Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM


PANDANGAN ISLAM

KELOMPOK 6
1. Nur Afifah Sujarwo
2. Tasya Sabillah
3. Tiara Dwi Amalia
4. Desya Ardiansyah

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN....................................................................................................................... 6
A. Pengertian IPTEK..............................................................................................................6
B. IPTEK dalam Pandangan Islam.........................................................................................7
C. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek...................................................................................10
D. Muslim Harus Menguasai IPTEK................................................................................... 12
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
A. Kesimpulan......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyalesaikan makalah yang berjudul “ILMU PENGATAHUAN DAN

2
TEKNOLOGI DALAM PANDANGAN ISLAM”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Pendidikan Agama Islam.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun,
kami menyadari bhawa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan dari pihak – pihak yang sangat berjasa, sehingga kendala – kendala
yang kami hadapi teratasi dan dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini, kami mengakui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kepada para
pembaca untuka memberikan masukan – masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini., sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini dan kedepannya dapat lebih baik.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi pembaca.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangatlah berpengaruh pada
cara serta pola hidup masyarakat sekarang ini, dimana hampir semua aspek dalam kehidupan
sangat dipengaruhi oleh adanya perkembangan IPTEK. Hal itu terbukti dari semakin
banyaknya orang yang dalam kehidupannya sehari-hari sangat bergantung pada teknologi,
contoh produk dari kemajuan IPTEK yang tidak bisa lepas dari setiap orang salah satunya
televisi, handphone, ditambah lagi internet yang sedang marak di setiap penjuru dunia
3
termasuk pelosok negeri. Pada dasarnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat untuk mempermudah pekerjaan
manusia dalam kehidupan sehari-hari, namun besarnya manfaat kemajuan IPTEK tersebut
seiringan juga dengan pengaruh negatifnya dalam semua bidang bahkan berpengaruh pada
akhlak (perilaku), pola pikir/keyakinan(aqidah), dan cara hidup manusia itu sendiri. Sehingga
pada kenyataannya teknologi telah menimbulkan keresahan dan ketakutan
dikarenakan kekhawatiran akan adanya penyalahgunaan teknologi oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab. Melihat problematika tersebut maka kita harus mengingat
kembali pada agama atau kenyakinan yang berfungsi sebagai pondasi dimana didalamnya
sudah terdapat aturan dan batasan-batasan dalam menjalankan kehidupan, agama yang
terbaik tersebut adalah agama islam. Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan
segala aspek kehidupan dan segalanya telah diatur sesuai dengan perintah dari Allah SWT,
termasuk pada perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi bukan sesuatu yang
bebas nilai, ketika IPTEK disalahgunakan maka itu merupakan perbuatan zalim yang tidak
disukai oleh Allah SWT. Perhatikan FirmanNya:
َ َ‫سنَت َلَو َة‬
‫رإخاْل َراّدال ُال‬ َ ‫س َحأ اَ َمك ْن إس َْحَأو اَ ْينّدال َنإم َ َك ْبي إ‬
ْ َ ‫صن‬ ْ َ‫سفاْل إ ْغبَت َلَو َ ْكيَإلإ ُال َن‬
َ َ‫إض َراْل يإف َدا‬ ْ ‫ل َال ّنإإ‬
ُ ‫سفُ ْمال‬
‫ّبإحي‬ ْ ‫َكاَتَآ اَ ْميإف إ َغ ْتبا َ َو ْنيإدإ‬
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadam (kebahagiaan)negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash: 77). Bahkan dalam islam menuntut ilmu itu
hukumnya wajib, seperti yang telah diterangkan dalam hadits : Rasulullah saw bersabda:
"Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah)." (HR.
Ibnu Majah). Oleh karena itu, penulis akan membahas mengenai peran agama islam
dalam meluruskan problematika tersebut dengan mengangkatnya dalam makalah
berjudul ”Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pandangan Islam”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi?
2. Bagaimana pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi?
3. Bagaimana peran Muslim dalam menghadapi IPTEK yang terus berkembang?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud IPTEK.
2. Mengetahui hubungan antara Islam dan IPTEK.
3. Tantangan sebagai muslim dalam IPTEK di masa kini maupun mendatang.
4. Mengetahui beberapa tokoh Ilmuwan Islam yang berpengaruh dalam
dunia Internasional

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IPTEK
Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda
maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan
pancaindra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi,
diorganisasi, disistematisasi dan di interpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif,
sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis kata ilmu
berarti kejelasan, oleh karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri
kejelasan. Dalam Al-Qur’an, ilmu digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan
obyek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap
membatasi diri padasalah satu bidang kajian. Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu
tertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapitidak mendalam
disebut generalis Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-
prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan

5
manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya (Q.S.Al-A’laq;1-5).
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu
pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan
netral. Dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk
merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan
dengan teknologi. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), teknologi
diartikan sebagai “kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan
berdasarkan proses teknis”.
Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi
manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa ketimpangan-
ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam
semesta. Dalam pemikiran islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak
boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya
berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunah rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran islam
ada yang bersifat abadi (mutlak) karena bersumber dari allah. Ada pula ilmu yang bersifat
perolehan (nisbi) karena bersumber dari akal pikiran manusia. Iptek adalah kelengkapan
hidup manusia agar mampu dengan mudah mengelola dunia sesuai dengan kedudukan
manusia sebagai khalifah.

B. IPTEK dalam Pandangan Islam


Bagi ilmuwan, Al-Qur`an adalah inspirator, maknanya bahwa dalam al-Qur’an banyak
terkandung teks-teks (ayat-ayat) yang mendorong manusia untuk melihat,
memandang, berfikir, serta mencermati fenomena-fenomena alam semesta ciptaan Tuhan
yang menarik untuk diselidiki, diteliti dan dikembangkan. Al-Qur’an menantang
manusia untuk menggunakan akal fikirannya seoptimal mungkin. Al-Qur`an memuat
segala informasi yang dibutuhkan manusia, baik yang sudah diketahui maupun
belum diketahui. Informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi pun disebutkan berulang-
ulang dengan tujuan agar manusia bertindak untuk melakukan nazhar. Nazhar adalah
mempraktekkan metode, mengadakan observasi dan penelitian ilmiah terhadap segala
macam peristiwa alam di seluruh jagad ini, juga terhadap lingkungan keadaan

6
masyarakat dan historisitas bangsa-bangsa zaman dahulu. Sebagaimana firman Allah berikut
ini :
‫ضر ْلاللو ِتالوال ّمسال ِيف الذالم او ُ ُر ْظنا ِلُق‬
ْ
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad): lakukanlah nadzar (penelitian dengan menggunakanmetode
ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan di bumi ...”( QS. Yunus ayat 101).Agama Islam
banyak memberikan penegasan mengenai ilmu pengetahuan baik secara nyata maupun secara
tersamar, seperti yang disebut dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya sebagai berikut
: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orangyang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan". Maksudnya sebagai berikut : sama-sama dari kelompok yang beriman,
makaAllah SWT akan masih meninggikan derat bagi mereka, ialah mereka yang
berilmu pengetahuan. Dalam pandangan Islam, IPTEK juga di gambarkan sebagai cara
mengubah suatu sumber daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi nilainya, hal ini
tercover dalam surat Ar-Ra’d syat 11, yaitu : Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya Al-Qur’an telah
mendorong manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka meningkat. Upaya
ini harus merupakan rasa syukur atas keberhasilannya dalam merubah nasibnya.
Dengan perkataan lain, rasa syukur atas keberhasilannya dimanifestasikan dengan
mengembangkan terus keberhasilan itu, sehingga dari waktu kewaktu keberhasilan itu
akan selalu maningkat terus. Di dalam Al-Qur’an disebutkan juga secara garis besar,
tentang teknologi. Yaitu tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman
lainnya, tentang penciptaan mahluk hidup, termasuk manusia yang didorong hasrat ingin
tahunya, dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada disekelilingnya. Saintis
Muslim seyogyanya menaruh perhatian pada ajaran Agama baik ketika akan melakukan riset,
menerima teori atau mengembangkan IPTEK sebab apa yang dihasilkannya sepenuhnya
untuk kebutuhan manusia, sedangkan Agama (Islam) suatu sistem nilai hidup didunia yang
mengantarkan hidup yang kekal dan sesungguhnya kehidupan. Jadi, yang dimaksud
menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek bukanlah bahwa konsep iptek wajib
bersumber kepada al-Qur`an dan al-Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa iptek wajib
berstandar pada al-Qur`an dan al-Hadits. Ringkasnya, al-Qur`an dan al-Hadits adalah standar
(miqyas) iptek, dan bukannya sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang

7
dikembangkan, harus sesuai dengan al-Qur`an dan al-Hadits, dan tidak boleh bertentangan
dengan al-Qur`an dan al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek bertentangan dengan al-Qur`an
dan al-Hadits, maka konsep itu berarti harus ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang
menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari organisme sederhana yang selama
jutaan tahun berevolusi melalui seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga
menjadi manusia modern sekarang.Maka Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah
Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu
pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu
pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang
bertentangan dengannya, wajib ditolak dantidak boleh diamalkan.
Dengan begitu, hasil-hasil kemajuan IPTEK akan dijadikan sebagai sarana
bagimanusia untuk mengeksiskan dirinya sebagai khalifah di bumi, di samping sebagai
“abdun”, Hamba Allah. Ilmuwan yang beriman dan bertaqwa akan memanfaatkan kemajuan
IPTEK.Menjaga, memelihara, melestarikan, keberlangsungan hidup manusia dan
keseimbangan tekologi dan bukan untuk fasad fil ardh (Kerusakan di bumi). Firman Allah
SWT
‫س ْفال َ َرهَظ‬
َ َ‫إر َح ْبالَو ّ َر ْبال يإف ُدا‬
ْ ‫سك اَمإب‬ ُ ‫َض َعب ْ ُم َه‬
َ َ‫قيإذيإل إساّنال يإ ْديَأ ْتَب‬ ّ ‫عإج َري ْ ُم ّهلَ َعل ا ُوإل َمع‬
ْ ‫يإذال‬ ْ ‫ن ُو‬
Artinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada merekasebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (kejalan yang benar)” (QS.Ar.Ruum: 41) Dari ayat diatas,
menjelaskan kerusakan yang disebabkan olehtangan-tangan manusia yang akan
berdampak kembali pada manusia itusendiri. Fenomena ini telah terasa salah satunya
disebabkan oleh penyalahgunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya “
Ilmupengetahuan dan teknologi dalam islam di arahkan untuk meningkatkankualitas
kemanusiaan. IPTEK merupakan alat atau media bukan tujuan” .(Toto Suryana:2008:140).
Oleh karena itu ilmu pengetahuan dan teknologijangan sampai mengatur manusia
sebagai penciptannya. Untuk itudiperlukan upaya-upaya untuk menyertakan nilai-
nilai ke dalam IPTEK yang disebut dengan Islamisasi ilmu pengetahuan,”Islamisasi
ilmu pengetahuan bertujuan untuk menyertakan nilai-nilai islam ke dalam ilmupengetahuan
dan teknologi sehingga ilmu tidak berdiri sendiri di tempatnetral, namun menjadi dasar
pemikiran ilmiah saat ini”. (Toto Suryana:2008:140) Cara islam sendiri memfilter ilmu

8
pengetahuan dan teknologi yaitu sesuai dengan paradigma islam yaitu Aqidah islam sebagai
dasar IPTEK dan syariat islam menjadi standarisasi IPTEK. Dibawah ini adalah
pemaparannya.

C. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek


Ini adalah cara pertama islam memfilter perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dikehidupan manusia, yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan
aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah Saw.
Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini.
Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini umat Islam telah
telah terjerumus dalam sikap mengekor Barat dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup,
gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan. Paradigma sekuler inilah yang
bisa menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan
sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi paradigma
sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan
dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya Teori Darwin yang dusta dan sekaligus
bertolak belakang dengan Aqidah Islam. Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini
tentu perlu perubahan funda mental dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma
sekuler yang ada saat ini, dengan paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam
(bukan paham sekularisme) yang seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu
pengetahuan manusia. Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika
Aqidah Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber
dari al-Qur`an dan al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distandardisasi
benar salahnya dengan tolok ukur al-Qur`an dan al-Hadits dan tidak boleh bertentangan
dengan keduanya. Syariah Islam Standar Pemanfaatan Iptek Cara islam memfilter
perkembangan IPTEK kedua Islam dalam perkembangan iptek,adalah bahwa Syariah Islam
harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek. Bagaimana pun juga bentuknya.
Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan
iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits yang
mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk menggunakan iptek)
dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara lain firman Allah :

9
ْ َ‫سلِّ ُم ْوا ت‬
‫سلِ ْي ًما‬ َ ُ‫ضيْتَ َوي‬ ِ ُ‫فَاَل َو َربِّ َك اَل يُْؤ ِمنُ ْونَ َح ٰتّى يُ َح ِّك ُم ْو َك فِ ْي َما ش ََج َر َب ْينَ ُه ْم ثُ َّم اَل يَ ِجد ُْوا فِ ْٓي اَ ْنف‬
َ َ‫س ِه ْم َح َر ًجا ِّم َّما ق‬
(Qs. an-Nisaa` [4]: 65
Firman Allah yang lainnya :
َ‫اِتَّبِ ُع ْوا َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْي ُك ْم ِّمنْ َّربِّ ُك ْم َواَل تَتَّبِ ُع ْوا ِمنْ د ُْونِ ٖ ٓه اَ ْولِيَ ۤا ۗ َء قَلِ ْياًل َّما تَ َذ َّك ُر ْون‬
Artinya : Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah
kamumengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. (Qs. al-A’raaf [7]:3).
Sabda Rasulullah Saw: “Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada
perintah kami atasnya, makaperbuatan itu tertolak.” [HR. Muslim]
Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang dan juga negeri-negeri muslim
yang bertaqlid dan mengikuti Barat secara membabi buta. Selama sesuatu itu
bermanfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan
absahuntuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama. Keberadaan
standard manfaat itulah yang dapat menjelaskan, mengapa orang Barat mengaplikasikan iptek
secara tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama.
Misalnya menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa,
memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan embrio pada
ibu pengganti), mengkloning manusia (berarti manusia bereproduksi secara a-
seksual, bukan seksual), mengekploitasi alam secara serakah walaupun menimbulkan
pencemaran yang berbahaya dan seterusnya. Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang
salah itu dikoreksi dan diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari
pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui mana
yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki berbahaya bagi
manusia. Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah Swt. yang bentuknya secara
praktis dan konkret adalah syariah Islam.
َّ ‫صلُ َها ثَابِتٌ َّوفَ ۡر ُع َها فِى ال‬
٢٤ ‫س َمٓا ۙ ِء‬ ۡ َ‫ض َر َب هّٰللا ُ َمثَاًل َكلِ َمةً طَيِّبَةً َكش ََج َر ٍة طَيِّبَ ٍة ا‬َ َ‫اَلَمۡ ت ََر َك ۡيف‬
٢٤ ‫س َمٓا ۙ ِء‬ َّ ‫صلُ َها ثَابِتٌ َّوفَ ۡر ُع َها فِى ال‬ۡ َ‫ض َر َب هّٰللا ُ َمثَاًل َكلِ َمةً طَيِّبَةً َكش ََج َر ٍة طَيِّبَ ٍة ا‬َ َ‫اَلَمۡ ت ََر َك ۡيف‬
24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat
yangbaik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
25. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka
selalu ingat. (QS.AL.Ibrahim:24-25)
Ayat diatas menjelaskan bahwasannya Allah SWT memberikan perumpamaan pohon sebagai
integrasi antara akidah, syariah, dan akhlak atau iman, ilmu, dan amal. Di awali dengan akar
10
pohon yang diibaratkan sebagai iman yang memperkokoh tegaknya ajaran islam,ilmu
bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan itulah cabang-cabang ilmu
pengetahuan sedangkan amal ibarat buah yang di ibaratkan dengan teknologi atau hasil
dariproduk teknologi. Dari beragam uraian di atas bahwasanya kita dapat melihat
sendiri bagaimana pandangan Islam terhadap Iptek. Dalam pedoman utamanya (Al-Qur’an),
banyak disebutkan sesuatu hal yang berkaitan dengan IPTEK, hal ini menunjukkan bahwa
Islam sangat erat sekali dengan Iptek. Jadi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini
merupakan wujud dari implikasi Al-Qur’an yang sebenarnya. Banyak seruan-seruan di
dalamnya yang menganjurkan manusia untuk berfikir dan mengembangkan potensinya dalam
pengetahuan. Namun satu hal yang sangat disayangkan, umat muslim sangat rendah dalam
bidang IPTEK, sehingga ketinggalan perkembangan dengan orang-orang non muslim.
Semoga dengan ini umat Islam sadar dan mau mengembangkan pengetahuannya dalam
berbagia hal, sehingga menjadi umat yang berkualitas dengan adanya ketakwaan dan
pengetahuan yang ditinggi.

D. MUSLIM HARUS MENGUASAI IPTEK


Terhambatnya kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini
disebabkan umat Islam tidak memahami konsep dan mengoptimalkan fungsinya sebagai
khalifah di Bumi. Seharusnya, dengan memahami konsep dan fungsinya sebagai khalifah di
Bumi, umat Islam mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
menguasai dan memanfaatkan alam demi kebahagiaan di dunia dan akhirat. Terlebih lagi,
umat Islam adalah umat pilihan Allah yang dianugerahi iman dan petunjuk berupa Al Quran
dan sunnah rasul. Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk
perkembangan IPTEK dan seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada.
Yaitu dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada syari’at
Islam. Dorongan Islam lewat ayat Al Qur’an maupun hadits cukup kuat agar muslim
menguasai iptek. Betapa tidak , sebab jika diteliti secara seksama di dalam Al Qur’an ayat
yang terkait dengan syariat sekitar 150 ayat, dan yang terkait dengan sains sekitar
756 ayat (Ensiklopedi Islam). Disamping itu banyak hadits yang senada dengan itu,
misalnya hadits yang berisi tentang :
1) mencari ilmu wajib bagi muslim dan muslimat, 2) carilah ilmu walau di negeri Cina 3)
carilah ilmu sejak lahir jingga masuk liang kubur, 4) Ilmuwan/ ulama’ adalah pewaris nabi
5) Barang siapa yang ingin menguasai dunia maka harus dengan ilmu, barang siapa yang

11
ingin meraih kebahagiaan akhirat maka harus dengan ilmu dan barang siapa yang ingin
meraih keduanya maka harus dengan ilmu. Barang kali dorongan itulah ilmuwan-ilmuwan
Timur Tengah pada puncak kejayaan Islam di abad VII-XIV Masehi memiliki semangat
tinggi menggeluti iptek. Dan kemudian bagaimana dengan kita sekarang dan
prospek mendatang. Walau belum sangat menggembirakan, namun paling tidak sudah dapat
dibanggakan, adanya beberapa orang ilmuwan muslim yang meraih penghargaan gemilang
dalam bidang iptek, mereka diantaranya adalah :
1) Prof. Abdus Salam dari Pakistan pemenang Nobel bidang Fisika 1979
2) Prof. Ali Javan dari MIT Boston adalah satu pioner Fisika Laser
3) Prof. Ahmed Zewail dari Mesir pemenang Nobel bidang Kimia 1999
4) Al Battani (858 - 929 M) adalah penemu Trigonometri (ilmu ukur segitiga)

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan dalam Al-Quran adalah proses pencapaian segala sesuatu yang
diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra sehingga memperoleh kejelasan. Teknologi
merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan
yang obyektif. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam
lingkungannya. Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk
mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu
didorong oleh nafsu dan amarah. Karena pada dasarnya Manusia mendapat amanah dari
Allah sebagai khalifah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan potensinya
untuk kepentingan umat manusia.Oleh karena itu perlunya keimanan sebagai pelengkap ilmu
dalam penerapannya bukan hanya menghasilkan keuntungan satu sisi saja.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://ldk.stmik-dci.ac.id/?post=pandangan-islam-terhadap-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi
http://www.teknoislam.com/2015/03/pandangan-islam-terhadap-perkembangan.html
http://www.kompasiana.com/taufik.firmanto/islam-dan-
teknologi_5500429da333117f7251062bhttp://dokumen.tips/download/link/pandangan-islam-
terhdap-iptek
https://id.scribd.com/document/446891804/makalah-agama-tinggal-ubah-daftar-pustaka-
docx

13

Anda mungkin juga menyukai