Anda di halaman 1dari 17

2

Penerapan Metode Praktek dalam Pembiasaan Sholat


Pada Mata Pelajaran Fiqih

Nurhadi *

* FASIH IAIN Tulungagung


nurhadita@gmail.com

Abstract

Prayer is a pillar of religion, one part of the pillars of


Islam. Good and bad human status in the world or in
akherat sourced from good and bad prayer. Therefore
learning habituation to worship worship should be
inculcated early on. One indicator of the lack of prayer
habituation especially in the third grade students in SDI
Science and Tahfizh Imam Syafi'i Tulungagun today is less
active students in following the learning activities. This is
coupled with the fact that the learning process applied still
apply the old paradigm. Namely lectures, frequently asked
questions and assignments. To enable students in the
learning process, the use of practice method is very
appropriate, because this method can encourage
cooperation and activeness of students to improve the
obligatory prayers 5 times. The implementation process
itself includes: (1) Planning (planning), (2) Implementing
action (acting), (3) Observation (observing) and (4)
Reflection (reflection).
Keyword: Application, Prayer, Fiqh.

Sholat merupakan tiang penyangga agama, salah satu


bagian dari rukun Islam. Baik dan buruknya status manusia
di dunia ataupun di akherat bersumber dari baik dan
buruknya sholat. Oleh karena itu pembelajaran pembiasaan
menjalankan ibadah shalat harus ditanamkan sejak dini.
Salah satu indikator kurangnya pembiasaan shalat
159 EKSYAR: Jurnal Ekonomi Syari'ah, Vol. 03, No. 02, Nov 2016: 158-174
p-ISSN: 2355-438X; e-ISSN: 2407-3709

khususnya Siswa Kelas III di SDI Sains dan Tahfizh Imam


Syafi‟i Tulungagun dewasa ini adalah kurang aktifnya siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini ditambah
dengan fakta bahwa proses pembelajaran yang diterapkan
masih menerapkan paradigma lama. yaitu ceramah, tanya
jawab dan penugasan. Untuk mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran, penggunaan metode praktek sangatlah
tepat, karena metode ini dapat mendorong kerjasama dan
keaktifan siswa untuk meningkatkan kebiasaan shalat wajib
5 waktu. Proses pelaksanaannya sendiri meliputi: (1)
Menyusun perencanaan (planning), (2) Melaksanakan
tindakan (acting), (3) Pengamatan (observing) dan (4)
Refleksi (reflection).
Kata Kunci: Penerapan, Shalat, Fiqh.

PENDAHULUAN
Setiap orang secara umum mengenal istilah pendidikan,
demikian pula halnya dengan Pendidikan Agama Islam, akan tetapi
sebagian dari masyarakat kita memiliki persepsi pendidikan itu
identik dengan sekolah, pemberian pelajaran dan sebagainya.
Sedangkan Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang
didasarkan pada nilai-nilai Islam dan berisikan ajaran Islam baik
yang bebas maupun yang diselenggarakan secara terorganisir berupa
pesantren, sekolah maupun yang lain.
Al-Syaibany mengemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam
adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada
kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut
dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai sesuatu
aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi
dalam masyarakat.1 Sedangkan Muhammad fadhil al-Jamaly
mendefenisikan pendidikan Islam sebagai upaya pengembangan,
mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan
berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia.
Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta
didik yang lebih sempurnah, baik yang berkaitan dengan potensi
akal, perasaan maupun perbuatanya.2
Diantara cabang materi PAI adalah pelajaran fiqih.
Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik

1
Sarjanaku, Pengertian Pendidikan Islam dalam
http://www.sarjanaku.com/2011/09/pendidikan-agama-islam-pengertian.html
diunggah hari minggu 13 maret 2016. Pkl.09.10 wib.
2
Ibid.
Nurhadi - Penerapan Metode Praktek dalam Pembiasaan… 160
http://ejournal.staim-tulungagung.ac.id/index.php/Eksyar

dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara


pelaksanaannya untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehingga
menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam
secara kaaffah(sempurna). Dan termasuk dari syari‟at islam yang
pokok adalah sholat.
Sholat merupakan tiang penyangga agama, salah satu bagian
dari rukun Islam yang telah ditetapkan dengan dalil Al qur‟an
maupun as-Sunnah dan menjadi kesepakatan Ulama‟ kaum
muslimin, meninggalkan sholat dengan sengaja merupakan perbuatan
yang menjerumuskan kepada kekafiran. Baik dan buruknya status
manusia di dunia ataupun di akherat bersumber dari baik dan
buruknya sholat. Kerja sama yang sinergis antara setiap elemen yang
bertanggung jawab, dapat diharapkan melahirkan sikap yang
mencerminkan pelaksanaan agama, pengembangan iman, taqwa,
akhlak mulia dan aspek aspek lainnya disamping aspek kecerdasan
dan ketrampilan sehingga akan terwujud keseimbangan. Oleh karena
itu, pendidikan sholat merupakan bagian pendidikan islam yang
sangat penting.
Di antara keutamaan Islam bagi umat manusia, ia telah
memberikan metode yang tepat dan sempurna bagi mereka dalam
pendidikan rohani, pembinaan generasi, pembentukan umat dan
pembangunan budaya serta penerapan prinsip-prinsip kemuliaan dan
peradaban (madaniyah).3 Pada tingkat sekolah dasar peningkatan
ruang lingkup bahan pelajaran meliputi, Al Qur‟an, hadits, fikih,
aqidah, akhlak, dan tarikh. Ruang tingkat pendidikan agama islam
begitu luas, dan untuk mengukur keberhasilan siswa maka ditetapkan
beberapa indikator pencapaian yang merupakan petunjuk tentang
hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti proses, salah satunya
kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh lulusan Sekolah Dasar
adalah siswa mampu beribadah dengan baik dan tertib.4
Supaya anak didik bersemangat untuk beribadah shalat dengan
baik dan disiplin maka perlu adanya pembinaan ibadah shalat yang
dalam pelaksanaannya membutuhkan proses atau cara pembinaan
tersebut. Namun dalam kenyataannya banyak siswa yang telah
selesai menamatkan jenjang pendidikan sekolah dasar pada
umumnya sangat kurang dalam menghayati dalam kehidupan sehari-
hari terutama dalam pelaksanaan ibadah shalat. Bahkan siswa-siswi
kelas III di SDIST Imam as-Syafi‟i Tapan, Kedungwaru,

3
Abdulloh Nashih Ulwan, Pendidikn Anak Dalam Islam Cet.III (Jakarta:
Pustaka Amani, 2002), hlm. ix.
4
Waliyanti, Upaya Guru Agama Islam dalam Bimbingan Sholat di SDN
Karang Anyar Ngemplak Sleman (Yogyakarta: Program S1, 2009), hlm. 2.
161 EKSYAR: Jurnal Ekonomi Syari'ah, Vol. 03, No. 02, Nov 2016: 158-174
p-ISSN: 2355-438X; e-ISSN: 2407-3709

Tulungagung, ketika ditanya tentang pelaksanaan sholat dalam sehari


semalam secara tertib, banyak jawaban yang bisa di simpulkan
bahwa belum sepenuhnya mereka melaksanakan sholat dalam sehari
semalam dengan tertib.
Hal tersebut biasa terjadi disebabkan oleh berbagai faktor
yang berpengaruh baik dari siswa yang kurang memperhatikan
maupun dari lingkungan yang kurang agamis, dimana suasana
kehidupan beragama dalam keluarga sangat berpengaruh dalam
pembinaan sikap supaya tertib dalam menunaikan ibadah sholat. Di
sisi lain, proses pembelajaran umumnya masih didominasi dengan
metode ceramah dan tugas mengerjakan soal latihan di buku/LKS.
Metode pembelajaran yang monoton ini menjadi penyebab
rendahnya minat belajar siswa. Minat belajar yang rendah menjadi
penyebab tidak optimalnya prestasi belajar yang dicapai siswa.
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan minat belajar siswa. Minat belajar dapat
ditingkatkan melalui metode pembelajaran yang menekankan peran
aktif siswa serta dapat memberikan pengalaman langsung kepada
siswa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.
.
KAJIAN TEORI
1) Tentang Shalat
Shalat menurut bahasa berarti : do‟a, sedangkan menurut
istilah (ahli fiqih) adalah perbuatan (gerak) yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat
tertentu. 5
Dasar diwajibkannya shalat yaitu firman Allah Ta‟ala:
       
“Dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat dan ruku’lah beserta
orang-orang yang ruku” (Q.S. Al Baqarah: 43)6
        
` “Sesungguhnya shalat bagi orang yang beriman adalah
kewajiban yang ditentukan waktunya.” (Q.S An Nisa‟: 103)7

Sedangkan dasar untuk melakukan ibadah shalat dari


hadist Nabi Muhammad Shallallahu‟alaihiwasallam,
5
Moh Rifa‟i, dkk.Terjemah khulashah Kifayatul Akhyar. (Semarang: Toha
Putra, 1978) hlm. 53
6
Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya (Jakarta: Depag RI, 1978).
7
Ibid.
Nurhadi - Penerapan Metode Praktek dalam Pembiasaan… 162
http://ejournal.staim-tulungagung.ac.id/index.php/Eksyar

bersumber dari sahabat Abdullah Bin Umar


Rodhiyallahu‟anhuma, yang berbunyi sebagaiman berikut:

‫ىش َقه َقد ِهةىأ ْيَقنى‬


‫س َق‬ ‫ بُسِه َقِنى ْيِهْل ْي َقَل ُسمى َقَق َق‬:‫اى َق ِهَّلل ى ِهَّللاُسى َقَقْي ِه ى َق َق ِهَّلل َقى ى‬
ٍ ‫ىَخْي‬ ‫َق َقاى ُساى ِهَّللِه‬
‫َق ُس‬
‫ِه‬ ‫ِه‬ ‫ِه‬ ‫ِه‬
‫لص َقَلةى َقإِهيتَق ءى ِهَّلللزَقك ةى َق ْيْلَق ِهجى َق َق ْي مى‬ ‫ِه‬ ‫ِه‬
‫ىُمَق ِهَّللم ًد ى َق ُس ُساى ِهَّللاى َقإِه َق مى ِهَّلل‬ ‫َقَلىإِهلَق َقىإِهِهَّللَلى ِهَّللاُسى َقىأ ِهَّلل‬
‫َقن ُس‬
‫َقَق َق َقىن‬
“Islam itu ditegakkan atas lima dasar, bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan yang berhaq disembah melainkan Allah dan
bahwasanya Nabi Muhammad itu adalah utusan-Nya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa
ramadhan”. (HR. Bukhari dan Muslim)8

Berdasarkan dari sumber di atas yakni Al Qur‟an dan


Al Hadist sudah jelas bahwa shalat adalah suatu kewajiban
yang harus dikerjakan hamba Allah, Mengerjakan Shalat lima
waktu, Membayar Zakat, Mengerjakan Haji, Berpuasa pada
bulan Ramadhan. Merupakan sendi atau rukun Islam yang
terpenting dari hadist yang terakhir ini adalah shalat yang
perlu diusahakan peningkatannya, karena anak usia tujuh
tahun harus disuruh shalat, jadi sejak kecil shalat memang
harus ditanamkan. Bila usia anak menginjak sepuluh tahun
belum mau melaksankan shalat maka dipukulah dia agar mau
menjalankan shalat. Akan tetapi pukulan mendidik, tidak
untuk menyakiti
Imam Ahmad mengatakan, "Sesungguhnya kualitas
keislaman seseorang adalah tergantung pada kualitas ibadah
sholatnya. Kecintaan seseorang kepada Islam juga tergantung
pada kecintaan dalam mengerjakan sholat. Oleh karena itu
kenalilah dirimu sendiri wahai hamba Allah! Takutlah kamu
jika nanti menghadap Allah Azza Wa Jalla tanpa membawa
kualitas keislaman yang baik. Sebab kualitas keislaman dalam
hal ini ditentukan oleh kualitas ibadah sholatmu."9 Karena itu
sudah menjadi keharusan bagi semua kalangan muslimin
untuk benar-benar memperhatikan masalah sholat yang sesuai
dengan tuntunan Nabi Muhammad dan membersihkan ajaran
agama dari segala yang tidak pernah diajarkannya.

8
Imam Muslim, Shohih muslim, juz.1 no.45 dan Imam Bukhori, Shohih
Bukhori, juz.1 no.49.
9
Ibn al Qayyim, ash Sholah wa hukmu taarikihaa Cet.I, (Beirut: Daar ibn
hazm, 1996), hlm. 170-171.
163 EKSYAR: Jurnal Ekonomi Syari'ah, Vol. 03, No. 02, Nov 2016: 158-174
p-ISSN: 2355-438X; e-ISSN: 2407-3709

2) Keutamaan Shalat
Sholat memiliki keutamaan yang agung, banyak sekali
hadits-hadits yang menyebutkan tentang keutamaan
sholat,diantranya :
1. Sebagai amalan yang paling utama
Ketika Rosululloh ditanya tentang amalan yang paliamg
utama,maka beliau bersabda : “ Sholat pada waktunya” (
Muttafaqun alaihi )
2. Mensucikan manusia dari noda dosa
Rosululloh bersabda yang artinya : “Bagaimana menurut
pendapat kalian jika ada sungai di depan pintu seorang
dari kalian,dia mandi di dalamnya setiap hari lima
kali,apakah tersisa dari kotoran tubuhnya sedikitpun “
para shohabat berkata : Tidak tersisa dari kotoran
tubuhnya sedikitpun,” maka Rosululloh bersabda yang
artinya : Itulah perumpamaan sholat lima waktu yang
Alloh menghapus dosa-dosa dengannya “ ( Muttafaqun
alaihi )
3. Tiang penyangga agama
Agama seorang muslim benar benar tegak manakala ia
menegakkan sholat akan tetapi ia dianggap merobohkan
agama bila ia meninggalkan sholat. Rosululloh bersabda,
yang artinya : Puncak perkara adalah Islam,tiangnya
adalah sholat,dan puncaknya adalah jihad” Demikian
pula telah datang ayat-ayat dan hadits yang memberikan
ancaman yang keras bagi siapa saja yang meniggalkan
sholat dan mengakhirkan dari waktunya 10
3) Shalat Wajib, Raka’at dan Waktunya
Shalat wajib ialah shalat yang harus dikerjakan oleh
seorang muslim ada 5, yaitu:
1. Shalat Dhuhur, 4 raka‟at, dan waktunya sejak matahari
condong ke arah barat sampai bayangan sama panjang
dengan bendanya.
2. Shalat „Ashar, 4 raka‟at, dan waktunya sejak bayangan
lebih panjang dari bendanya sampai bayangan 2 kali lbih
panjang dari bendanya, sekitar hamper terbenam matahari.
3. Shalat Maghrib, raka‟at, dan waktunya sejak terbenam
matahari sampai mega kuning hilang.
4. Shalat Isya‟, 4 raka‟at, dan waktunya sejak hilangnya
mega kuning, sampai fajar shadiq (hampir) terbit.
10
Arif Fatul Ulum Bin Ahmad Saifulloh, Sudah benarkah Sholat Kita Cet.I,
(Gresik: Majelis Ilmu Publisher, 2008 ), hlm. 30.
Nurhadi - Penerapan Metode Praktek dalam Pembiasaan… 164
http://ejournal.staim-tulungagung.ac.id/index.php/Eksyar

5. Shalat Shubuh, 2 raka‟at, dan waktunya sejak terbit fajar


shadiq sampai terbit matahari.11
4) Syarat Sah Shalat dan Rukun Shalat
1. Syarat – syarat syahnya shalat12
a) Islam. Orang kafir tidak sah mengerjakan shalat
b) Berakal. Orang yang gila/hilang akal tidak syah
shalatnya.
c) Baligh (sudah dewasa, anak kecil sah tapi belum
diwajibkan)
d) Suci dari hadats kecil dan besar
e) Suci badan, pakaian dan tempat dari najis.
f) Sudah masuk waktu shalat
g) Menutup aurat
h) Niat
i) Menghadap kiblat
2. Rukun – rukun shalat13
a) Berdiri jika mampu
b) Takbirotul ihrom (mengucapkan takbir)
c) Membaca surat Al Fatihah (pada setiap raka‟at)
d) Ruku‟
e) Bangkit dari ruku‟(i‟tidal)
f) Sujud
g) Bangkit dari sujud
h) Duduk diantara dua sujud
i) Duduk tasyahud akhir
j) Membaca tasyahud
k) Mengucapkan shalawat atas Nabi Muhammad
l) Mengucapkan salam
m) Tuma‟ninah disetiap rukunnya.
n) Tertib
5) Pembatal - Pembatal Sholat
1. meniggalkan rukun atau syarat dan kewajiban dengan
sengaja.
2. Banyak bergerak tanpa ada keperluan
3. Membuka aurat dengan sengaja

11
Moh Rifa‟i , dkk.Terjemah khulashah Kifayatul Akhyar (Semarang: Toha
Putra, 1978), hlm. 54-55.
12
Arif Fatul Ulum Bin Ahmad Saifulloh, Sudah benarkah Sholat Kita
(Gresik: Majelis Ilmu Publisher, 2008), hlm. 31-37.
13
DP3R Imam As Syafi‟i, Fiqih Ibadah 3, Cet.II (Jakarta: Dar-Syafii, 2014),
hlm. 20.
165 EKSYAR: Jurnal Ekonomi Syari'ah, Vol. 03, No. 02, Nov 2016: 158-174
p-ISSN: 2355-438X; e-ISSN: 2407-3709

4. Berbicara, tertawa, makam dan minum dengan


sengaja.14
6) Metode Praktek
Dalam Ensiklopedia Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
metode merupakan cara memikirkan dan memeriksa suatu hal
menurut suatu rencana tertentu. Jadi metode adalah suatu
rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang
sistematis berdasrkan pendekatan tertentu. Pratek yaitu
penerapaan ilmu teori, kerja nyata.15 Dalam kamus ilmiah
populer praktek berarti latihan, pelaksanaan sesuatu menurut
teori.16 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar
menyatakan:
“Pratek merupakan upaya memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman
langsung, guru tidak hanya memberikan instruksi serta
penjelasan di depan kelas saja, akan tetapi kegiatan tersebut
juga dapat dilakukan secara bersama-sama yaitu dengan cara
praktek langsung”.17
Adapun metode praktek, Abdul Qadir Arno menyatakan
dalam tulisannya:
“Metode Praktik adalah suatu metode dengan
memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat
atau benda, seperti di peragakan, dengan harapan siswa
menjadi jelas dan mudah sekaligus dapat mempraktikkan
materi yang di maksud suatu saat di masyarakat”.18
Lebih jelas lagi apa yang di katakan oleh Ribut Purwo:
“Metode praktek merupakan metode pembelajaran
dimana peserta didik/ siswa melaksanakan kegiatan
latihan atau praktek agar memiliki ketegasan atau
ketrampilan yang lebih tinggi dari teori yang telah
dipelajari. Metode ini umumnya dilaksanakan dalam

14
Muhammad bin Ibrahim, Ensiklopedi Islam Al Kamil (Jakarta: Darus
Sunnah Pres, 2007), hlm. 667.
15
Sulchan Yasyin, kamus lengkap bahasa indonesia, (Surabaya: Amanah,
t.t) hlm. 380
16
Risa Agustin, kamus ilmiah populer (Surabaya: Serba Jaya, t.t), hlm. 426.
17
Depdiknas Dirjen Menajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, Pedoman Pembelajaran
Bidang Fisik/Motorik Di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: t.p, 2007), hlm. 1.
18
Abd. Kadir, Praktik Metode Pembelajaran dalam
http://Metode/Pembelajaran/Praktik/Abdul Kadir Arno.html diunggah pada Kamis,
26 Mei 2016. Pkl. 21.30 wib.
Nurhadi - Penerapan Metode Praktek dalam Pembiasaan… 166
http://ejournal.staim-tulungagung.ac.id/index.php/Eksyar

pendidikan kejuruan, pendidikan profesi, dan diklat


(pendidikan dan pelatihan).

Jadi metode praktek adalah sebuah metode mengajar


dimana siswa melaksanakan kegiatan latihan praktek agar
siswa memiliki ketegasan atau ketrampilan yang lebih tinggi
dari apa yang telah dipelajari.
1) Tujuan metode praktek
Adapun tujuan pembelajaran praktek adalah sebagai berikut:
a) Meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai
kondisi nyata di lapangan.
b) Menambah wawasan tentang informasi serta melatih
pola pikir peserta didik untuk dapat menggali
permasalahan, yang kemudian akan dianalisa dan
dicari penyelesaiannya secara integral komprehensif.
c) Memperluas wawasan umum peserta didik tentang
orientasi pengembangan teknologi di masa yang akan
datang sehingga diharapkan dapat menyadari realitas
yang ada antara teori yang di berikan di kelas dengan
tugas yang di hadapi di lapangan.
d) Memberikan solusi terhadap masalah yang ada saat
praktek.19
2) Langkah-langkah menggunakan metode praktek
a. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus
dilakukan:
1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa
setelah proses praktek.
2. Persiapkan garis besar langkah - langkah praktek
yang akan dilakukan.
b. Tahap pelaksanaan
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam
2. Guru menjelaskan materi sholat dan
mendemonstrasikan gerakan shalat, dan siswa
mempraktekkannya.
3. Guru meminta salah satu siswa maju ke depan untuk
mempraktekkan gerakan shalat mulai dari awal
sampai dengan salam.

19
Ibid.
167 EKSYAR: Jurnal Ekonomi Syari'ah, Vol. 03, No. 02, Nov 2016: 158-174
p-ISSN: 2355-438X; e-ISSN: 2407-3709

4. Guru mengajak siswa melaksanakan kegiatan shalat


beserta dengan bacaannya.20
3) Kelebihan dan Kelemahan Metode Praktek
Sebagai suatu metode pembelajaran, praktek memiliki
beberapa kelebihan, di antaranya:
1. Diperolehnya perubahan psikomotor bentuk perilaku
ketrampilan
2. Mempermudah dan memperdalam pemahaman tentang
berbagai teori yang terkait dengan praktek
3. Meningkatkan motivasi dan gairah untuk semangat
belajar
4. Melatih kordinasi otak, mata, tangan dan kaki
5. Melatih ketrampilan anak21
Di samping beberapa kelebihan, metode praktek juga
memiliki beberapa kelemahan, di antarannya:
a. Memerlukan persiapan yang matang
b. Siswa memerlukan waktu yang relatif lama untuk
mencapai kompetensi standar yang diperlukan
dilapangan kerja sebenarnya.
c. Memerlukan biaya yang tinggi untuk pengadaan bahan
dan peralatan praktek
d. Membutuhkan biaya yang tinggi untuk pengoprasian
serta pemeliharaan peralatan praktek
e. Memerlukan guru yang benar-benar terampil dalam
melakukan pekerjaan yang akan dipraktekkan oleh
siswa22
.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif, karena masalah yang dipecahkan
berasal dari praktik pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Proses
pelaksanaannya sendiri meliputi: (1) Menyusun perencanaan (planning),
(2) Melaksanakan tindakan (acting), (3) Pengamatan (observing) dan (4)
Refleksi (reflection). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode observasi, metode wawancara, dan
dokumentasi.

20
Depdiknas Dirjen Menajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, Pedoman
Pembelajaran..., hlm. 1.
21
Ibid., hlm. 12.
22
Abd. Kadir, Praktik Metode Pembelajaran. diunggah pada Kamis, 26
Mei 2016. Pkl. 21.30 wib.
Nurhadi - Penerapan Metode Praktek dalam Pembiasaan… 168
http://ejournal.staim-tulungagung.ac.id/index.php/Eksyar

HASIL PENELITIAN
1) Kebiasaan shalat wajib siswa kelas III SDIST Imam Syafi’i
kurang tertib
Setelah mengetahui paparan data yang ada, dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas III belum
melaksanakn shalat 5 waktu dengan tertib. Hal tersebut biasa
terjadi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
a) Faktor intern, dimana siswa sendiri yang kurang
memperhatikan pembelajaran tentang shalat dan kurang
bersemangat dalam mengamalkan ilmu yang diperoleh. Hal
ini sebagaimana yang peneliti alami menjadi guru Fiqih
kelas III ketika menyampaikan materi ada beberapa siswa
yang tidak memperhatikan dan ketikan ditannya dan disuruh
mempraktekkan tidak bisa.
b) Faktor Ekstern, berupa lingkungan yang kurang agamis,
dimana suasana kehidupan beragama dalam keluarga sangat
berpengaruh dalam pembinaan sikap supaya tertib dalam
menunaikan ibadah sholat. Sebagaiman pengamatan peneliti
yang merupakan guru fiqih kelas III, siswa-siswi yang
lingkungannya kurang agamis, seperti dekat dengan warnet
dan tempat hiburan biasanya kurang tertib dalam
melaksanakan shalat wajibnya karena terkadang bemain
game hingga lupa waktu shalat.
c) Faktor yang lain yaitu proses pembelajaran umumnya masih
didominasi dengan metode ceramah dan tugas mengerjakan
soal latihan di buku/LKS. Metode pembelajaran yang
monoton ini menjadi penyebab rendahnya minat belajar
siswa.Adapun sistem pengajaran yang monoton berupa
ceramah dan mengerjakan tugas di buku/LKS, memang
peneliti alami sendiri ketika anak dijelaskan kemudian
langsung disuruh mengerjakan tugas mereka merasa
jenuh/bosan, ada siswa yang mengatakan: “Tugas lagi tugas
lagi, capek ustazd nulis terus.” Dan yang menyatakan
demikian tidak cuma satu atau dua anak, tapi lebih dari tiga
anak. Jadi pembelajaran yang kurang menarik dapat
mempengaruhi implementasi hasil pembelajaran yang ada,
dalam hal ini adalah kebiasaan shalat wajib. Itulah sebabnya
peneliti menerapkan metode praktek untuk meningkatkan
minat/semangat belajar siswa sehingga menunjukkan hasil
pembelajaran berupa kebiasaan shalat yang lebih baik
daripada sebelumnya.
169 EKSYAR: Jurnal Ekonomi Syari'ah, Vol. 03, No. 02, Nov 2016: 158-174
p-ISSN: 2355-438X; e-ISSN: 2407-3709

2) Metode praktek dapat menigkatkan kebiasaan shalat wajib


siswa kelas III SDIST Imam Syafi’i.
Sebagaimana paparan data yang telah ada, sebelum
dilakukan tindakan ada beberapa siswa yang belum terbiasa
melakukan shalat dengan tertib, diantaranya yaitu :
1. Fajar : Dalam gerakan shalat ananda Fajar masih belum bisa
melakukan gerakan ruku‟ dengan benar adapun
bacaan shalat sudah lancar.
Dalam pelaksanaan shalat wajib 5 waktu, ananda
sering meninggalkan shalat subuh.
2. Farel : Ananda Farel dalam gerakan shalat masih belum bisa
melakukan gerakan ruku‟ dan sujud dengan benar
sedangkan bacaan shalat belum lancar membaca do‟a
iftitah. Dalam pelaksanaan shalat wajib 5 waktu,
ananda masih meninggalkan shalat subuh.
3. Farid: Dalam gerakan shalat ananda Farid masih belum bisa
melakukan gerakan ruku‟ dan sujud dengan benar
sedangkan bacaan shalat belum lancar membaca do‟a
iftitah dan tasyahud. Dalam pelaksanaan shalat wajib
5 waktu, ananda masih meninggalkan shalat subuh.
4. Hamzah: Dalam gerakan shalat ananda Hamzah masih
belum bisa melakukan gerakan sujud dan tasyahud
akhir dengan benar adapun bacaan shalat sudah
lancar. Dalam pelaksanaan shalat wajib 5 waktu,
ananda sudah terbiasa tertib.
5. Ismail: Ananda Ismail dalam gerakan shalat masih belum
bisa melakukan gerakan ruku‟ dan sujud dengan
benar sedangkan bacaan shalat belum lancar
membaca do‟a iftitah. Dalam pelaksanaan shalat
wajib 5 waktu, ananda masih meninggalkan shalat
subuh, ashar dan isya‟.
6. M. Iqbal: Dalam gerakan shalat ananda Iqbal masih belum
bisa melakukan gerakan ruku‟, sujud dan tasyhud
dengan benar sedangkan bacaan shalat belum lancar
membaca do‟a tasyahud. Dalam pelaksanaan shalat
wajib 5 waktu, ananda masih meninggalkan shalat
subuh.
7. Hafizh: Ananda Hafizh dalam gerakan shalat masih belum
bisa melakukan gerakan ruku‟, sujud dan duduk
diantara dua sujud dengan benar, sedangkan bacaan
shalat belum lancar membaca do‟a iftitah dan
tasyahud akhir. Dalam pelaksanaan shalat wajib 5
Nurhadi - Penerapan Metode Praktek dalam Pembiasaan… 170
http://ejournal.staim-tulungagung.ac.id/index.php/Eksyar

waktu, ananda masih meninggalkan shalat subuh,


ashar dan isya‟.
8. Farah: Dalam gerakan shalat ananda Farah masih belum
bisa melakukan gerakan ruku‟ dan tasyahud akhir
dengan benar, sedangkan bacaan shalat belum lancar
membaca do‟a iftitah. Dalam pelaksanaan shalat
wajib 5 waktu, ananda masih meninggalkan shalat
subuh dan isya‟.
9. Yazid: Dalam gerakan shalat ananda Yazid masih belum
bisa melakukan gerakan ruku‟ dan sujud dengan
benar, sedangkan bacaan shalat sudah lancar. Dalam
pelaksanaan shalat wajib 5 waktu, ananda
masih meninggalkan shalat subuh.
10. Zaki: Ananda Zaki dalam gerakan shalat masih belum bisa
melakukan gerakan ruku‟ dan sujud dengan benar
sedangkan bacaan shalat belum lancar membaca do‟a
iftitah. Dalam pelaksanaan shalat wajib 5 waktu,
ananda masih meninggalkan shalat subuh dan isya‟.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada halaman lampiran
sekripsi. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa
diantara mereka ada yang tidak tertib dalam hal memenuhi
shalat 5 waktu dan ada yang belum bisa dalam hal gerakan
serta bacaan shalat. Hal ini sesuai dengan hasil wawacara dan
observasi yang peneliti lakukan sebelum siklus. Setelah
diadakan tindakan siklus I dan siklus II menunjukkan adanya
suatu peningkatan sebagaimana penjabaran berikut ini:
1. Fajar: Setelah diadakan tindakan praktek shalat, ketika
melakukan gerakan shalat ananda Fajar mampu
melakukan gerakan ruku‟ dengan benar serta dapat
membaca bacaan shalat dengan lancar.
Dalam pelaksanaan shalat wajib 5 waktu, ananda
tidak lagi meninggalkan shalat subuh.
2. Farel : Ananda Farel dalam gerakan shalat sudah mampu
gerakan sujud dan masih belum bisa melakukan
gerakan ruku‟ dengan benar sedangkan bacaan shalat
belum lancar membaca do‟a iftitah. Dalam
pelaksanaan shalat wajib 5 waktu, ananda sudah
mulai tertib.
3. Farid: Dalam gerakan shalat ananda Farid masih belum bisa
melakukan gerakan ruku‟ dan sujud dengan benar
sedangkan bacaan shalat belum lancar membaca do‟a
171 EKSYAR: Jurnal Ekonomi Syari'ah, Vol. 03, No. 02, Nov 2016: 158-174
p-ISSN: 2355-438X; e-ISSN: 2407-3709

iftitah dan tasyahud. Dalam pelaksanaan shalat wajib


5 waktu, ananda masih meninggalkan shalat subuh.
4. Hamzah: Dalam gerakan shalat ananda Hamzah masih
belum bisa melakukan gerakan sujud dan sudah dpat
melakukan gerakan tasyahud akhir dengan benar
adapun bacaan shalat sudah lancar. Dalam
pelaksanaan shalat wajib 5 waktu, ananda sudah
terbiasa tertib.
5. Ismail: Ananda Ismail dalam gerakan shalat sudah mampu
melakukan gerakan ruku‟ dengan benar dan belum
bisa melakukan gerakan sujud dengan benar, dan
dalam hal bacaan shalat sudah lancar membaca do‟a
iftitah. Dalam pelaksanaan shalat wajib 5 waktu,
ananda masih meninggalkan shalat subuh dan isya‟.
6. Iqbal: Dalam gerakan shalat ananda Iqbal mampu
melakukan gerakan sujud dan tasyhud dengan benar,
masih belum bisa melakukan gerakan ruku‟, dengan
benar. Sedangkan dalam hal bacaan shalat sudah
lancar. Dalam pelaksanaan shalat wajib 5 waktu,
ananda sudah tertb.
7. Hafizh: Ananda Hafizh dalam gerakan shalat sudah bisa
melakukan gerakan duduk diantara dua sujud dengan
benar namun masih belum bisa melakukan gerakan
ruku‟ dan sujud dengan benar, sedangkan bacaan
shalat masih belum lancar membaca do‟a iftitah dan
tasyahud akhir. Dalam pelaksanaan shalat wajib 5
waktu, ananda masih meninggalkan shalat subuh dan
isya‟.
8. Farah: Dalam gerakan shalat ananda Farah sudah mampu
melakukan gerakan dan bacaan shalat dengan benar.
Ananda sudah tertib dalam pelaksanaan shalat wajib
5 waktu.
9. Yazid: Dalam gerakan shalat ananda Yazid sudah mampu
melakukan gerakan dan bacaan shalat dengan benar.
Ananda sudah tertib dalam pelaksanaan shalat wajib
5 waktu.
10. Zaki: Ananda Zaki dalam gerakan shalat sudah bisa
melakukan gerakan sujud dengan benar namun
masih belum bisa melakukan gerakan ruku‟ dengan
benar, dan sudah lancar dalam hal bacaan shalat.
Ananda sudah tertib dalam pelaksanaan shalat wajib
5 waktu.
Nurhadi - Penerapan Metode Praktek dalam Pembiasaan… 172
http://ejournal.staim-tulungagung.ac.id/index.php/Eksyar

Dari pemaparan diatas dapat diketahui adanya


peningkatan dimana ananda Fajar, Hamzah, Iqbal, Farah,
Yazid dan Zaki, sudah mulai tertib dalam hal kebiasaan shalat
wajib 5 waktu. Hafizd, Farid, dan Farel masih perlu bimbingan
dalam hal bacaan shalat. Adapun Ismail masih perlu bimbingan
dalam hal ketertiban shalat 5 waktu. Penjelasan diatas dierkuat
dengan hasil wawancara mereka, antara lain sebagaimana yang
diungkapkan oleh Fajar Subki siswa kelas III:
“Setelah adanya pembelajaran Praktek shalat, saya sudah
mulai bersemangat dan tertib dalam menjalankan shalat
wajib 5 waktu, serta sya meminta kedua orangtua saya
mengingatkan saya ketika lupa ataupun ketiduran”.23

Hal serupa juga dinyatakan oleh Zaki, dia mengatakan:


“Saya sering tidak shalat subuh karena ketiduran, namun
setelah adanya praktek shalat ini, saya meminta orangtua
untuk mengingatkan saya apabila lupa tidak shalat”.24

Berdasarkan hasil di atas, dapat diketahui bahwa


kebiasaan praktek shalat siswa kelas III pada saat siklus 1
masih cenderung kurang baik. Siswa masih terlihat belum
kompak dalam pelaksanaan praktek shalat berjama‟ah. Siswa
terlihat ada yang masih terlalu cepat saat membaca bacaan
shalat dan ada yang masih lambat karena belum terlalu hafal.
Siswa juga masih malu-malu untuk mengeraskan suaranya.
Sedangkan pada saat siklus 2, keaktifan siswa sudah
cenderung meningkat, banyak kemajuan yang dialami siswa
dalam pembelajaran praktek. Dari awalnya yang belum hafal,
kemudian ikut-ikutan dan menjadi hafal. Siswa terlihat sangat
antusias dalam mengikuti pembelajaran shalat dengan praktek
bersama. Hal ini juga menunjukkan bahwa aktifnya siswa
dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran shalat
dengan praktek sangat baik.
Dari pengamatan yang dilakukan peneliti dari hasil
siklus 1 sampai siklus 2 dapat dilihat bahwa kebiasaan shalat
siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran praktek shalat
meningkat.

23
Wawancara tanggal 13 Mei 2016
24
Ibid.
173 EKSYAR: Jurnal Ekonomi Syari'ah, Vol. 03, No. 02, Nov 2016: 158-174
p-ISSN: 2355-438X; e-ISSN: 2407-3709

KESIMPULAN
Kebiasaan shalat wajib kelas III awalnya kurang tertiib
disebabkan beberapa faktor Intern(berasal dari siswa itu sendiri), dan
faktor ekstern (berasl dari luar).
Penggunaan metode praktek pada mata pelajaran Fiqih
dengan pokok bahasan shalat pada siswa kelas III SDIST Imam
Syafi‟i Kedungwaru Tulungagung tahun pelajaran 2015/2016 dapat
meningkatkan kebiasaan shalat wajib siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti,
kebiasaan praktek shalat siswa kelas III pada saat siklus 1 masih
cenderung kurang baik. Siswa masih terlihat belum kompak dalam
pelaksanaan praktek shalat berjama‟ah. Siswa terlihat ada yang
masih terlalu cepat saat membaca bacaan shalat dan ada yang masih
lambat karena belum terlalu hafal. Siswa juga masih malu-malu
untuk mengeraskan suaranya.
Sedangkan dari observasi siklus 2, keaktifan siswa sudah
cenderung meningkat, banyak kemajuan yang dialami siswa dalam
pembelajaran praktek. Dari awalnya yang belum hafal, kemudian
ikut-ikutan dan menjadi hafal. Siswa terlihat sangat antusias dalam
mengikuti pembelajaran shalat dengan praktek. Hal ini juga
menunjukkan bahwa aktifnya siswa dalam pembelajaran, terutama
dalam pembelajaran shalat dengan praktek sangat baik.
Dari pengamatan yang dilakukan peneliti dari hasis siklus 1
sampai siklus 2 dapat dilihat bahwa kebiasaan siswa saat mengikuti
kegiatan pembelajaran praktek shalat meningkat.

DAFTAR RUJUKAN
al Qayyim, Ibn., ash Sholah wa hukmu taarikihaa Cet.I, Beirut:
Daar ibn hazm, 1996.
As Syafi‟i, Imam., DP3R, Fiqih Ibadah 3, Cet.II. Jakarta: Dar-Syafii,
2014.
Agustin, Risa, kamus ilmiah populer. Surabaya: Serba Jaya, t.t.
Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta: Depag RI, 1978.
Depdiknas Dirjen Menajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah
Dasar, Pedoman Pembelajaran Bidang Fisik/Motorik Di
Taman Kanak-Kanak, Jakarta: t.p, 2007.
Fatul Ulum, Arif, Sudah benarkah Sholat Kita Cet.I, Gresik: Majelis
Ilmu Publisher, 2008.
Ibrahim, Muhammad bin, Ensiklopedi Islam Al Kamil. Jakarta: Darus
Sunnah Pres, 2007.
Nurhadi - Penerapan Metode Praktek dalam Pembiasaan… 174
http://ejournal.staim-tulungagung.ac.id/index.php/Eksyar

Kadir, Abd., Praktik Metode Pembelajaran dalam


http://Metode/Pembelajaran/Praktik/Abdul Kadir Arno.html
diunggah pada Kamis, 26 Mei 2016. Pkl. 21.30 wib.
Nashih Ulwan, Abdulloh, Pendidikn Anak Dalam Islam. Jakarta:
Pustaka Amani, 2002.
Rifa‟i, Moh., dkk. Terjemah khulashah Kifayatul Akhyar. Semarang:
Toha Putra, 1978.
Sarjanaku, Pengertian Pendidikan Islam dalam
http://www.sarjanaku.com/2011/09/pendidikan-agama-islam-
pengertian.html diunggah hari minggu 13 maret 2016.
Pkl..09.10 wib.
Waliyanti, Upaya Guru Agama Islam dalam Bimbingan Sholat di
SDN Karang Anyar Ngemplak Sleman. Yogyakarta: Program
S1, 2009.
_______, Sudah benarkah Sholat Kita. Gresik: Majelis Ilmu
Publisher, 2008.
Yasyin, Sulchan, kamus lengkap bahasa indonesia, Surabaya:
Amanah. t.t.

Anda mungkin juga menyukai