Anda di halaman 1dari 25

IMPLEMENTASI PEMBIASAAN SHALAT

BERJAMAAH DALAM KEGIATAN PERSAMI


PRAMUKA UNTUK MEMBENTUK KECERDASAN
AFEKTIF SISWA DI MTS
MUHAMADIYAH MANDIANGIN

OLEH:
REZA RENALDY

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) DARUSSALAM


MARTAPURA KALIMANTAN SELATAN
2022 M/1443 H
IMPLEMENTASI PEMBIASAAN SHALAT BERJAMAAH
DALAM KEGIATAN PERSAMI PRAMUKA UNTUK
MEMBENTUK KECERDASAN AFEKTIF SISWA DI MTS
MUHAMADIYAH MANDIANGIN

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana
Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh
REZA RENALDY
NPM. 19.12.5014

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) DARUSSALAM


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MARTAPURA
2022 M/1442 H

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Penegasan Judul............................................................................... 6
C. Rumusan Masalah............................................................................ 8
D. Alasan Memilih Judul...................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 10
F. Signitifikasi Penelitian..................................................................... 10
G. Sistematika Penelitian ..................................................................... 11

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian................................................................................. 13
B. Subjek dan Objek Penelitian............................................................ 13
C. Data dan Sumber Data..................................................................... 14
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 16
E. Teknik Pengolahan Data.................................................................. 19
F. Analisis Data.................................................................................... 19
G. Prosedur Penelitian........................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu dari sekian banyak yang tidak bisa

terpisahkan dari kehidupan manusia. Di sisi lain pendidikan juga dipandang

sebagai salah satu aspek yang memiliki peran pokok dalam mempersiapkan

sekaligus membentuk generasi muda dimasa yang akan datang. Pada

hakikatnya pendidikan sebuah proses kegiatan yang disengaja oleh peserta

didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang
1
ditetapkan. Sebagai proses sengaja maka pendidikan harus yang dicapai

telah sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

pada pasal 1 ayat (1) menjelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara2

Dalam pendidikan Islam pada hakikatnya adalah Pendidikan manusia

seutuhnya, akal dan hatinya, ruhani dan jasmaninya, akhlak/perilaku dan

keterampilannya, serta segala aktivitasnya, baik berupa aktivitas pribadi

maupun hubungannya dengan masyarakat dan lingkungannya yang


1
Purwanto Ngalim, Evaluasi Hasil Belajar (Jakarta: Pustaka Belajar , 2011 ), h.18.
2
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, h.11.
2

didasarkan pada nilai-nilai moral Islam. 3 Pendidikan Islam juga dilandaskan

atas ideologi Islam, dengan harapan bahwa proses pendidikan yang dilakukan

tidak bertentangan dengan nilai dasar ajaran Islam.4

Pada dasarnya pendidikan dijadikan alat dalam membentuk serta

membina sikap dan mental seseorang yang bertujuan agar anak memiliki

kecerdasan afektif yang baik dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya

dalam membentuk pembiasaan shalat. Shalat merupakan Salah satu ibadah

yang tidak boleh ditinggalkan oleh manusia adalah shalat. Pada hakikatnya

shalat merupakan sarana terbaik untuk mendidik jiwa dan memperbaharui

semangat dan sekaligus sebagai penyucian akhlak.5

Adapun dasar kewajiban shalat terdapat dalam firman Allah SWT QS.

AnNisa’ ayat, 103 :

‫َفِاَذا َقَضْيُتُم الَّصٰل وَة َفاْذُك ُر وا الّٰل َه ِقَياًم ا َّو ُقُعْو ًدا َّو َعٰل ى ُج ُنْو ِبُك ْم ۚ َفِاَذا اْطَم ْأَنْنُتْم َفَاِقْيُم وا الَّص ٰل وَةۚ ِاَّن الَّص ٰل وَة َك اَنْت َعَلى اْلُم ْؤ ِمِنَنْي ِكٰت ًبا‬

‫َّمْو ُقْو ًتا‬

Artinya : Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan salat(mu),


ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring.
Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah salat itu
(sebagaimana biasa). (Q.S An Nisa ayat 103)

Pada surah Al Ankabut ayat 45 yang berbunyi :

‫ُاْتُل َم ٓا ُاْو ِح َي ِاَلْيَك ِم َن اْلِكٰت ِب َو َاِقِم الَّصٰل وَۗة ِاَّن الَّص ٰل وَة َتْنٰه ى َعِن اْلَف ْح َش ۤاِء َو اْلُم ْنَك ِر ۗ َو َلِذ ْك ُر الّٰلِه َاْك َبُر ۗ َو الّٰل ُه َيْعَلُم َم ا َتْص َنُعْو َن‬

Artinya: Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu


(Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah
dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat)
3
Saifullah, Muhammad Quthb dan Sistem Pendidikan Non Dokotomik, (Yogyakarta: Suluh
Press, 2005), h.44
4
Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2011), h. 22
5
Syaikh Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Panduan Lengkap Shalat Menurut empat Mazhab.
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), h. 179.
3

itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan.

Berdasarkan ayat tersebut, Allah SWT menganjurkan kepada umat

manusia untuk senantiasa membiasakan dan pembinaan diri melalui shalat.

Secara ritual, manusia dituntut senantiasa berkomunikasi dengan Allah SWT

sebagai bukti keimanan serta ketaqwaan padanya. Secara sosialnya, shalat

mengajarkan kepada manusia senatiasa menjauhi perbuatan yang dilarang

oleh Allah SWT dan harus melaksanakan perintahnya terkait dengan tingkah

laku manusia dalam kesehariannya. 6

Dalam pelaksanaannya shalat disunnahkan mengerjakan secara

berjamaah, karena hal itu lebih utama daripada shalat yang dikerjakan

sendirian.7 Shalat berjama’ah kedudukannya dalam agama Islam menempati

tempat utama. Dalam shalat berjama’ah memiliki nilai-nilai pendidikan yang

sangat besar manfaatnya. Oleh karena itu, shalat berjama’ah yang dilakukan

secara teratur setiap hari dan dapat memberikan dampak tersendiri pada

manusia diantaranya mempererat persaudaraan umat Islam. 8 Ketika banyak

orang berkumpul dengan satu tujan maka akan ada rasa ingin berkomunikasi

dengan lingkungan sekitarnya.

Pada sekolah maupun madrasah sekarang sudah banyak yang

menerapkan pembiasaan shalat berjamaah, dimesjid ataupun mushola dalam

pelaksanaan shalat sunah (dhuha) maupun shalat fardu (zuhur) dalam

6
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 87
7
Muhammad Wahidi, Penerjemah Muhammad Ilyas, Mozaik Salat, (Jakarta: Al-Huda,
2009), h. 181
8
H. Asep Muhyiddin, Asep Salahudin, Salat Bukan Sekedar Ritual, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006) h. 276
4

mengambil nilai pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam pembelajaran

PAI maka perlu menanamkan pembiasaan tersebut sepertinya tidak cukup

hanya mengandalkan proses pembelajaran dikelas saja, melainkan melalui

program pendamping untuk mencapai ranah tersebut. Salah satu program

pendamping yang dapat dikembangkan adalah dengan kegiatan

ekstrakurikuler yang dikembangkan sebagai sarana untuk menanamkan

pembiasaan agar terus mendirikan shalat berjamaah.

Kegiatan ekstrakurikuler sangat penting dalam menunjang

pengetahuan siswa baik dalam ilmu bidang umum maupun agama. Dan

seperti kegiatan agama sangat mendukung dalam membentuk kecerdasan

afektif seseorang. Salah satunya melalui ekstrakurikuler pramuka. Kegiatan

pramuka tidaklah asing bagi warga Negara Indonesia, terutama bagi mereka

yang di lingkungan pendidikan. Melalui pendidikan pramuka ini dapat

dilakukan pembinaan ketakwaan kepada Tuhan yang maha esa, kehidupan

berbangsa dan bernegara berdasrkan pancasila, kepribadian dan budi pekerti

luhur, sebagaimana terdapat semboyan Gerakan Pramuka yaitu Tri Satya dan

Dasa Dharma dimana Dasa Dharma pertama yaitu “Taqwa Kepada Tuhan

Yang Maha Esa”. Dari point tersebut berarti dalam Kepramukaan sangat

menjunjung tinggi ketakwaan kepada Tuhan yang maha esa.

Di wajibkannya kegiatan pramuka oleh kementrian pendidikan dan

budaya memiliki alasan tersendiri seperti yang tertera dalam pasal 4 peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun

2014 bahwa pramuka merupakan perpaduan proses pengembangan nilai


5

afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Maka dalam hal ini pramuka

memang mempunyai peran penting untuk membentuk kepribadian peserta

didik, termasuk pembiasaan shalat berjamaah dalam setiap kegiatannya.

Hasil dari sebuah observasi awal peneliti mengamati bahwa di MTS

Muhamadiyah Mandiangin, kegiatan Pramuka yang dilaksanakan mendapat

respon baik dari sekolah dan peserta didik, bahkan setiap akhir semester

mereka selalu melaksanakan kegiatan persami untuk membentuk iman dan

taqwa serta abdi bela Negara. Maka dalam hal ini akan memudahkan penulis

untuk meneliti bagaimana pembiasaan peserta didik shalat berjamaah dengan

menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tapi dan

menanamkan nilai (instill of values) serta membangun karakter (character

building) peserta didik secara berkelanjutan dalam silabus PAI dengan tema

“Memupuk kebersamaan dalam shalat berjamaah”.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis

tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai pembiasaan yang dilakukan oleh

peserta didik dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka untuk membentuk nilai

sikap yang berakhlak mulia maka penulis akan mengadakan penelitian yang

berjudul “Implementasi Pembiasaan Shalat Berjamaah Dalam Kegiatan

Persami Pramuka Untuk Membentuk Kecerdasan Afektif Siswa Di Mts

Muhamadiyah Mandiangin”.

B. Penegasan Judul
6

Dalam penegasan judul ini peneliti akan membahas pengertian

beberapa kata yang diangap penting yang terkandung dalam judul yang

diatas.

1. Implementasi

Implementasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

yaitu pelaksanaan atau penerapan, sedangkan pengertian umum adalah

suatu tindakan atau pelaksana rencana yang telah tersusun secara cermat

dan rinci. Kata implementasi itu sendiri berasal dari bahasa inggris “to

implement” artinya mengimplementasikan, tidak hanya sekedar aktivitas,

implementasi merupakan suatu kegiatan yang direncanakan serta

dilaksanakan dengan serius juga mengacu pada norma-norma tertentu

guna mencapai tujuan kegiatan.9 Implementasi bukan sekedar aktivitas,

yakni sebuah kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan

kegiatan.10 Jadi impelementasi yang dimaksud disini adalah kegiatan

pramuka untuk membentuk pembiasaan shalat berjamaah.

2. Pembiasaan Shalat Berjamaah

Pembiasaan adalah sebuah proses berulang terhadap suatu

pekerjaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, agar terbiasa

melakukan secara reflek dengan sendirinya, dalam kata lain melaksanakan

shalat berjaamaah dengan ketentuannya. Shalat berjamaah merupakan

shalat yang dikerjakan secara bersama-sama sekurang-kurangnya terdiri

9
Dandi sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia pustaka 2014) h. 78
10
Usman, Nurudin. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. (Bandung : Pustaka Buana
Kegiatan, 2002) h.70
7

dari imam dan makmum.11 Shalat berjamaah yang dimaksud disini adalah

agar membiasakan peserta didik dalam segala kegiatan agar tetap

mendirikan shalat secara berjamaah, termasuk dalam kegiatan persami

pramuka.

3. Kegiatan Persami Pramuka

Persami adalah singkatan dari Perkemahan Sabtu Minggu. Sesuai

dengan namanya, Persami dilaksanakan pada hari Sabtu hingga Minggu

dalam kegiatan perkemahan pramuka. Pramuka adalah rangkaian kata

"Pra Mu Karana", Pra yakni "Praja" yang berarti rakyat atau warga. Mu

yang berarti "Muda" yakni belum dewasa. Ka dari kata "Karana" yang

berarti perbuatan, penghasilan. dalam hal ini kegiatan pramuka diatur

dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010

Tentang Gerakan Pramuka.12 Kegiatan persami yang dimaksud disini

adalah kegiatan persami yang diadakan setiap akhir semester di

ekstrakulikuler pramuka MTS Muhamadiyah Karang Intan.

4. Kecerdasan Afektif

Kecerdasan Afektif merupakan kemampuan seseorang untuk

pemecahan masalah atau menciptakan sesuatu yang baru, yang

berhubungan dengan psikis, jiwa dan rasa, yang mana anak mampu

Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan), Responding

(menanggapi), Valuing (menilai atau menghargai), Organization

11
Ust. M. Khalilurrahman Al-Mahfani, MA., Ust. Abdurrahim Hamdi, MA., Kitab Lengkap
Panduan Shalat (Jakarta: Wahyu Qolbu, 2017), h. 336
12
Estiva, Peranan Gerakan Pramuka Terhadap Peningkatan Kesadaran Bela Negara
(Universitas Negeri Makasar, 2012) h.5
8

(mengatur atau mengorganisasikan), dan Characterization

(karakterisasi).13 Kecerdasan afektif yang dimaksud disini adalah afektif

siswa dalam shalat berjamaah dalam kegiatan persami pramuka MTS

Muhamadiyah Mandiangin.

5. MTS Muhamadiyah Mandiangin Karang Intan

MTS Muhammadiyah Mandiangin berlokasi di Jl. Ir Pangeran

Muhammadiyah Noor Komplek Perguruan Muhammadiyah Mandiangin,

Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan

yang memiliki Visi untuk mencetak anak-anak didik berakhlak mulia,

cakap terampil, percaya pada diri sendiri, sehat jasmani dan rohani,

bertakwa kepada Tuhan, giat beribadah dan beramal shaleh, Agar dapat

menjamin kelangsungan hidup dan perkembangannya serta berprestasi

berdasarkan Iman dan taqwa.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan fokus penilitian tersebut, maka rumusan masalah yang

dapat dirumuskan adalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut

diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut

1. Bagaimana Implementasi Pembiasaan Shalat Berjamaah Dalam

Kegiatan Persami Pramuka Untuk Membentuk Kecerdasan Afektif

Siswa Di Mts Muhamadiyah Mandiangin?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi Pembiasaan

Shalat Berjamaah Dalam Kegiatan Persami Pramuka Untuk


13
Toto Haryadi, Aripin, “Melatih Kecerdasan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Anak
Sekolah Dasar Melalui Perancangan Game Simulasi”, Jurnal Desain Komunikasi Visual dan
Multimedia, Vol 01, No. 02, 2015. h.42
9

Membentuk Kecerdasan Afektif Siswa Di Mts Muhamadiyah

Mandiangin?

D. Alasan Memilih Judul

Dalam melakukan penelitian ini secara singkat penulis mengutarakan

alasan memilih judul penelitian ini sebagai berikut :

1. Implementasi yang dimaksud disini adalah kegiatan yang terencana sesuai

tujuan yang ingin dicapai, dengan adanya kegiatan persami pramuka di

MTS Muhammadiyah maka akan menumbuhkan kebiasaan peserta didik

dalam melaksanakan shalat secara berjamaah dalam berkegiatan.

2. Shalat berjemaah selain sebagai simbol keutuhan umat Islam, juga

menghilangkan sekat perbedaan dan menjadi pemersatu serta memperkuat

ikatan persaudaraan sesama Muslim untuk bisa meningkatkan peluang

diterimanya ibadah shalat. Jika dibandingkan dengan shalat munfarid atau

yang dilakukan sendiri. Diampuni segala dosa oleh Allah SWT, diberikan

pahala yang berlipat ganda, yakni orang yang mengerjakan shalat

berjamaah diyakini akan mendapat pahala sebanyak 27 derajat. Sesuai

silabus Fiqih di MTS Muhammadiyah Mandiangin terdapat sub bab,

“memupuk kebersamaan dalam berjamaah” dengan indikator

membiasakan shalat berjamaah serta menganalisis ketentuan shalat

berjamaah dalam pelaksanannya.

3. Urgensi peneliti lebih tertarik meneliti kegiatan ekstrakulikuler pramuka di

MTS Muhammadiyah Mandiangin dalam pembiasaan shalat berjama’ah.

Berkaitan dengan silabus fiqih dalam hal ini peneiliti melihat apakah
10

kecerdasan afektif peserta didik dalam proses pembelajaran mampu di

implementasikannya dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka, dalam

kegiatan persami yang selalu diadakan di setiap akhir semester,

sebagaimana terdapat semboyan Gerakan Pramuka yaitu Tri Satya dan

Dasa Dharma dimana Dasa Dharma pertama yaitu “Taqwa Kepada Tuhan

Yang Maha Esa”. Dari point tersebut berarti dalam Kepramukaan sangat

menjunjung tinggi ketakwaan kepada Tuhan yang maha esa.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Pembiasaan Shalat

Berjamaah Dalam Kegiatan Persami Pramuka Untuk Membentuk

Kecerdasan Afektif Siswa Di Mts Muhamadiyah Mandiangin.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Implementasi

Pembiasaan Shalat Berjamaah Dalam Kegiatan Persami Pramuka Untuk

Membentuk Kecerdasan Afektif Siswa Di Mts Muhamadiyah

Mandiangin.

F. Signifikasi Penelitian

Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi

tentang keutamaan shalat berjamaah.

Sedangkan dari aspek praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi:

1. Bagi guru
11

a. Memberikan masukan kepada guru dengan berorientasi pada guru

dalam pembiasaan shalat berjamaah kepada siswa dalam kegiatan

ekstrakulikuker pramuka.

b. Memotivasi guru untuk meningkatkan kecerdasan afektif dalam

pembiasaan shalat berjamaah baik dalam kegiatan ekstrakulikuker

pramuka maupun dalam kegiatan lainnya.

2. Bagi siswa

a. Memberi informasi bagi siswa tentang keutamaan shalat berjamaah

b. Meningkatkan kecerdasan afektif siswa

3. Bagi peneliti

a. Meningkatkan wawasan kepada penulis terkait dengan menambahkan

Pembiasaan Shalat Berjamaah Dalam Kegiatan Persami Pramuka Untuk

Membentuk Kecerdasan Afektif.

G. Sistematika Penelitian

Untuk lebih memudahkan di dalam memberikan gambaran mengenai

isi skripsi, pembahasan dilakukan secara sistematik meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, penegasan

judul, rumusan mesalah, alasan memilih judul, tujuan

penulisan, singnifikasi penelitian, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisikan kajian teori tentang Implementasi Pembiasaan

Shalat Berjamaah Dalam Kegiatan Persami Pramuka Untuk


12

Membentuk Kecerdasan Afektif

BAB III METODE PENULISAN

Bab ini berisi tentang jenis , tempat dan waktu penelitian,

subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik

pengumpulan data, teknik pengelolaan data, analisis data,

dan prosedur penelitian

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

Bab ini Bagian pertama tentang gambaran umum lokasi

penelitian, penyajian data ,

BAB X PENUTUP

Bab ini berisi tentang simpulan dan saran.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang

dilakukan dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti. 14 Penelitian

kualitatif menghasilkan data deskriptif untuk menggambarkan Implementasi

Pembiasaan Shalat Berjamaah Dalam Kegiatan Persami Pramuka Untuk

Membentuk Kecerdasan Afektif Siswa Di Mts Muhamadiyah Mandiangin

yang berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek

Menurut Yahya Suryan subjek penelitian adalah orang-orang yang

akan dikenai kesimpulan hasil penelitian.15 Oleh karena itu subjek dalam

penelitian ini adalah siswa.

2. Objek

Menurut Yahya Suryana objek penelitian adalah sesuatu yang

akan diselidiki dalam kegiatan penulisan. 16 Objek penelitian ini adalah

Implementasi Pembiasaan Shalat Berjamaah Dalam Kegiatan Persami


14
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2013), h.6.
15
Yahya Suryana, Metode PenelitianManajemen Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2015), h 145.
16
Yahya Suryana, Metode PenelitianManajemen Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2015), h 139.
13
14

Pramuka Untuk Membentuk Kecerdasan Afektif Siswa Di Mts

Muhamadiyah Mandiangin.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digali dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data

pokok dan data penunjang.

a. Data Pokok

1) Data yang berkenaan dengan Implementasi Pembiasaan Shalat

Berjamaah Dalam Kegiatan Persami Pramuka Untuk Membentuk

Kecerdasan Afektif Siswa Di Mts Muhamadiyah Mandiangin

meliputi:

a) Pembiasaan shalat berjamaah dalam kegiatan pramuka

b) Kecerdasan afektif siswa

c) Keutamaan shalat berjamaah

2) Faktor pendukung dan penghambat keterampilan guru pendidikan

agama Islam dalam meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa

pada materi manasik haji dan umrah di SMP Negeri 1 Simpang

Empat Kabupaten Banjar meliputi:

a) Faktor pendukung

(1) Sarana prasarana

(2) Guru/Pembina Pramuka

(3) Siswa

b) Faktor penghambat
15

(1) Lingkungan

(2) Keterbatasan waktu

(3) Siswa

b. Data Penunjang

Data penunjang disini adalah data tambahan dari data pokok, yaitu

yang berkenaan dengan gambaran umum lokasi penelitian yang

meliputi:

1) Sejarah Singkat dan Letak Geografis MTS Muhammadiyah

Mandiangin

2) Profil Sekolah MTS Muhammadiyah Mandiangin

3) Keadaan guru dan siswa di MTS Muhammadiyah Mandiangin

4) Keadaan Sarana dan Prasana Sekolah

2. Sumber Data

Untuk mendapatkan data-data di atas, baik pokok atau pun penunjang,

maka penelitian ini mengambil sumber data yaitu:

a. Responden

Menurut Suharsimi Arikunto: Responden adalah orang-orang yang

merespon atau menjawab pertanyaan penelitian baik peranyaan tertulis

maupun lisan.17 Responden dalam penelitian ini adalah Guru/ Pembina

Pramuka dan siswa MTS Muhammadiyah Mandiangin.

b. Informan

17
Arikunto, S. Prosedur Penelitian…. Jakarta: Bina Aksara 2003. h.10
16

Informan dalam penelitian ini adalah siswa MTS Muhammadiyah

Mandiangin sebagaimana informan utama, dan tata usaha di SMP

Negeri 1 Simpang Empat sebagai informan penunjang.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa catatan atau

laporan tertulis mengenai keterampilan guru pendidikan agama Islam

dalam Pembiasaan Shalat Berjamaah Dalam Kegiatan Persami Pramuka

Untuk Membentuk Kecerdasan Afektif Siswa Di Mts Muhamadiyah

Mandiangin dan hal-hal yang berhubungan dengan data penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat

kenyataan apa yang terjadi di lapangan sehingga apa yang diteliti dapat di

observasi dengan jelas. Peneliti melakukan observasi dengan mengamati

secara langsung terhadap permasalahan yang diteliti, yaitu data yang

berkenaan dengan Implementasi Pembiasaan Shalat Berjamaah Dalam

Kegiatan Persami Pramuka Untuk Membentuk Kecerdasan Afektif Siswa

Di Mts Muhamadiyah Mandiangin.

2. Interview ( wawancara )

Teknik yang digunakan untuk menggali data dengan mengadakan

tanya jawab langsung kepada Guru/ Pembina pramuka dan siswa,

wawancara ini digunakan peneliti untuk memperoleh informasi yang

berhubungan dengan Implementasi Pembiasaan Shalat Berjamaah Dalam


17

Kegiatan Persami Pramuka Untuk Membentuk Kecerdasan Afektif Siswa

Di Mts Muhamadiyah Mandiangin.

3. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang diperlukan,

meliputi gambaran kegiatan ekstrakulikuler pramuka di MTS

Muhammadiyah Mandiangin.

Untuk memperjelas rincian data, sumber data dan teknik

pengumpulan data dapat dilihat sebagai berikut:

MATRIK

Table 3.1: Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data

No Data Sumber Teknik


Data Pengumpul
an Data
1 a. Data Pokok
1) Data yang berkenaan
dengan Implementasi
Pembiasaan Shalat
Berjamaah Dalam Kegiatan
Persami Pramuka Untuk
Membentuk Kecerdasan
Afektif Siswa Di Mts
Muhamadiyah Mandiangin
meliputi:
Wawancara
a) Pembiasaan shalat dan
berjamaah dalam Guru, Siswa Observasi

kegiatan pramuka
b) Kecerdasan afektif
18

siswa
c) Keutamaan shalat
berjamaah
2) Faktor pendukung dan

penghambat keterampilan

guru pendidikan agama

Islam dalam meningkatkan

kemampuan psikomotorik

siswa pada materi manasik

haji dan umrah di SMP

Negeri 1 Simpang Empat

Kabupaten Banjar meliputi:

a) Faktor pendukung
(1) Sarana prasarana
(2) Guru/Pembina
(3) Siswa
b) Faktor penghambat
(1) Lingkungan
(2) Keterbatasan waktu
(3) Siswa

3) Data Penunjang
Seluruh data yang meliputi:
Data penunjang disini adalah
data tambahan dari data pokok,
yaitu yang berkenaan dengan
gambaran umum lokasi
penelitian yang meliputi:
1) Sejarah Singkat dan Letak Kepala Dokumentasi
Sekolah,
Geografis MTS
Tata Usaha
Muhammadiyah
Mandiangin
2) Profil Sekolah MTS
19

Muhammadiyah
Mandiangin
3) Keadaan guru dan siswa di
MTS Muhammadiyah
Mandiangin
4) Keadaan Sarana dan
Prasana Sekolah

E. Teknik Pegelolahan Data

Dalam pengelolaan data ada beberapa teknik yang dipergunakan,

sebagai berikut:

1. Editing , yaitu mengecek kembali data yang terkumpul untuk mengetahui

apakah data tersebut masih kurang lengkap.

2. Deskripsi, yaitu memaparkan data hasil observasi dan wawancara dalam

bentuk uraian derkriptif apa adanya.

3. Interpretasi Data, yaitu penyajian data dalam bentuk uraian agar dapat

kejelasan data

F. Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah suruh data yang tersedia

dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam

catatan lapangan, dokumen (arsip-arsip) dan lain-lain, kemudian data tersebut

dibaca, dipelajari dan ditelaah secara cermat. Langkah selanjutnya adalah


20

mengolah data yang telah terkumpul dengan menguraikan data tersebut ke

dalam bahasa yang mudah dipahami dan logis sesuai dengan penelitian yang

dibahas, lalu dihubungkan dengan teori-teori untuk memperoleh kesimpulan

yang objektif.

G. Prosedur Penelitian

Dalam proses penelitian menggunakan beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Tahapan pendahuluan

a. Menentukan lokasi penelitian dan melakukan penjajakan lokasi

penelitian.

b. Membuat desain proposal.

c. Mengajukan proposal kepada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Darussalam Martapura.

2. Tahapan persiapan

a. Mengadakan seminar proposal.

b. Memohon surat riset kepada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Darussalam Martapura dalam rangka pengumpulan data.

3. Tahapan pelaksanaan

a. Menyampaikan surat riset kepada pihak yang berwenang.

b. Menghubungi responden dan informan dengan teknik yang

direncanakan.

c. Mengolah, menyusun dan menganalisis data-data yang diperoleh sambil

berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

4. Tahapan akhir
21

a. Memohon kesediaan dosen pembimbing untuk menyetujui naskah

skripsi.

b. Memperbanyak naskah skripsi, selanjutnya dibawa kesidang

munaqasah untuk diuji dan dipertanggung jawabkan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Syaikh Qadir Ar-Rahbawi. Panduan Lengkap Shalat Menurut empat


Mazhab. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2007

Estiva. Peranan Gerakan Pramuka Terhadap Peningkatan Kesadaran Bela


Negara. Universitas Negeri Makasar. 2012

H. Asep Muhyiddin. Asep Salahudin. Salat Bukan Sekedar Ritual. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2006

Haryadi Toto. Aripin. “Melatih Kecerdasan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik


Anak Sekolah Dasar Melalui Perancangan Game Simulasi” Jurnal Desain
Komunikasi Visual dan Multimedia. Vol 01. No. 02. 2015.

J.Moleong Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya. 2013

Muntahibun Muhammad Nafis. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras. 2011.

Ngalim Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Pustaka Belajar. 2011

Saifullah. Muhammad Quthb Sistem Pendidikan Non Dokotomik. Yogyakarta:


Suluh Press. 2005.

Sugono Dandi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia pustaka 2014

Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2011

Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Usman, Nurudin. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Bandung: Pustaka


Buana Kegiatan. 2002

Ust. M. Khalilurrahman Al-Mahfani, MA. Ust. Abdurrahim Hamdi, MA. Kitab


Lengkap Panduan Shalat. Jakarta: Wahyu Qolbu. 2017

Wahidi Muhammad. Penerjemah Muhammad Ilyas. Mozaik Salat. Jakarta: Al-


Huda. 2009

Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana. 2011

22

Anda mungkin juga menyukai