Anda di halaman 1dari 28

PROFIL SISWA HAFIZ MUTQIN 30 JUZ DALAM

KESEHARIANNYA
(Studi Kasus Implikasi Mendalami, Mengkaji, dan
Menghafal Al-Qur’an)

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH NENG RAHMAH NURFADILAH


ABDURAHMAN NIM. 180101011102

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN 2021 M/1441 H

PROFIL SISWA HAFIZ MUTQIN 30 JUZ


DALAM KESEHARIANNYA
(Studi Kasus Implikasi Mendalami, Mengkaji, dan Menghafal Al-Qur’an)
Proposal Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Agama Islam

Neng Rahmah Nurfadilah Abdurahman


NIM. 180101011102

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BANJARMASIN

2021 M/1441 H

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI. ............................................................................................ ii


BAB I PENDAHULUAN. .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................1
B. Definisi Operasional.................................................................5
C. Fokus Penelitian.......................................................................7
D. Tujuan Penelitian......................................................................8
E. Signifikansi Penelitian..............................................................8
F. Penelitian Terdahulu.................................................................9
G. Sistematika Penelitian...............................................................10

BAB II LANDASAN TEORI...................................................................11


A. Pengertian Hafalan Al-Qur’an.................................................11
B. Manfaat Menghafal Al-Qur’an................................................11

BAB III METODE PENELITIAN............................................................14


A. Jenis dan Pendekatan Penelitian...............................................14
B. Subjek, Objek, dan Lokasi Penelitian.......................................15
C. Data dan Sumber Data..............................................................15
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................17
E. Teknik Pengolahan data dan Analisis Data..............................19
F. Prosedur Penelitian...................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................22

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Alquran adalah kalam Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw. Bagi yang membacanya adalah ibadah dan mendapatkan


pahala. Alquran disampaikan melalui malaikat Jibril yang terpercaya

kepada Nabi Muhammad Saw. Sumber ilmu yang paling penting bagi

manusia ialah Alquran yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw

melalui perantara malaikat-Nya yaitu malaikat Jibril As. 1 Al-Qur’an

berfungsi sebagai pedoman hidup bagi umat manusia menjadi ibadah bagi

yang membacanya, serta pedoman dan petunjuk dalam kehidupan.23 Al-

Qur’an merupakan wahyu Allah yang paling agung dan bacaan mulia serta

dapat dituntut kebenarannya oleh siapa saja, sekalipun akan menghadapi

tantangan kemajuan zaman terutama dalam ilmu pengetahuan yang

semakin canggih oleh teknologinya, Al-Qur’an tetap yang paling utama.

Al-Qur’an juga merupakan mu’jizat abadi yang menundukkan semua

generasi dan bangsa.45 Untuk itu belajar Al-Qur’an harus diajarkan sejak

dini kepada anak sebagai bentuk mengenalkan kepada mereka pedoman

hidup

1 Danial Zainal Abdin, Alquran For Life Excellence, (Jakarta: Hikmah, 2007), h. 45.
2 Muhammad Mas’ud, Quantum Bilangan-bilangan Al-Qur’an, (Yogyakarta: Diva Press, 2008),
h.

3.

4 Ash-shaabuuniy, Muhammad Ali, Studi Ilmu AlMK-Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h.

5.
2

yang akan menemani perjalanan hidupnya kelak, karena anak merupakan

aset generasi penerus bangsa yang akan membela agama dan bangsa

mereka. Pengetahuan yang terdapat dalam Al-Qur’an dikatakan begitu luas

dan mendalam. Al-Qur’an berisi tentang ilmu dunia dan akhirat, juga

tentang kisah orang-orang terdahulu dan orang yang akan datang. Ia juga

berisi tentang hakikat ilmiah, alam semesta, ilmu kedokteran, serta

perundang-undangan.67 Sehingga sampai sekarang pun kajian tentang Al-

Qur’an masih berlanjut.

Hal ini menunjukkan betapa hebatnya Al-Qur’an, baik bagi orang

yang beriman kepadanya maupun orang yang tidak mau beriman

kepadanya.

Mengajarkan anak-anak untuk menghafal Al-Qur’an adalah salah

satu hal yang penting dan mulia. Para ulama sepakat bahwa hukum

menghafal

Al-Qur’an ialah fadhu kifayah. Apabila diantara anggota masyarakat ada

yang sudah melaksanakannya maka bebaslah beban anggota masyarakat

yang lainnya, tetapi jika tidak ada sama sekali maka berdosalah semuanya.

Prinsip fardhu kifayah ini dimaksudkan untuk menjaga Al-Qur’an dari

pemalsuan, perubahan, dan pergantian seperti yang pernah terjadi terhadap

kitab-kitab yang lain pada masa lalu. 8 Allah SWT berfirman :

َ‫إِنا َّ نَحْ نُ ن ََّز ْلنا َ ٱل ِذ ْك َر َوإِنا َّ لَهۥُ لَ ٰ َحفِظ ُو ن‬


6 Abdud Daim Al-Kahil, Hafal Al-Qur’an tanpa Nyantri, (Sukoharjo: Pustaka Arafah, 2011), h.

7.

8 Sa’dulllah, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an (Depok: Gema Insani, 2008), hal. 19
3

Artinya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menciptakan Al-Qur’an, dan

sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.

Salah satu usaha seorang umat Islam dalam proses memelihara dan

menjaga kemurniaan Alquran adalah dengan cara mengahafalkannya

(Tahfizhul Qur’an) pada setiap penerus generasi umat Islam, sehingga

dapat mencetak generasi muslim yang Qur’ani.

Allah akan memudahkan orang yang menghafal Alquran bagi orang

yang berniat dengan niatan yang bersungguh-sungguh. Kemudahan dalam

menghafal Alquran sudah banyak buktinya baik dari Indonesia maupun

dari luar, betapa Alquran bisa dihafal oleh anak-anak islam dalam usia

yang sangat belia. Menghafalkan Alquran hukumnya fardhu kifayah,

artinya tidak semua orang Islam diwajibkan mengahafal Alquran.9

Diantara orang yang gemar menghafal Al-Qur’an ialah

mendapatkan syafaat Al-Qur’an pada hari kiamat, penghafal Al-Qur’an

telah mengaktifkan sel-sel otaknya yang berjumlah miliaran melalui

kegiatan menghafal, penghafal Al-Qur’an akan diberikan mahkota

kemuliaan oleh Allah pada hari kiamat dan mendapatkan kedudukan yang

tinggi dalam pandangan Allah. 10

Alquran tidak akan mempengaruhi menurunnya prestasi belajar,

justru menghafal Alquran dapat meningkatkan prestasi belajar dan

membantu untuk berkonsentrasi. Dalam ilmu pengetahuan, baik ilmu

9 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Ciputat: Lentera Hati, 2011), h. 220-221.

10 Ahsin Sakho Muhammad, Menghafal Al-Qur’an, h. 27.


4

kedokteran, maupun ilmu umum, dan ilmu sebagainya, membutuhkan

konsentrasi yang tinggi dalam mempelajarinya. Dan bagi orang-orang

yang terbiasa menghafalnya, maka sel-sel otak dan badannya akan aktif,

dan menjadi lebih kuat.

Salah satu upaya dalam menjaga kelestarian Alquran yaitu dengan

menghafalkannya, karena dengan menghafalkannya adalah pekerjaan yang

mulia dan Rasulullah sangat menganjurkan dan mendukung dalam hal itu.

Dimana Rasulullah saw dan para sahabat beliau banyak yang hafal

Alquran. Hingga sampai sekarang ini tradisi menghafal Alquran masih

dilakukan oleh umat Islam di dunia.

Di Indonesia pada masa sekarang ini telah banyak lembaga-lembaga

Islam yang mendidik para peserta didik untuk mampu menguasai ilmu

pada Alquran secara mendalam baik dalam membaca, memahami, maupun

mengamalkan isi dari kandungan Alquran itu, di samping itu juga ada yang

mendidik peserta didiknya untuk menjadi seorang yang hafidz dan

hafidzah.

Menjadi penghafal Qur’an 30 Juz berpredikat “Mutqin” tentu

tidaklah mudah, membutuhkan perjuangan yang lebih juga muraja’ah yang

konsisten. Bukan hanya menghafal saja, seorang hafiz yang mutqin tentu

dia dituntut untuk mendalami juga mengkaji isi Al-Qur’an. Janji Allah

SWT terhadap mereka para penghafal Qur’an sangatlah banyak, ia akan

diberikan banyak keutamaan salah satunya Allah akan mengangkat

derajatnya baik di dunia maupun di akhirat. Dan banyak kita semua lihat
5

para penghafal Qur’an mayoritas memiliki keunggulan tersendiri, seperti

mempunyai kepribadian yang sangat baik dalam kesehariannya demi

menjaga hafalannya, dimudahkan dalam hal pendidikan dan mempunyai

kecerdasan yang lebih.

Maka dari itu, penulis akan mencoba mengadakan suatu penelitian

terhadap salah satu siswa yang telah menyelesaikan hafalan Qur’annya dan

juga mendapatkan predikat “Mutqin” penulis merasa penting dan tertarik

untuk memuat suatu penelitian ini yang nantinya akan dijadikan pelajaran

juga contoh khususnya untuk penulis sendiri umumnya untuk para

pembaca penelitian ini. Dan penulis memberikan judul penelitian ini

adalah

“PROFIL SISWA HAFIZ MUTQIN 30 JUZ DALAM

KESEHARIANNYA (Studi Kasus Implikasi Mendalami, Mengkaji dan

Menghafal Al-Qur’an) “.

B. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman tehadap penelitian ini dan

membatasi permasalahan yang akan dibahas, penulis mencoba

menjelaskan definisi-definisi yang berkaitan dengan judul diatas :

a. Profil

Kata profil berasal dari bahasa Italia, profilo dan profilare yang

berarti gambaran garis besar. Arti profil menurut kamus besar bahasa

indonesia adalah pandangan dari samping (tentang wajah orang);


6

lukisan (gambar) orang dari samping; sketsa biografis; penampang

(tanah, gunung, dan sebagainya); grafik atau ikhtisar yang

memberikan fakta tentang hal-hal khusus.

Adapun berbagai pendapat para ahli mengenai hakikat profil yaitu

menurut Sri Mulyani (1983: 1) profil adalah pandangan sisi, garis

besar, atau biografi dari diri seseorang atau kelompok yang memiliki

usia yang sama. Menurut Victoria Neufeld profil merupakan grafik,

diagram, atau tulisan yang menjelaskan suatu keadaan yang mengacu

pada data seseorang atau sesuatu.

b. Siswa

Pengertian siswa dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah

orang/anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah). Menurut Prof.

Dr. Shafique Ali Khan (2005) pengertian siswa adalah orang yang

datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari

beberapa tipe pendidikan. Sedangkan menurut Daradjat (1995) siswa

adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami

proses berkembang.

Dalam proses berkembang itu siswa membutuhkan bantuan yang

sifat dan contohnya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu

sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu

yang lain. Menurut Sardiman (2003), pengertian siswa adalah orang

yang datang kesekolah untuk memperoleh atau mempelajari beberapa

tipe pendidikan. Pada masa ini siswa mengalami berbagai perubahan,

baik fisik maupun psikis.


7

Selain itu juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir

abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai

melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka

menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa. Masa

ini secara global berlangsung antara usia 12-22 tahun.

c. Hafiz

Hafiz adalah sebuah panggilan bagi seseorang yang dapat menghafal

Al-Qur'an. Istilah ini diberikan kepada seseorang yang menghafal Al-

Qur'an, tetapi pada masa dahulu, hafiz diberikan bagi orang-orang

yang dapat menghafal hadis.

d. Mutqin

Mutqin adalah kuat melekat dan benar, mencapai predikat hafalan

yang mutqin memerlukan usaha yang intensif (berkelanjutan), tak

cukup hanya sekedar hafal dari juz pertama sampai juz akhir saja,

karena khatam sampai akhir bukanlah akhir melainkan awal dari

sebuah perjalanan panjang para Penghafal Quran (Huffadz) untuk

lebih memantapkan ayat per ayat, baik dari segi lafadz dan

maknanya.

C. Fokus Penelitian

Dari latang belakang yang telah diuraikan, maka fokus penelitian

ini adalah:
8

1. Profil Siswa Hafiz Mutqin 30 Juz


2. Bagaimana Implikasi Siswa Hafiz Mutqin 30
Juz dalam

kesehariannya.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fokus penelitian yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat diketahui tujuan penelitian adalah:

1. Untuk Mengetahui Profil Siswa Hafiz Mutqin 30 Juz

2. Untuk Mengetahui Implikasi Siswa Hafiz Mutqin 30 Juz dalam

kesehariannya

E. Signifikansi Penelitian

Hasil Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun manfaat

yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan

menambah keilmuan terutama dalam bidang menghafal juga

memberikan motivasi bagi kita semua dan juga bisa sebagai referensi

dan tambahan pustaka pada perpustakaan UIN Antasari Banjarmasin.

2. Secara Praktis

a. Bagi Siswa Hafiz Mutqin 30 Juz

1) Menjadikan motivasi agar lebih semangat lagi dan istiqomah

menjadi panutan sebagai seorang huffazh


9

b. Bagi Masyarakat

1) Memberikan contoh dan pengajaran juga motivasi agar

putraputrinya menjadi seorang penghafal qur’an.

c. Bagi Penulis

Menambah wawasan pengetahuan juga menambah semangat

dalam hasil penelitian ini, sehingga mampu menerapkan ilmu dan

contoh tersebut baik dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai

referensi juga menambah pengalaman dalam penelitian

pendidikan khususnya dalam pelaksanaan mendalami, mengkaji

dan

menghafal Al-Qur’an.

F. Penelitian Terdahulu

Telaah terhadap karya penelitian terdahulu. Penulis akan

mendiskripsikan karya penelitian terdahulu yang ada hubungannya

dengan judul proposal ini. Adapun penelitian tersebut diantaranya:

” Hubungan antara hafalan Al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa

kelas IV Sekolah Dasar Islam As-salam”. Skripsi Majidatul Ilmia Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Maulana Malik Ibrahim. Penelitian ini

membahas mengenai implikasi dan juga hubugan hafalan Al-Qur’an

dengan prestasi belajar. Dari penelitian ini menunjukan hasil belajar di SD

Islam As-Salam memperoleh prestasi yang tinggi.


10

Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas, penulis ingin

mengemukakan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan ini sama dengan

yang di atas hanya saja yang membedakan dari penelitian ini yaitu yang

akan diteliti adalah tentang siswa hafiz mutqin 30 juz dalam keseharian

studi kasus implikasi mendalami, mengkaji dan menghafal Al-Qur’an.

Dengan demikian, penulis berpendapat bahwa penelitian ini layak diangkat

dan

diteliti lebih jauh lagi.

G. Sistematika Penulisan

Adapun gambaran sistematika penulisan proposal ini adalah

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, definisi operasional, fokus

penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka dan

sitematika penelitian.

BAB II Kajian Pustaka

Bab ini membahas tentang berbagai teori yang menjadi landasan teoritik

penelitian, meliputi: Hafiz Qur’an yang meliputi dari pengertian

penghafal

Al-Qur’an dan konsep menghafal Alquran .

BAB III Metode Penelitian


11

Bab ini membahas tentang jenis dan pendekatan penelitian, Subjek dan

objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

pengolahan data dan Analisis data, dan prosedur penelitian.

BAB IV Laporan Hasil Penelitian

Bab ini membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian, penyajian

dan analisis data

BAB V Penutup

Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Hafalan Qur’an

Menghafal berasal dari kata dasar hafal yang dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) berarti telah masuk dalam ingatan (tentang

pelajaran) dan dapat mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buku

atau catatan lain). Kata menghafal (kata kerja) adalah berusaha

meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat, dan kata hafalan berarti

sesuatu yang dihafalkan atau hasil dari kegiatan menghafalkan. 11

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bernilai mu’jizat, yang

diturunkan pada penutup para nabi dan rosul, dengan perantara malaikat

Jibril, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, membaca terhitung

sebagai ibadah dan tidak ditolak kebenarannya.12

B. Manfaat Menghafal Al-Qur’an

Menurut para ulama ada beberapa faedah/manfaat

menghafal al- Qur’an adalah:

1) Jika disertai dengan amal saleh dan keikhlasan, maka ini

11 Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id/hafal, diakses pada 12 januari 2021 jam
21:16)

12 Ahsin Wijaya Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an.(Jakarta:


Amzah. 2008), h. 1.
13

12

merupakan kemenangan dan kebahagiaan di dunia dan di

akhirat

Orang yang menghafal al-Qur’an akan mendapatkan

anugerah dari Allah berupa ingatan yang tajam dan

pemikiran yang cemerlang. Karena itu, para penghafal al-

Qur’an lebih cepat mengerti, teliti, dan lebih hati-hati karena

banyak latihan untuk mencocokkkan ayat serta

membandingkannya dengan ayat lainnya.

2) Menghafal al-Qur’an merupakan bahtera ilmu, karena akan

mendorong seseorang yang hafal al-Qur’an untuk berprestasi

lebih tinggi dari pada teman-temannya yang tidak hafal al-

Qur’an sekalipun umur, kecerdasan, dan ilmu mereka

berdekatan.

3) Penghafal al-Qur’an memiliki identitas yang baik, akhlak,

dan perilaku yang baik.

4) Penghafal al-Qur’an mempunyai kemampuan mengeluarkan

fonetik Arab dari landasannya secara thabi‟i (alami),

sehingga bisa fasih berbicara dengan ucapannya benar.

5) Jika penghafal al-Qur’an mampu menguasai arti

kalimatkalimat dalam al-Qur’an, berarti ia telah banyak

menguasai arti kosa kata bahasa Arab, seakan-akan ia telah

menghafalkan sebuah kamus bahasa Arab.

6) Dalam al-Qur’an banyak sekali kata-kata bijak (hikmah)


yang sangat bermanfaat dalam kehidupan. Dengan
menghafal al-

Qur’an, seorang akan banyak menghafalkan kata-kata


14

tersebut.

7) Bahasa dan Uslub (susunan kalimat) al-Qur’an sangat

memikat dan mengandung sastra Arab yang tinggi. Seorang

penghafal al-Qur’an yang mampu menyerap wahana

sastranya, akan mendapatkan dzaud adabi (rasa sastra) yang

tinggi. Hal ini bisa bermanfaat dalam menikmati sastra al-

Qur’an yang menggugah jiwa, sesuatu yang tak mampu dinikmati

oleh orang lain.

8) Dalam al-Qur’an banyak sekali dinikmati contoh-contoh

yang berkenaan dengan ilmu nahwu dan shorof. Seorang

penghafal al- Qur’an akan dengan cepat menghadirkan dalil-

dalil dari ayat al- Qur’an untuk suatu kaidah dalam ilmu

Nahwu dan Sharaf.

9) Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat hukum. Seorang

penghafal al-Qur’an akan cepat pula menghadirkan ayat-ayat

hukum yang diperlukan dalam menjawab satu persoalan

hukum.

10) Seorang penghafal al-Qur’an setiap waktu akan selalu

memutar otaknya agar hafalan al-Qur’an nya tidak lupa. Hal

ini kan menjadikan hafalannya kuat, ia kan terbiasa

menyimpan memori dalam ingatannya BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian

langkahlangkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna


15

mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban atas

pertanyaan tertentu.10

Jenis penelitian ini yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian

lapangan (field research) yang dilakukan dengan deskriptif kualitatif.

Metode atau strategi penelitian kualitatif ini yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebuah eksplorasi dari “suatu sistem terikat” atau

“suatu kasus/beragam kasus” yang dari waktu ke waktu melalui

pengumpulan data yang mendalam serta melibatkan berbagai sumber

informasi yang “kaya” dalam suatu konteks.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat

kualitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis fenomena , peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan,

persepsi dan pemikiran seseorang secara individu maupun kelompok.11

Adapun yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggali lebih dalam lagi tentang problematika yang dialami subjek

dalam

10
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), h.11. 11 Nana

Shaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2015), h. 60.
menghafal Al-Qur`an dan memahami bagaimana upaya subjek dalam

mengatasi problematika tersebut.

B. Lokasi, Objek dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini berlokasi di GP2Q (Gerakan Penghafal dan

Pengkajian Al-Qur’an)
16

2. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Implikasi dalam

Kesehariannya.

3. Subjek Penelitian

Dalam hal ini yang menjadi subjek dalam penelitian ini ialah 5

siswa atau santi Pondok Pesantren Gerakan Penghafal dan

Pengkajian Qur’an sebagai tempat mereka menghafal, mengkaji

dan mendalami Al-Qur’an serta Ustadz dan Ustadzah atau

pengajar yang menjadi pembimbing di Pondok Pesantren

Gerakan Penghafal dan Pengkajian Qur’an.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta maupun

angka13, yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu

informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu

keperluan.

a) Data Primer (pokok), adalah data yang diperoleh

langsung dari subjek penelitian, yaitu Siswa Hafiz

Mutqin 30 Juz. Mereka berstatus sebagai responden.

Data Primer berupa kemampuan menghafal,

mengkaji, dan mendalami Qur’an serta implikasi dalam

kehidupan mereka sehari-hari.

13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002),h. 118.
17

b) Data Sekunder (penunjang), adalah data yang dapat

melengkapi data pendukung daripada data primer

dalam penelitian ini. Data sekunder bisa diartikan

data yang diperoleh oleh pihak lain, tidak langsung

diperoleh peneliti dari subjek penelitianya. Data

sekunder berupa informasi tentang latar belakang

berdirinya Pondok Pesantren Gerakan Penghafal

Pengkajian Quran, siapa pengasuh dan para ustadz

dan ustadzah, struktur kepengurusan, jumlah siswa

atau santri dan lainnya.

2. Sumber data

Sumber data yang dimaksud adalah subyek dimana data diperoleh.

Pada dasarnya sumber data yang diperoleh pada data ini adalah:

a) Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan data yang langsung

berkaitan dengan obyek dan diamati serta dicatat secara

langsung. Pada penelitian ini yang menjadi data primer

ialah rsponden. Responden adalah mereka yang

memberikan informasi secara langsung terkait masalah

yang diteliti. Keterangan tersebut disampaikan dalam

bentuk tulisan, yakni ketika mengisi angket atau tulisan

saat menjawab pertanyaan. Responden yang dimaksud

adalah “siswa”, yang berfungsi untuk memperoleh data

mengenai problematika mendalami, mengkaji dan

menghafal Al-Qur’an.

b) Sumber Data Sekunder


18

Sumber data sekunder dalam penelitian ini bisa disebut

dengan informan. Informan adalah orang-orang yang

dapat memberikan informasi guna melengkapi apa yang

inginkan peneliti, meliputi orang tua, saudara kandung,

teman sebaya, guru pengkajian dan hafalan juga

dokumentasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Observasi

Penulis akan mengadakan pengamatan secara langsung

untuk melihat dan meneliti lebih dekat mengenai permasalahan

yang akan diteliti. Observasi merupakan suatu teknik

pengumpulan data dengan jalan melakukan pengamatan terhadap

kegiatan yang terjadi atau sedang berlangsung. 14Data yang dicari

dengan menggunakan teknik ini berkenaan dengan bagaimana

implikasi siswa hafiz mutqin 30 juz dalam kesehariannya.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu

percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yatu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan

jawaban atas pertanyaan.15

14 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h. 211.


15 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012, h. 233
19

Wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam,

yaitu suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara

langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud

mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti.

Pengumpulan data dengan teknik wawancara meliputi pengajuan

pertanyaan tentang profil juga mendalami tentang pendalaman,

pengkajian dan penghafalannya. Teknik wawancara ini dapat juga

diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan

data dengan bertanya langsung secara tatap muka dengan

responden atau informan.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Teknik ini

digunakan penulis untuk melengkapi teknik-teknik sebelumnya.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan data

Dalam pengolahan data hasil penelitian ini, ada beberapa teknik

yang penulis gunakan, yaitu:

a. Koleksi data, yaitu mengumpulkan data

sebanyakbanyaknya di lokasi penelitian, baik data

primer maupun data skunder.

b. Editing, merupakan proses penyaringan data atau

mengedit data yang telah terkumpul, sesuai dengan

keperluan penelitian.
20

c. Klasifikasi data, yaitu penulis mengelompokkan data

yang sudah terkumpul sesuai jenis dan keperluannya

masing-masing.

d. Setelah melewati tahapan-tahapan dalam pengolahan

data dan disajikan akan selanjutnya penulis menganilisis

data tersebut.

2. Analisis data

Dalam melakukan analisis data, seorang peneliti

menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu untuk

mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena,

variable dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung

dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi. Menguraikan

data atau informasi yang terkumpul berdasarkan

catatan hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan lainnya

dengan cara melakukan kategorisasi/klasifikasi, dan pencarian

hubungan antardata.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap,

sebagai berikut:

1. Tahap Pendahuluan

a. Penentuan judul proposal.

b. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing mengenai judul dan

rencana penelitian.
21

c. Mengadakan persetujuan dengan siswa yang akan diteliti.

d. Membuat desain proposal penelitian.

e. Mengajukan proposal penelitian kepada program studi

2. Tahap Persiapan

a. Mengadakan seminar proposal setelah disetujui.

b. Memperbaiki atau merevisi apa saja yang perlu diperbaiki

berdasarkan hasil setelah seminar.

c. Memohon surat riset kepada Fakultas.

d. Menyampaikan surat pengantar riset penelitian kepada

narasumber yang bersangkutan.

e. Membuat instrumen pengumpulan data (IPD) untuk


penelitian.

3. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pengumpulan data

b. Menghubungi responden dan informan

c. Mengumpulkan data dari berbagai responden maupun

informan

d. Menganalisis data yang telah diperoleh

e. Penyusunan juga penulisan naskah laporan sesuai dengan

bimbingan dan penulisan dari arahan dosen pembimbing.

4. Penyusunan Laporan

a. Melakukan penyusunan hasil data penelitian.


22

b. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing skripsi mengenai

hasil penelitian serta meminta saran dan masukan ataupun

koreksi dari beliau hingga laporan disetujui.

c. Memperbanyak naskah skripsi yang telah disetujui.

d. Laporan skripsi dibawa ke sidang munaqasyah untuk diuji

dan dipertanggung jawabkan serta dipertahankan didepan

tim penguji pada saat sidang berlangsung.


23

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hafidz, Ahsin, Wijaya, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an, Jakarta:

Amzah. 2008.

Al-Kahil, Abdud, Daim Hafal Al-Qur’an tanpa Nyantri, Sukoharjo: Pustaka

Arafah, 2011.

Arikunto, Suahrsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2002.

Ash-shaabuuniy, Ali, Muhammad, Studi Ilmu Al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia,

1999.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id/hafal, diakses pada 12

januari 2021 jam 21:16.

Mas’ud, Muhammad, Quantum Bilangan-bilangan Al-Qur’an, Yogyakarta: Diva

Press, 2008.

Muhammad, Ahsin, Sakho, Menghafal Al-Qur’an.

Nazir, Moh, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999.

Sa’dulllah, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, Depok: Gema Insani, 2008.

Shihab, M, Quraish, Tafsir Al-Misbah, Ciputat: Lentera Hati, 2011.

Sukmadinata, Nana, Shaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2015.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2010.

Abdin, Danial, Zainal, Alquran For Life Excellence, Jakarta: Hikmah, 2007.
24

INSTRUMEN PENELITIAN

A. Pedoman Observasi

Dalam melakukan observasi ini, peneliti merancang atau menyusun untuk

mempermudah peneliti melakukan penelitian. Pedoman observasi dalam

penelitian ini adalah :

1. Mengamati Latar Belakang Keluarga Siswa Hafiz 30 Juz.

2. Mengamati Lingkungan Tempat Tinggal Siswa Hafiz 30 Juz

3. Mengamati Letak Geografis Pondok GP2Q

4. Mengamati Sarana dan Prasarana di Pondok GP2Q

5. Mengamati kegiatan Siswa selama berada di lingkungan Pondok

Pesantren

6. Wawancara mengenai hafalan, pengkajian dan pendalaman Siswa

dalam menghafal Al-Qur’an

B. Pedoman Wawancara

1. Untuk Guru atau Ustadz dan Ustadzah Pondok Pesantren GP2Q

a. Sejak kapan program pendalaman, pengkajian, dan penghafalan

Alquran dilaksanakan?

b. Bagaimana pelaksanaan program pembelajaran pendalaman,

pengkajian, dan penghafalan Alquran dilaksanakan?

c. Bagaimana perilaku sehari-hari siswa hafiz tersebut?

2. Untuk Siswa

a. Sejak kapan mulai menghafal, mengkaji dan mendalami Al-


Qur’an?

26
25

b. Apa saja hambatan dalam menghafal, mengkaji juga mendalami


Al-

Qur’an?

c. Apa yang dirasakan ketika mulai memberanikan diri untuk

memulai menghafal Al-Qur’an?

C. Dokumentasi

a. Foto kegiatan siswa di Pondok Pesantren GP2Q

b. Sejarah berdirinya Pondok Pesantren

c. Sarana dan Prasarana

d. Struktur Organisasi Kepengurusan Pondok Pesantren

Anda mungkin juga menyukai