Anda di halaman 1dari 30

PENDAHULUAN

A. Kata Pengantar

Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur al-hamdulillah kehadirat Allah
SWT yang telah menciptakan bumi dan
seisinya, mengatur dan menguasainya. Semoga
kita senantiasa mendapatkan limpahan rahmat,
nikmat, hidayah serta ridha-Nya. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada
Rasulallah Muhammad SAW, beserta keluarga
dan para sahabatnya yang telah membimbing
manusia menuju jalan yang lurus yaitu jalan
yang di ridhai-Nya.
Proses adalah hal terpenting dalam belajar
mengajar, karena proses inilah yang menentukan
tujuan belajar akan tercapai atau tidak tercapai.
Ketercapaian dalam proses belajar mengajar
ditandai dengan adanya tingkah laku. Perubahan
tingkah laku tersebut baik yang menyangkut
perubahan bersifat pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotor) maupun yang
menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Dalam proses belajar mengajar ada beberapa
faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran diantaranya pendidik, peserta
didik, lingkungan, metode/teknik serta media
pembelajaran. Pada kenyataannya, apa yang
terjadi dalam pembelajaran seringkali terjadi
proses pengajaran berjalan dan berlangsung
tidak efektif. Banyak waktu, tenaga dan biaya
yang terbuang sia-sia sedangkan tujuan belajar
tidak dapat tercapai bahkan terjadi noises dalam
komunikasi antara pendidik dan peserta didik.
Hal tersebut diatas masih sering dijumpai
pada proses pembelajaran selama ini, salah
satunya di Madrasah Tsanawiyah sederajat yang
masih minim mengunakan media pembelajaran.
Padahal, dengan adanya media pembelajaran
maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses
pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai
media pembelajaran. Dengan tersedianya media
pembelajaran, pendidik dapat menciptakan
berbagai situasi kelas dan menciptakan iklim
yang emosional yang sehat diantara peserta
didik. Bahkan media pembelajaran ini dapat
difungsikan secara tepat dan professional, maka
proses pembelajaran akan dapat berjalan efektif.
Berdasarkan fenomena diatas, media
pembelajaran ini disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik di jenjang Madrasah
Tsanawiyah sederajat yang dari segi
kognitifnya mereka mampu berfikir abstrak
menggunakan simbol-simbol tertentu.
Dari segi afektif dan psikomotoriknya
mereka juga mampu bersosialisasi dan
menemukan jati diri. Selain itu penyusunan
media pembelajaran ini juga guna membantu
buku ajar lebih menarik dalam kegiatan
pembelajaran.
Penyusunan media pembelajaran ini
mencakup materi pada tingkat Madrasah
Tsanawiyah yaitu pada materi al-Qur’an, Hadits,
Aqidah, Akhlak, dan Fikih, sarana pendukung
lainnya dan terdapat evaluasi untuk mengetahui
keefektifan dalam pembelajaran, adapun
penjelasannya yaitu:
1.Materi
Materi ini ditujukan untuk melatih peserta
didik agar mampu memperbaiki dan
mengembangkan ilmu yang menerangkan
tentang hukum-hukum syar'i yang berkaitan
dengan perbuatan-perbuatan para mukalaf
yang dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang
terperinci. Dalam materi buku ajar ini
mencakup materi tentang Shalat Jum’at.

Materi yang disajikan mencakup pengertian,


dalil, syarat wajib, syarat sah, keutamaan,
dan syarat khutbah shalat jum’at serta
evaluasi setiap materi.
2.Media
Dalam penyusunan media pembelajaran ini
guna merealisasikan materi dan latihan-
latihan serta membantu dalam proses
pembelajaran. Penyusunan media
pembelajaran ini menggunakan berbagai
media guna sarana dalam pembelajaran agar
lebih efektif dan efisien. Adapun media
yang akan digunakan diantaranya yaitu;
media laptop, LCD, gambar, speaker, papan
tulis, spidol, dan lain-lain. Media ini salah
satunya bertujuan untuk melatih peserta
didik agar lebih baik dalam memahami
syariat-syariat islam.
3.Evaluasi
Beberapa materi pelajaran dapat dijadikan
sebuah dasar dalam penyusunan evaluasi,
yaitu evaluasi dilakukan pada akhir tiap
materi pelajaran (evaluasi formatif) dan
pada akhir tiap semester (evaluasi sumatif).
Pelaksanaan evaluasi ini guna mengetahui
tingkat pemahaman peserta didik dalam tiap
materi pelajaran yang telah dijelaskan.
Dalam penyusunan media pembelajaran ini
menyadari bahwa media pembelajaran ini masih
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun masih
diharapkan sehingga bisa dijadikan sebagai
revisi media pembelajaran selanjutnya. Akhir
kata, tiada gading yang tak retak. Oleh sebab itu,
masih banyak kekurangan dari media
pembelajaran ini. Meskipun demikian ada
setetes harapan, semoga media pembelajaranr
ini bisa bermanfaat bagi peserta didik maupun
pendidik dalam pembelajaran Fikih. Amin …
Bojonegoro, 08 April 2023
B. Capaian Pembelajaran
Adapun capaian pembelajaran antara lain :
1.Mengamalkan shalat jum’at sebagai bukti
ketaatan pada ajaran Islam.
2.Menjalankan sikap tanggungjawab sebagai
implementasi dari pengetahuan tentang
ketentuan shalat jum’at.
3.Menganalisis ketentuan shalat jum’at.
4.Mengkomunikasikan hasil analisis tentang
shalat jum’at.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa
diharapkan mampu :
1.Memahami pengertian shalat jum’at.
2.Menjelaskan ketentuan pelaksanaan shalat
jum’at.
3.Memahami pengertian khutbah jum’at.
4.Mendiskripsikan tata cara pelaksanaan
khutbah jum’at.
5.Menunjukkan hikmah dalam kehidupan
sehari-hari.
PROLOG

Shalat jum’at pertama kali dilaksanakan oleh Nabi


Muhammad saw ketika dalam perjalanan hijrah
dari Mekkah ke Madinah di Bani Salim, yang satu
tempat setelah Quba, di pingir kota Madinah.
Sudahkah kalian rutin melaksakan shalat jum’at?
Jika belum mulailah dari sekarang untuk rutin
mengerjakannya.
Sebab amalan tersebut
wajin dilakanakan oleh
setiap muslim laki-
laki. Oleh karena itu,
shalat jum’at
merupakan salah satu shalat yang hukumnya
wajib. Pemahaman ketentuan shalat jum’at akan
menetukan sah tidaknya pelaksanaan shalat
tersebut. Oleh karena itu, memahami ketentuan
shalat jum’at merupakan hal penting bagi setiap
muslim.
Pengertian
Hari Jum’at disebut sebagai hari yang
paling istimewa dibandingkan dengan
hari-hari yang lain bagi umat Islam.
karena dihari Jum’at juga merupakan
hari raya umat Islam dalam satu minggu
tersebut. Hari Jum’at disebut-sebut
menjadi hari dimana do’a-do’a umat
Islam menjadi sangat mustajab. Hari
Jum’at disebut juga “Sayyidul Ayyam”
yang artinya “tuanya hari”.
MARI BERNYANYI

VIDEO LAGU SHALAT JUM’AT


DALIL

ْ َّ ْ ٰ َّ َ ْ ُ َ ْٓ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ ُّ َ ٰٓ
‫وة ِمن يو ِم‬ ِ ‫يايه ا ال ِذين امن وا ِاذا ن و ِدي ِللص ل‬
ْ‫الل ِه َو َذ ُروا ْال َب ْي َۗع ٰذ ِل ُكم‬
ّٰ ْ ٰ ْ َ ْ َ َ ُ ُ ْ
‫الجمع ِة فاس عوا ِالى ِذك ِر‬
َ‫َخ ْي ٌر َّل ُك ْم ا ْن ُك ْن ُت ْم َت ْع َل ُم ْون‬
ِ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman!


Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat
pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian
itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”.
(Q.S. Al-Jumuah:9)
Pengertian Shalat Jum’at

Shalat Jum'at merupakan shalat dua rakaat yang


dilakukan setelah tergelincirnya matahari atau
waktu shalat Dhuhur dengan ketentuan-ketentuan
yang telah diatur secara terperinci. Hukum
melaksanakannya adalah fardhu ain bagi setiap
laki-laki yang sudah baligh.

Bagi orang yang telah melaksanakan shalat Jum'at


maka tidak diwajibkan untuk melaksanakan shalat
Dhuhur.
Hukum Shalat Jum’at

Hukum Shalat Jum’at adalah Fardhu Ain,

artinya kewajiban individu mukallaf (muslim,

baligh, berakal) kecuali 6 golongan:

1. Hamba sahaya (budak belian)

2. Perempuan

3. Anak kecil (yang belum baligh)

4. Orang sakit yang tidak dapat menghadiri Jumat

5. Musafir, yakni orang yang sedang dalam


perjalanan jauh

6. Orang yang udzur jum’at, seperi ada

bencana alam atau bahaya.


Pengecualian ini ditetapkan oleh sabda Nabi SAW:

Artinya :“Jum'at itu hak yang wajib bagi


setiap Muslim dengan berjama'ah kecuali
empat orang, yaitu: budak, wanita, anak
kecil, dan orang yang sakit."

Adapun bagi musafir, dan ada yang udzur,


karena perbuatan Rasulullah SAW apabila mengadakan
perjalanan jauh, dan sampai hari jum’at beliau dan para
sahabatnya tidak menunaikan shalat jum’at, melainkan
hanya shalat dzuhur, demikian pula ketika kejadian
badai hari jum’at dikota madinah, Beliau menganjurkan
para sahabatnya shalat masing-masimg di rumah
mereka.
Syarat sah dan syarat wajib Shalat Jum’at

Syarat wajib merupakan ketentuan yang munculnya


hukum fardhu ain melaksanakan shalat Jum'at. Syarat
wajib harus dipenuhi sebelum pelaksanaan shalat
dimulai. Selanjutnya syarat sah merupakan ketentuan-
ketentuan yang menyebabkan diterimanya salat Jumat
syarat sah shalat harus dipenuhi selama pelaksanaan
shalat Jumat berlangsung.

Syarat sah shalat Jum’at

1. Islam. Tidak sah shalat Jum'atnya orang kafir.

2. Merdeka. Tidak sah shalat Jum'at bagi hamba sahaya


atau budak.

3. Memasuki usia baligh. N namun bagi anak kecil


yang sudah mumayyiz salatnya tetap sah, karena belum
diwajibkan melaksanakan salat Jumat tetapi sangat
dianjurkan ikut serta sebagai pembelajaran.
4. Berakal. Tidak wajib salat Jumat bagi orang yang
hilang ingatan, karena sakit, gila, ayan, pingsan dan
mabuk secara terus-menerus.

5. Laki-laki. Tidak wajib shalat Jum’at bagi laki-laki


yang belum baligh dan perempuan yang sudah baligh
atau belum.

6. Sehat. Bagi orang sakit di kecualikan dari kewajiban


melaksanakan shalat Jum’at.

7.Menetap. Tidak wajib bagi orang yang bepergian ke


suatu tempat yang tidak memiliki niat untuk menetap
selama minimal 4 hari. Waktu bepergian juga tidak
pada hari Jum’at setelah shalat subuh. Jika memiliki
niat menetap dan bepergian setelah selesai salat subuh
maka wajib baginya melaksanakan shalat Jum'at.
Syarat wajib shalat Jum'at

1. Pemukiman. Shalat Jum'at dilaksanakan di masjid


desa atau perbatasan suatu kampung atau pemukiman
dalam wilayah administratif desa tertentu.

2. Berjamaah dengan 40 orang jamaah. tidak sah


salat Jumat jika jumlah jamaahnya termasuk imam salat
kurang dari 40 orang.

3. Dilaksanakan pada waktu shalat dhuhur. Yaitu


mulai tergelincirnya matahari hingga memasuki waktu
salat ashar. Namun yang lebih utama adalah
mensegerakan pelaksanaan salat Jumat dengan tidak
mengulur-ngulur waktu.

4. Tidak terdapat dua shalat Jum'at dalam waktu


bersamaan. Shalat Jum’at di masjid dalam satu daerah
sah hukumnya jika tidak didahului oleh shalat Jum’at di
masjid lainnya di daerah yang sama. Dikecualikan
daerah yang sangat luas dan sulit untuk mengumpulkan
titik dapat pula karena sebab lain, seperti antar
kampung saling bermusuhan atau berperang atau
jauhnya jarak antara satu kampung dengan kampung
lainnya, sehingga penduduk kampung tidak dapat
mendengar adzan Jum'at.
Dua Khutbah Jum’at

Dua khutbah Jum’at dibaca sebelum pelaksanaan


shalat Jum’at dan khatib atau pembaca khutbah
harus berdiri. Selain itu, diantara dua khutbah di
selai-selai dengan duduk sejenak.
Mari kita cermati!
Jika dalam pokok bahasan shalat dikenal dengan
istilah syarat sah dan syarat wajib, maka dalam
dua khutbah dikenal dengan syarat dan rukun
khutbah.
Syarat merupakan perkara-perkara yang harus
dipenuhi oleh seorang khatib dan menentukan sah
atau tidaknya khutbah. Syarat ini di luar materi
khutbah yang disampaikan.
Rukun merupakan perkara-perkara yang harus
dipenuhi dalam materi
khutbah yang disampaikan dan menentukan sah
atau tidaknya khutbah.
Syarat-syarat khutbah Jum’at

Pendapat pertama Pendapat kedua


Berdasarkan Kitab Berdasarkan Kitab
Safinatun Najah Matan Taqrib
1.Suci dari hadats 1.Suci dari najis dan
kecil dan hadats hadats, baik badan,
besar. pakaian dan tempat
2.Suci dari najis, baik khutbah. Begitu
badan, pakaian pula menutup aurat
maupun tempatnya. dan dianjurkan
3.Menutup aurat. dengan pakaian
4.Berdiri bagi yang yang masih baru.
mampu. 2. Mendahulukan dua
5.Duduk diantara dua khutbah
dua khtubah dengan daripada shalat Jum’at.
batas minimal sama 3. Dilaksanakan pada
dengan lamanya waktu yang
thuma’ninah dalam sama dengan
shalat. pelaksanaan shalat
6.Berurutan antara Dhuhur.
khutbah pertama 4. Khutbah
dengan khutbah dilaksanakan dengan
kedua. berdiri.
7.Berurutan dengan 5. Duduk sejenak
pelaksanaan shalat diantara dua khutbah
Jum’at. dan wajib thuma’ninah.
8.Jama’ah yang 6. Mengeraskan suara
mendengarkan yang sekiranya 40
minimal berjumlah jama’ah dapat
40 orang. mendengarnya.
9.Dilaksanakan pada
waktu yang sama
dengan pelaksanaan
shalat Dhuhur.

Rukun-rukun Khutbah

Pendapat pertama Pendapat kedua


berdasarkan Kitab Berdasarkan Kitab
Safinatun Najah Matan Taqrib
1.Memuji Allah Swt. 1.Khatib harus
dalam dua khutbah mengucapkan
2.Membaca shalawat tahmid (puji-pujian
kepada Rasulullah kepada Allah Swt)
Saw. 2. Khatib harus
3. Berwasiat agar mengucapkan dua
senantiasa bertakwa kalimah syahadat.
kepada Allah Swt. 3.Khatib harus
4. Membaca ayat Al- mengucapkan
Qur’an pada salah shalawat atas nabi
satu dari dua Muhammad Saw.
khutbah. 4. Khatib berwasiat
5. Membaca doa untuk jama’ah agar
yang ditujukan selalu bertakwa
kepada orang-orang kepada Allah Swt.
muslim laki-laki 5.Khatib membaca
dan perempuan ayat al-Qur’an pada
pada khutbah salah satu khutbah
kedua. 6.Khatib berdo’a
yang ditunjukkan
kepada muslimin
dan muslimat yang
berisi permohonan
ampun atas segala
dosa.

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Jum’at


Video Tatacara Pelaksanaan Shalat Jum’at

Tata cara Shalat Jum’at

1.Mandi sunnah dengan niat untuk


melaksanakan shalat Jum’at
2.Memakai wewangian sehingga bau badan
tidak sedap hilang

3.Memakai pakaian yang paling bagus dan lebih


dianjurkan berwarna putih.
4.Memotong atau memendekkan kuku kedua
tangan
5.Shalat sunnah tahiyyatul masjid
6.Adzan Pertama. Adzan pertama dibaca
panjang oleh mua’dzin seperti yang dilakukan
dalam pelaksanaan shalat fardlu lima waktu.
7.Sholat Sunnah Qobliyah. Shalat sunnah yang
mengiringi shalat Jum’at dua rakaat dengan
tidak memanjangkan bacaan dan memperlama
gerakan-gerakannya.
8.Adzan Kedua. Bacaan dalam adzan kedua
sama dengan yang pertama.
Hanya saja suaranya lebih dipendekkan.
9.Khutbah Jum’at. Dua khutbah Jum’ah wajib
hukumnya dengan tata cara pelaksanaan
khutbah sebagai berikut:
a) Khatib duduk di atas mimbar sebelum
memulai khutbah.
b) Menghadapkan wajahnya keara jam’ah
tanpa menoleh ke kanan dan
kekiri.
c) Pada saat berdiri, khatib bersandar dengan
tangan kirinya pada
sebuah tongkat, pedang atau busur.
d) Memendekkan kedua khutbah dan khutbah
kedua lebih pendek
daripada khutbah pertama.
e) Khatib membaca dua khutbah berdasarkan
ketentuan-ketentuan
yang telah dijelaskan di atas.
f) Pada saat khatib duduk diantara dua
khutbah, jama’ah termasuk
khatib dianjurkan untuk berdoa sesuai dengan
maksud masingmasing. Karena waktu tersebut
merupakan waktu yang mustajab.
g) Setelah selesai dua khutbah, bilal
mengumandangkan iqamah.
h)Imam turun dari mimbar dan menuju
mihrab. Khatib meninggalkan
mihrab dengan cara turun dari atas mimbar
menuju mihrab bersamaan dengan selesainya
muadzin dari mengumandangkan
iqamah. Tujuannya agar sedapat mungkin
mengurutkan antara dua khutbah dengan
sholat Jum'at. 085173238812
10. Berdzikir setelah shalat dan dianjurkan
membaca:
a) Al-Ikhlas x3
b) Al-Falaq x3
c) Al-Nas x3
d) Doa penutup sebagaimana yang dibaca
setelah shalat fardlu lima waktu.

Anda mungkin juga menyukai