Disusun Oleh :
Mengetahui,
I. PENGANTAR
Penyuluh
Fasilitator
1. Yenina
2. Tommie Septika
3. Dian Putri A.
4. Agustina Tri W.
Supervisor
1. Neni Arista
2. Devian
Afrida. (2017). Hubungsn Efiksia Diri dengan Kualitas Hidup pada pasien
Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit, 10, 595.
A. Definisi DM
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal
dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup.
Ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi
dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan
kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut,
kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap
menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya.
a. Karbohidrat : 60%
b. Protein : 10-15%
c. Lemak : 20-25%
2) Jenis Insulin
a. Insulin kerja cepat Jenis – jenisnya adalah regular insulin,
cristalin zink, dan semilente.
b. Insulin kerja sedang Jenis – jenisnya adalah NPH (Netral
Protamine Hagerdon)
c. Insulin kerja lambat Jenis – jenisnya adalah PZI (Protamine Zinc
Insulin)
Penatalaksanaan Medis
1) Diet
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makan.
Walaupun telah mendapat tentang penyuluhan perencanaan makanan,
lebih dari 50 % pasien tidak melaksanakannya. Penderita DM sebaiknya
mempertahankan menu diet seimbang, dengan komposisi idealnya sekitar
75 % karbohidrat, 10 % lemak dan 15 % protein. Kandungan rendah lemak
dalam diet ini tidak hanya mencegah arterosklerosis, tetapi juga
meningkatkan aktivitas reseptor insulin.Karena itu diet yang tepat untuk
mengendalikan dan mencegah agar berat badan tidak menjadi berlebihan
dengan cara : Kurangi kalori, kurangi lemak, konsumsi karbohidrat
komplek, hindari makanan yang manis, perbanyak konsumsi serat.
2) Olahraga
Untuk lansia dengan NIDDM, olahraga dapat secara langsung
meningkatkan fungsi fisiologis dan mengontrol serta mengurangi kadar
gula darah karena membuat insulin bekerja lebih efektif. Olahraga juga
membantu menurunkan berat badan, memperkuat jantung atau
meningkatkan sirkulasi darah, dan mengurangi stress. Bagi pasien DM
melakukan olahraga dengan teratur akan lebih baik, tetapi jangan
melakukan olahraga yang berat-berat.
Walaupun berenang dan berjalan cepat telah dinyatakan sebagai
pilihan yang sangat baik untuk lansia dengan NIDDM, tipe aktivitas
lainnya juga sama-sama bermanfaat. Khususnya, aerobik yang
menawarkan manfaat paling banyak. Seseorang dengan NIDDM harus
melakukan latihan minimal satu kali setiap 3 hari [ CITATION Mic06 \l
1057 ].
3) Pemantauan
Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu
diperiksa secara rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia juga harus
dipantau untuk mengetahui terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan
resiko DM pada lansia.
4) Nutrisi
Perawat yang membantu lansia dalam merencanakan makan dapat
mengambil kesempatan untuk memberikan pendidikan kepada klien
tentang prinsip umum nutrisi yang baik. Perawat dapat mengajarkan klien
tentang membaca label untuk menghindari asupan sehari-hari, memilih
sumber-sumber makanan rendah kolesterol, dan memasukkan serat yang
adekuat dalam diet mereka.[ CITATION Mic06 \l 1057 ]
5) Pendidikan
Pendidikan yang dapat diberikan pada lansia antara lain, diet yang
harus dikosumsi, manfaat latihan atau olahraga, penggunaan insulin,
informasi mengenai diabetes melitus apabila tidak diobati, menjelaskan
prognosis atau dampak kedepannya mengenai penyakit tersebut, dan lain-
lain.
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
.1.4. Komplikasi DM
Kadar gula darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan
pada pembuluh darah , saraf, dan organ tubuh. Diabetes termasuk penyakit
kronis yang berkembang secara bertahap, hingga akhirnya bisa memicu
sejumlah komplikasi jika tidak ditangani dengan baik. Berikut adalah
sejumlah komplikasi yang umumnya dialami oleh penderita DM.
1. Penyakit Kardiovaskular
Penderita diabetes memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit
jantung, stroke, aterosklerosis, dan tekanan darah tinggi.
2. Kerusakan saraf atau neuropati
kadar gula darah yang berlebihan dapat merusak saraf dan pembuluh
darah halus. Kondisi ini bisa menyebabkan munculnya sensasi
kesemutan atau perih yang biasanya berawal dari ujung jari tangan
dan kaki, lalu menyebar ke bagian tubuh lain. Neuropati pada sistem
pencernaan dapat memicu mual, muntah, diare, atau konstipasi.
3. Kerusakan pada organ kaki
Neuropati atau terhambatnya aliran darah pada kaki penderita diabetes
berkemungkinan meningkatnya resiko komplikasi kesehatan kaki
yang biasanya terlambat disadari. Sekitar 10% penderita diabetes
mengalami infeksi serius akibat luka atau goresan kecil pada kaki.
Gejala komplikasi kaki yang harus diwaspadai adalah pembengkakan,
kulit terasa panas saat disentuh, serta luka yang tidak kunjung sembuh.
4. Kerusakan mata
Khususnya retina, retinopati muncul saat terjadinya masalah pada
pembuluh darah di retina yang dapat mengakibatkan kebutaan jika
dibiarkan. Glaukoma dan katarak kuga termasuk komplikasi yang
mungkin terjadi pada penderita diabetes.
5. Kerusakan ginjal
Ginjal memiliki jutaan pembuluh darah halus yang menyaring limbah
dari darah. Jika pembuluh darah halus tersebut tersumbat atau bocor,
maka kinerja ginjal akan menurun. Kerusakan parah pada ginjal dapat
menyebabkan gagal hinjal yang membutuhkan dialisis (proses cuci
darah) atau bahkan transplantasi ginjal.
6. Disfungsi seksual
Kerusakan pembuluh darah halus serta saraf pada penderita diabetes
pria (terutama perokok) dapat mengakibatkan disfungsi ereksi. Pada
penderita diabetes wanita, komplikasi ini mungkin berupa kepuasan
sesksual menurun, kurangnya gairah seks, vagina yang kering, atau
gagal mencapai orgasme.
7. Gangguan kulit
Diabetes akan membuat penderitanya rentan terkena penyakit kulit
seperti seperti infeksi jamur maupun bakteri.
8. Keguguran
Kadar gula darah tinggi dapat membahayakan sang ibu dan janin.
Resiko keguguran dan kelahiran mati akan meningkat jika diabetes
gestasional tidak segera ditangani. Kadar gula darah yang tidak terjaga
pada awal kehamilan juga bisa mempertinggi resiko cacat lahir. Ibu
hamil yang menderita diabetes dianjurkan untuk memantau kadar gula
darahnya secara teratur.