Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN MATA PADA PENYAKIT GLAUCOMA

Disusun Oleh:
KELOMPOK V (LIMA)
KELAS IIC

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2016/2017
NAMA PENYUSUN
KELOMPOK 5/ KELAS IIC

1. CICI FRAJUNITA
2. DARMAJI EFRAD
3. LAVIRA PUTRI ARIESTHA
4. RAHMADANI
5. SELVINA ZAHARA
6. USWATUN KHASANAH
7. YURI AULIYA ARRAHIM
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN MATA PADA PENYAKIT GLAUCOMA

Pokok Bahasan : Pencegahan dan Perawatan Mata pada Penyakit Glaucoma


Hari / Tanggal : Kamis/ 4 Mei 2017
Waktu : 10.00 -10.30 WIB
Tempat : Di Puskesmas Nanggalo

A. Latar Belakang
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang ketiga di Indonesia terdapat sejumlah
0.40% penderita glaukoma di Indonesia yang mengakibatkan kebutaan 0,26% penduduk.
Prevalensi penyakit utama di Indonesia adalah kelainan refraksi 24,72%, pterigium 8,79%,
katarak 7,40%, konjungtiva 1,74%, parut kornea 0,43%, glaukoma 0,40%, retinopati 0,17%.
Prevalensi dan peyebab buta kedua 0,16% kelaianan refraksi 0.11%, retina 0,09%, kornea
0.06% dan lain-lain 0.03%, prevalensi total 1,47%. Diperkirakan di Amerika Serikat ada 2
juta orang yang menderita glaucoma. Diantara mereka hampir setengah mengalami gangguan
pengelihatan dan 70 ribu benar-benar buta, bertambah setengah 5500 orang/tahun. Glaukoma
dapat menyerang semua usia namun lebih banyak sesuai bertambahnya usia, mengenai
sekitar 2% orang berusia di atas 35 tahun. Resiko lainnya adalah diabetes, orang Amerika
keturunan Afrika, yang mempunyai riwayat keluarga menderita glaukoma, dan mereka yang
pernah mengalami trauma atau pembedahan mata, atau yang pernah mendapat terapi
kortikostreroid jangka panjang. Meskipun tak ada penanganan untuk glaukoma, namun dapat
dikontrol dengan obat. Kadang diperlukan pembedahan laser atau konvensional (insisional).
Tujuan penanganan adalah untuk menghentikan atau memperlambat perkembangan agar
dapat mempertahankan penglihatan yang baik sepanjang hidup dan dapat dilakukan dengan
menurunkan TIO.
Glaukoma merupakan salah satu dari penyebab kebutaan kronis. Terdapat predisposisi
genetik dan insidens lebih tinggi pada orang amerika. Glaukoma merupakan
kondisi yang ditandai oleh tekanan intra okuler yang tinggi yang merusak saraf optik.
Glaukoma kronis merupakan bentuk gangguan paling umum, mempengaruhi kira -
kira 2 % orang Amerika dengan usia lebih dari 35 tahun. Glaukoma juga terjadi pada
neonatus dan anak karena abnormalitas kongenital atau obstruksi yang didapat.
ada masyarakat awam banyak yang menganggap bahwa glukoma disebabkan karena tekanan
darah tinggi saja. Dengan ini, penulis mengambil masalah ini sebagai bahan
penyuluhan, yang akan diberikan sebagai suatu informasi kesehatan kepada
masyarakat.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, pasien di Puskesmas Nanggalo mengerti dan
memahami tentang Pencegahan dan Perawatan Mata pada Penyakit Glaucoma.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


a. Mampu mengetahui Pengertian Penyakit Glaucoma
b. Mampu mengetahui Penyebab dari Penyakit Glaucoma
c. Mampu mengetahui Tanda dan Gejala Penyakit Glaucoma
d. Mampu mengetahui Pencegahan Penyakit Glaucoma
e. Mampu mengetahui Perawatan Penyakit Glaucoma
f. Mampu mengetahui Pengobatan pada Penyakit Glaucoma

3. Mampu mengetahui Manfaat


a. Bagi Mahasiswa
Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam menambah pengetahuan
dan wawasan mahasiswa tentang Pencegahan dan Perawatan Mata Pada Penyakit
Glaucoma.
b. Bagi institusi
Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan serta
sumbangan pemikiran bagi calon tenaga kesehatan di STIKes MERCUBAKTIJAYA
PADANG, dalam memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan pada klien
tentang Pencegahan dan Perawatan Mata pada Penykit Glaucoma.
c. Bagi Audiens
Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk menambah pengetahuan audiens
dengan mengetahui memahami dan melaksanakan tentang Pencegahan dan Perawatan
Mata pada Penyakit Glaucoma.

C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Pencegahan dan Perawatan Mata pada Penyakit Glaucoma.
2. Sub Pokok Bahasan
a. Mampu mengetahui Pengertian Penyakit Glaucoma
b. Mampu mengetahui Penyebeb dari Penyakit Glaucoma
c. Mampu mengetahui Tanda dan Gejala Penyakit Glaucoma
d. Mampu mengetahui pencegahan Penyakit Glaucoma
e. Mampu mengetahui Perawatan pada Penyakit Glaucoma
f. Mampu mengetahui pengobatan pada Penyakit Glaucoma
3. Sasaran dan target
Pasien yang menderita penyakit glaucoma dan pasien tanpa menderita penyakit
glaucoma di Puskesmas Nanggalo.
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Media dan alat
a. Media
1) LCD
2) Leaflet
6. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal : Kamis /4 Mei 2017
Jam : 10.00 -10.30 Wib
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Tempat : Di Puskesmas Nanggalo
D. Materi (terlampir)

E. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab : Yuri Auliya Arrahim
2. Moderator : Cici Frajunita
3. Presenter : Selvina Zahara
4. Fasilitator : Darmaji Efrad
Rahmadhani
Uswatun Khasanah
5. Obsevator : Lavira Purti Ariestha

F. Uraian Tugas
1. Tugas Moderator
a. Memperkenalkan diri, anggota kelompok, dan pembimbing.
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan.
c. Membuka dan menutup kegiatan.
d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan kegiatan.
e. Mengarahkan jalannya kegiataan.
f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.
g. Menyimpulkan kegiatan

2. Tugas Presenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP.
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
c. Menjelaskan dan mendemostrasikan kegiatan yang dilakukan kepada audience.
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik.

3. Tugas Fasilitator
a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan.
b. Memfasilitasi dalam kegiatan.
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan.
4. Tugas Observasi
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan.

G. Pengaturan Tempat
M Media P N

PJ F
/
K K K K

K K K K

K K K K

F F
/ O /

Keterangan
PJ
: Penanggung

M Jawab
P : Moderator
K : Presenter

F : Klien / Peserta
/ : Fasilitator
O

Media : Observer
: Media / Model
H. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Kegiatan dan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Waktu
Pendahuluan Mengucapkan salam Menjawab salam
( 5 menit ) Memperkenalkan diri, Mendengarkan dan
anggota kelompok dan memperhatikan
pembimbing
Menjelaskan topik Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan
kegiatan memperhatikan
Membuat kontrak waktu Menyetujui kontrak
dan bahasa waktu
Pelaksanaan Menggali pengetahuan Mengemukakan
( 20 menit ) audiens tentang Pengertian pendapat
Penyakit Glaucoma
Memberi reinforcemen Mendengarkan dan
positif pada audiens atas memperhatikan
pendapat audiens
Menjelaskan materi tentang Mendengarkan dan
penyebab dari Penyakit memperhatikan
Glaucoma
Memberi reinforcemen Mengemukakan
positif pada audiens atas pendapat
pendapat audiens
Menggali pengetahuan Mendengarkan dan
audiens tentang Tanda dan memperhatikan
Gejala Penyakit Glaucoma
Memberi reinforcemen Mendengarkan dan
positif pada audiens atas memperhatikan
pendapat audiens
Menjelaskan materi Mengemukakan
penyuluhan tentang pendapat
pencegahan Penyakit
Glaucoma
Memberi reinforcemen Mendengarkan dan
positif pada audiens atas memperhatikan
pendapat audiens
Menggali pengetahuan Mendengarkan dan
audiens tentang perawatan memperhatikan
Penyakit Glaucoma
Memberi reinforcemen Mengemukakan
positif pada audiens atas pendapat
pendapat audiens
Menjelaskan materi Mendengarkan dan
penyuluhan tentang memperhatikan
Pengobatan Penyakit
Glaucoma
Memberi reinforcemen Mendengarkan dan
positif pada audiens atas memperhatikan
pendapat audiens.
Penutup Memberikan kesempatan Memberikan
( 5 menit ) pada audien untuk bertanya pertanyaan
Memberi reinforcement pada Mendengarkan dan
audiens atas pertanyaan memperhatikan
audiens
Memberikan kesemspatan Mengemukakan
audiens lain untuk memberi pendapat
pendapat
Melengkapi atau Mendengarkan dan
memberikan penjelasan atas memperhatikan
pertanyaan audiens
Mengevaluasi dan Mendengarkan dan
menyimpulkan materi memperhatikan serta
penyuluhan yang telah ikut menyimpulkan
disampaikan
Salam penutup Menjawab salam

I. Evaluasi/ Laporan Hasil


1. Evaluasi Struktur
a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan.
Penanggung jawab
Bekerja sesuai yang diharapkan dengan cara mengarahkan dan membimbing
anggota kelompoknya dalam diskusi.
Presenter
Penyaji sudah sesuai dalam penyampaian atau penjelasan materi kepada
audiens.
Moderator
Moderator sudah sesuai dalam melukukan tugasnya yaitu memandu jalannya
diskusi.
Fasilitator
Fasilitator masih sudah sesuai dalam menjalankan tugasnya yaitu
mengarahkan dan membimbing audiens pada saat penyuluhan.
Obsevator
Obsevator sudah sesuai dalam menjalankan tugasnya yaitu mengamati dan
memperhatikan jalannya penyuluhan dari pertama sampai akhir.

b. Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan.


Dalam melaksanakan penyuluahan tempat duduk yang digunakan oleh audiens
sesuai dengan yang terdapat pada SAP.
c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan.
Tempat sudah sesuai dengan yang diharapkan, tetapi media yang kami gunakan
belum sesuai dengan yang terdapat pada SAP.

2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Waktu sesuai dengan yang direncanakan.
c. Selama proses berlangsung diharapkan audience dapat mengikuti seluruh kegiatan
penyuluhan/tidak ada yang meninggalkan ruangan.
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audience berperan aktif.

3. Evaluasi Hasil
a. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengertian penyakit
glaucoma
b. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan penyebab dan
pencegahan glaucoma
c. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan tanda dan gejala penyakit
glaucoma
d. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pencegahan penyakit
glaucoma
e. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan perawatan penyakit
glaucoma
f. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengobatan penyakit
glaucoma
LAMPIRAN MATERI

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN MATA PADA PENYAKIT GLAUCOMA

A. PENGERTIAN PENYAKIT GLAUCOMA


Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau
lebih tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan
kebutaan (Sidarta Ilyas, 2004). Menurut Martinelli (1991) dalam Sunaryo Joko Waluyo
(2009), bahwa Glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan
tekanan intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan
pupil syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan
penurunan tajam pengelihatan.
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat,
sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi
penglihatan (Mayenru Dwindra, 2009). Glukoma akut adalah penyakit mata yang
disebabkan oleh tekanan intra okuler yang meningkat mendadak sangat tinggi. (Mansjoer,
Arif : 2001). Glukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan
bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.
(Mansjoer, Arif : 2001). Jadi, menurut kelompok kami glaukoma adalah suatu penyakit
mata dimana meningkatnya tekanan intra okuler baik akut atau kronis, sehingga
menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optic (neoropati
optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular pada papil saraf
optik. Yang menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika
lapang pandang sentral terkena. (Bruce James. et al , 2006 : 95)
Jadi, Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak
langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama
akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan
karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan
membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata
yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
B. PENYEBAB PENYAKIT GLAUCOMA
Penyebab dari glaukoma adalah sebagai berikut (Sidharta Ilyas, 2004):
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan cilliary.
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau dicelah pupil

Faktor-faktor resiko dari glaukoma adalah (Bahtiar Latif, 2009):


a. Umur
Resiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2 %
dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan bertambah
dengan bertambahnya usia.
b. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma
mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko terbesar adalah
kakak adik kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.
c. Tekanan bola mata
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg beresiko tinggi terkena glaukoma.
Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat
merusak saraf optik. Untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan dirumah
sakit mata atau pada dokter spesialis mata.
d. Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin misalnya pemakai obat tetes mata yang
mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita
asthma, obat steroid untuk radang sendi, dan pemakai obat secara rutin lainnya.

C. TANDA DAN GEJALA PENYAKIT GLAUCOMA


Umumnya dari riwayat keluarga ditemukan anggota keluarga dalam garis vertical
atau horizontal memiliki penyakit serupa, penyakit ini berkembang secara perlahan
namun pasti, penampilan bola mata seperti normal dan sebagian besar tidak menampakan
kelainan selama stadium dini. Pada stadium lanjut keluhan klien yang muncul adalah
sering menabrak akibat pandangan yang menjadi jelek atau lebih kabur, lapangan
pandang menjdi lebih sempit hingga kebutaan secara permanen.
Gejala yang lain adalah (Harnawartiaj,2008):
a. Mata merasa dan sakit tanpa kotoran.
b. Kornea suram.
c. Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah.
d. Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat.
e. Nyeri di mata dan sekitarnya.
f. Udema kornea.
g. Pupil lebar dan refleks berkurang sampai hilang.
h. Lensa keruh.

Selain itu glaucoma akan memperlihatkan gejala sebagai berikut (Sidharta Ilyas,2004)
a. Tekanan bola mata yang tidak normal
b. Rusaknya selaput jala
c. Menciutnya lapang penglihatan akibat rusaknya selaput jala yang dapat berakhir dengan
kebutaan.

D. PENCEGAHAN PENYAKIT GLAUCOMA


Glaukoma adalah penyakit yang menyebabkan resiko kebutaan. Karena itu
penyakit ini sangat menakutkan. Penderita glaukoma banyak yang merasa lebih depresi,
ketika mendapatkan diagnosis. Terkadang gejala yang tidak muncul pada tahap awal
menyebabkan keterlambatan penanganan. Tingkat keparahan glaukoma akan berjalan
secara bertahap dalam dalam waktu yang pelan maupun cepat. Semua itu tergantung dari
kondisi tekanan pada lensa mata. Karena itulah perlindungan kesehatan mata agar tidak
terkena glaukoma harus dilakukan sejak awal. Ada beberapa upaya yang bisa Anda
lakukan untuk bisa terhindar dari glaukoma. Berikut ini adalah langkah alami yang perlu
dilakukan sejak dini :

1. Mengontrol Kadar Gula Darah

Kadar gula darah sangat penting untuk melindungi mata dari tekanan pada lensa
yang berlebihan. Tekanan lensa inilah yang akan menyebabkan glaukoma dan umumnya
memang jarang disadari. Karena itu hal penting yang harus Anda lakukan adalah
memiliki pola kebiasaan makan makan yang baik. Hindari terlalu sering mengkonsumsi
makanan yang mengandung karbohidrat komplek, gula berlebihan dan biji-bijian.
Beberapa makanan yang harus dikonsumsi dalam jumlah terbatas misalnya seperti nasi,
pasta, sereal, kentang dan roti putih.

2. Olahraga

Melakukan berbagai jenis olahraga akan membantu menurunkan resiko tekanan


pada mata berlebihan. Terlebih bagi yang selalu bekerja di depan layar komputer. Latihan
atau olahraga juga bisa melindungi tubuh dari penyakit glaukoma akibat kondisi
metabolisme yang buruk seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.

3.Melindungi Mata

Biasakan untuk melindungi mata apabila sedang melakukan olahraga atau


pekerjaan yang bisa meningkatkan resikocedera mata. Anda bisa menggunakan kacamata
khusus yang memang bisa melindungi area mata agar tidak terkena zat asing maupun
tekanan berlebihan. Pada awalnya mungkin tidak nyaman tapi memang sangat
diperlukan.

4. Hindari Makanan Mengandung Lemak


Kebiasaan mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang mengandung lemak trans
akan membuat kesehatan mata Anda beresiko tinggi terkena glaukoma. Lemak akan
membuat sistem lensa mata menjadi lebih buruk terutama jenis lemak yang
didapatkan dengan cara dibakar dan digoreng. Karena itu hindari semua jenis
makanan yang mengandung lemak atau makan dalam jumlah yang sangat terbatas
saja. (baca juga : bahaya mengkonsumsi gorengan)
5. Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan mata seharusnya memang sudah dilakukan sejak awal. Meskipun
glaukoma bisa terjadi pada usia lebih dari 42 tahun namun ada beberapa kasus
dimana usia muda terserang glaukoma. Karena itu pemeriksaan secara teratur harus
dilakukan untuk mengetahui gejala sejak awal. Bahkan orang yang memiliki riwayat
glaukoma dalam keluarga harus melakukan pemeriksaan secara teratur.
E. PERAWATAN PENYAKIT GLAUCOMA
KESIMPULAN

Glaukoma adalah suatu keadaan dimana di tandai dengan peningkatan tekanan intra
okuler yang dapat merusak saraf mata sehingga mengakibatkan kebutaan. Glaukoma
diklasifikasikan antara lain glaukoma primer, glaukoma sekunder, glaukoma kongenital
dan glaukoma absolut. Penyebabnya tergantung dari klasifikasi glaukoma itu sendiri tetapi
pada umumnya disebabkan karena aliran aquos humor terhambat yang bisa meningkatkan
TIO. Tanda dan gejalanya kornea suram, sakit kepala, nyeri, lapang pandang menurun, dll.
Komplikasi dari glaukoma adalah kebutaan. Penatalaksanaannya dapat dilakukan
pembedahan dan obat-obatan.
DAFTAR PUSTAKA

Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, FKUI, 2000.

Susan Martin Tucker, Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosisi dan
Evaluasi. Ed 5 Vol3 EGC. Jakarta 1998.

Brunner & Suddart. Keperawatan Medical Bedah EGC. Jakarta 2002.

Anda mungkin juga menyukai