Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)

Vol. 11. No. 1, 2021


(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Perawat


Terhadap Kepuasan Pasien
Meilina1
Innocentius Bernarto2
1,2
Universitas Pelita Harapan, Jakarta, Indonesia
Email: bernarto227@gmail.com

Abstract. This study aims to analyze the positive influence of nurses' knowledge, attitude and skills on patient
satisfaction who receive wound care at the Wocare clinic. The sampling technique in this study was
convenience sampling. The large number of samples used was 132 respondents. Data collection techniques
using a questionnaire. Data analysis used the partial least square-structural equation modeling (PLS-SEM)
approach by utlilizing SmartPls program. The results showed that knowledge, attitude, and skills have a
positive effect on patient satisfaction.

Keywords - knowledge, attitude, skill, satisfaction

Pendahuluan demikian, para petugas kesehatan perlu memahami


Pada masa globalisasi saat ini, dapat kita lihat dengan baik mengenai aspek kepuasan pasien ini
pengaruh positif yang terjadi pada setiap profesi yang sehingga mereka juga akan berusaha memberikan
bekerja di bidang kesehatan sehingga mereka dituntut pelayanan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat
untuk selalu berupaya meningkatkan kinerjanya memberikan kepuasan juga pada pasien. Mutu
dalam memberi kontribusi pada berbagai kebutuhan pelayanan kesehatan dapat diketahui dengan cara
kesehatan masyarakat. Masyarakat luas yang mendapatkan penilaian dari kepuasan pasien atau
semakin mudah untuk mendapatkan informasi- konsumen (Rowland HS dan Rowland HL, 1992).
informasi melalui berbagai macam media juga Perawat mempunyai peran yang cukup penting dalam
membuat setiap fasilitas pelayanan kesehatan mengoptimalkan kepuasan pasien, yang saat ini terus
mendapatkan tuntutan yang lebih terhadap tingkat tumbuh dan berkembang. Dimana peran perawat
mutu pelayanan dan kualitasnya dalam menyediakan lebih diarahkan pada faktor-faktor dasar seperti
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang pengetahuan dan ilmu yang mereka miliki,
berkualitas juga dirasakan sebagai suatu pelayanan bagaimana mereka seharusnya bersikap dan skill atau
yang mempunyai kemampuan untuk melayani keterampilan yang baik dalam melaksanakan
seluruh kebutuhan masyarakat dengan tingkat pelayanan keperawatan yang mana keselamatan
pelayanan yang baik, cekatan, dan juga dapat pasien menjadi prioritas.
berkomunikasi dua arah dengan baik dalam melayani Selanjutnya objek pengamatan disini adalah
setiap keluhan pasien dan menyampaikan seluruh pengetahuan, keterampilan dan sikap perawat yang
informasi yang akurat kepada pasien dan berpengaruh terhadap patient satisfaction di klinik
keluarganya. Kualitas pelayanan kesehatan yang baik Wocare yang melakukan perawatan luka. Klinik
bertujuan unuk mencegah berkembang atau Wocare sendiri merupakan fasilitas pelayanan
meluasnya penyakit menjadi sebuah pandemik. kesehatan pertama di Indonesia yang terfokus dalam
Untuk saat seperti ini, informasi-informasi dapat bidang manajemen perawatan luka, stoma dan
beredar dengan cepat di kalangan masyarakat, kontinensia. Wocare memiliki tenaga kesehatan yang
sehingga dapat memberi pemahaman yang lebih menawarkan sistem pendekatan multidisiplin
banyak pada masyarakat mengenai layanan berdasarkan pada perawatan kesehatan primer dan
kesehatan yang akan diterima. Situasi ini yang preventif, kuratif dan rehabilitatif yang terintegrasi
membuat masyarakat menjadi pelanggan yang lebih dalam komunitas. Wocare juga optimis untuk selalu
kritis dan menuntut pelayanan dengan mutu dan memberikan pelayanan rawat jalan untuk perawatan
kualitas yang baik (Pohan, 2003). luka dengan penuh tanggung jawab, perhatian, dan
Salah satu aspek yang terpenting dalam sistem pelayanan yang sepenuh hati agar mutu dan kepuasan
operasional layanan kesehatan dan mempunyai konsumen tetap terjaga dengan baik.
pengaruh yang besar terhadap suksesnya suatu Menurut data jumlah kunjungan pasien
fasilitas kesehatan untuk meningkatkan jumlah Wocare dalam periode waktu 3 tahun (2017 s/d
kunjungan pasien adalah patient satisfaction. Dengan 2019), diperoleh jumlah total pasien yang datang ke
1
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 11. No. 1, 2021
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

Wocare sebanyak 780 dimana pasien sembuh memegang peranan penting dalam menciptakan dan
sebanyak 364, pasien yang dirujuk sebanyak 56, menentukan kepuasan pasien secara umum,
pasien yang aktif sebanyak 339 dan pasien yang drop dikarenakan untuk mengetahui dan mengevaluasi
out sebanyak 21. Berdasarkan hasil wawancara apakah kebutuhan pasien telah terpenuhi sehingga
bersama direktur klinik Wocare, diperoleh kita dapat mengetahui bahwa dalam memfasilitasi
expectation rate yang diharapkan adalah 100%. perencanaan dan implementasi intervensi
Namun, dari data jumlah kunjungan pasien di atas keperawatan apa yang tepat dibutuhkan untuk pasien.
dapat dilihat masih terdapat pasien yang tidak puas Dengan demikian, kepuasan pasien terhadap asuhan
atau drop out berkisar 3%. Hal ini menjadi perhatian keperawatan merupakan penentu kualitas asuhan
bagi direktur klinik Wocare, dengan adanya pasien yang paling penting, terutama dalam situasi klinis di
drop out dikhawatirkan dampak ke depan yang fasilitas kesehatan (Laschinger dan Almost, 2005).
mungkin dapat terjadi dengan makin bertambahnya
jumlah pasien drop out sehingga memberi dampak Hubungan antara pengetahuan perawat dan
negatif terhadap citra klinik dan dapat merugikan kepuasan pasien
klinik secara financial. Pengetahuan merupakan hasil dari suatu
Berdasarkan dari uraian topik problematika di proses pembelajaran yang dapat diperoleh baik
atas, maka penguraian masalahnya adalah bagaimana secara formal maupun informal dan mengarah pada
mempengaruhi kepuasan pasien sesuai dengan pemahaman secara teoritis dan praktikal dari
harapan yang diinginkan. Selanjutnya, agar individu. Terbentuknya perilaku individu juga
menjawab permasalahan tersebut dapat terjawab, dipercaya berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan
maka pertanyaan penelitiannya adalah apakah yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan penelitian
pengetahuan dari perawat berpengaruh positif yang dilakukan oleh Anasril (2019) dimana pada
terhadap kepuasan pasien di klinik luka Wocare?; penelitiannya menunjukkan adanya hubungan positif
Apakah sikap dari perawat berpengaruh positif antara tingkat pengetahuan dengan mutu pelayanan
terhadap kepuasan pasien di Klinik luka Wocare?; kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Cot
Apakah keterampilan dari perawat berpengaruh Seumeureung di Kecamatan Samatiga Kabupaten
positif terhadap kepuasan pasien di Klinik luka Aceh Barat. Penelitian oleh Wibawani (2013) yang
Wocare?. Penelitian ini menggunakan replikasi menunjukkan bahwa adanya dampak yang positif
model penelitian yang dilakukan oleh Layuk, antara kompetensi atau skill teknis dan informasi
Tamsah dan Kadir (2017) di Rumah Sakit Labuang terhadap patient satisfaction yang mendapatkan
Baji, Makassar. Penelitian replikasi bermaksud agar perawatan di unit rawat inap rumah sakit Woodward,
permasalahan yang ada dapat terjawab. Palu. Berdasarkan temuan dari penelitian tersebut,
pengajuan hipotesis pada penelitian ini adalah:
Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien dapat didefinisikan sebagai H1 : Pengetahuan perawat berpengaruh positif
sebuah reaksi dari pasien atas hasil pelayanan terhadap kepuasan pasien
kesehatan yang mereka rasakan dan dapatkan dari
sebuah fasilitas pelayanan kesehatan, dimana pasien Hubungan antara sikap perawat dan kepuasan
secara sadar dan langsung membandingkan fasilitas pasien
kesehatan tersebut dengan fasilitas lainnya yang Suatu reaksi atau respon terhadap ransangan atau
pernah mereka rasakan sebelumnya. Pasien akan objek tertentu yang dihasilkan melalui proses
merasa puas apabila pelayanan kesehatan yang evaluatif, dinamakan sebagai sikap (attitude).
diperoleh pada saat itu paling tidak sama dengan Formulasi dari afek positif dan negatif ini
harapan ataupun melebihi (Pohan, 2006). Tingkat dihubungkan dengan suatu objek sehingga dapat
kepuasan seorang pasien yang tinggi terbentuk sikap yang tercermin dari perasaan
mengindikasikan tingginya pemberdayaan pasien, tersebut. Hal tersebut didukung dengan penelitian
komitmen untuk peduli dan pelayanan yang sesuai yang dilakukan oleh Nugrahaningsih (2016) yang
dengan yang direkomendasikan, dimana ketiga hal menunjukkan adanya pengaruh positif antara sikap
ini menghasilkan pelayanan kesehatan yang lebih (attitude) dari perawat dengan patient satisfaction
baik (Anderson, DuPree dan Nash, 2011). perihal pelayanan tugas keperawatan di Bangsal
Patient satisfaction sebagai indikator dalam Paviliun Rumah Sakit Umum Daerah, Salatiga. Dan
mengukur mutu atau kualitas pelayanan yang juga berdasarkan penelitian oleh Wibawani (2013)
diberikan dan sebagai modal untuk meningkatkan yang menyatakan juga bahwa adanya pengaruh
jumlah kunjungan pasien serta untuk memperoleh positif antara hubungan antar manusia (human
loyalitas pasien. Asuhan keperawatan juga interaction) terhadap patient satisfaction yang di unit
2
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 11. No. 1, 2021
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

rawat inap di Rumah Sakit Woodward, Palu. Metode Penelitian


Berdasarkan temuan dari penelitian ini, maka dapat Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
disajikan hipotesis seperti berikut: Target populasi penelitian ini adalah semua pasien
yang berobat di klinik perawatan luka Wocare dan
H2: Sikap perawat berpengaruh positif memenuhi kriteria inklusi yakni pasien yang berusia
terhadap kepuasan pasien ≥ 21 tahun, dalam keadaan sadar penuh dan tidak
gawat darurat selama periode bulan November
Hubungan antara keterampilan perawat dan sampai dengan Desember 2020. Convenience
kepuasan pasien sampling merupakan teknik pengumpulan sampel
Keterampilan (skill) yang dimiliki setiap individu yang diaplikasikan dalam penelitian ini. Penentuan
selalu dapat dilatih dan dikembangkan sehingga jumlah sampel menggunakan formula Cochran
individu tersebut dapat menjadi ahli atau professional (1977) yaitu n=Z2p(1-p)/𝑒 2 , dimana p = 0.5
dalam bidang tertentu, skill ini dapat berkembang (estimated population proportion), Z = 1.96
melalui proses pembelajaran maupun pelatihan yang (confidence level yang digunakan 95%), e = 0.10
berkelanjutan sehingga dapat diimplementasikan (ditetapkan error = 10%) dan hasil komputasi yang
dalam setiap aktifitas dan praktek pada pekerjaannya. diperoleh adalah sebesar = 96.04 dibulatkan menjadi
Hal ini sesuai dengan yang ditunjukkan dari 97 sampel. Namun, jumlah responden yang
penelitian Asmita (2008) mengenai pengaruh digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 132.
persepsi dari pasien tentang mutu pelayanan yang Metode pengumpulan data melalui kuesioner.
diberikan oleh dokter terhadap loyalitas seorang Item kuesioner pada variabel pengetahuan,
pasien di Poliklinik Umum Outpatient Unit di Rumah keterampilan dan sikap diadaptasi dari Layuk et al.
Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang yang (2017) dan dilakukan pengukuran dengan
memberikan konklusi bahwa adanya korelasi positif menggunakan skala likert, yaitu 1= sangat tidak
signifikan antara keterampilan atau skill secara setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju dan 5 =
teknis, attitude, delivery of information, on time sangat setuju. Analisis statistik menggunakan
service dan availability of consultation time bersama pendekatan partial least square-structural equation
dengan dokter menunjukkan dampak yang positif modeling (PLS-SEM) dengan bantuan program
terhadap loyalitas pasien. Penelitian oleh Silalahi, SmartPls 3.0.
Fitriani dan Megawati (2019) juga menyimpulkan
hal yang sama yaitu ada korelasi positif antara Model Pengukuran
perawat terampil profesional dengan patient Pada tahap ini, untuk mengevaluasi struktural model
satisfaction di inpatient unit kelas III di Rumah Sakit maka dilakukan sebuah pengujian validitas dan
Advent, Sumut. Berdasarkan temuan dari penelitian- reliabilitas. Berdasarkan tabel 1, hasil pengolahan
penelitian tersebut, maka dapat diajukan hipotesis data menunjukkan bahwa untuk hasil pengukuran
seperti berikut: instrumen dinyatakan valid nilai AVE yang didapat
adalah berkisar 0.501 s/d 0.605. Untuk nilai factor
H3: Keterampilan perawat berpengaruh positif loadings atau outer loadings yang diperoleh adalah
terhadap kepuasan pasien 0.655 s/d 0.809. Nilai outer loadings antara 0.4 s/d
0.7 dapat dipertahankan dalam rangka meningkatkan
nilai AVE (Hair et al., 2014). Selanjutnya, reliability
test dilakukan dengan memperhatikan nilai
composite reliability. Angka CR antara 0.806 sampai
dengan 0.857 adalah angka yang diperoleh atas hasil
perhitungan dimana angka tersebut telah memenuhi
syarat yang menentukan bahwa angka tersebut
haruslah lebih besar daripada 0.7.

Tabel 1. Evaluasi Model Pengukuran


Konstruk dan Item Outer
Loading
Keterampilan / K (AVE=0.798,
Gambar 1. Model Penelitian CR=0.888)
Sumber: Layuk et al. (2017). K3 Para perawat mampu 0.886
bekerja sama dengan

3
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 11. No. 1, 2021
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

baik dalam menangani Formulasi yang digunakan pada structural model


pasien adalah dengan menghitung R2, melakukan
collinearity test dan hypothesis testing. Angka R2
K6 Perawat menggunakan 0.901 yang semakin besar nilainya memiliki arti bahwa
alat pelindung diri (APD)
saat melayani pasien
prediksi konstruk eksogen terhadap konstruk
Kepuasan Pasien / KP
endogen akan semakin baik. Pada Tabel 3 di bawah
(AVE=0.673, CR=0.860) ini mengartikan bahwa perolehan nilai dari konstruk
KP2 Pasien menerima 0.851 kepuasan pasien memiliki R2 sebesar 55.5% sehingga
informasi yang memadai untuk 44.5% sisanya dipengaruhi oleh konstruk lain
tentang tindakan yang tidak ada dalam penelitian ini.
KP4 Penampilan perawat 0.786
yang memberikan rasa Tabel 3. Evaluasi R2
nyaman pada pasien Konstruk Endogenous R2
KP6 Perawat menanggapi 0.823
keluhan pasien dengan
cepat Kepuasan pasien 0.555
Pengetahuan / P (AVE=0.747, Pengujian selanjutnya pada penelitian ini
CR;0.899) adalah dengan melakukan uji collinearity. Batas nilai
P2 Perawat mampu 0.852 variance inflation factor (VIF) yang
memberikan instruksi
direkomendasikan adalah di bawah 3.0 dan
paska tindakan dengan
jelas sedangkan apabila nilai tersebut > 5.0 ditemukan
P3 Perawat mampu 0.884 adanya kecenderungan collinearity (Hair et al.,
memberikan pelayanan 2019). Tabel 4 di bawah ini menunjukkan bahwa
kesehatan secara nilai VIF < 5.0, maka disimpulkan dari pengujian ini
profesional adalah tidak ditemukan collinearity pada model
P4 Perawat mampu 0.857 penelitian.
meyakinkan pasien Tabel 4. Evaluasi Collinearity (VIF)
dalam menghadapi Sebagai prediktor kepuasan
kondisi yang dihadapi
Sikap / S (AVE=0.723, Konstruk Variance inflation factor (VIF)
CR=0.887)
S1 Perawat bersikap ramah 0.863
Pengetahuan 2.447
pada pasien Sikap 2.517
S2 Perawat melayani pasien 0.843 Keterampilan 2.178
dengan tulus
S5 Perawat mampu 0.844
berinteraksi dengan baik Untuk pengujian lainnya yaitu uji hipotesis
dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah
Pada tabel 2 dapat dilihat kriteria dugaan atas pengaruh antar konstruk/item didukung
Heterotrait-Monotrait Ratio (HTMT) untuk atau tidak. Pengujian atas hipotesis ini dilakukan
keseluruhan sampel dari setiap indikator dan dengan memperhatikan batas ttabel sebesar 1.645
menghasilkan nilai Heterotrait-Monotrait Ratio (level of significance = 5%). Hipotesis disini
(HTMT) kurang dari 0.9 (Henseler, 2017). merupakan hipotesis berarah (directional
hypothesis), sehingga pengujian hipotesis dilakukan
Tabel 2. Kriteria Heterotrait-Monotrait Ratio dengan one-tailed test. Jika nilai thitung > ttabel (=1.645),
(HTMT) maka hipotesis didukung. Tabel 5 berikut ini
Kepuasan Keteram Penget memaparkan bahwa ketiga hipotesis tersebut
Sikap didukung oleh karena besar nilai thitung > nilai ttabel
Pasien pilan ahuan
Kepuasan (=1.645).
Pasien
Keterampi Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis
0.889
lan Koefisien
Pengetahu Hipotesis Jalur thitung Keputusan
0.821 0.858
an Standar
Sikap 0.846 0.883 0.887 H1:
Pengetahuan 0.233 2.024 Didukung
Model Struktural
4
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 11. No. 1, 2021
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

memiliki terhadap pasien paska tindakan sehingga pasien juga


pengaruh positif merasakan kepedulian dari pihak klinik terutama
terhadap perawat yang memberikan perawatan kepada pasien
kepuasan pasien tersebut.
H2: Sikap Demikian pula dengan uji hipotesis ketiga (H3)
memiliki
yang menunjukkan bahwa variabel keterampilan
pengaruh positif 0.277 2.707 Didukung
terhadap berpengaruh positif terhadap patient satisfaction
kepuasan pasien dengan nilai koefisien jalur standar sebesar +0.323
H3: dan thitung (=3.594) > ttabel (=1.645), didukung. Hal ini
Keterampilan berarti setiap kenaikan tingkat keterampilan dari
memiliki perawat di klinik Wocare akan berdampak terhadap
0.323 3.594 Didukung
pengaruh positif naiknya tingkat kepuasan pasien dan berlaku
terhadap sebaliknya. Hasil berikut ini konsisten dengan
kepuasan pasien penelitian yang dilakukan Asmita (2008); Layuk et
al. (2017); Silalahi et al. (2019) dimana disebutkan
Pembahasan adanya pengaruh positif keterampilan (skill) terhadap
Untuk hasil uji hipotesis pertama (H1) terciptanya patient satisfaction. Dalam rangka
menunjukkan bahwa variabel pengetahuan mempertahankan kinerja para perawat di klinik
berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien karena Wocare, pihak manajemen membuat agenda rutin
nilai koefisiennya adalah sebesar +0.233 dan thitung untuk para staf dan perawat agar dapat mempererat
adalah sebesar 2.024 (>1.645), didukung. Nilai hubungan kerja sehingga tercipta lingkungan kerja
koefisien jalur standar adalah positif yang berarti yang lebih baik dan juga memberikan pelatihan-
bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan, maka pelatihan secara berkala bagi para perawat agar skill
semakin tinggi tingkat kepuasan dan sebaliknya. dapat terus berkembang.
Hasil tersebut didukung dengan penelitian yang telah
dilaksanakan dan diteliti oleh Layuk et al. (2017), Kesimpulan
Anasril (2019) dan Wibawani (2013) yang Hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini
menunjukkan bahwa pengetahuan perawat didapatkan bahwa pengetahuan terbukti berpengaruh
berpengaruh positif terhadap patient satisfaction. positif terhadap kepuasan pasien di klinik luka
Implikasi manajerial untuk hal pengetahuan perawat, Wocare; sikap terbukti memiliki efek positif terhadap
dari pihak manajemen klinik dapat kepuasan pasien di klinik luka Wocare; keterampilan
mengupayakannya dengan cara seperti memberikan terbukti memiliki dampak positif terhadap kepuasan
akses, fasilitas dan juga informasi bagi para perawat pasien yang melakukan perawatan di klinik luka
untuk mengikuti seminar dan pelatihan yang Wocare.
berkaitan dengan perawatan luka sehingga dapat
melaksanakan tugas keperawatan dengan optimal Keterbatasan dan Saran Penelitian berikutnya
dan maksimal. Keterbatasan yang pertama yaitu sampel yang
Hasil uji hipotesis kedua (H2) menunjukkan diambil berfokus pada pasien yang melakukan rawat
bahwa variabel sikap mempunyai pengaruh positif luka di klinik Wocare. Sehingga, untuk memperoleh
terhadap patient satisfaction, didukung. Hasil uji outcome yang lebih reliable dan baik pada penelitian
hipotesis menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur berikutnya disarankan melakukan penelitian yang
standar sebesar +0.277 dan besaran thitung (=2.707) > lebih diperluas respodnennya yaitu tidak saja pada
ttabel (=1.645). Hal ini berarti kenaikan tingkat sikap, pasien rawat luka tapi juga bisa ditambahkan dengan
maka tingkat kepuasan juga meningkat dan berlaku pasien stoma dan inkontinensia sehingga kita dapat
sebaliknya. Hasil uji hipotesis ini sesuai dengan hasil melihat apakah ada perbedaan hasil dari model
studi sebelumnya (Layuk et al., 2017; penelitian. Keterbatasan berikutnya adalah penelitan
Nugrahaningsih, 2016; Wibawani, 2013) yaitu hanya dilakukan pada klinik luka. Pada penelitian
pengaruh positif terhadap patient satisfaction yang berikutnya diperluas kepada klinik beberapa klinik
tercipta dari pelayanan keperawatan berupa sikap tipe yang sama tetapi pada lokasi yang berbeda,
para perawat yang melakukan tugas keperawatan. sehingga dapat diketahui apakah terdapat perbedaan
Untuk hal yang berkaitan dengan sikap perawat hasil mdoel penelitian untuk lokasi yang berbeda.
terhadap pasien, dapat dilakukan beberapa upaya Keterbatasan yang terakhir yaitu dalam penelitian ini
agar tercipta hubungan yang baik dan berkelanjutan hanya menggunakan variabel knowledge, sikap dan
antara perawat dan pasien. Upaya yang dapat skill sebagai variabel idnependen dan variabel
dilakukan adalah seperti melakukan follow-up rutin kepuasan pada variabel dependen. Saran penelitan
5
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 11. No. 1, 2021
(p-ISSN 2338-9605; e-2655-206X)

berikutnya tidak saja faktor-faktor pada perawat yang Nugrahaningsih, W. (2016). Hubungan sikap
berpengaruh terhadap kepuasan pasien tetapi juga perawat dengan kepuasan pasien dalam
ingin diketahui apakah ada pengaruh variabel pelayanan keperawatan di bangsal pavilliun
fasilitas dan ambience klinik terhadap kepuasan sumah sakit umum salatiga. School of Health
pasien. Sciences of Kusuma Husada Surakarta.
Pohan, I.S. (2003). Jaminan mutu pelayanan
Referensi kesehatan: Dasar-dasar pengertian. Jakarta:
Anasril, H. M. (2019). Hubungan pengetahuan dan Kesaint Blanc.
sikap petugas kesehatan terhadap mutu Pohan. (2006). Jaminan mutu layanan kesehatan:
pelayanan kesehatan (Studi di puskesmas cot Dasar-dasar pengertian dan penerapan.
seumeureung kecamatan samatiga kabupaten Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
aceh barat). Majalah Kesehatan Masyarakat Ringle, Christian M., Wende, Sven, & Becker, Jan-
Aceh, Vol 2 No 2, 51-58. Michael. (2015). SmartPLS 3. Bönningstedt:
Asmita. (2008). Analisis pengaruh persepsi pasien SmartPLS. Retrieved from
tentang mutu pelayanan dokter terhadap http://www.smartpls.com
loyalitas pasien di poliklinik umum instalasi Rowland, H.S. & Rowland, H.L. (1992). The manual
rawat jalan rumah sakit Panti Wilasa Citarum of nursing quality assurance. Maryland: Aspen
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat: Publisher Inc.
Universitas Diponegoro. Silalahi, J., Fitriani, A.D., & Megawati. (2019).
Cochran, W.G. (1977). Sampling techniques. New Analisis mutu pelayanan perawat terhadap
york: John Wiley & Sons. kepuasan pasien rawat inap kelas iii di rumah
DuPree, E., Anderson, R., & Nash, I. (2011). sakit Advent Medan, Jurnal kesehatan perintis
Improving quality in healthcare: start with the (Perintis’s Health Journal) Volume 6 Nomor
patient. Mount Sinai Journal of Medicine: A 1.
Journal of Translational and Personalized
Medicine, 78(6), 813-819.
Hair, J. F., Sarstedt, M., Hopkins, L., & G.
Kuppelwieser, V. (2014). Partial least squares
structural equation modeling (PLS-SEM).
European Business Review, 26(2), 106–121.
https://doi.org/10.1108/ebr-10-2013-0128
Hair, J., Risher, J., Sarstedt, M., & Ringle, C. (2019).
When to use and how to report the results of
PLS-SEM. European Business Review, 31(1),
2-24. https://doi.org/10.1108/ebr-11-
2018-0203
Henseler, J. (2017). Bridging design and behavioral
research with variance-based structural
equation modeling. J. Advert. 46(1), 178–192.
Laschinger, H., Hall, L., Pedersen, C., & Almost, J.
(2005). A psychometric analysis of the patient
satisfaction with nursing care quality
questionnaire. Journal of Nursing Care
Quality, 20(3), pp.220-230.
Layuk, E., Tamsah, H., & Kadir, I. (2017). Pengaruh
pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat
terhadap kepuasan pasien rawat inap di rumah
sakit Labuang Baji Makassar. Jurnal Mirai
Management, 2(2), 319– 337.
Mukti, W. Y., Hamzah, A., & Nyorong, M. (2013).
Pengaruh mutu layanan kesehatan terhadap
kepuasan pasien rawat inap di rumah sakit
Woodward kota Palu. Jurnal AKK, 2(3), 35-
41.

Anda mungkin juga menyukai