Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah
Disusun Oleh :
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang disebabkan oleh
gagalnya organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin secara memadai.
Penyakit ini bisa dikatakan sebagai penyakit kronis karena dapat terjadi secara
menahun. Berdasarkan penyebabnya diabetes mellitus digolongkan menjadi tiga
jenis, diantaranya diabetes melitus tipe 1, tipe 2 dan diabetes melitus gestasional
(Kemenkes RI, 2020). Diabetes melitus tipe 1 disebabkan karena reaksi autoimun
yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel beta pada pankreas
sehingga tidak bisa memproduksi insulin sama sekali. Sedangkan diabetes melitus
tipe 2 terjadi karena akibat adanya resistensi insulin yang menyebabkan sel-sel
dalam tubuh tidak mampu merespon sepenuhnya insulin. Maka dari itu, untuk
mengetahui bahwa seseorang mengidap penyakit diabetes melitus dapat
ditegakkan melalui pemeriksan klinis berupa pemeriksaan kadar gula darah.
Menurut International Diabetes Federation (2019) jumlah penderita diabetes
melitus diseluruh dunia mengalami peningkatan menjadi 463 juta jiwa pada tahun
2019 dan jumlah kematian pada kasus ini yaitu 4,2 juta jiwa. Indonesia menjadi
urutan ke 7 dengan jumlah penderita 10,7 juta. IDIABETIC FOOT juga
memperkirakan bahwa pada tahun 2045 kasus diabetes akan meningkat menjadi
700 juta. Selain itu, Menurut RISKESDAS (2018) menyebutkan bahwa jumlah
prevelensi kasus diabetes melitus di Indonesia menurut diagnosis dokter pada
penduduk umur ≥ 15 tahun sebesar 2%. Angka tersebut menunjukan peningkatan
jika dibandingkan pada tahun 2013 dengan prevelensi 1.5% . Selain itu, jumlah
kasus tertinggi terjadi di provinsi Jakarta (3,4 %) dan terendah dimiliki oleh
provinsi Nusa Tenggara Timur (0,9%).
Pada tahun 2018, jumlah kasus diabetes melitus di provinsi Bali menduduki
urutan ke 14 dari 34 provinsi di Indonesia, yang mana hal tersebut mengalami
peningkatan pada tahun 2013 dengan prevelensi 1,3 % menjadi 1,7 % pada tahun
2018 (RISKESDAS, 2018). Berdasarkan data yang diperoleh dari jumlah kasus
diabetes melitus pada tahun 2018 sebesar 67.172 kasus diabetes melitus di Bali
(Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2018). Khususnya Kabupaten Tabanan, tahun
2018 jumlah penderita diabetes melitus yang tercatat yaitu 2.744 jiwa (Dinkes
Tabanan, 2018). Menurut data yang diperoleh dari catatan medik BRSU Tabanan
bahwa jumlah kunjungan diabetes melitus di ruang rawat inap terus meningkat
dari tahun 2018-2020. Pada tahun 2018 kasus DM sebanyak 143 orang, tahun
2019 sebanyak 281 orang dan pada tahun 2020 sebanyak 298 orang (BRSU
Tabanan, 2020).
Keadaan kadar gula darah yang meningkat pada pasien diabetes melitus akan
berdampak pada tingginya resiko ulkus kaki yang sulit disembuhkan. Hal ini
disebabkan oleh ketidakmampuan pembuluh darah dalam melakukan kontraksi
maupun relaksasi sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan perfusi jaringan
pada bagian distal (D. Wahyuni et al., 2016). Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Wahyuni (2016) bahwa adanya hubungan kadar gula darah
dengan derajat ulkus diabetik. Hasil penelitian tersebut memperoleh 10,0% derajat
1 ulkus kaki diabetik dengan kadar gula darah <200 mg/dl; 40,0% derajat 2 ulkus
kaki dengan kadar glukosa darah ≥ 200 mg/dl; 50,0% derajat 3 ulkus kaki diabetik
dengan kadar glukosa darah ≥ 200 mg/dl. Dapat disimpulkan, apabila kadar gula
darah dalam kategori buruk dapat menyebabkan penderita diabetes melitus sangat
rentan terkena ulkus diabetikum yang mengakibatkan gangguan integritas kulit/
jaringan pada bagian ekstremitas bawah. Jika hal tersebut tidak segera ditangani
maka ulkus pada kaki semakin sulit disembuhkan sehingga sangat beresiko
mengalami amputasi.
Menurut Supriyadi (2017) sekitar 85% pasien diabetes melitus yang memiliki
ulkus diabetikum khususnya pada ekstremitas bawah akan mengalami resiko
tinggi terhadap amputasi. Maka dari itu, pentingnya untuk selalu mengontrol
kadar gula darah sehingga dapat mengurangi resiko komplikasi dari kasus
diabetes melitus.
Berdasarkan uraian di atas kami merasa perlu adanya penekanan mengenai
kasus diabetes mellitus terutama untuk pencegahan ulkus diabetikum. Sehingga
kami ingin menekan terjadinya kasus tersebut dengan cara memberikan
penyuluhan serta latihan senam kaki untuk pasien dan keluarga pasien di RSUD
Kota Bandung.
B. TUJUAN INTRUKSIONAL
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta memahami dan
dapat melakukan senam kaki khususnya pada penderit diabetes mellitus
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Demonstrasi
G. Strategi Instruksional
1. Memperkenalkan diri
2. Membagikan kuesioner sebelum pemberian materi
3. Menjelaskan Materi
4. Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah memberi
pemahaman
5. Melakukan demonstrasi
6. Mengadakan tanya jawab secara lisan
7. Memberikan kesimpulan dari materi penyuluhan
8. Membagikan kuesioner sebagai evaluasi pemahaman terhadap penyuluhan
9. Penutup
H. Uraian Tugas
1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
2. Moderator
a. Pada acara pembukaan
1) Membuka acara.
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing lahan dan
pendidikan.
3) Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan.
4) Menjelaskan kontrak waktu (1 jam).
b. Kegiatan inti
1) Menyampaikan materi oleh penyuluh
2) Demonstrasi
3) Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami.
4) Memberikan kesempatan pada mahasiswa atas jawaban yang diajukan
untuk menjawab.
c. Pada acara penutup
1) Menyimpulkan dan menutup diskusi
2) Mengucapkan salam.
3. Leader / Co-Leader
a. Memberikan penyuluhan pada peserta
b. Melakukan evaluasi.
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif.
b. Membuat absensi penyuluhan.
c. Membagikan kuesioner
d. Mengantisipasi suasana yang dapat menganggu kegiatan penyuluhan.
5. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan.
I. Proses Belajar
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA/ALAT
PENYULUHAN PESERTA
1 Pra interaksi 8 menit a. Moderator: Menyambut Laptop
pembukaan Membuka acara. salam dan LCD
Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing mendengarkan Kuesioner
lahan dan pendidikan. Mendengarkan
Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan. Mendengarkan
Menjelaskan kontrak waktu (1 jam). Mendengarkan
b. Leader/Co Leader
Penyuluh mengucapkan salam dan perekenalkan diri
Menyampaikan tujuan penyuluhan
Melakukan kontrak waktu
Menyebutkan materi yang akan diberikan
c. Observer/Fasilitator:
Membagikan kuesioner dan mengumpulkan Kembali
kuesioner untuk di evaluasi
2 Interaksi 30 menit a. Menjelaskan tentang : 1. Mendengarkan Laptop
pelaksanaan Pengertian Diabetes Mellitus dan LCD
Penyebab Diabetes Mellitus memperhatikan Leaftet
Pengertian Senam Kaki Pada Diabetes 2. Merespon dengan
Manfaat Senam Kaki memberikan
Indikasi Dan Kontraindikasi Senam Kaki masukan /
Prosedur Pelaksanaan Senam Kaki sanggahan /
tanggapan/
Memberikan kesempatan pada peserta untuk
mengajukan
bertanya
pertanyaan
Memberikan re-inforcement pada peserta yang
mengajukan pertanyaan dan mendemontrasikan
ulang senam kaki
A. Diabetes Mellitus
Saat ini gaya hidup modern dengan berbagai pilihan makanan dan pola hidup
yang kurang sehat semakin menyebar di seluruh kalangan masyarakat. Dengan
adanya penyebaran gaya hidup di zaman modern tersebut menyebabkan terjadinya
peningkatan jumlah penyakit tidak menular tetapi dapat dirunkan. Penyakit
degenaretaif tersebut adalah penyakit diabetes mellitus. Penyakit tersebut
merupakan penyakit turunan yang memerlukan penanganan secara tepat dan
serius.
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar gula di dalam darah
tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara
efektif. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang
bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin
memasukkan gula kedalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan
sebagai cadangan energi.
C. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi apabila penderita DM tidak dirawat dengan
baik sehingga gula darah selalu tinggi adalah :
1. Penyakit jantung dan stroke. Penderita diabetes memiliki risiko lima kali
lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung atau stroke.
2. Menyebabkan kerusakan neuropati (saraf). Kadar gula darah yang
berlebihan dapat merusak saraf.
3. Menyebabkan kerusakan pada organ kaki. Terhambatnya aliran darah
pada kaki penderita diabetes bisa meningkatkan risiko komplikasi
kesehatan kaki yang biasanya terlambat disadari.
4. Menyebabkan kerusakan retina. Masalah pada pembuluh darah di retina
dapat mengakibatkan kebutaan jika dibiarkan.
5. Menyebabkan kerusakan ginjal menyebabkan disfungsi seksual.
Kerusakan pembuluh darah halus serta saraf pada pria (terutama perokok)
dapat mengakibatkan disfungsi ereksi.
DAFTAR PUSTAKA