Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN DAN PENGATURAN ALUR KERJA DALAM PELAKSANAAN

PENANGANAN PASIEN COVID-19

Oleh :

Kelompok 5
Kelas B16-B

Dewa Ayu Eka Ratiningsih (233221497)


I Dewa Gede Indra Bagus T (233221498)
Ketut Agus Paramatha (233221499)
Ni Kadek Wiliantari (233221500)
Ida Ayu Ketut Tirta Ayuni (233221501)
Ni Kadek Yuyun Diantari (233221502)
A.A Raka Sri Dewi (233221503)
Ni Wayan Muliani (233221504)
I Made Kriswandika (233221505)

PRODI S1 KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Alhamdullillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah mengenai “Manajemen dan Pengaturan Alur

Kerja Dalam Pelaksanaan Penanganan Pasien Covid-19” yang diajukan untuk

tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan

Penulis merasakan banyak sekali kendala dan kesulitan dalam

penyusunan makalah ini, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya

makalah ini bisa diselesaikan. Kepada keluargatercinta terimakasih atas doa dan

motivasi yang diberikan kepada penulis, dan kepada rekan seperjuangan yang

telah memberikan motivasi dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat

memberikan saran dan kritik yang membangun untuk penulis agar mampu

menyusun makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga

makalah ini bermanfaat. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bisa

bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, 17 Maret 2024

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5
2.1 Pengaturan Alur Layanan.......................................................................................................5
2.1.1 Alur Pasien.......................................................................................................................5
2.1.2 Skrining............................................................................................................................5
2.1.3 Triase................................................................................................................................6
2.2 Pembagian Zona Risiko Penularan Covid-19 di Rumah Sakit...............................................6
2.2.1 Zona Covid-19.................................................................................................................6
2.2.2 Zona Non Covid-19..........................................................................................................7
2.3 Penerapan Prinsip Pencegahan dan Pengendalian (PPI) Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan
Baru.........................................................................................................................................8
2.3.1 Protokol bagi pasien (Kemenkes RI, 2020).....................................................................8
2.3.2 Protokol bagi petugas (Kemenkes RI, 2020)...................................................................9
2.4 Penguatan Kapasitas Sistem Kesehatan..................................................................................9
2.4.1 Peningkatan tenaga medis................................................................................................9
2.4.2 Peningkatan sarana pendukung kesehatan.....................................................................10
2.4.3 Peningkatan ruang perawatan........................................................................................11
2.4.4 Penguatan sistem kesehatan...........................................................................................11
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................12
3.2 Saran.....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Corona virus atau yang dikenal dengan Covid-19 merupakan kasus

pneumonia baru yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Dalam

waktu satu bulan, penyakit ini telah menyebar di berbagai provinsi lain di China,

Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Dalam waktu beberapa bulan, sudah

menyebar ke seluruh dunia.(Kemenkes RI, 2020).

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-

2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah

diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus

yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat

seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala

gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi

rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus Covid-19

yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal,

dan bahkan kematian. (Kemenkes RI, 2020)

3
Transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui kontak langsung, kontak tidak

langsung, atau kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi seperti air

liur dan sekresi saluran pernapasan atau droplet saluran napas yang ke luar saat

orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau menyanyi. (WHO, 2020).

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Kemenkes RI, 2010) .

Rumah sakit merupakan suatu institusi yang fungsi utamanya memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit merupakan salah satu dari

sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan.Upaya kesehatan

adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan

untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat (Depkes RI,

2018).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaturan pada alur pelayanan pada masa covid-19?

2. Bagaimana pembagian zona risiko penularan covid-19 di rumah sakit?

3. Bagimana cara penerapan prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi

(PPI) pada masa pandemic covid-19?

4. Bagaimana cara penguatan kapasitas sistem kesehatan pada masa covid-19?

4
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaturan pada alur pelayanan pada masa covid-19

2. Untuk mengetahui pembagian zona risiko penularan covid-19 di rumah sakit

3. Untuk mengetahui cara penerapan prinsip pencegahan dan pengendalian

indeksi (PPI) pada masa pandemic covid-19

4. Untuk mengetahui cara penguatan kapasitas sistem kesehatan pada masa covid19

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat adanya disusun makalah ini diharapkan untuk dapat menambah ilmu dan

pengetahuan bagi penulis maupun pembaca.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengaturan Alur Layanan

2.1.1 Alur Pasien

Dalam konteks pengobatan modern, kompleksitas sistem rumah sakit dianggap sebagai

faktor utama penyebab insiden kesalahan medis. Dengan paradigma” pelayanan berfokus

pasien”, hak pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman telah menjadi indikator

dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 (SARS 2012) di Indonesia, melalui

penerapan 6 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP). Adapun salah-satu jenis penyakit dengan

mortalitas dan morbiditas yang tinggi adalah Sepsis. Pengunaan modifikasi klinis

Internasional Classification of Desease (ICD) berbasis revisi ke-9, telah menimbulkan

kerancuan terminologi dan meningkatkan mortalitas sepsis. Secara global, mortalitas sepsis

mencapai 8 juta/tahun, dengan pertumbuhan di negara berkembang berkisar 8–13% per-

tahun. Untuk memastikan efektifitas Keselamatan Pasien pada alur pelayanan penyakit

sepsis, dilakukan penelitian terhadap imlementasi Tatakelola 6 Sasaran Keselatanan Pasien.

Melalui kerangka studi kasus, dengan pendekatan kualitatif diskriptik-analitik, dilaksanakan

penelitian di Rumah Sakit Tebet Jakarta pada bulan April-Mei 2015. Hasil penelitian

menunjukkan, efektifitas Tatakelola 6 SKP mencapai 96,283%, dengan tingkat kesalahan

dibawah 5%. Penelitian ini berhasil membuktikan implementasi Tatakelola 6 SKP pada alur

pelayanan penyakit sepsis. Disimpulkan bahwa Tatakelola 6 Sasaran Keselamatan Pasien

sangat efektif mengurangi resiko KP.

6
2.1.2 Skrining

Pengkajian atau penyaringan resep adalah salah satu tahapan dalam alur pelayanan

resep yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam memberikan obat. Dalam

menjaminitas dan keabsahan obat, aspek pada skrining resep meliputi kelengkapan

administrasi, kesanggupan farmasetik dan klinik. Tujuan penelitian untuk mengetahui profil

skrining administrasi dan farmasetik resep antibiotik golongan sefalosporin pada pasien

anak.

2.1.3 Triase

Virus SARS-CoV-2 ( Covid-19 ) masuk dalam masalah kesehatan dunia dan ditetapkan

sebagai pandemi oleh World Health Organization pada tanggal 11 maret 2020. Triase dalam

pelayanan kegawatdaruratan ditingkatkan sejak adanya kasus covid 19 ini , triase adalah

proses pemilahan pasien untuk membuat sebuah keputusan dalam menentukan level prioritas

pasien yang datang ke Instalasi gawat darurat. Tujuannya untuk etahuinya Gambaran Proses

alur Triase Selama Pandemi Covid-19 dan persiapan pelaksanaan triase, perbedaan alur

triase pada saat sebelum dan saat pandemi covid 19 di rumah sakit terutama pada ruang unit

gawat darurat yang didasarkan dari keluhan utama, riwayat penyakit, skrining dan perubahan

pada persiapan proses triase terhadap penggunaan APD pada tenaga medis yang

mengwajibkan memakai Masker bedah dan N95, Gaun anti air, Sarung tangan ganda,topi

penutup kepala, kacamata google, penutup wajah, dan sarung sepatu untuk meminimalkan

risiko infeksi covid- 19.

7
2.2 Pembagian Zona Risiko Penularan Covid-19 di Rumah Sakit

2.2.1 Zona Covid-19

Zona Covid-19 merupakan area/ruangan yang tingkat risiko terjadinya penularan

COVID-19 tinggi karena berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan

pelayanan pasien COVID-19. Zona ini diperuntukan bagi pasien kontak erat, suspek,

probable dan konfirmasi COVID-19. Yang termasuk dalam zona COVID-19 meliputi:

 Area pelayanan : area rawat jalan khusus COVID-19, area IGD khusus COVID-19,

area rawat inap khusus COVID-19, area ruang isolasi khusus COVID-19 (tekanan

negatif / ventilasi normal), area ruang rawat intensif (ICU/HCU) khusus COVID-19,

area ruang bersalin khusus COVID-19, area Ruang Operasi khusus COVID-19.

 Area penunjang : area laboratorium khusus COVID-19, area Radiologi khusus

COVID-19, area bagian gizi khusus COVID-19, area Kamar Jenazah, Area

Pengolahan Limbah Rumah Sakit.

Bila memungkinkan pembagian kedua zona tersebut adalah dalam bentuk ruangan

terpisah. Apabila terkendala keterbatasan ketersediaan ruangan maka opsinya adalah :

Dalam satu instalasi yang perlu dipisahkan antara zona non COVID-19 dan zona.

 COVID-19 dapat dibatasi dengan pembatas sementara atau permanen yang ditandai

dengan penanda (sign) khusus yang jelas dan menganut sistem jalur satu arah.

 Bagi Rumah Sakit yang mempunyai jumlah SDM memadai dapat dibagi menjadi

petugas di Zona Pelayanan COVID-19 dan Non COVID-19. Bagi Rumah Sakit yang

tidak memiliki SDM yang cukup dapat membuat jadwal / pembagian jam shift

layanan maupun hari layanan antara layanan biasa maupun layanan khusus COVID-

8
19.

 Bila ketersediaan ruangan tidak memungkinkan sama sekali untuk pemisahan zona,

maka untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19 dapat dilakukan dalam bentuk

pengaturan jadwal pelayanan, pembagian jam shift layanan ataupun hari layanan

yang diikuti dengan tindakan dekontaminasi dan sterilisasi baik ruangan maupun alat

kesehatan setelah pemberian pelayanan kepada pasien COVID-19 sesuai aturan yang

berlaku.

2.2.2 Zona Non Covid-19

Zona Non Covid-19 merupakan area/ruangan yang tingkat risiko terjadinya penularan

COVID-19 rendah karena tidak berhubungan langsung dengan pelayanan pasien COVID-

19.Yang termasuk dalam zona non COVID-19 meliputi:

 Area Administrasi: ruangan manejemen Rumah Sakit, ruang pertemuan,

ruang pendaftaran, gudang logistik, ruang rekam medik, administrasi dan

lainnya.

 Area Pelayanan : area rawat jalan non COVID-19, area IGD non COVID-19,

instalasi rawat inap non COVID-19, area rawat intensif (ICU/HCU) non COVID-19,

area ruang bersalin non COVID-19, Ruang Operasi non COVID-19,

 Area penunjang : area laboratorium non COVID, area radiologi non COVID-19, area

bagian gizi non COVID-19, laundri, area farmasi dan layanan non COVID-19

lainnya.

9
2.3 Penerapan Prinsip Pencegahan dan Pengendalian (PPI) Dalam Masa Adaptasi

Kebiasaan Baru

2.3.1 Protokol bagi pasien (Kemenkes RI, 2020)

a. Sebelum Berangkat ke Rumah Sakit

 Lakukan pendaftaran/registrasi melalui telepon atau daring (bila tersedia

fasilitas tersebut)

 Laporkan kondisi gejala dan keluhan.

 Konsultasi dengan dokter/perawat melalui fasilitas telemedicine (bila

memungkinkan)

b. Saat Pergi ke Rumah Sakit

 Selalu menggunakan masker.

 Siapkan hand sanitizer sendiri.

 Jangan menyentuh muka terutama bagian mulut, hidung, dan mata.

 Mendatangi bagian pelayanan Rumah Sakit sesuai jadwal yang

disepakati/perjanjian.

c. Saat Berada di Rumah Sakit

 Selalu memakai masker

10
 Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60

detik atau dengan hand sanitizer selama s/d 30 detik.

 Jaga jarak dengan pasien lain >1 m termasuk dalam menaiki tangga dan akses

lift.

 Jangan menyentuh muka terutama bagian mulut, hidung, dan mata.

 Laporkan kondisi atau gejala sakit yang diderita dengan sejujurnya kepada

petugas.

 Tidak keluar masuk ruangan agar tidak tertular /menularkan penyakit kepada

pasien yang lainnya.

d. Saat Keluar dari Rumah Sakit

 Selalu Pakai masker.

 Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60

detik atau dengan hand sanitizer selama 20 s/d 30 detik.

 Dan tetap menjaga jarak >1 m

2.3.2 Protokol bagi petugas (Kemenkes RI, 2020)

a. Sebelum Berangkat ke Rumah Sakit

 Memastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan jika sakit segera berobat

ke fasyankes.

 Lapor ke pimpinan apabila sakit dan istirahat di rumah sampai sembuh.

 Tidak memakai perhiasan atau aksesoris lainnya ke Rumah Sakit.

 Selalu Pakai masker

11
 Siapkan hand sanitizer sendiri

 Gunakan sarana transportasi paling aman dan jaga jarak dengan pasien lain.

b. Di Rumah Sakit

 Masuk melalui pintu petugas yang terpisah dengan pintu pasien/pengunjung.

 Bagi petugas yang akan melakukan kontak dengan pasien ganti pakaian

pribadi dengan pakaian Rumah Sakit dan tinggalkan di loker /bagian penitipan

barang.

 Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60

detik atau dengan hand sanitizer selama 20 s/d 30 detik.

 Selalu menggunakan masker bedah saat bekerja.

2.4 Penguatan Kapasitas Sistem Kesehatan

2.4.1 Peningkatan tenaga medis


No. Jenis Kegiatan Kegiatan Lembaga
Yang Terlibat
1. Rekrutmen - Rekrutmen tenaga - Dinkes
medis dari RS non-rujukan - RSUD
- Rekrutmen tenaga medis
dari RS swasta
2. Peningkatan - Peningkatan kapasitas - Dinkes
kapasitas tenaga medis dalam
penangaan Covid-19

12
3. Program - Pemenuhan kebutuhan - Dinkes
peningkatan sumber daya manusia
kapasitas sumber kesehatan
daya manusia - Distribusi dan
kesehatan pemerataan sumber
daya manusia kesehatan
- Peningkatan kompetensi
dan kualifikasi sumber
daya manusia kesehatan
- Pembinaan dan
pengawasan sumber daya
manusia kesehatan

2.1.1 Peningkatan sarana pendukung kesehatan

Peningkatan sarana prasarana tambahan dari sektor kesehatan swasta domestik

merupakan poin penting untuk menjaga efektivitas penanganan medis pasien. Sumber

daya tambahan bisa didapatkan dari sektor swasta dan digunakan untuk memperluas

kapasitas untuk mengelola dan menangani kasus Covid-19, dan untuk memberikan

perawatan mendesak lainnya. Pada tahap awal wabah, kapasitas tambahan dapat

bersumber dari sektor swasta untuk memastikan bahwa tindakan operasi tertentu (seperti

tiroid, prostat, hernia atau operasi ginekologi) diselesaikan sebelum lonjakan kasus.

Selama tahap awal lonjakan, pastikan bahwa rumah sakit dan klinik swasta menunda

intervensi dan operasi yang tidak mendesak untukmembebaskan kapasitas.

Selain itu, bernegosiasi dengan mereka untuk memastikan mereka menyediakan

kapasitas yang telah dibebaskan. Pastikan bahwa penggantian untuk ini gratis/ditanggung

pemerintah, sehingga tidak ada keuntungan yang didapat, dan keberlanjutan finansial dari

penanganan dijamin 25. Untuk mengurangi beban rumah sakit, maka dibatasi hanya PDP
13
dengan ISPA berat yang rawat di rumah sakit rujukan. PDP dengan ISPA sedang bisa

dirawat di RS Darurat Covid-19 (Hotel, Wisma, Asrama Haji dan lain-lain yang

difungsikan sebagai RS Darurat). Sedangkan PDP ringan bisa isolasi diri dirumah.

Faslitas Khusus atau Rumah Sakit Darurat ini diawasi oleh Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah setempat yang dapat terdiri dari Dinkes, Puskesmas, Rumah Sakit,

Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI/Polri dan lain-lain. Pembiayaan oleh

pemerintah dansumberlainyangsah.

2.1.2 Peningkatan ruang perawatan

Perkirakan kapasitas lonjakan yang dibutuhkan untuk perawatan akut dan intensif.

Kapasitas lonjakan yang dibutuhkan dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada

keberhasilan kesehatan masyarakat dan langkah-langkah jarak fisik (physical distancing)

untuk memperlambat penularan dan karakteristik sosiodemografi populasi yang terkena

dampak. WHO telah mengembangkan satu set kalkulator untuk menghitung lonjakan

kasus yang saling terkait dan membuat perencanaan lonjakan kasus bagi pembuat

kebijakan di tingkat nasional, regional dan lokal. Skenario epidemiologi alternatif

dimasukkan ke dalam kebutuhan akan kapasitas perawatan akut dan intensif yang

diproyeksikan per hari selama wabah. Kalkulator ini dapat dilengkapi dengan perencana

lonjakan Sumber Daya Manusia untuk Kesehatan (HRH) yang canggih - sesuai untuk

perencana tingkat nasional, regional dan fasilitas kesehatan - yang mempertimbangkan

berbagai jenis petugas perawatan kesehatan dengan tingkat kompetensi yang berbeda.

14
2.1.3 Penguatan sistem kesehatan

Mengoptimalkan platform pengiriman yang ada saat ini dan mengembangkan

platform pengiriman alternatif untuk layanan kesehatan penting: mengembangkan solusi

kerja jarak jauh, meningkatkan program rawat inap di rumah dan secara cepat

meningkatkan strategi e-Health yang ada. Kemampuan rumah sakit dan sistem perawatan

primer untuk menyediakan konsultasi berbasis telepon, video atau web perlu ditingkatkan

dengan cepat sehingga tidak ada pasien yang perlu datang ke rumah sakit kecuali jika

diperlukan. Beberapa perawatan rawat jalan rutin dapat dilanjutkan melalui rute ini.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masalah wabah Covid-19 sangat kompleks sehingga tidak bisa ditangani secara

parsial atau secara sendiri-sendiri dan sektoral. Dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk

menghadapi wabah ini karena persoalannya menyebar ke hampir semua wilayah dan

berimbas ke berbagai sendi kehidupan sosial dan ekonomi kita. Ini sudah menjadi

masalah nasional dan bahkan global, yang harus ditangani secara komprehensif dan

terpadu dan diperlukan Manajemen dan pengaturan Alur Kerja dalam Pelaksanaan

Penanganan pasien Covid-19.

Pemerintah khususnya instansi kesehatan memiliki peran yang sangat penting

dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 dan terus didorong untuk menyusun

langkah dalam penanganan Covid-19 salah satunya Manajemen dan pengaturan Alur

Kerja dalam Pelaksanaan Penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit,karena rumah sakit

merupakan salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan.

bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

3.2 Saran

Perlu ada upaya bersama untuk mencegah penyebaran dan edukasi tentang risiko

penularan virus, peningkatan sistem kekebalan tubuh, peningkatan kapasitas sistem

kesehatan baik tenaga medis maupun sarana pendukung kesehatan, peningkatan

ketahanan pangan dan industri alat kesehatan, serta penguatan jaring pengaman sosial

nasional dan stimulus ekonomi.


16
DAFTAR PUSTAKA

Irawati T.(2020). Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Eista Swaesti. Buku Pedoman Pencegahan dan Penanganan Corona Virus. 1st ed. Emirfan, editor.
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan. Yogyakarta:Javalitera; 2020.

Kemenkes RI. (2020). Panduan Teknis Pelayanan Rumah Sakit. Direktorat Pelayanan Kesehatan
Rujukan,1689–1699. https://arxiv.org/pdf/1707.06526.pdf%0Ahttps://www.yrpri.org
%0Ahttp://weekly.cnbnews.
com/news/article.html?no=124000%0Ahttps://www.fordfoundation.org/%0Ahttp://bibliotec
avirtual.clacso.org.ar/Republica_Dominicana/ccp/20120731051903/prep%0Ahttp://webpc.c
ia
Rianayanti Asmira Rasam Jurnal Administrasi Rumah Sakit. Vol: 3 (2), 100-113, 2017
Viola Larasati Sukma, Zulmah Astuti, 2001 Pedoman Pelayanan Rumah Sakit Pada Masa
Pandemi Covid

17
18
19
20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai