PONTIANAK"
SKRIPSI
OLEH :
MUHAMMAD AS'AD
NIM: 11901323
2023 M/1444 H
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
1. Fokus Penelitian...................................................................................................11
2. Pertanyaan Penelitian...........................................................................................11
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................11
BAB II.............................................................................................................................13
KAJIAN PUSTAKA......................................................................................................13
A. Penelitian Terdahulu.............................................................................................13
B. Upaya....................................................................................................................17
C. Guru PAI..............................................................................................................22
1. Pengertian guru.................................................................................................22
2. Pengertian Guru Pai..........................................................................................25
D. Perilaku Keagamaan.............................................................................................27
1 . Faktor-Faktor prilaku keagamaan...........................................................................29
BAB III...........................................................................................................................33
METODE PENELITIAN.............................................................................................33
A. Jenis Penelitian.....................................................................................................33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................34
C. Sumber data..........................................................................................................34
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...........................................................36
E. Teknik Instrumen Data.........................................................................................38
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data..................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi manusia yang paripurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
2017: 17). Dalam kaitannya dengan hal itu, maka kegiatan pendidikan
merupakan suatu proses untuk mengubah sikap manusia dari kondisi tertentu
Dengan kata lain, perubahan akan nampak dalam proses perubahan manusia,
menegetahui. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari segala upaya yang harus
dilakukan agar pendidikan yang ada di Negara Indonesia sesuai dengan tujuan
ini pula diharapkan dapat dihasilkan manusia yang sesuai kreatif sesuan
penting untuk ditempuh seseorang agar tercipta kehidupan ke depan yang lebih
baik dan bisa bermanfaat terutama dalam bentuk penguasaan pengetahuan serta
oleh siswa dari hari ke hari. Di dalam kegiatan dan kebiasaan yang dilakukan
secara rutin itu, terdapat nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi tolok ukur
Norma-norma itu terhimpun menjadi aturan yang harus dipatuhi karena setiap
kehidupan pun berlangsung tidak efektif atau bahkan tidak efisien (Nawawi,
1990)
Anak didik sebagai generasi penerus bangsa, sejak dini wajib dikenalkan dengan nilai-
nilai yang mengatur kehidupan manusia, yang berguna bagi dirinya masing-masing,
agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu sebagai ketentuan tata
tertib hidup harus dipatuhi atau ditaati. Pelanggaran atau penyimpangan dari tata tertib
itu akan merugikan dirinya dan bahkan dapat ditindak dengan mendapat sanksi atau
hukuman. Dengan kata lain setiap anak harus dibantu hidup secara berdisiplin, dalam
arti mau dan mampu mematuhi atau mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku di
lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya (Nawawi, 1999 : 230).
Pendidikan Akhlak sangat penting bagi perkembangan siswa dalam
(Nawawi, 1999). Dalam ajaran Islam, pentingnya penanaman akhlak sejak dini
kemaslahatan diri tercermin dalam banyak ayat al-Qur’an dan Sunnah (Endang,
2019). Beberapa di antaranya adalah firman Allah dalam Surah Annisa ayat 59:
ۖ َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا َأِط يُعو۟ا ٱَهَّلل َو َأِط يُعو۟ا ٱلَّرُس وَل َو ُأ۟و ِلى ٱَأْلْمِر ِم نُك ْم
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! taatilah Allah dan taatilah Rasul
ُقۡل ِاۡن ُك ۡن ُتۡم ُتِح ُّبۡو َن َهّٰللا َفاَّتِبُعۡو ِنۡى ُيۡح ِبۡب ُك ُم ُهّٰللا َو َيۡغ ِفۡر َلـُك ۡم ُذ ُنۡو َبُك ؕۡم
Selain itu, terdapat pula sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW yang di
riwayatkan oleh Abu Dawud dari Amr Bin Syu’aib dari ayahnya dan dari
م َأبَناُء َس بِع4َعْن َع ْم ر وْبن ُش َعْيِب َعْن َأِبيه َعْن َج َّده قَاَل َر ُس وُل هللا َص َّلى هَللا عَليِه وَس َّلَم ُم ُر وا َأْو َالَد ُك ْم ِبا لَّص الِة َو ُه
)َع َليَها َو ُهم َأبَناُء َعْش ٍر َو فِّر ُقوا َبيَنُهم ِفي الَم َض اَج ِع (أخرجه ابوداود في كتاب الصالة
Artinya: “dari ‘Amar Bin Syu’aib, dari ayahnya dari kakeknya ra, ia berkata:
ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat bila
berumur sepuluh tahu, dan pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan
setiap anak didik harus dikenalkan dengan tata tertib (termasuk perintah),
2015: 2).
Contoh sederhana antara lain pendidikan akhlak berupa disiplin waktu. Anak
harus mematuhi waktu yang tepat untuk berangkat dan pulang sekolah,
belajar, menunaikan shalat lima waktu dan kegiatan rutin yang lain.
Apabila hal itu telah terbentuk maka akan terwujudlah pribadi yang kuat,
yang setelah dewasa akan diwujudkan pula dalam setiap aspek kehidupan, antara
lain dalam bentuk disiplin kerja, disiplin mengatur keuangan rumah tangga dan
masyarakat atau warga negara, terutama berupa kepatuhan dan ketaatan terhadap
Dengan kata lain disiplin masyarakat, disiplin nasional dan disiplin umat
Islam, bersumber dari disiplin pribadi warga negara dan pemeluknya kaum
Misalnya, etika dalam pergaulan antara anak dengan orang tua, guru, cara
berpakaian dan berbagai sopan santun lainnya. Sedang penampilan sikap dan
menciptakan manusia yang dapat membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah,
taat dan tidak beriman, yang pada akhirnya bermuara pada beriman dan tidak beriman.
kekuatan dan kebijaksanaan. Ketegasan menuntut guru untuk menghukum setiap siswa
yang melanggar peraturan agar mereka tahu apa yang mereka lakukan tidak benar.
Kebijaksanaan menuntut agar pendidik bertindak adil dalam memberikan sanksi kepada
peserta didik yang melanggar aturan keagamaan yang dibebankan kepadanya, yang
pada akhirnya menyadarkan anak akan hak dan kewajibannya sebagai anggota
Kemauan dan keinginan untuk mengikuti suatu berasal dari dalam diri
seseorang atau tanpa paksaan dari luar atau orang lain, khususnya pesrta didik
(siswa). Namun, dalam situasi di mana mereka tidak sadar mengikuti aturan,
yang sering mereka anggap memberatkan atau tidak menyadari kegunaan dan
manfaatnya, tindakan paksaan harus diambil dari luar atau oleh orang yang
dalam kehidupan, yang seringkali juga memerlukan sanksi atau hukuman atas
pendidikan akhlak pada generasi penerus bangsa adalah melalui sekolah atau
menjadi ladang yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan spiritual dan
kata lain, sekolah adalah lapangan sosial bagi siswa di mana pertumbuhan
terhadap aturan yang telah ditetapkan di madrasah. Selain itu, Tua et al. (2014)
tugas, peranan dan tanggung jawabnya sebagai pelajar dengan selalu dijiwai
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan tidak menyimpang dari nilai-
nilai ajaran agama (berperilaku sesuai dengan ajaran agama) serta dibentengi
dari hal-hal yang merusak moral dirinya. Upaya pembinaan pelajar tersebut
menjadi tanggung jawab bersama baik orang tua, keluarga maupun guru.
upaya pencegahan yaitu menangkal hal-hal negatif dari lingkungan yang ada di
sekitar siswa atau budaya lain yang dapat membahayakan atau menghambat
Melihat fenomena yang terjadi seperti saat ini, maka ini menjadi tugas guru
siswa agar siswa mempunyai perilaku yang baik sesuai dengan ajaran agama
Islam. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di MTs
ketika waktu sholat telah tiba masih ditemukannya siswa yang tidak segera
perintah dari guru. Selain itu adanya pelanggaran kewajiban siswa dalam
pembiasaan membaca yasin dan tahlil sebelum dimulainya pelajaran yang itu
menyakiti teman lainnya, dan berperilaku kurang sopan terhadap guru maupun
sesama.
dengan adanya sikap dan perilaku siswa yang masih perlu adanya pembianaan
dan arahan dari guru. Maka disini seorang guru agama khususnya guru akidah
cara berperilaku yang baik, bagaimana cara berkeyakinan yang baik. Jadi sudah
akhlak yang baik dengan meyakinkan agar siswa mempunyai keyakinan yang
dalam berperan meningkatkan perilaku keagamaan siswa, terlebih dalam hal ini
adalah guru akidah akhlak. Dimana pendidikan akidah akhlak adalah sebagai
1. Fokus Penelitian
PONTIANAK.
2. Pertanyaan Penelitian
b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru Aqidah
C. Tujuan Penelitan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis adalah hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan bacaan, dan kajian atau perbandingan serta menjadi refrensi ilmiah
tambahan sehingga diharapkan dapat memunculkan inspirasi baru untuk
2. Manfaat Praktis
b. Bagi pihak lain yang relevan dengan penelitian ini, dapat di jadikan
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
a. Umi Lathifah (2018) Skrispsi, dengan penelitiannya yang berjudul "Upaya
preventif melalui memantau siswa secara rutin saat siswa tiba di Madrasah,
seluruh guru yang ada di MTSN Filial Pulutan mulai dari guru mapel, wali
kelas, guru piket, OSIS, serta alumni. Penegakan aturan yang bertujuan agar
siswa ketika siswa tiba di madrasah dengan tepat waktu salah satunya,
memberikan motivasi kepada siswa yang dilakukan oleh para guru baik oleh
guru fiqih juga oleh para madrasah, serta memberikan teladan yang
dilakukan oleh seluruh guru dan staf karyawan MTSN Filial Pulutan.
Kemudian melalui upaya kuratif dengan penegakan hukuman. Hukuman
keagamaan siswa atau peserta didik dan sumber informasinya sama yaitu
kepala sekolah dan guru BK. Perbedaannya adalah letak lokasi, waktu, dan
tempat selain itu juga bedanya jika penelitian Umi Lathifah itu diberikan
denda bagi peserta didik untuk efek jera sedangkan di sekolah MTs Al
b. Khusnul Khatimah (2019) Skripsi, dengan judul penelitian " Peran Guru
berikut:
1) Sholat berjamaah siswa di SMK N 1 Wonosegoro termasuk kategori
sekolah yang paling baik diantara SMK yang lainnya. Akan tetapi, masih
Pertama, Peran guru Pendidikan Agama Islam dan guru yang lain, sudah
dengan peneliti adalah subyek penelitian yang sama yaitu sekolah, dan sama-
(dilarang agama).
perbedaanya ialah pada informannya yang terdiri dari guru Akidah Akhlak,
Fikih, Qur’an Hadist, sedangkan peneliti terletak pada kepala sekolah, guru
BK, dan siswa. Selain itu juga, terletak pada obyek penelitian yang
adalah upaya sadar untuk mencari jalan terbaik atau perubahan menjadi
usaha, sebab atau usaha untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan suatu
Salim mengatakan upaya adalah bagian yang perankan oleh seorang guru
atau menjadi tugas pokok bagi seorang guru (Salim & Salim 2011:1187).
Sedangkan menurut Polya Pemecahan masalah adalah upaya mencari
jalan keluar dari suatu kesulitan dan untuk mencapai tujuan yang tidak
upaya adalah suatu usaha yang di kerjakan dengan misi tertentu guna
semua problem yang ada dapat terselesaikan dengan tepat dan dapat
Besar Bahasa Indonesia kata upaya dapat Dimaknai sebuah usaha, kerja
2002 : 331).
1) Upaya Preventif
2) Upaya Reprentif
a) Keteladan
dan memiliki staff pengajar lainnya yang dilihat setiap harinya oleh
b) Pengawasan
c) Ganjaran
Ganjaran adalah sebagai alat untuk mendidik anak-anak supaya
lingkungan sekolah, sosok guru diibaratkan seperti orang tua ke dua yang
mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak
tampaknya yang menjadi salah satu alasan mengapa guru disebut sebagai
yang berada di depan kelas, dan dalam arti luas adalah seseorang yang
2
kawan dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam menguraikan bahwa guru
adalah:
guru. Hal itupun menunjukkan pula bahwa orang tua tidak mungkin
pribadi anak didiknya dengan akhlak dan ajaran islam. Guru merupakan
karena itu guru harus mampu membawa siswa siswinya kepada tujuan
yang ingin dicapai, guru haru mempunyai sikap kewibawaan dan harus
dengan ajaran islam, sebagi guru agam Islam lebih dituntut lagi untuk
ilmu dan amal. Secara harfiah adalah orang yang memiliki akhlak
dan sopan santun, dan secara lebih luas muaddib adalah orang yang
Mereka menampilkan citra diri yang ideal, contoh, dan teladan baik
berkepribadian ulul albab dan insan kamil. Guru PAI tidak cukup
rangsangan atau lingkungan. Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata dasar
agama yang berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran
demikian perilaku keagamaan berarti segala tindakan itu perbuatan atau ucapan
yang dilakukan seseorang sedangkan perbuatan atau tindakan serta ucapan tadi
Dalam psikologi dijelaskan bahwa behavior come with the transition for external
terdiri atas tingkah laku yang diatur dari dalam, yang disertai perasaan tanggung
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
mulia.
bahwa perilaku keagamaan adalah segala aktifitas atau aspek perilaku yang
membangun dan memantapkan diri dalam rangka menjadi lebih baik. Perilaku
keagamaan dalam kamus besar bahasa Indonesia, antara katalaku, perilaku, dan
Karena itu, dalam hal ini penulis cenderung menyamakan pengertian antara
yaitu, perilaku atau tingkah laku yaitu perbuatan, gerak gerik, tindakan, cara
mengartikan perilaku atau tingkah laku adalah kegiatan yang tidak hanya
raga, bergerak, dan lain-lain, akan tetapi juga membahas macam-macam fungsi
seperti melihat, mendengar, mengingat, berfkir, fantasi pengenalan kembali
Sementara keagamaan itu sendiri berasal dari kata agama (Aldiin, religi Menurut
Harun Nasution yang dikutip oleh Salaluddin pengertian agama berdasarkan asal
kata yaitu ad-din, religi (relegere, religare), dan agama. ad-din (semit) berarti
undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa arab, kata ini mengandung
kata religi (latin) atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian
religare berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari kata a = tidak gam =
pergi mengandung arti tidak pergi, tetap di tempat atau di warisi turun temurun.
internal (faktor yang berasal dari anak itu sendiri) dan faktor eksternal (faktor
a. Faktor Internal
Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri anak yang
Kontrol diri yang lemah: anak yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret
pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan
dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk
b. Faktor Eksternal
1. Lingkungan keluarga
Anak yang kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tua, rumah tangga
yang broken home dan adanya kematian salah satu dari orang tua anak sehingga
Pegaruh dari lingkungan sekitar. Bergaul dengan teman sebaya yang kurang baik
dapat mempengaruhi perilaku dan watak anak ke dalam hal yang negatif.
Tempat pendidikan: anak yang sering terjadi di sekolah, sering membolos pada
Hidup beragam adalah suatu sifat yang asli pada manusia dan itu
dan bukan sesuatu yang dibuat-buat atau keinginan yang datang kemudian,
benda, berkuasa dan bergaul sesama manusia. Dengan demikian, maka manusia
itu pada dasarnya adalah makhluk yang religius yang sangat cenderung kepada
hidup beragama, itu adalah panggilan hati nuraninya. Sebab itu andai kata Tuhan
manusia maka mereka akan berikhtiar sendiri mencari agama itu, seperti ia
berikhtiar untuk mencari makan dan minum saat ia lapar, dan sejarah manusia
sejak kecil, dalam keluarga, sekolah, dan dalam masyarakat. Semakin banyak
pengalaman yang bersifat agama (sesuai ajaran agama) akan semakin banyak
unsur agama, maka sikap, tindakan, kelakuan, dan caranya menghadapi hidup
sesuai dengan ajaran agama Perlakuan orang tua terhadap anak tertentu dan
perlakuan keras akan berakibat lain daripada perlakuan yang lemah lembut
Hubungan yang serasi dan penuh kasih sayang dan pengertian akan
membawa pribadi yang tenang, terbuka dan mudah dididik dan diarahkan karena
ia mendapat kesempatan yang cukup dan baik untuk tumbuh dan berkembang
dalam fikirannya, dan sebaliknya hubungan orang tua yang tidak serasi akan
membawa anak pad pertumbuhan pribadi yang sukar dan tidak mudah dibentuk
dan diarahkan, karna ia tidak mendapat suasana yang baik untuk berkembang
dalam berfikir.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan yang peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
permasalahan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
C. Sumber data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
kenyataan yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun
suatu pendapat, keterangan yang benar, dan keterangan atau bahan yang
data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam
a. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber asal. Artinya data
adalah guru, peserta didik dan pihak terkait permasalahan peserta didik
Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data
dokumentasi.
1) Observasi
kecil
2) Wawancara
terpimpin.
3) Dokumentasi
2017:82).
yaitu:
a. Reduksi Data
b. Display Data
c. Verifikasi
kita peroleh dari berbagai informan penelitian yang kita sebut dengan
antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang
valid adalah data yang tidak berbeda dengan data yang dilaporkan oleh
peneliti.
pengumpulan data dan sumber yang telah ada. Dalam penelitian ini
Masagung
(http://endangkomarasblog.blogspot.com/2009/03/disiplin-menurut-islam-oleh-
Agustya Intansari. 2015. Peningkatan Budaya Disiplin Siswa Di Sekolah Dasar Negeri
H. Syahbullah Gade. 2019. Membumikan Akhlak Mulia Anak Usa Dini. Aceh : PT
Tu’u. T (2004). Peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Grasindo
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Novyan Ardi Wiyani. 2013. Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi Untuk
Bumi Aksara
Erlangga