan


pasokan makanan yang tidak sesuai
Jalur Metabolisme

Jalur anabolik : jalur-jalur yang berperan dalam


sintesis senyawa yang lebih besar dan kompleks dari
prekursor yang lebih kecil, misalnya sintesis protein
dari asam amino dan sintesis cadangan triasilgliserol
dan glikogen. Jalur anabolik bersifat endotermik
Jalur katabolik : yang berperan dalam penguraian
molekul besar , sering melibatkan reaksi oksidatif; jalur
ini bersifat eksotermik, yang menghasilkan ekuivalen
pereduksi, dan ATP terutama melalui rantai
respiratorik
Jalur amfibolik : yang berlangsung di persimpangan
metabolisme, bekerja sebagai penghubung antara jalur
katabolik dan anabolik, misalnya siklus asam sitrat.
Jalur yang Memproses Berbagai Produk Utama
Pencernaan
Metabolisme Karbohidrat Berpusat pada
Penyediaan dan Nasib Glukosa
Metabolisme Lipid Terutama Berpusat pada Asam
Lemak dan Kolesterol
Sumber asam lemak rantai panjang adalah lipid
makanan atau melalui sintesis de novo dari asetil-
KoA yang berasal dari karbohidrat atau asam amino
Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil-KoA
(oksidasi-) atau diesterfifikasi dengan gliserol,
yang membentuk triasilgliserol (lemak) sebagai
cadangan bahan bakar utama tubuh
Asetil-KoA yang dibentuk oleh oksidasi- dapat
mengalami beberapa proses :
Seperti asetil-KoA yang berasal dari glikolisis, dan
senyawa ini dioksidasi menjadi CO2 + H2O melalui
siklus asam sitrat
Menjadi prekursor untuk membentuk kolesterol
dan steroid lain
Dihati, senyawa ini digunakan untuk membentuk
badan keton (asetoasetat dan 2-hidroksibutirat)
yang merupakan bahan bakar penting pada
keadaan puasa
Banyak Metabolisme Asam Amino Melibatkan
Transaminasi
Asam-asam amino diperlukan untuk
membentuk protein
Asam amino esensial : dipasok dari makanan
Asam amino nonesensial : dipasok dari
makanan, tetapi juga dapat dibentuk dari zat-
zat sisa metabolik melalui transaminasi dengan
menggunakan nitrogen asam amino dari asam
amino lain
Setelah deaminasi, nitrogen asam amino
dieksresikan sebagai urea, dan kerangka karbon
yang tersisa setelah transaminasi dapat (1)
dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam
sitrat; (2) digunakan untuk membentuk glukosa
(glukoneogenesis); atau (2) untuk membentuk
badan keton
Beberapa asam amino juga menjadi prekursor
bagi senyawa lain, misalnya purin, pirimidin,
hormon seperti epinefrin, tiroksin, dan
neurotransmitter
Ditingkat Jaringan dan Organ, Sirkulasi Darah
Mengintegrasikan Metabolisme
Diantara waktu makan, hati bekerja mempertahankan kadar glukosa darah dari
glikogen (glikogenolisis), dan bersama dengan ginjal, dengan mengubah
metabolit nonkarbohidrat, seperti laktat, gliserol, dan asam amino menjadi
glukosa (glukoneogenesis)

Hati juga membentuk berbagai protein plasma utama (misalnya


albumin) dan mendeaminasi asam amino yang melebihi kebutuhan
dan membentuk urea yan diangkut ke ginjal untuk dieksresikan

Otot rangka menyimpan glikogen sebagai bahan bakar untuk digunakan dalam
kontraksi otot dan membentuk protein otot dari asam amino plasma. Otot
membentuk sekitar 50% massa tubuh dan karenanya merupakan simpanan
protein yang cukup besar dan dapat digunakan untuk menyuplai asam amino
untuk glukoneogenesis pada keadaan kelaparan.
Ditingkat Jaringan dan Organ, Sirkulasi Darah
Mengintegrasikan Metabolisme
Triasilgliserol jaringan adiposa adalah cadangan bahan bakar utama tubuh.
Senyawa ini dihidrolisis (lipolisis) untuk melepaskan gliserol dan asam lemak
bebas ke dalam sirkulasi. Gliserol adalah suatu substrat untuk glukoneogenesis

Asam lemak diangkut dalam keadaan terikat pada albumin serum, asam-
asam ini diserap oleh sebagian besar jaringan (kecuali otak dan eritrosit dan
diesterifikasi menjadi asilgliserol atau dioksidasi sebagai bahan bakar.
Dihati, triasilgliserol yang berasal dari lipogenesis, asam lemak bebas, dan
sisa kilomikron disekresikan ke sirkulasi dakam bentuk lipoprotein
berdensitas sangat rendah (very low density lipoprotein, VLDL).
Triasilgliserol ini mengalami nasib sama serupa dengan nasib kilomikron.
Oksidasi parsial asam lemak dihati menyebabkan terbentuknya badan
keton (ketogenesis). Badan keton diangkut ke jaringan ekstrahepatik,
tempat badan keton ini bekerja sebagai bahan bakar dalam keadaan puasa
dan kelaparan.
Banyak Bahan Bakar Metabolik Dapat
Dipertukarkan
Karbohidrat yang berlebihan dibandingkan kebutuhan metabolisme
penghasil energi siap pakai dan pembentukan cadangan glikogen di
otot dan hati dapat dengan mudah digunakan untuk sintesis asam
lemak (dan karenanya, triasilgliserol) dijaringan adiposa dan hati (yang
kemudian diekspor dalam bentuk lipoprotein berdensitas sangat
rendah).
Asam-asam amino tersebut diklasifikasikan sebagai glukogenik. Dua
asam amino (lisin dan leusin) hanya digunakan untuk glukoneogenesis,
dan empat lainnya (yi, fenilalanin, tirosin, triptofan, dan isoleusin)
menghasilkan asetil-KoA dan zat-zat antara siklus asam sitrat yang
dapat digunakan untuk glukoneogenesis. Asam-asam amino yang
menghasilkan asetil-KoA ini disebut sebagai asam amino ketogenik
karena dalam keadaan puasa lama atau kelaparan, sejumlah besar
asetil-KoA digunakan untuk sintesis badan keton dihati.
Bahan Bakar Metabolik Dipasok Dalam
Keadaan Kenyang Maupun Puasa
Eritrosit tidak memiliki mitokondria sehingga selalu bergantung
mutlak pada glikolisis (anaerob) dan jalur pentosa fosfat . otak
dapat memetabolisme badan keton untuk memenuhi sekitar 20%
kebutuhan energinya; sisanya harus dipasok oleh glukosa.
Perubahan metabolik yang terjadi dalam keadaan puasa dan
kelaparan adalah konsekuensi dari keharusan untuk
mempertahankan glukosa dan cadangan terbatas glikogen dihati
dan otot untuk digunakan oleh otak dan sel darah merah, dan
untuk menjamin penyediaan bahan bakar metabolik alternatif
untuk jaringan lain. Pada kehamilan, janin membutuhkan
glukosa dalam jumlah signifikan, demikian juga sintesis laktosa
selama masa menyusui
Pada Keadaan Puasa Terjadi Mobilisasi
Cadangan Bahan Bakar Metabolik
Pada keadaan puasa terjadi penurunan ringan kadar glukosa
plasma, kemudian perubahan kecil sewaktu puasa berlanjut
menjadi kelaparan. Asam lemak bebas plasma bertambah pada
keadaan puasa, tetapi kemudian bertambah sedikit pada keadaan
kelaparan; sewaktu puasa berlanjut, kadar plasma badan keton
(asetoasetat dan -hidroksibutirat sangat meningkat. Pada
keadaan puasa, ketika kadar glukosa didarah porta menurun,
sekresi inulin menurun dan otot rangka serta jaringan lemak
menyerap lebih sedikit glukosa. Peningkatan sekresi glukagon
oleh sel pankreas menghambat glikogen sintetase, dan
mengaktifkan glikogen fosforilase dihati. Glukosa 6-fosfat yang
terbentuk kemudian dihidrolisis oleh glukosa 6-fosfatases, dan
glukosa dibebaskan ke dalam aliran darah untuk digunakan oleh
otak dan eritrosit
Pada Keadaan Puasa Terjadi Mobilisasi
Cadangan Bahan Bakar Metabolik
Glikogen otot tidak dapat memberi kontribusi langsung bagi glukosa
plasma karena otot tidak memiliki glukosa 6-fosfatase, dan kegunaan
utama glikogen otot adalah menyediakan suatu sumber bagi glukosa 6-
fosfat untuk metabolisme penghasil energi diotot itu sendiri. Namun,
asetil-KoA yang terbentuk melalui oksidasi asam lemak diotot
menghambat piruvat dehidrogenase yang menyebabkan akumulasi
piruvat. Sebagian besar piruvat ini mengalami transaminasi menjadi
alanin, dengan mengorbankan asam-asam amino yang berasal dari
penguraian cadangan protein labil yang terbentuk pada keadaan
kenyang. Alanin dan sejumlah besar asam-asam keto yang dihasilkan
dari transaminasi ini dikeluarkan dari otot, dan diserap oleh hati
tempat alanin mengalami transaminasi untuk menghasilkan piruvat.
Asam-asam amino yang terbentuk sebagian besar diekspor kembali ke
otot, dan menyediakan gugus-gugus amino untuk membentuk lebih
banyak alanin, sementara piruvat adalah substrat utama untuk
glukoneogenesis dihati
Pada Keadaan Puasa Terjadi Mobilisasi
Cadangan Bahan Bakar Metabolik
Dijaringan adiposa insulin dan glukagon terhambatnya lipogenesis, inaktivasi
lipoprotein lipase, dan pengaktifan lipase peka hormon intrasel. Hal ini menyebabkan
peningkatan pelepasan gliserol (yaitu substrat untuk glukoneogenesis dihati) dan asam
lemak bebas dari jaringan adiposa yang digunakan oleh hati, jantung, dan otot rangka sebagai
bahan bakar metabolik yang lebih disukai sehingga glukosa dapat dihemat.
Meskipun dalam keadaan puasa otot cenderung menyerap dan memetabolisme asam lemak
bebas, namun jaringan ini tidak dapat memenuhi semua kebutuhan energinya melalui
oksidasi-. Sebaliknya, hati memiliki kapasitas lebih besar untuk oksidasi- daripada
kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri, dan ketika keadaan
puasa berlanjut , hati membentuk lebih banyak asetil-KoA daripada yang dapat
dioksidasinya. Asetil-KoA digunakan untuk membentuk badan keton, yaitu bahan bakar
metabolik utama untuk otot rangka dan jantung serta dapat memenuhi sebagian kebutuhan
energi otak. Dalam keadaan kelaparan berkepanjangan, glukosa membentuk kurang dari 10%
keseluruhan metabolisme penghasil energi. Jika tidak ada sumber glukosa lain, glikogen hati
dan otot akan habis setelah puasa sekitar 18 jam. Jika berpuasa berlanjut, semakin banyak
jumlah asam amino yang dibebaskan akibat katabolisme protein yang digunakan oleh hati
dan ginjal untuk glukoneogenesis
Oksidasi- Asam Lemak Melibatkan Serangkaian Reaksi
Pemutusan Disertai Pembebasan asetil-KoA

Pada oksidasi-, terjadi pemutusan tiap dua karbon


dari molekul asil-KoA- yang dimulai dari ujung
karboksil. Rantai diputus antara atom karbon (2)
dan (2)karena itu dinamai oksidasi-. Unit dua
karbon yang terbentuk adalah asetil-KoA; jadi,
palmitol-KoA menghasilkan delapan molekul asetil-
KoA
Oksidasi Asam Lemak Terjadi di Mitokondria

Asam lemak diangkut dalam darah sebagai asam lemak


bebas. Asam lemak bebas (free fatty acids, FFA) yang juga
disebut unesterifed fatty acids (UFA) atau nonesterified
fatty acids (NEFA) adalah asam lemak yang berada dalam
keadaan tidak teresterifikasi. Di plasma, FFA rantai panjang
berikatan dengan albumin, dan sel asam-asam ini melekat
pada protein pengikat asam lemak sehingga pada
kenyataannya asam-asam lemak ini tidak pernah benar
bebas. Asam lemak rantai pendek lebih larut air dan
terdapat dalam bentuk asam tak terionisasi atau sebagai
anion asam lemak
Oksidasi Asam Lemak dengan Jumlah Atom Karbon Ganjil
Menghasilkan Asetil-KoA Plus Sebuah Molekul Propionil-KoA

Asam lemak dengan jumlah atom karbon ganjil


dioksidasi melalui jalur oksidasi-, yang menghasilkan
asetil-KoA sampai tersisa sebuah residu tiga karbon
(propionil-KoA). Senyawa ini diubah menjadi suksinil-
KoA, suatu konstituen siklus asam sitrat. Karena itu,
residu propionil dari asam lemak rantai ganjil adalah
satu-satunya bagian asam lemak yang bersifat
glukogenik
Ketogenesis Terjadi Jika Laju Oksidasi Asam Lemak di
Hati Tinggi

Dalam kondisi metabolik dengan laju oksidasi asam lemak yang tinggi,
hati menghasilkan banyak asetoasetat dan D(-)-2 hidroksibutirat (-
hidrosikbutirat). Astoasetat secaraa terus menerus mengalami
dekarboksilasi spontan untuk menghasilkan aseton. Ketiga zat ini
secara kolektif dikenal sebagai badan keton (juga disebut badan aseton
atau [secaa tidak tepat*] keton-keton. Asetoasetat dan 2-
hidroksibutirat dapat saling terkonversi oleh enzim mitokondria, yi.
status redoks. Konsentrasi badan keton total dalam darah pada
mamalia cukup gizi secara normal tidak melebihi 0,2 mmol/L, kecuali
pada pemamah biak yang membentuk 2-hidroksibutirat secara terus
menerus dara asam butirat (suatu produk fermentasi pada pemamah
biak) di dinding perut pertamanya (rumen). In vivo, hati tampaknya
adalah satu-satunya organ pada hewan nonpemamah biak yang
menambahkan badan keton dalam jumlah bemakna ke dalam darah.
Jaringan diluar hati menggunakan badan keton ini sebagai substrat
respirasi. Aliran netto badan keton dari hati ke jaringan ekstrahepatik
terjadi karena sintesis aktif oleh hati dan tingkat pemakaian yang
rendah. Situasi sebaliknya terjadi di jaringan ekstrahepatik
Ketogenesis Diatur di Tiga Tahap Penting :
Ketosis tidak terjadi in vivo, kecuali jika terjadi peningkatan kadar asam lemak
bebas dalam darah yang berasal dari lipolisis triasilgliserol di jaringan adiposa.
Asam lemak bebas adalah prekursor badan keton dihati. Hati, baik dalam keadaan
kenyang maupun puasa, mengekstrasi sekitar 20% asam lemak bebas yang
melewatinya sehingga pada konsentrasi tinggi, aliran asam lemak yang melewati
hati cukup banyak. Karena itu, faktor-faktor yang mengatur mobilisasi asam lemak
dari jaringan adiposa penting untuk mengontrol ketogenesis.
Setelah diserap oleh hati, asam lemak bebas mengalami oksidasi- menjadi CO2
atau badan keton atau teresterifikasi menjadi triasilgliserol dan fosfolipid.
Masuknya asam lemak ke dalam jalur oksidatif diatur oleh karnitin
palmitoiltransferase-I (CPT-I), dan asam lemak lainnya yang terserap
diesterifikasi. Dalam keadaan kenyang, aktivitas CPT-I rendah sehingga oksidasi
asam lemak berkurang. Pada keadaan puasa, aktifitas enzim ini meningkat.
Malonil KoA, zat antara awal pada biosintesis asam lemak yang dibentuk oleh asetil
KoA karboksilase dalam keadaan kenyang adalah inhibitor poten bagi CPT-I.
Pada keadaan-keadaan ini , asam lemak semua teresterifikasi menjadi asil-gliserol
dan diangkut keluar hati dalam bentuk lipoprotein berdensitas (berberat jenis)
sangat rendah (very low density lipoproteins, VLDL). Namun, seiring dengan
meningkatnya konsentrasi asam lemak bebas pada keadaan lapar, asetil-KoA
dihambat secara langsung oleh asil-KoA, dan [malonill-KoA] menurun, yang
membebaskan
Pada
Secara teoritis, inhibisi
gilirannya, penurunanterhadap
asetil-KoA CPT-I dan
yqng dibentuk
konsentrasi memungkinkan
dalam
oksaloasetat,oksidasi- lebih
dalam
terutama banyak asil-KoA
siklusmitokondria,
didalam asam sitrat,
yang
atau
dapat mengalami
memasuki
mengganggu oksidasi-.
jalur kemampuan Proses-proses
ketogenesis untuk inisitrat
siklus membentuk
asam diperkuat
badandalam
keton.
memetabolisme keadaan
Seiring kelaparan
dengan
asetil-KoA dan
oleh menurunnya
meningkatnya
mengalihkan kadar rasio
oksidasi asam[insulin]/[glukagon].
asam lemak
lemakbebas
menujuserum, Jadi, oksidasi-
semakin
ketogenesis. banyak dari
Penurunanasamasam lemak
lemak
semacam bebas
bebas
ini yang
dapat
dikontrol
diubah oleh meningkatnya
terjadi menjadi
karena gerbang masuk
badan keton CPT-I
dan ke dalam
semakin
[NADH]/[NAD sedikit mitokondria, dan melalui
yangmeningkatnya
+] akibat dioksidasi keseimbangan
siklus asat
oksidasi- yang
ambilan
sitrat
memengaruhiasamCO
menjadi lemak bebas yang
2. Pemisahanantara
keseimbangan tidak dioksidasi
asetil-KoA mengalami
antara jalur
oksaloasetat dan ketogenikesterifikasi.
malat. Hal dan jalur oksidasi
ini menyebabkan
menjadi CO2 diatur
berkurangnya sedemikian
konsentrasi rupa sehingga
oksaloasetat. Namun, energi bebas
piruvat total yang terserap
karboksilase yang dalam
ATP yang terbentuk
mengatalisis perubahandari oksidasi asam lemak
piruvat menjadi bebas akan
oksaloasetat, konstan oleh
diaktifkan sewaktu
asetil-KoA. Oleh
konsentrasinya dalam serum
sebab itu, jika terdapat berubah.
asetil-KoA dalamHaljumlah
ini dapat dipahami
signifikan, jika disadari
jumlah bahwaakan
oksaloasetat
oksidasi
memadai sempurna 1 mol palmitat
untuk memulai menyebabkan
reaksi kondensasi padaproduksi nettositrat.
siklus asam 106 mol ATP melalui
oksidasi- dan pembentukan CO2 dalam siklus asam sitrat, sementara hanya 26 mol
ATP dihasilkan jika asetoasetat adalah produk akhirnya dan hanya 21 mol jika 2-
hidroksibutirat adalah produk akhirnya. Jadi, ketogenesis dapat dianggap mekanisme
yang memungkinkan hati mengoksidasi asam lemak dalam jumlah besar meskipun
terdapat pembatasan-pembatasan yang ditimbulkan oleh sistem fosforilasi oksidatif.
Insulin
Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino darah serta
mendorong penyimpanan bahan-bahan tersebut. Sewaktu molekul nutrien ini masuk ke
darah selama keadaan absorptif, insulin mendorong penyerapan bahan-bahan ini oleh
sel dan mengubahnya masing-masing menjadi glikogen, trigliserida, dan protein.
Insulin melaksanakan banyak fungsinya dengan mempengaruhi transpor nutrien darah
spesifik masuk ke dalam sel atau mengubah aktivasi enzim-enzim yang berperan dalam
jalur metabolik tertentu.2
Secara singkat, insulin tertuma menimbulkan efek dengan bekerja pada otot rangka
inaktif, dan jaringan lamak. Hormon ini merangsang jalur-jalur biosintetik yang
menyebabkan penyimpanan karbohidrat dan lemak, serta meningkatkan sintesis
protein. Jadi hormon ini merurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino
darah. Ketika sekresi insulin rendah, efek kebalikannya yang terjadi. Lalu pemasukan
glukosa ke dalam sel berkurang dan terjadi katabolisme melebihi sintesis glikogen,
trigliserida, dan protein
Glukagon adalah suatu hormon protein yang dikeluarkan oleh sel alfa pulau Langerhans
sebagai resposn terhadap kadar glukosa darah yang rendah dan peningkatan asam
amino plasma. Glukagon adalah hormon utama stadium pasca absorptif pencernaan,
yang terjadi selama periode puasa di antara waktu makan. Faktor utama yang mengatur
sekresi glukagon adalah efek langsung konsentrasi glukosa darah pada pankreas
endokrin. Dalam hal ini, sel alfa pankreas meningkatkan sekresi glukagon sebegai
respon terhadap penurunan glukosa darah. Sebaliknya, peningkatan konsentrasi
glukosa darah menghambat sekresi glukagon.
Glukagon meningkatkan produksi keton hati (ketogenesis) dengan mendorong
perubahan asam lemak menjadi badan keton. Karena itu kadar asam lemak dan keton
darah meningkat di bawah pengaruh glukagon. Efek pada protein, glukagon dapat
menghambat sintesis protein di hati serta mendorong penguraian protein hati.
Stimulasi glukoneogenesis juga memperkuat efek katabolik glukagon pada metabolisme
protein hati. Glukagon mendorong katabolisme protein di hati tetapi tidak berefek nyata
pada kadar asam amino darah karena hormon ini tidak mempengaruhi protein otot,
simpanan protein utama di tubuh.
Status Gizi

Bayi yang mendapatkan asupan gizi yang seimbang baik


kualitas maupun kuantitasnya meliputi air, karbohidrat,
lemak, protein, dan mineral, akan memperoleh energi yang
cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Bayi
yang bersangkutan akan memperoleh protein yang sangat
berguna untuk pembelahan sel tubuh, memperoleh vitamin
yang cukup untuk kelancaran metabolisme tubuh, dan akan
memperoleh cukup mineral untuk pertumbuhan tulang
serta gigi. Kecukupan gizi secara keseluruhan akan
membuat pertumbuhan anak menjadi optimal
Pengukuran Gizi pada Bayi

Diukur dengan menghitung :


Pengukuran berat badan

Pengukuran tinggi badan

Lingkar kepala

Lingkar lengan atas

Lingkar pinggang

Lingkar panggul
Kesimpulan

Jadi, dalam keadaan puasa, jaringan adiposa


melepaskan asam lemak bebas. Pada puasa
berkepanjangan dan kelaparan, asam-asam lemak ini
digunakan oleh hati untuk menyintesis badan keton
yang diekspor ke otot sebagai bakan bakar utama.

Anda mungkin juga menyukai