Anda di halaman 1dari 23

Tugas Berstruktur Dosen Pembimbing

Sosiologi Pendidikan Emilya Ulfah, M.Pd

PERAN SOSIAL, EDUKATIF DAN PROFESI GURU

Disusun Oleh:
Kelompok: IV (Empat)
Nama NPM
Ahmad Syarif 17.12.4224
Qurrotul Ain 17.12.4408
Veronica 17.12.4328
Wisnu 17.12.4331

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA


TARBIYAH/PAI
2021 M/1442 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya dan Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah merupakan karya tulis ilmiah karena disusun berdasarkan kaidah
kaidah ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa dalam rangka menyelesaikan studi.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Sosiologi Pendidikan”. Untuk itu, makalah ini disusun dengan memakai bahasa yang
sederhana dan mudah untuk dipahami.
Dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ibu
Emilya Ulfah, M.Pd yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran, dan petunjuk
hingga makalah ini dapat disusun dengan baik.
Sebagai sebuah makalah, tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang berkepentingan, guna
penyempurnaan makalah ini. Selanjutnya terima kasih kami ucapkan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini sehingga dapat diselesaikan.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat digunakan oleh pembaca dengan
baik.

Martapura, 25 Oktober 2020

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Peran guru di sekolah...........................................................3

B. Peran guru di masyarakat ....................................................6

C. Guru sebagau profesi............................................................10

D. Diskripsi guru sebagai perspektif.........................................16

BAB III PENUTUP


A. Simpulan................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Seseorang dikatakan sebagai guru atau pendidik tidak
cukup “tahu” akan materi yang diajarkan, tetapi pertama kali ia harus memiliki “
kepribadian guru” dengan segala ciri tingkat kedewasaannya. Kepribadian adalah
unsur yang menentukan keakraban hubungan guru dengan anak didik. Kepribadian
guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan
membimbing anak didik. Kepribadian sesungguhnya adalah suatu masalah yang
abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah
penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya
dalam tindakannya, ucapan, cara bergaul, berpakaian, dan dalam menghadapi
setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang berat. Oleh karena
itu masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi
rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik atau
masyarakat. Dengan kata lain, baik tidaknya citra sesorang ditentukan oleh
kepribadian.
Seorang guru menjadi pendidik berarti sekaligus menjadi pembimbing.
Sebagai contoh guru yang berfungsi sebagai “pendidik” dan “pengajar” seringkali
akan melakukan pekerjaan bimbingan, misalnya bimbingan belajar, bimbingan
tentang sesuatu keterampilan dan sebagainya. Jadi jelas dalam proses pendidikan
kegiatan “mendidik”, “mengajar”, dan “membimbing” itu tidak dapat dipisahkan
lagi. Sebagai pendidik, guru harus berlaku membimbing, dalam arti menentukan
sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan anak didik
sesuai dengan dengan tujuan yang dicita-citakan, termasuk dalam hal ini, ikut
memecahkan persoalan-persoalan atau kesulitan yang dihadapi anak didik. Dengan
demikian diharapkan dapat menciptakan perkembangan yang lebih baik pada diri
siswa, baik perkembangan fisik maupun mental.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran Guru di Sekolah?
2. Bagaimana peran Guru di Masyarakat?
3. Bagaimana peran Guru sebagai Profesi?
4. Bagaimana Mendeskripsikan Guru Sebagai Perspektif?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui peran guru di sekolah
2. Untuk Mengetahui peran guru di Masyarakat
3. Untuk Mengetahui peran guru sebagai profesi
4. Untuk Mengetahui bagaimana mendeskripsikan guru sebagai perspektif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Guru Di Sekolah


1. Kedudukan Guru Dan Peranan Guru
Kedudukan guru adalah sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan
pendidik dan sebagai pegawai. Yang paling utama adalah kedudukannya
sebagai pengajar dan pendidik, yakni sebagai seorang guru.
Berdasarkan kedudukannya sebagai seorang guru ia harus
menunjukkan kelakuan yang layak, bagi guru menurut harapan masyarakat.
Guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi suri
tauladan, di dalam maupun diluar sekolah. Guru harus senantiasa sadar akan
kedudukannya selama 24 jam sehari. Dimana dan kapan ia akan selalu
dipandang sebagai yang harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru
oleh masyarakat, khususnya oleh anak didik yang ia ajar.1
2. Peranan Guru dalam Sekolah
Saat kita berbicara mengenai sekolah yang pertama terlintas dalam
benak kita adalah guru. Guru adalah orang yang sangat berperan penting
dalam dunia pendidikan khususnya dalam lingkungan sekolah.
a. Peran guru sebagai perencana pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu usaha manusia yang bersifat
kompleks, oleh sebab itu banyak nilai-nilai dan faktor-faktor manusia
terlibat didalamnya. Pembelajaran dikatakan penting karena
pembelajaran merupakan usaha membentuk pribadi manusia yang
baik. Gagalnya suatu pembelajaran dapat merusak satu generasi
masyarakat.
Guru yang baik, adalah guru yang mempunyai komitmen agar
pembelajarannya dapat diterima oleh peserta didik dan berhasil.
Salah satu aspek keberhasilan dalam pembelajaran adalah adanya
perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Perencanaan
pembelajaran yang dilakukan dapat berfungsi sebagai:

1
S. Nasution. Sosiologi Pendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara). 2004. Hlm. 91

3
1) Dapat memberi pemahaman kepada guru tentang tujuan
pendidikan disekolah dan hubungannya dengan pengajaran.
2) Membantu guru berfikir tentang bagaimana hubungan
pembelajaran yang telah ia lakukan dengan tujuan pendidikan.
3) Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang
diberikan serta prodsedur bagaimana yang digunakan.
4) Membantu guru dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan
murid, minat-minat murid dan mendorong motivasi belajar.
5) Dapat menggunakan metode yang tepat menghemat waktu
sehingga pembelajaran lebih efisien.
Perencanaan pengajaran berarti melakukan pemikiran tentang
penerapan prinsip-prinsip umum mengajar dalam pelaksanaan tugas
mengajar dalam situasi interaksi pengajaran tertentu yang khusus
baik berlangsung dalam kelas maupun diluar kelas. Perencanaan
pengajaran meliputi : tujuan mengajar, cara merumuskan tujuan
mengajar, metode yang digunakan, bahan pelajaran, media
pembelajran serta teknik evaluasi yang digunakan.
b. Peran Guru sebagai pengelola pembelajaran
Setelah membuat perencanaan pembelajaran, baru guru mulai
melaksanakan tugasnya sebagai pengelola pembelajaran.
Sebelum guru melaksanakan pembelajaran terlebih dahulu seorang
guru harus mempelajari kurikulum yang digunakan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan, serta dapat memahami semua program
pendidikan yang sedang dilaksanakan. Selain itu guru juga harus
mengenal lingkungan sekolah, fasilitas belajar, memahami psikologi
siswa, serta semua sarana yang dapat berfungsi sebagai proses
pembelajaran
Dalam proses pembelajaran guru harus mampu merangsang
murid-murid dalam belajar, melakukan pengelolaan kelas,
melaksanakan supervisi belajar, menggunakan media yang sesuai,
serta dapat memimpin murid-murid belajar sehingga proses

4
pembelajaran dapat mencapai hasil yang memuaskan. Dalam hal ini
guru membantu siswa memperoleh informasi, mengembangkan ide
ketrampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan
dirinya, dan cara-cara bagaimana belajar. Karena mengajar
merupakan aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya sehingga dapat tercipta kesempatan bagi anak untuk
melakukan proses belajar secara efektif.
c. Peran guru sebagai penilai hasil pembelajaran
Dalam tugas profesinya guru berperan sebagai penilai hasil
pembelajaran. Data yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung
dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian
yang sesuai dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai.
Oleh sebab itu guru sebagai penilai hasil pembelajaran lebih
merupakan pengumpulan data dan penggunaan informasi untuk dapat
memberikan keputusan, dalam hal ini nilai yang diperoleh terhadap
peserta didik berdasarkan tahap belajarnya. Penilaian terhadap hasil
pembelajaran dapat meliputi avektif, kognitif dan psikomotor.
Dari Uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa guru mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menciptakan generasi-generasi penerus
bangsa baik itu melalui perannya sebagai tenaga pendidik di sekolah yaitu:
1 Guru sebagai perencana pembelajaran
Dalam proses pembelajaran guru terlebih dahulu mempersiapkan segala
sesuatu yang dibutuhkan. Perencanaan pengajaran meliputi: tujuan mengajar,
cara merumuskan tujuan mengajar, metode yang digunakan, bahan pelajaran,
media pembelajran serta teknik evaluasi yang digunakan.
2 Peran guru sebagai pengelola pembelajaran
Dalam hal ini guru membantu siswa memperoleh informasi, mengembangkan
ide ketrampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya,
dan cara-cara bagaimana belajar.
3 Peran guru sebagai penilai hasil
Guru sebagai penilai hasil pembelajaran lebih merupakan pengumpulan data
dan penggunaan informasi untuk dapat memberikan keputusan, dalam hal ini
nilai yang diperoleh terhadap peserta didik berdasarkan tahap belajarnya.

B. Peran Guru Di Masyarakat


1. Hubungan Guru Dengan Masyarakat Elite

5
Sejarah telah mencatat bahwa pada zaman Mesir kuno guru-guru itu
adalah filosof-filosof yang menjadi penasihat raja. Dalam kegemilanagan
falsafah Yunani, Socrates, Plato dan Aristoteles adalahguru-guru yang
mempengaruhi perjalanan Yunani. Aristoteles adalah guru bagi Iskandar
Zulkarnain (356-423 SM) yang menjadi Kaisar Yunani sampai meninggalnya,
sehingga filosof-filosof Arab menyebutnya sebagai guru pertama. Sedangkan
Al Farabi (874-950 M) sebagai orang yang paling mengetahui tentang falsafah
Aristoteles digelarinya guru yang kedua. Dalam sejarah Islam, guru-guru atau
yang biasa disebut para ulama selalu diikut sertakan dalam segala kegiatan
Nabi SAW dan menjadi duta-duta Nabi ke negara- negara tetangga sebagai
perutusan juga sebagai syiar. Juga, dalam perkembangan pendidikan Islam di
kawasan Asia Tenggara melalui pondok, surau, madrasah, dan lain-lain
menunjukkan pola yang serupa, yaitu ada ulama-ulama terkenal dikunjungi
oleh murid-murid dari seluruh pelosok seperti Syekh Daud Fathani di
Thailand, Tok Kenali di Kelantan, Madrasah Al Masyhur di Pulau Pinang,
Pesantren Hasyim Asy’ari di Tebu Ireng Jawa, Madrasah Al Yunusiah di
Padang Panjang, Sumatera Barat, Madrasah Hj. As’ad di Sulawesi Selatan dan
lain-lain adalah peninggalan sejarah yang masih dapat disebutkan tentang
pengaruh ulama dan guru-guru terkenal pada perkembangan Islam di rantau
ini. Di Indonesia, tokoh-tokoh yang dianggap Founding Father-nya adalah
para guru, diantaranya Moch. Yasin, Moch. Hatta, Ki Hajar Dewantara dan
banyak lagi tokoh yang berlatar belakang guru, sehingga dikenallah istilah
para Priyayi atau kaum Priyayi. Begitu pula pada saat ini, banyak sosok guru
yang masih menjadi magnet bagi para politisi untuk menempatkannya sebgai
orang- orang yang ditempatkan di badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Hal ini berarti menunjukkan bahwa suara para guru masih memiliki pengaruh
dalam kebijakan strategis atau sebatas politis di negeri ini. Sejak
diberlakukannya otonomi daerah, hubungan guru dengan masyarakat elit
semakin luas dan terbuka lebar.
2. Hubungan Guru Dengan Masyarakat Menengah
Dalam Global Teacher Status Index oktober 2013, status sosial guru di
21 negara yang diteliti berada di rangking ke- 7 dari 14 jenis profesi yang

6
dihormati, dengan kata lain profesi guru adalah profesi kelas menengah.
Namun, di dua- tiga negara status sosial guru diniliai sama dengan pekerja
sosial. Di Amerika Serikat, Brasil, Francis, dan Turki status sosial guru
diasosiasikan dengan pustakawan. Berkaitan dengan hasil studi tersebut, dapat
dikatakan bahwa hubungan gurudengan masyarakat menengah adalah
hubungan guru dengan lingkungan terdekatnya.
Namun, peranan guru di Indonesia berbeda dan tidak seperti yang
tampak pada hasil riset tersebut di atas. Guru melebur diri dalam masyarakat
dan mengambil prakarsa secara proaktif dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatan. Guru berasal dari semua strata sosial ekonomi dengan latar
belakang yang lebih beragam. Hal ini sebagai dampak dari pembangunan
pendidikan nasional secara besar-besaran yang dimulai pada tahu 1970-an
dengan memberikan penekanan pada pemerataan dan perluasan kesempatan
kepada anak untuk memperoleh pendidikan, di samping pada mutu dan
relevansi. Konsekuensinya jumlah guru harus ditambah dengan rekrutmen
calon guru menjadi semakin terbuka dengan berbagai latar belakang dan
mengakibatkan perubahan peran guru. Dalam hubungannya dengan
masyarakat menengah, peran guru dibatasi dengan status profesinya.
Terutama nampak di kota-kota besar bahwa terdapat kecenderungan guru
berperan hanya sebagai pengajar dan selebihnya adalah sebagai pribadinya. Di
masyarakat ini guru dikenal sebagai guru privat SD, SMP dan SMA, guru les
musik, guru les tari, guru les olah raga dan keterampilan lainnya. Dalam kode
etik guru Indonesia, guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan. Hal
ini termasuk diantaranya:
b. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan
Guru turut menyebarkan program- progaram pendidikan dan lkebudayaan
kepada masyarakat sekitarnya, sehingga sekolah tersebut turut berfubgsi
sebagai pusat pembinaan dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan
ditempat itu

7
c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai
unsur pembaru bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya.
d. Guru turut bersama-sama masyarakat sekitarnya didalam berbagai
aktifitas

e. Guru mengusahakan terciptanya kerjasama yang sebaik-bainya antara


sekolah, orang tua murid, dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha
pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan tangung
jawab nersama antara pemerintah, orang tua murid dan masyarakat.
3. Hubungan Guru Dengan Masyarakat Pinggiran

Sebagian besar para guru di daerah pedesaan menyukai sekolah


sebagai tempat bekerja, beberapa guru menemukan kesulitan untuk
beradaptasi dengan struktur masyarakat pedesaan tradisional, administrasi
merupakan sesuatu yang informal, bantuan dengan kegiatan ekstrakurikuler
yang sangat diharapkan, banyak melakukan pekerjaan sampingan (second
jobs), dan banyak gagal untuk mengenali pentingnya pertanian dalam
perekonomian masyarakat pedesaan.

Perlu disadari bahwa dalam proses pembangunan masyarakat terutama di


daerah pedesaan tempat sebagian besar masyarakat kita bertugas, guru
memegang kepeloporan melalui berbagai institusi kemasyarakatan yang ada.
Kepercayaan masyarakat dan pemerintah di tingkat lokal sangat tinggi
terhadap guru dengan dibuktikannyaguru sebagai mitra dalam berbagai
kegiatan di pedesaan dan kecamatan. Dalam kegiatan Kuliah Kerja
Nyata,orang yang dipercaya untuk menjadi mitra kerja para mahasiswa
umumnya para guru SD, SLTP atau SLTA. Begitu juga dalam kegiatan di
tingkat desa maupun di tingkat kecamatan.

Permasalahan yang muncul saat ini justru tidak meratanya jumlah guru
yang tersedia di daerah, terutama yang terkategorikan terluar, tertinggal dan
terdalam yang sangat kekurangan dan membutuhkan guru. Berbanding
terbalik dengan di daerah perkotaan. Hal ini dibuktikan dengan adanya

8
lembaga swadaya masyarakat yang ingin berperan dalam pendidikan,
meskipun hanya melakukan pengajaran. Pragmatisme para guru adalah alasan
terkuat sekaligus sekaligus faktor penyebab utama munculnya kesenjangan
ini. Idealisme para guru merupakan pemicu utama yang dibutuhkan untuk
pemerataan guru. Pendidikan bukan bukan sekedar permasalahan
meingkatkan tingkat melek huruf dan angka, melainkan pembangunan
manusia itu sendiri oleh para pendidik/guru. Hal ini menuntut peran guru yang
lebih luas lagi. Peran gurudalam dunia pendidikan modern sekarang ini
semakin kompleks, tidak sekedar sebagai pengajar semata, pendidik akademis
tetapi juga merupakan pendidik karakter, moral dan budaya bagi siswanya.
Guru haruslahmenjadi teladan, seorang model sekaligus mentor dari
anak/siswa di dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter yang meliputi
olah pikir, olah hati dan olah rasa.

4. Guru Sebagai Tokoh Masyarakat dan Perannya Sebagai Intelektual Di


Masyarakat

Figel tentang the role of teachers in the knowledge society, menegaskan


bahwa “Teachers must be reassured that they are essential to our societies
and that we value their role”. Para guru memainkan perannya yang sangat
vital bagi masyarakat dan terus berupaya memperluas perannya untuk
mengimbangi kebutuhan masyarakat, termasuk perannya dalam aspek budaya
dan ekonomi. Para guru menyiapkan generasi muda untuk menjadi warga
negara yang aktif dan yang mau belajar sepanjang masa secara independen,
dan tentunya sangat krusial bagi masa depannya. Para guru mengikuti
perkembangan potensi para peserta didiknya. Meningkatkan peran guru di
masyarakat akan memacu tingkat kreativitas, inovasi dan produktivitas guru.
Tentunya, hal ini akan memberikan multiplier efek bagi masyarakat dan dunia
pendidikan. Keberadaan guru akan semakin dirasakan dan dibutuhkan oleh
masyarakat sekaligus akan meminimalisir stigma-stigma negatif yang
dialamatkan kepada para guru. Lebih dari itu, tanggung jawab guru secara
moral sebagai masyarakat intelektual menjadi lebih ringan.

9
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Peran guru dalam
masyarakat: Dalam kehidupan bermasyarakat seorang guru mempunyai pengaruh
yang sangat besar. Guru dapat berperan sebagai pembina masyarakat, sebagai
penemu masyarakat, dan sebagai agen masyarakat. Dalam masyarakat, guru
adalah sebagai pemimpin yang menjadi panutan atau teladan serta contoh
(referensi) bagi masyarakat sekitar. Mereka adalah pemegang nilai-nilai norma
yang harus dijaga dan dilaksanakan, ini dapat kita lihat bahwa betapa ucapan guru
dalam masyarakat sangat berpengaruh terhadap orang lain.

C. Guru Sebagai Profesi


1. Pengerti Profesi

Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus


melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi
guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian
dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat
dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup
yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan
hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh
kelompok anggota yang menyandang profesi.2

2. Pengertian Profesi guru

Profesi guru adalah jabatan profesional yang memiliki tugas pokok dalam
proses pembelajaran. Uraian tugas pokok tersebut mencakup keseluruhan
unsur proses pendidikan dan peserta didik. Tugas pokok itu hanya dapat
dilaksanakan secara profesional bila persyaratan profesional yang ditetapkan
terpenuhi.

3. Tugas Guru Sebagai Profesi

Adapun tugas guru sebagai profesi adalah sebagai berikut:

2
https://id.wikipedia.org/wiki/Profesi

10
a. membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensinya
sehingga tumbuh dan berkembang dengan total dan sempurna,
b. membantu anak belajar sehingga kemampuan intelektualnya tunbuh
dengan menguasai berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, nilai, dan sikap,
c. menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan
menggunakan pendekatan dan metodologi yang penuh dengan
kreativitas sehingga kreativitas peserta didik tumbuh dan berkembang,
d. menanamkan berbagai nilai-nilai dalam diri peserta didik sehingga
melekat dan tumbuh menjadi satu dengan perilaku peserta didik setiap
hari,
e. membangun watak dan kepribadian peserta didik menjadi orang yang
memiliki watak dan kepribadian tertentu yang diperlukan oleh
masyarakat luas,
f. mengajar peserta didik bagaimana berhubungan dengan orang lain, dan
g. mengembangkan peserta didik menjadi orang yang berakhlak mulia.3

Dalam Undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada bab 1
pasal 1 dikatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan profesional
dalam undang-undang tersebut diartikan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Guru sebagai profesional, tentunya tidak mudah untuk menjalani


profesinya karena keunikan dari profesi guru itu sendiri. Hargreaves (2003)
tentang teaching in the knowledge society menganggap guru sebagai
paradoxical profession. Guru, lebih dari siapa pun, diharapkan untuk
membangun komunitas belajar, menciptakan masyarakat pengetahuan, dan
3
Andika Dutha Bachari, Jurnal Guru Sebagai Profesi

11
mengembangkan kapasitas untuk inovasi, fleksibilitas dan komitmen untuk
mengubah hal yang mendasar untuk kemakmuran ekonomi. Pada saat yang
sama, guru juga diharapkan untuk mengurangi dan mengatasi banyak masalah
besar yang diciptakan masyarakat pengetahuan, seperti konsumerisme
berlebihan, hilangnya masyarakat, dan pelebaran kesenjangan antara kaya dan
miskin. Entah bagaimana, guru harus berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan
yang tampaknya bertentangan pada waktu yang sama. Ini adalah paradoks
profesional mereka.

Profesional merupakan suatu proses yang berkelanjutan dengan selalu


mengupayakan untuk meng-upgrade kemampuan serta meng-update wawasan
guru. Profesionalitas sangat menuntut totalitas keterlibatan guru dalam
hubungannya dengan pendidikan dan pembelajaran, baik di lingkungan
sekolah maupun di masyarakat yang lebih umum. Sejak dahulu hingga saat ini
di Indonesia telah terdapat wahana yang dapat digunakan untuk meningkatkan
profesionalisme guru, seperti Pusat Kegiatan Guru (PKG), Kelompok Kerja
Guru (KKG), MGMP bagi guru mata pelajaran, bahkan MKKS bagi para
kepala sekolah yang memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman
dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan
mengajarnya. Dengan adanya Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI), tuntutan profesional tidak bisa terbantahkan lagi.4

4. Kompetensi Guru

Guru adalah salah satu unsur penting yang harus ada sesudah siswa.
Apabila seorang guru tidak punya sikap profesional maka murid yang di didik
akan sulit untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini karena guru
adalah salah satu tumpuan bagi negara dalam hal pendidikan. Dengan adanya
guru yang profesional dan berkualitas maka akan mampu mencetak anak
bangsa yang berkualitas pula. Kunci yang harus dimiliki oleh setiap pengajar
adalah kompetensi. Kompetensi adalah seperangkat ilmu serta ketrampilan
mengajar guru di dalam menjalankan tugas profesionalnya sebagai seorang
guru sehingga tujuan dari pendidikan bisa dicapai dengan baik.

4
Dian Rahadian, Peran Dan Kedudukan Guru Dalam Masyarakat,

12
Sementara itu, standard kompetensi yang tertuang ada dalam peraturan
Menteri Pendidikan Nasional mengenai standar kualifikasi akademik serta
kompetensi guru dimana peraturan tersebut menyebutkan bahwa guru
profesional harus memiliki 4 kompetensi guru profesional yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian serta profesional.

a. Bidang Pedagogik
1) Memaham dengan baik dan hakekat dan ciri-ciri peserta didik yang
tumbuh dan berkembang terus menerus.
2) Memahami potensi potensi anak didik dan cara membantu
mengembangkan dengan serasi, seimbang dan total.
3) Memahami teori belajar termasuk d dalamnya bagaimana proses
belajar itu terjadi dan bagaimana setiap anak memiliki karakteristik
khusus yang tidak sama.
4) Menguasai berbagai model dan strategi pembelajaran sehingga
murid betul-betul belear dengan efektil dan kreatif
5) Menguasai bagaimana pendekatan pedagogik dalam setiap
menghadapi permasalahan pembelaj aran yang melibatkan peserta
didik.
6) Menguasai bagaimana merancang proses belajar mengajar yang
komprehensif yang mencakup berbagai unsur yang diperlukan
dalam suatu proses pembelajaran yang produktif.
7) Menguasai bagaimana menilai kemajuan belajar peserta didik
secara total.
b. Bidang Sosial
1) Memahami berbagai faktor yang berpengaruh dalam menciptakan
lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran.
2) Mengerti berbagai faktor sosial-kultur dan ekonomi yang
berpengaruh terhadap proses pendidikan peserta didik.
3) Memahami pentingnya hubungan antara sekolah dengan orangtua
dan tokoh masyarakat yang berpengaruh terhadap proses
pendidikan anak di sekolah secara langsung atau tidak langsung.

13
4) Mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan dijunjung
tinggi oleh masyarakat yang merupaka pegangan hidup, yang
memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan watak dan
kepribadian peserta didik.
5) Memahami pendekatan-pendekatan yang diterapkan sekolah untuk
menarik masyarakat untuk berperan serta dalam pendidikan putra
putri mereka di sekolah sesuai dengan dengan kapasitas dan fungsi
mereka.
6) Menguasai dan memahami perubahan-perubahan akibat dampak
globalisasi yang mempengaruhi keseluruhan aspek kehidupan
termasuk proses pembelajaran dan bagaimana mengendalikan
perubahan tersebut agar tidak terjadi pengaruh negatif terhadap
proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
c. Bidang Kepribadian
1) Memiliki komitment dan kemauan tinggi dalam melakukan
tugasnya sebagai guru professional.
2) Memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik tanpa membeda-
bedakan
3) Memiliki rasa tanggungjawab yang kokoh dalam melaksanakan
fungsinya sebagai guru, dan
4) Berakhlak mulia.
d. Bidang Professional
1) Menguasai substansi atau materi atau isi teaching subjects atau
mata pelajaran yang menjadi bidang keahliannya dengan baik.
2) Menguasai learning equipment dan learning resources yang
diperlukan dalam proses belajar dan mengajar.
3) Menguasai bagaimana mengolah learning resources dari
lingkungan hidup sehingga dapat dijjergunakan untuk mendukung
proses pembelajaran.
4) Menguasai bagaimana menerapkan teknologi informasi dalam
upaya menigkatkan efektivitas belajar anak.

14
5) Menguasai bagaimana menyusun rencana pelajaran yang mengemas
isi, media teknologi dan values dalam setiap proses pembelajaran.5
5. Kode Etik Guru Dalam Kehidupan Masyarakat

Kode etik guru sebagai pedoman guru dalam berperilaku sesungguhnya dapat
diterapkan di masyrakat. Guru ketika berinteraksi dengan masyarakat harus
berpegang teguh pada kode etiknya. Perilaku yang ditunjukkan harus
mencermikan nilai-nilai luhur kode etik itu sehingga kandungannya menjelma
dalam perilakunya.

Berdasarkan isi dari kode etik diatas, berikut ini akan diuraikan
penerapan kode etik guru dalam masyarakat:

a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk


manusia pembangunan yang ber-Pancasila
b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum
sesuai kebutuhan anak didik masing-masing.
c. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh
informasi tentaang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala
bentuk penyalahgunaan.
d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan dengan orang tua anak didik sebaik-baiknya bagi
kepentingan anak didik.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan.
f. Guru sendiri atau sama-sama berusaha mengembangkan dan
meningkatkan mutu profesinya.
g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru,
baik berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan
keseluruhan.

5
H. Mohammad Fakry Gaffar, Guru, Profesi, Profesional, kompetens, Jurnal hal. 3-5

15
h. Guru secara hukum bersama-sama memelihara,membina dan
meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana
pengabdiannya.
i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.6
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Posisi guru sebagai
salah satu profesi memang harus diakui dalam kehidupan masyarakat. Guru
harus diakui sebagai profesi yang sejajar sama tinggi dan duduk sama rendah
dengan profesi-profesi lainnya, seperti dokter, hakim, jaksa, akuntan,
desainer interior, arsitektur, dan masih banyak yang lainnya. Sebagai profesi,
guru memenuhi kelima ciri atau karakteristik yang melekat pada guru. Salah
satu ciri guru sebagai profesi yang amat penting adalah guru harus memiliki
kemampuan sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Guru
pun harus selalu mengembangkan dan memperluas pengetahuan serta
kompetensinya apalagi pada masa globalisasi seperti sekarang.

D. Mendeskripsikan Guru Sebagai Perspektif


Dalam kamus besar besar bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang
yang pekerjaanya ( mata pencahariannya, profesinya ) mengajar. Definisi ini
cakupannya sangat luas, mengajar apa saja bisa disebut guru,sehingga ada sebutan
guru ngaji, guru silat, guru olah raga, dan guru lainny. Dalam dunia pendidikan,
sebutan guru dikenal sebagai pendidikan dalam jabatan. Pendidikan jabatan yang
dikenal banyak orang adalah guru, sehingga banyak pihak mengidentifikasikan
pendidik dengan guru, sebenarnya banyak spesialisasi pendidik baik dalam arti
teoriti maupun praktisi yang pendidik tapi bukan guru.
Dalam konteks pendidikan Islam, guru adalah semua pihak yang berusaha
memperbaiki orang lain secara Islam. Mereka ini bisa orang tua (ayah-ibu),
paman, kakak, tetangga, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat luas,.
Khusus orang tua, Islam memberikan perhatian penting terhadap keduannya
sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anak nya di masa depan.7
Sedangkan Abdul Mujib mengemukakan bahwa pendidik adalah bapak
rohani (spiritual father) bagi peserta didik, yang memberikan santapan jiwa

6
Djam’an Satori, dkk. 2010. Profesi Keguruan. Jakarta. Universitas Terbuka.hal. 5
7
Muhammad kosim,Guru dalam perspektif Islam.Vol.3,No .1,2008, hal. 46.

16
dengan Ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk.
Pendidik dapat pula berarti orang bertanggung jawab terhadap perkembangan dan
kematangan aspek rohani dan jasmani anak. Secara umum dijelaskan pula oleh
Maragustam Siregar, yakni orang yang memberikan Ilmu
pengetahuan,pengalaman,keterampilan,serta aspek spiritual dan upaya
perkembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh seorang tersebut sesuai dengan
prinsip dan nilai ajaran Islam sehingga menjadi Insan berakhlakul karimah.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu pendidik yang
memiliki peranan yang sangat penting yaitu guru setelah orang tua. Dalam
undang- undang tentang guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 disebutkan guru adalah
pendidik professional. Sedangkan dalam undang-undang RI NO. 20 Tahun 2003,
tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 Ayat 6 disebut sebagai pendidik
adalah tenaga kependidikan.8
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Dalam konteks pendidikan
Islam, guru adalah semua pihak yang berusaha memperbaiki orang lain secara
Islam. Mereka ini bisa orang tua (ayah-ibu), paman, kakak, tetangga, tokoh
agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat luas,. Khusus orang tua, Islam
memberikan perhatian penting terhadap keduannya sebagai pendidik pertama dan
utama bagi anak-anak nya di masa depan yang memberikan santapan jiwa dengan
Ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk. Pendidik
dapat pula berarti orang bertanggung jawab terhadap perkembangan dan
kematangan aspek rohani dan jasmani anak.

8
Muhammad Ramli,Hakikat pendidik dan peserta didik. Vol 5,No1, Januari-Juni 2015, hal. 67.

17
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak
didiknya dan bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, menilai dan mengevaluasi anak didiknya agar bermanfaat dimasa
yang akan datang.
Guru juga mempunyai peran yang sangat penting baik itu di sekolah
ataupun di lingkungan masyarajat sekitar sebagai cerminan yang baik bagi

18
masyarakat awam, karena pada dasarnya guru di beri pengetahuan yang lebih
untuk menjadi teladan bagi masyrakat sekitar.
Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang
berbentuk multidimensional. Guru yang demikian adalah yang secara internal
memiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional adalah:
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi professional
4. Kompetensi Sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Kosim Muhammad. 2008. Guru dalam Perspektif Islam. Vol 3,


Ramli Muhammad. 2015. Hakikat pendidik dan peserta didik. Vol 5, 2015,
Smith, Mark K. dkk. 2010. Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta : Mirza
Media Pustaka.
Nasution, S. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
H. Mohammad Fakry Gaffar, Guru, Profesi, Profesional, kompeten. Vol. 3
Dian Rahadian, Peran Dan Kedudukan Guru Dalam Masyarakat.
Vol. 2 Djam’an Satori, dkk. 2010. Profesi Keguruan. Jakarta.
Universitas Terbuka

19
20

Anda mungkin juga menyukai