Anda di halaman 1dari 12

NAMA:PITRIANI

NIM:SNR212250026
KELAS A REG B KHUSUS
TUGAS INDIVIDU KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Pengertian ‘caring’

Apa yang dimaksud dengan caring?

caring itu adalah suatu perilaku ataupun sikap dan kepedulian perawat terhadap pasien dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan cara merawat pasien dengan sentuhan hati, komunikasi
terapeutik, kepekaan, dukungan yang disertai intervensi fisik oleh perawat.

Fenomena Caring
Milton Mayeroff, dalam analisis tentang makna caring dalam hubungan manusia(Mayeroff,1972)
menggambarkan caring sebagai suatu proses yang memberikan kesempatan pada seseorang (baik
pemberi asuhan(carer) maupun penerima asuhan untuk pertumbuhan pribadi. Aspek utama
caring dalam analisis,meliputi :
 Pengetahuan
 Penggantian irama (belajar dari pengalaman)
 Kesabaran
 Kejujuran
 Rasa percaya
 Kerendahan hati
 Harapan, dan
 Keberanian

Tema umum disini adalah bahwa caring dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dalam cara
bermakna dan memicu eksistensi yang lebih memuaskan. Apa yang kita temukan dalam
pertimbangan Mayeroff adalah prinsip caring yang luas. Masalahnya adalah bahwa aspek
tersebut mungkin tidak cukup spesifik untuk diterapkan pada semua situasi caring. Pada poin ini,
mungkin bermanfaat untuk berhenti dan mencatat daftar kriteria anda tentang aspek utama dalam
hubungan caring dan membandingkan nya dengan daftar di atas.
Mayeroff memfokuskan caring dalam makna yang paling umum. Analisisnya tidak
berarti dibatasi pada caring disebuah klinik atau lingkungan perawatan kesehatan.
Mayeroff memikirkan semua hubungan caring.
Personal,interpersonal,keluarga,spiritual,terapeutik,emosional dan seterusnya.

Mengapa perawat harus ‘care’?

Sesuai dengan spesifikasi peran seorang perawat karena mengapa harus care karena merupakan
sebuah proses interpersonal dalam menyampaikan perasaan tertentu kepada pasien tentang
menyatakan kepedulian dan kasih sayang yang menjadi aspek penting dalam sikap perawat
kepada pasien.
Perilaku caring merupakan sikap peduli, menghormati, dan menghargai orang lain. Caring sangat
dibutuhkan dalam tatanan layanan keperawatan, karena caring merupakan inti dari praktek
keperawatanPemberian caring dalam keperawatan dapat meningkatkan kesembuhan pasien
karena pasien merasa terpenuhi kebutuhan fisik, emosi dan spiritual, pasien merasa nyaman
dengan pelayanan perawat

Referensi:

Chalmers, K.J. and Luker, K.A. 1992. The development of the health visitor-client relationship.
Scandinavian Journal of Caring Science, 5: 33-41.

McDruru, J. 1994. Client satisfaction in the community setting: a review of literature. New
Zealand Practice Nurse, September, 92-3.

Taylor, R., Ford, G. and Dunbar, M.1995. The effects of caring on health: a community based
longitudinal study. Social Science and Medicine, 40(10): 1407-15.
Teori keperawatan tentang caring
Jelaskan tentang Cultural care diversity and universality: A Theory of Nursing (1991) by Dr.
Madeleide Leininger

Pada tahun 1995, Leininger mendefinisikan keperawatan transkultural sebagai: bidang studi dan
praktik substantif yang berfokus pada budaya komparatif nilai, kepercayaan, dan praktik
perawatan (caring) individu atau kelompok budaya yang sama atau berbeda dengan tujuan
memberikan budaya spesifik dan praktik asuhan keperawatan universal dalam mempromosikan
kesehatan atau kesejahteraan atau untuk membantu orang menghadapi kondisi manusia yang
tidak menguntungkan, penyakit, atau kematian dengan cara yang bermakna secara budaya.
Praktik keperawatan transkultural membahas dinamika budaya yang mempengaruhi hubungan
perawat-klien. Karena fokusnya pada spesifik ini aspek keperawatan, teori diperlukan untuk
mempelajari dan menjelaskan hasil ini jenis perawatan. Leininger secara kreatif mengembangkan
Teori Perawatan Budaya: Keanekaragaman dan Universalitas dengan tujuan untuk memberikan
keselarasan budaya perawatan holistik.
Beberapa ahli mungkin menempatkan teori ini dalam klasifikasi kisaran menengah. Leininger
berpendapat bahwa itu bukan teori besar karena memiliki dimensi tertentu untuk menilai
gambaran total. Ini adalah holistik dan komprehensif pendekatan, yang telah menyebabkan
aplikasi praktik keperawatan yang lebih luas daripada secara tradisional diharapkan dengan
pendekatan reduksionis jarak menengah.
Teori Leininger adalah untuk memberikan tindakan perawatan yang selaras dengan keyakinan,
praktik, dan nilai budaya individu atau kelompok. Pada tahun 1960-an dia menciptakan istilah
perawatan kongruen budaya, yang merupakan tujuan utama transkultural praktek keperawatan.
Perawatan yang kongruen secara budaya dimungkinkan ketika hal berikut, terjadi dalam
hubungan perawat-klien (Leininger, 1981).
Bersama-sama perawat dan klien secara kreatif merancang yang baru atau berbeda perawatan
gaya hidup untuk kesehatan atau kesejahteraan klien. Mode ini membutuhkan penggunaan
pengetahuan umum dan profesional serta cara-cara untuk menyesuaikan ide-ide yang beragam
tersebut ke dalam tindakan dan tujuan asuhan keperawatan. Pengetahuan perawatan dan
keterampilan sering dipola ulang untuk kepentingan terbaik klien. Jadi semua modalitas
perawatan memerlukan partisipasi perawat dan klien (konsumen) bekerja sama untuk
mengidentifikasi, merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi masing-masing
mode perawatan untuk asuhan keperawatan yang kongruen secara budaya. Mode ini dapat
merangsang perawat untuk merancang tindakan dan keputusan keperawatan menggunakan
pengetahuan baru.

Referensi:
Leininger, M.M, and Marilyn R. McFarland. 2006. Culture Care Diversity and Universality. A
Worldwide Nursing Theory. Jones and Bartlett Publishers
Jelaskan tentang teori Jean Watson

Jean Watson Percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative faktor yang
bermula dari persfektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah.
Watson menekankan dalam sikap”caring” ini harus tercermin sepuluh faktor kuratif yaitu:
1. Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistik. Perawat menumbuhkan rasa puas
karena mampu memberikan sesuatu kepada klien. Selain itu, perawat juga memperlihatkan
kemapuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan pada klien.
2. Memberikan kepercayaan – harapan dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan asuhan
keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat meningkatkan prilaku klien dalam
mencari pertolngan kesehatan.
3. Menumbuhkan sensitifan terhadap diri dan orang lain. Perawat belajar menghargai
kesensitifan dan perasaan kepada klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif,
murni, dan bersikap wajar pada orang lain.
4. Mengembangan hubungan saling percaya. Perawat memberikan informasi dengan jujur,
dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan apa yang dialami klien.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien. Perawat
memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien.
6. Penggunaan sistematis metoda penyalesaian masalah untuk pengambilan keputusan.
Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan
asuhan kepada klien.
7. Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan mandiri,
menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal
klien.
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung.
Perawat perlu mengenali pengaruhi lingkungan internal dan eksternal klien terhadap
kesehatan kondisi penyakit klien.
9. Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manisiawi. Perawat perlu mengenali
kebutuhan komperhensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai
sebelum beralih ke tingkat selanjutnya.
10. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar pertumbuhan diri dan
kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadang-kadang seseorang klien perlu dihadapkan
pada pengalaman/pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar dapat
meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri.
Asumsi dasar tentang keperawatan Watson

Perawat dituntut untuk mengenal dan menanamkan rasa percaya diri dan sensitive terhadap
pribadinya sebelum membangun suatu rasa kepercayaan dan kenyamanan terhadap pasien yang
ditolongnya, dengan demikian akan memberikan sautu caring yang berkualitas, munculnya rasa
percaya yang muncul dari pasien terhadap perawat.adanya keterbukaan dalam bekomunikasi
antara perawat dan pasien, adanya empati dan kehangatan yang ditunjukan, dimana perawat
berusaha untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh pasien.

Jelaskan teori keperawatan swanson

Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancaranya yang dilakukannya pada wanita yang
mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang
secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk
perawatan kesehatan (Potter et al. 2005)
Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama
menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien.
Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini,
yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah,
melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah dan yang
menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku”.
Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan
peran perawat dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut,
perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam
membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
Pandangan Swanson (1993) tentang keperawatan adalah siapa yang kita layani, bagaimana kita
memberikan pelayanan dan kenapa kita terus untuk melayani  merupakan keharusan bagi
perawat untuk dapat mengintegrasikan ilmu pengetahuan, diri sendiri, fokus pada kemanusian
dan caring. Yang kemudian disempurnakan dengan adanya transaksi antara keperawatan, setiap
perawat dan klien bahwa perawat adalah profesi yang memiliki komitmen caring, pemeliharan
akan martabat manusia dan meningkatkan kesehatan.
Deskripsikan caring yang telah anda terapkan di keluarga, STIK Muhammadiyah serta yang
ditemukan di diri perawat selama ini

Dalam aplikasi caring dalam dikehidupan sehari hari di rumah sakit perawat harus menunjukkan
perilaku yang lembut, sejalan dengan kontak mata, keperdulian terhadap masalah klien, dan
hubungan fisik mengekspresikan fokus pada individu merupakan pendekatan yang nyaman
Juga dapat dilakukan di kalangan mahasiswa, yaitu dengan menunjukkan sikap perhatian, saling
menyayangi dan membantu ketika ia sedang mengalami kesulitan dalam suatu hal. Sebagai
contoh, seorang mahasiswa membantu adiknya yangmasih menyesuaikan diri di jenjang
pendidikan yang baru. Mahasiswa tersebut sebagai seorang kakak harus memberi pengertian
tentang status baru adiknya tersebut dan membantu membangkitkan semangat adiknya tersebut
untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan baru
Aplikasi ‘caring’ dalam kehidupan sehari-hari dan praktik keperawatan
Tuliskan minimal 2contoh caring di praktik keperawatan

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional keperawatan yang meliputi empat
komponen yaitu : manusia , lingkungan dan perawat itu sendiri,(Dwidiyanti,2007) yang
mempunyai suatu paradigm atau model aplikasi caring. Menurut Jean Watson (1985 dalam
Kozier,2010) meyakini praktik caring,sebagai pusat keperawatan menggambarkan caring sebagai
dasar sebuah kesatuan dan nilai nilai kemanusiaan yang universal (kebaikan, kepedulian dan,
cinta terhadap diri sendiri dan orang lain) .

Contoh Aplikasi Caring Dalam Kehidupan Sehari-hari


Sebagai Seorang Perawat di Rumah Sakit Maupun di Komunitas
Aplikasi Caring dalam Praktik Keperawatan di Rumah Sakit. Salah satu defenisi menyatakan
bahwa kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi
pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.
Mengapa demikian? Karena sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu menerima, merespons,
menghargai dan, bertanggung jawab.

Contoh Kasus
Perawat masuk ke kamar klien, beri salam hangat kepada klien sambil menyentuh pundak klien,
lakukan kontak mata, duduk beberapa menit, dan tanyakan tentang apa yang menjadi pikiran dan
perhatian klien, dengarkan cerita klien, lihat cairan intravena yang tergantung, kaji klien
beberapa saat, dan kemudian periksa dan rangkuman tanda vital klien dalam layar komputer
sebelum meninggalkan ruangan.

Contoh di atas menunjukkan perilaku perawat yang lembut, sejalan dengan kontak mata,
keperdulian terhadap masalah klien, dan hubungan fisik mengekspresikan fokus pada individu
merupakan pendekatan yang nyaman. Seorang kakak juga dapat mengingatkan pentingnya
menjagakesehatan diri. Hal itu dapat dilakukan dengan mengajarkan seorang adikuntuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan, mandi dua kali sehari,memotong kuku, menyuci rambut,
menggosok gigi, memakai alas kaki saatkeluar rumah, dan masih banyak lagi.
Seorang kakak juga dapat mengingatkan pentingnya menjagakesehatan diri. Hal itu dapat
dilakukan dengan mengajarkan seorang adikuntuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
mandi dua kali sehari,memotong kuku, menyuci rambut, menggosok gigi, memakai alas kaki
saatkeluar rumah, dan masih banyak lagi. Selain itu juga seorang kakak
harus bisa menjaga pola makan seorang adik dengan cara memberi tahu seorangadik agar
memakan makanan yang bergizi seimbang serta tidak lupa untuk memberikan vitamin.
Jelaskan aplikasi caring dalam journal dibawah ini:
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1046/j.1365-2702.2000.00349.x/full

Perawat di Hong Kong diwawancarai tentang persepsi mereka tentang perilaku peduli dalam
pengaturan klinis mereka, hambatan terhadap perilaku ini, dan kemungkinan cara untuk
mengatasi hambatan tersebut.
Temuan menunjukkan bahwa responden menghargai pentingnya perilaku ekspresif dan
keterampilan komunikasi interpersonal dalam memberikan perawatan pasien holistik. Mereka
merasa dibatasi oleh variabel sosial, ekonomi, budaya, dan pribadi seperti kekurangan staf,
pendekatan keperawatan berorientasi tugas tradisional, dominasi obat-obatan dalam sistem
perawatan kesehatan, pengaruh budaya Cina pada sikap kerja, dan keterampilan dan
keterampilan mereka yang terbatas. kurangnya pendidikan.
Situasi dapat diperbaiki melalui pendidikan staf yang lebih baik, dukungan rekan kerja, alokasi
sumber daya manusia yang efektif, dan promosi lingkungan kerja yang demokratis.
Pendekatan kreatif diperlukan untuk mengintegrasikan strategi ini ke dalam sistem perawatan
kesehatan yang didominasi oleh kendala teknologi dan ekonomi.
Perbedaan caring dan curing
Jelaskan perbedaaan caring dan curing

Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder. Maksudnya seorang
perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien daripada memberikan tindakan
medis. Oleh karena itu, caring lebih identik dengan perawat.

Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder. Maksudnya
seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan caring yang berarti.
Oleh karena itu, curing lebih identik dengan dokter.

Tuliskan contoh caring dan curing yang anda pahami

Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-
nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang berhubungan
dengan caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring
dalam spiritual, dan perawatan keluarga. Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan
rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan. Sedangkan Sentuhan merupakan salah satu
pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk
memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan
sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit.
Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata.

Keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat adalah ilmu
kesehatan tentang asuhan atau pelayanan keperawatan atau The Health Science of Caring
(Lindberg,1990:40). Secara bahasa, caring dapat diartikan sebagai tindakan kepedulian dan
curing dapat diartikan sebagai tindakan pengobatan. Namun, secara istilah caring dapat diartikan
memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokasi pada individu yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedangkan curing adalah upaya kesehatan dari kegiatan dokter
dalam prakteknya untuk mengobati klien. Dalam penerapannya, konsep caring dan curing
mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya:

1.Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder. Maksudnya seorang
perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien daripada memberikan tindakan
medis. Oleh karena itu, caring lebih identik dengan perawat.

2.Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder. Maksudnya
seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan caring yang berarti.
Oleh karena itu, curing lebih identik dengan dokter.

3.Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya adalah caring dan¼ nya
adalah curing.
4.Caring bersifat lebih “Healthogenic” daripada curing. Maksudnya caring lebih menekankan
pada peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Di dalam praktiknya, caring mengintegrasikan
pengetahuan biofisik dan pengetahuan perilaku manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan
dan untuk menyediakan pelayanan bagi mereka yang sakit.

5.Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan membantu klien
beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh sedangkan tujuan curing
adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan
penanganannya.

6.Diagnosa dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan penyakit yang diderita
sedangkan diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan identifikasi masalah dan penyebab
berdasarkan kebutuhan dan respon klien.
Pelayanan keperawatan dalam sistem pelayanan kesehatan
Jelaskan pelayanan keperawatan dalam sistem pelayanan kesehatan sistem klien

Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan
dasar dan pelayanan rujukan.pelayanan keperawatan oeh tenaga perwat dalam pelayanan nya
memiliki tugas,diantaranya memberikan keperawatan keluarga,komunitas dalam pelayanan
kesehatan dasar dan akan memberikan asuhan keperawatan secara umum pada pelayanan
rujukan

Pada lingkup pelayanan rujukan,tugas perawat adalah memberikan asuhan keperawatan pada
ruang atau lingkup rujukannya seperti pada anak,maka perawat memberikan asuhan keperawatan
melalui pendekatan proses keperawatan anak,untuk lingkup keperawatan jiwa,perawat akan
memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa dan lain-lain.

Jelaskan pelayanan kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan di tingkatan pelayanan


kesehatan

Tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat
pencegahan (five levels of prevention) menurut (leavel & clark)
1. Promosi Kesehatan
2. Perlindungan Khusus
3. Diagnosis dini & pengobatan segera
4. Pembatasan cacat
5. Rehabilitasi Peningkatan kesehatan dan perlindungan khusus usaha2 prepatogenesis
pencegahan primer Diagnosis dini & pengobatan segera dengan cara yg tepat patogenesis
pencegahan secondary Pembatasan cacat & pemulihan pencegahan tersier Kegiatan masing2.

1. Promosi Kesehatan / peningkatan kesehatan


a. Peningkatan gizi
b. Peningkatan dan perbaikan kesehatan individu
c. Perbaikan hygine dan sanitasi lingkungan
d. Olahraga teratur
e. Edukasi kesehatan
f. Perkawinan yang tepat

2. Perlindungan khusus
a. Pemberian imunisasi
b. Isolasi penderita penyakit
c. Perlindungan kecelakaan kerja dll
d. Pengendalian tempat2 tercemar

3. Diagnosis dini
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
b. Pengawasan terhadap penyakit2 tertentu
c. Pemberian pelayanan kesehatan yg tepat
d. Meningkatan keteraturan pengobatan terhadap penderita

4. Pembatasan cacat
a. Pencegahan terhadap komplikasi kecacatan
b. Perbaikan fasilitas kesehatan yg dapat menunjang dan mengurangi faktor resiko
c. Penyempurnaan pengobatan sehingga tidak menimbulkan komplikasi
5. Pemulihan
a. Mengembangkan lembaga2 rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat
b. Penyuluhan dan usaha2 kelanjutan yang harus dilakukan stelah sembuh dari penyakit
c. Mengusahakan tempat rehabilitasi khusus, sehingga penderita yg telah cacat mampu
mempertahankan diri
d. Pendidikan kesehatan serta pemberian motivasi hidups

Anda mungkin juga menyukai