Anda di halaman 1dari 13

SANTRI PONDOK PESANTREN ANWARUTTAHUID

LAPORAN PENELITIAN

Diajukan kepada Bu Yuniatul Fitriani, M.Pd untuk Memenuhi Tugas Laporan Penelitian

Guna Memperoleh Nilai Tugas

DISUSUN OLEH :

Siti Luluk Nafisah_33_XD

TUGAS SEMESTER GENAP

SMA NEGERI 2 TEMANGGUNG

2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………….... 2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………… 3
1.Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………………………. 3
2.Perumusan Masalah…………………………………………………………………………………………. 7
3.Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………………………….8
4.Kegunaan Penelitian…………………………………………………………………………………………. 8
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………. 9
1.Kerangka Teori……………………………………………………………………………………………....... 9
BAB III METODOLOGI………………………………………………………………………………………………………. 16
1.Lokasi Penelitian……………………………………………………………………………………………….. 16
2.Subjek Penelitian………………………………………………………………………………………………. 16
3.Objek Penelitian…………………………………………………………………………………………………16
4.Jenis Data…………………………………………………………………………………………………………..16
5.Pendekatan Penelitian………………………………………………………………………………………. 17
6.Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Data………………………………………………... 18
7.Teknik Pengambila Sample……………………………………………………………………………….. 18
8.Teknik Analisis Data……………………………………………………………………………………………18
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………………………………20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Santri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


perkembangan agama Islam. Bukti bahwa santri merupakan faktor
dalam perkembangan agama Islam yaitu ulama–ulama yang
dulunya menjadi santri dan menempuh pendidikan agama di
pesantren. Kehidupan Pondok Pesantren berbeda dengan
kehidupan remaja pada umunya. Di dalam lingkungan pondok
pesantren santri di tuntut beradaptasi dengan baik terhadap
peraturan dan kegiatan yang berlaku di lingkungan pondok
pesantren. Para santri diwajibkan melakukan kegiatan keagamaan
baik yang bersifat wajib maupun sunnah seperti sholat berjamaah
atau mengkaji kitab kuning. Maka dari itu, banyak orang tua yang
mempercayakan perkembangan perilaku keagamaan anaknya lewat
pondok pesantren. Jika dilihat dari kehidupan di pesantren yang
menjadikan dunia sebagai alat untuk menggapai akhirat. Betapa
mulia perilaku keagamaan santri untuk menggapai kemulian di
akhirat. Dengan kata lain santri selalu diajarkan untuk mengingat
seruan Allah dan Rasul-Nya agar dengan mudah menggapai
kemuliaan di akhirat.
Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah bahwa manusia
diciptakan di muka bumi untuk menjadi khalifah yang berusaha
melaksanakan ketaatan kepada Allah mengambil petunjuk-Nya
(Mulkhan, dkk, 1998: 189). Hal ini tertuang dalam Q.S. Al-Anfal
ayat 24 sebagai berikut:
َٰٓ‫ََِٰٰٓٓا‬ ‫َٰٓا َٰٓٱ ََٰٰٓٓو‬
‫َٰٓٱ‬
‫ءانُيوَٰٓا َٰٓس تِجيُبو‬ ‫ََِٰٰٓٓل يأُّيه َّلذِ ي ََٰٰٓٓا‬
‫ِذِل وِللرذُس و ذ ُك م َٰٓد ِلهَٰٓا‬
‫ِإَٰٓل َع‬
َٰٓ
ُ ‫ََٰٰٓٓا‬ ‫ََٰٰٓٓم‬
‫َٰٓي يُك وَٰٓٱَٰٓع لُهَٰٓو‬
‫َٰٓن َٰٓٱ‬ ‫ِي‬
‫ََٰٰٓٓل‬ ‫ذأ‬
‫ذِل ًََُٰٰٓٓۦ‬ ‫ََٰٰٓٓل َٰٓٱَٰٓل ََٰٰٓٓء‬
ُ ‫ُيو بَٰٓي هَِٰٓر وق ًَِِٰٓل ََٰٰٓٓۥب‬
‫ذوأَٰٓى ِإًَِٰٓل‬
َٰٓ
ُ
‫َٰٓت‬
٤٢َٰٓ ‫َُش وَٰٓن‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah
dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada
suatu yang memberi kehidupan kepada kamu,
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi
antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-
Nya-lah kamu akan dikumpulkan (QS. Al Anfal ayat
24). (Al- Sa’ud, 1997: 264)
Pada ayat diatas Allah memerintahkan manusia supaya
merenungkan segala yang ada di alam, dengan demikian dapat
membuktikan keagungan Allah sehingga bisa mendorong manusia
untuk mentaati dan mencintai Allah serta tunduk kepada perintah-
Nya. Dengan kata lain tujuan diciptakannya manusia di alam untuk
beribadah kepada Allah serta menjadi khalifah di muka bumi
dengan melaksanakan syariat dan mentaati Allah.
Jika itu tujuan hidup manusia maka pondok pesantren pun
mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengembangkan pikiran
manusia dan mengatur tingkah laku serta perasaan berdasarkan
Islam. Dengan demikian, tujuan pondok pesantren adalah
merealisasikan ubudiyah kepada Allah di dalam kehidupan
manusia baik individu maupun masyarakat (Mulkhan, dkk. 1998:
189).
Melihat fakta terkini santri zaman dahulu dengan santri
zaman sekarang sangat jauh beda, zaman sekarang santri disuguh

Berbagai macam media untuk mempermudah dalam melakukan


sesuatu, salah satunya media internet yang saat ini sudah mulai
menjangkau pondok pesantren. Salah satu tujuan lahirnya internet
untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas dan tugas
penggunanya. Melalui internet para pemakai lebih berhemat,
karena komunikasi interlokal dan internasional dihitung dengan
biaya lokal. Sejumlah informasi dapat diperoleh secara gratis,
antara lain berita politik dan ekonomi, teknologi, kesehatan,
lingkungan pemerintahan, hiburan, cuaca, bahkan sampai dunia
pendidikan. Hal ini sangat relevan untuk meningkatkan sumber
daya manusia baik dalam pengetahuan dan dalam bentuk jaringan
kerjasama. Selain itu, internet juga banyak memberi pengaruh
negatif, jika manusia akan menggunakan teknologi ini, maka harus
memahami dan menghindari beberapa pengaruh negatif (Oetomo,
2002: 35). Seperti situs-situs pornografi dan kekerasan yang
dengan mudahnya diakses oleh remaja tanpa pengawasan orang
tua, hal itu bisa mempengaruhi perkembangan moral para remaja.
Akibat ekspose situs-situs dari internet banyak para remaja yang
menjadi pelaku maupun korban kekerasan seksual, hal itu bisa
mempengaruhi perkembangan remaja maupun anak-anak, baik itu
perkembangan moral maupun fisik.
Seiring berkembangnya teknologi informasi, banyak pondok
pesantren yang memanfaatkan fasilitas internet dengan tujuan
mempermudah para santri dalam mencari informasi seputar dunia
luar pesantren dengan cara mendirikan warung internet (warnet)
pondok. Salah satu pondok pesantren yang menyediakan warnet

Dalam lingkungan pesantrennya adalah pondok pesantren Raudlatul


Ulum, pondok pesantren ini termasuk dalam pesantren salaf yang
sudah memanfaatkan media internet sebagai penunjang belajar
namun tanpa menghilangkan identititas kesalafannya seperti kajian
kitab kuning. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk
melakukan penelitian di pondok pesantren Raudlatul Ulum.
Penyediaan warnet disini dengan tujuan memudahkan santri ingin
mengerjakan tugas sekolah formal seperti makalah maupun
penelitian, sehingga santri dapat mengerjakan tugas dalam pondok
pesantren tanpa harus keluar dari lingkungan pondok.
Tetapi dengan adanya warnet pondok bisa menjadikan santri
hidup konsumtif dan berkembang dengan kemalasan, sehingga
menimbulkan banyak perubahan perilaku yang tidak lagi
mencerminkan identitas seorang santri. Tanpa disadari nilai-nilai
yang telah tertanam di pesantren mulai tergeser dengan adanya
berbagai produk budaya dan teknologi modern yang semakin
berkembang pesat (Umar, 2011: 9). Maka dari itu, penggunaan
internet harus senantiasa berada dalam jalur nilai- nilai keimanan
dan kemanusiaan. Jika penggunaan internet akan melalaikan
seseorang dari dzikir dan tafakur serta mengantarkan kepada
rusaknya nilai-nilai kemanusiaan, maka bukan hasil teknologinya
yang ditolak melainkan manusianya yang harus diperingatkan dan
diarahkan dalam menggunakan teknologi informasi (Wahyudin,
dkk, 2009: 83). Jika dengan berkembangnya teknologi informasi
tidak diiringi dengan kesadaran hidup beragama maka martabat
manusia akan merosot drastis ke dalam tingkatan yang lebih jahat

Dari binatang-binatang buas (Alim, 1996: 64). Keadaan seperti ini


akan sering terjadi pada remaja, iman seorang remaja yang lemah
seringkali dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggung
jawab dengan cara melibatkan remaja ke dalam kegiatan yang
merusak dirinya dan melanggar nilai-nilai moral (Ali dan Anshori,
2009: 71).
Perlu diketahui oleh para pengguna internet bahwa internet
itu seperti halnya sebuah pisau, internet akan menjadi sangat fatal
oleh penggunanya jika tidak mengetahui teknik pemanfaatan dan
penggunaannya dengan baik dan benar (www.eprints.ums.ac.id di
unduh tanggal 17 Februari 2016). Bahkan hampir seluruh belahan
dunia dilanda demam internet sebagai satu perkembangan
teknologi informasi yang terbaru di masa ini. Keberadaan internet
telah mengubah dunia maya menjadi dunia tanpa batas, dunia
kebebasan yang bisa dimanfaatkan oleh siapapun tanpa mengenal
batas usia. Terkhusus bagi remaja yang pada masa sekarang ini
lebih memilih informasi yang instan dari internet dibandingkan
informasi dari buku maupun koran.
Oleh karena itu, perlu pengawasan yang ketat dalam waktu
yang diperbolehkan untuk penggunaan internet dan sosialisasi
tentang batasan-batasan penggunaan internet bagi para santri.
Disinilah peran seorang kyai (pengasuh pondok pesantren) sangat
dibutuhkan. Tokoh yang bisa menggembalikan tujuan awal dari
berdirinya pesantren. Supaya tujuan dari internet yang memberi
kemudahan bagi penggunaannya tidak mempengaruhi tujuan dar

Pondok pesantren yang menciptakan kader-kader muslim yang


mampu memperjuangkan dan mempertahankan ajaran Islam,
berakhlak mulia, berwawasan kebangsaan, berpengetahuan luas
dan mampu menjadi pelopor yang mengabdikan diri dan ilmunya
bagi kemajuan agama, masyarakat dan negara.
Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang dilakukan di
Pondok Pesantren Anwaruttahuid Giyanti Temanggung,
sebagian santri ada yang menyalahgunakan fasilitas internet yang
disediakan oleh pihak pondok. Bukan hanya digunakan untuk tugas
sekolah, ada sebagian santri yang menggunakan fasilitas internet
hanya untuk facebook maupun nonton film. Maka dari itu penulis
memilih penelitian di Pondok Pesantren Anwaruttahuid Giyanti Temanggung untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
internet terhadap perilaku keagamaan santri.
Berangkat dari latar belakang di atas maka penulis
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Intensitas
Penggunaan Internet Terhadap Perilaku Keagamaan Santri Putri
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Anwaruttahuid desa Giyanti Temanggung).”

B. Rumusan Masalah

Dari pembahasan latar belakang di atas maka yang menjadi


rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh
intensitas penggunaan internet terhadap perilaku keagamaan santri
putri di Pondok Pesantren Anwaruttahuid Giyanti Temanggung?.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai oleh penulis


adalah untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh intensitas
penggunaan internet terhadap perilaku keagamaan santri putri di
Pondok Pesantren Anwaruttahuid Giyanti Temanggung.

2. Kegunaan Peneleitian

a. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian diharapkan menambah referensi


keilmuan dakwah khususnya penelitian media dakwah serta
menambah pemahaman tentang dampak positif dan negatif
adanya media internet.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh


praktisi dakwah tentang dampak positif dan negatif internet
serta menumbuhkan pemahaman tentang dakwah melalui
internet.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.1 Kerangka Teori
A.Perilaku Santri
a.Pengertian Perilaku Santri
Perilaku para Santri santri di Pondok Pesantren Anwaruttahuid ini sangat lah
baik dan berperilaku span dan santun kepada masyarakat. Mencerminkan sifat yang baik
yaitu saling menghormati, bersikap sopan santun, saling tolong menolong, peka dan peduli
terhadap sesama, serta mempunyai rasa terima kasih yang tinggi. Perilaku sosial santri dapat
dilihat dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan sebagai contoh ketika ada temannya yang sakit
saling menjenguk dan merawat, memberi salam kepada sesama santri dan mencium tangan
kepada yang lebih tua atau kyainya. 2) Faktor pembentuk perilaku sosial santri yang paling
berpengaruh adalah perilaku sang kyai yaitu disiplin, kewibawaan, kedekatan terhadap santri,
memberikan kasih sayang, dan nasihat. Menurut kyai seorang guru harus menjadi uswatun
khasanah dalam kehidupan sehari-hari bagi santri-santrinya. 3) Jenis perilaku santri yang paling
menonjol adalah kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial dimana santri di Pondok
Pesantren Tarbiyatul Muballighin sudah dapat hidup mandiri, dapat bergaul, ramah, dan patuh
terhadap tata tertib yang dapat dilihat dari perilaku sopan santri di dalam kehidupan sehari-hari
di pondok pesantren.

BAB III
METODOLOGI

1.LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini bertempat di kawasan Pondok Pesantren
ANWARUTTAHUID
letaknya di wilayah Kabupaten Temanggung Kecamatan Temanggung tepatnya di Desa
Giyanti.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Amirin merupakan seseorang atau sesuatu yang


mengenainya ingin diperoleh keterangan.1 Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek
penelitian ialah Bp. Kyi Muhammad Nadzif pimpinan di Pondok Pesantren
Anwaruttahuid
Giyanti Temanggung.

3. Objek Penelitian

Pengertian objek penelitian merujuk pada masalah atau masalah yang sedang
diteliti. Adapun objek penelitian ini adalah yang berkaitan dengan rumusan pokok
masalah yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, yaitu: (1) apa metode dakwah
yang diterapkan Bp.Kyi.Muhammad nadzifdi Pondok Pesantren Anwaruttahuid. (2) apa
saja
faktor hambatan yang dihadapi Bp.Kyi.Muhammad Nadzif di Pondok Pesantren
Anwaruttahuid
serta cara penanggulangannya.
4.Jenis Data
Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang berkaitan
dengan tujuan penelitian.2 Dalam penelitian ini data yang diambil terbagi dua, yaitu
data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung sebagai sumber
informasi yang dicari.3 dan data sekunder yakni data yang diperoleh lewat pihak lain,
biasanya berwujud data dokumentasi.4 Adapun yang dimaksud data primer dan data
sekunder dalam penelitian ini ialah:
a. Data primer ialah meliputi Metode Dakwah seperti ceramah, latihan ceramah,
pengajian kitab, membaca atau menghafal doa-doa dan alquran, peringatan
hari besar Islam ( PHBI ), serta kegiatan dakwah Islamiyah lainnya yang
terlaksanakan di pondok pesantren Anwaruttahuid.
Data primer juga meliputi faktor penunjang dan penghambat Metode Dakwah
Bp.Kyi Muhammad Nadzif di Pondok Pesantren Anwaruttahuid dan hasil yang yang
dicapai dari kegiatan dakwah Islamiyah tersebut.
b. Data sekunder yaitu data pelengkap yang diperoleh sebagai data penunjang
dalam penelitian ini meliputi gambaran umum lokasi penelitian, sejarah
singkat Pondok PesantrenAnwaruttahuid serta dokumen-dokumen yang ada
kaitannya dengan masalah yang diteliti.

5. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam meneliti di Madrasah Islamiyyah Pondok


Pesantren Anwaruttahuid ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor
fenomena-fenomena yang tidak dapat di kuantifikasikan yang bersifat
deskriptif. Menurut Satori, pendekatan ini seperti meneliti proses langkah
kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian suatu konsep yang
beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, model fisik suatu artifak dan
lain sebagainya.1 Menurut Mulyana sebagaimana dikutip Satori, pendekatan
kualitatif cenderung mengarah pada penelitian yang bersifat naturalistik
fenomenologis dan penelitian etnografi. Karenanya, seringkali penelitian
kualitatif dipertukarkan dengan penelitian naturalistik dan etnografi dalam
antropologi kognitif.2 Penelitian ini bermaksud menggambarkan suatu gejala
atau keadaan yang diteliti secara apa adanya bukan hasil perlakuan atau
manipulasi variabel yang dilibatkan.
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus karena
peneliti mencoba untuk mencermati individu atau sebuah unit secara
mendalam. Menurut Indrawan “studi kasus adalah sebuah eksplorasi mendalam
mengenai sebuah sistem yang terikat”.3 Peneliti mengembangkan
pemahaman mendalam terhadap evaluasi pembelajaran kitab kuning di
Madrasah Salafiah Pondok Pesantrean Anwaruttahuid Giyanti Temanggung
dengan mengumpulkan berbagai bentuk data.
6.Teknik pengumpulan data dan instrumen

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Pengamatan partisipasi, melalui pengamatan partisipasi atau yang sering


disebut dengan participant observation penulis melibatkan diri atau menjadi
bagian lingkungan sosial (organisasi) yang tengah diamati5 melakukan
pengamatan secara langsung kelokasi penelitian. Terutama untuk pengalian
data yang berkaitan tentang dakwah Islamiyah di Pondok Pesantren Anwaruttahuid.
b. Wawacara, yakni penulis melakukan wawancara ( intervoew ) atau bertanya
secara langsung kepada responden dan informan guna mendapatkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini.6

c. Dokumenter, yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan


kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa bermacam,
tidak hanya dokumen resmi. Penulis melalui dokumentasi ini ingin menggali
beberapa data, diantaranya secara umum lokasi penelitian serta sesuatu yang
berkaitan tentang sejarah dan kondisi pondok pesantren Anwaruttahuid.

7.Teknik Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling yaitu seluruh
santriwan dan santriwati yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diambil sebagai
subjek penelitian secara acak. Dalam penelitian ini indeks penilaian personal
hygiene santriwan dan santriwati dilakukan dengan membagikan kuisioner kepada
santriwan dan santriwati yang berisi pertanyaan seputar personal hygiene mereka
sehari-hari. Kejadian skabies didiagnosis dengan cara mengidentifikasi adanya
tanda dan gejala dari skabies di area kulit santriwan dan santriwati melalui kuesioner.

8.Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan
menyajikan sebagai temuan bagi orang lain. Adapun untuk
meningkatkan pemahaman tersebut perlu dilanjutkan dengan
berupaya mencari makna (meaning).14
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu
analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan
pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan
hipotesis yang dirumskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya
dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat
disimpulkan apakah hipotesis tersebut bisa diterima atau ditolak
berdasarkan data yang terkumpul. 15 Ada tiga komponen dalam
analisis data, diantanya:

1. Data Reduction (Reduksi Data)


Reduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat
dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer.
Data yang peneliti peroleh dari data mentah kemudian
menyortir data dengan cara memilih mana yang menarik, yang
sangat penting dan berguna untuk penyajian data. Seperti halnya
profil pondok pesantren, data santri, dan data-data yang lain.
Kemudian dipilih mana yang berguna untuk penyajian data.

2. Data Display (Penyajian Data)


Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplay data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data
ini dapat dailakukan dalam bentuk uraian singka, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Melalui
sajian data tersebut, maka data akan terorganisasikan, tersusun
dalam pola hubungan sehingga akan mudah dipahami. Dengan
mendisplay data, maka akan lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya apa yang telah
dipahami tersebut.
Data yang peneliti peroleh berbentuk uraian singkat seperti
proses pembelajaran yang menggunkan metode sorogan.
Hubungan antara mata pelajaran kitab Taisirul Khollaq dengan
peningkatan akhlak santri berbeda dengan santri yang belum
mempelajari kitab tersebut. Data tersebut kemudian disusun
dengan teks yang bersifat naratif.
3. Conclusion Drawing (Verifikasi Data)
Langkah ketiga dalam penelitian kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
telah dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah
bila tidak ditemkan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal didukung dengan bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan
mengumpulakn data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.16
Ketiga komponen analisis data yang disebut diatas saling
berhubungan dan berlangsung terus selama penelitian dilakukan.
Jadi, analisis data adalah kegiatan yang terus menerus awal
sampai akhir penelitian.
Data yang peneliti peroleh kemudian melakukan paparan
data dan penarikan kesimpulan. Apabila masih ada kekurangan
maka peneliti akan menggali data kembali, selanjutnya
melakukan analisis yang diperoleh.

Lampiran

Panduan Wawancara Pengurus Pondok Pesantren Anwaruttahuid

1. Peraturan apa saja yang berada di pondok pesantren ?


2. Sanksi apa saja yang di berikan untuk santri yang melanggar peraturan?
3. Berapa kali proses konseling yang dilakukan pada santri yang bermasalah?
4. Apa saja perubahan santri setelah di berikan bimbingan konseling?
5. Bagaimana proses pelaksanaan konseling individual?
6. Seperti apa tahap-tahap konseling individual dngan teknik Cognitive Restructuring di
pondok?
7. Materi apa saja yang di sampaikan dalam bimbingan individual?
8. Di pondok pesantren Cognitive Restructuring digunakan untuk mengatasi apa saja?
9. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
konsling individual.

Panduan wawancara santri pondok pesantren Anwaruttahuid

1. Apakah santri mengetahui peraturan –peraturan di pondok pesantren?


2. Mengapa santri melanggar peraturan?
3. Sangsi apa saja yang diberikan oleh pengasuh/ pengurus ?
4. Sangsi tersebut apakah berpengaruh pada santri?
5. Apakah pengaruh konseling yang diberikan oleh pengasuh untuk santri?

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai