Proposal Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh
MUH. RAHMAT FIKRAH
NIM: 20100121051
PENDAHULUAN
yang ada di dalam dirinya agar ia mencapai kualitas diri yang lebih baik.1
aktivitas sadar yang diarahkan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.2 Dalam konsep sederhana, pendidikan dapat
َيا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُن وا ِإَذا ِقي َل َلُك ْم َتَفَّس ُح وا يِف اْلَم َج اِلِس َفاْفَس ُح وا َيْف َس ِح الَّل ُه َلُك ْم ۖ َو ِإَذا
ِقيَل اْنُش ُز وا َفاْنُش ُز وا َيْر َفِع الَّل ُه اَّلِذيَن آَم ُن وا ِم ْنُك ْم َو اَّلِذيَن ُأوُتوا اْلِعْلَم َدَرَج اٍت ۚ َو الَّل ُه َمِبا
َتْع َم ُلوَن َخ ِبٌري
Terjemahnya:
1
Nunu Nurfirdaus dan Risnawati, “Studi Tentang Pembentukan Kebiasaan dan Perilaku
Sosial Siswa (Studi Kasus di SDN 1 Windujanten), Jurnal Lensa Pendas, vol. 4, no. 3 (Kuningan:
STKIP Muhammadiyah Kuningan, 2019), h. 37.
2
Purwoto, Evaluasi Hasil Belajar (Cet V; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 18.
3
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 1.
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah
Suyuti ayat di atas memaparkan ada dua perintah dari Allah swt untuk hamba-
(dalam majelis) yaitu majelis tempat Nabi saw. berada, dan majelis zikir sehingga
5
orang-orang yang datang kepada kalian dapat tempat duduk. Menurut suatu
nanti. (Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kalian") untuk melakukan salat dan hal-
hal lainnya yang termasuk amal-amal kebaikan (maka berdirilah) menurut qiraat
antara kalian) karena ketaatannya dalam hal tersebut (dan) Dia meninggikan pula
(orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat) di surga nanti. (Dan
dan terencana untuk mewujudkan suasana beajar dan proses pembelajaran agar
negara.
manusia sesudah iman dan ibadah ialah akhlak yang mulia (Akhlakul
aspek, pertama tujuan jasmani (ahdaf al-jismiyah) untuk membuat manusia dapat
mengatur dan mengelola dengan bijak sumber daya alam dan sumber daya
manusia, kedua tujuan rohani (ahdaf al-ruhiyyah) untuk membuat iman manusia
sangat khas yaitu membentuk dan mengintegrasikan kecerdasan fisik, rohani, dan
intelektual manusia.
6
Mahmud Al-Mishri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, (Jakarta: Pena Pundi
Aksara, 2009) h. 31.
7
Abdullah, Teori-Teori pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an (Jakarta: Cipta Karya, 2007),
h. 138.
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
dan tujuan pendidikan nasional ini memiliki muara yang serupa, yakni;
kemudian dapat dikatakan pula, bahwa syarat untuk mencapai tujuan akhir dalam
pendidikan Islam adalah tertanamnya kepribadian insan kamil pada diri peserta
didik.9
penting dalam Islam yang mencerminkan perilaku dan sikap yang baik, bermoral,
8
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.
307.
9
Tobroni, Pendidikan Islam (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015), h. 19
utama nilai-nilai akhlakul karimah. Al-Quran adalah pedoman utama bagi umat
Islam yang berisi petunjuk tentang tata cara hidup yang baik dan bermoral. Hadis,
lebih rinci tentang perilaku yang seharusnya dimiliki oleh seorang Muslim.
Oleh karena itu, peran guru sebagai pengajar nilai-nilai akhlakul karimah
lingkungan belajar yang kondusif untuk perkembangan moral peserta didik. Oleh
Guru merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam proses
Secara umum guru adalah mereka yang memiliki tanggung jawab mendidik.
Mereka adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya melaksanakan
proses pendidikan.10 Oleh karena itu, menjadi seorang guru pun juga harus dapat
menjadi contoh ataupun tauladan yang baik untuk para peserta didiknya dengan
10
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 114.
menanamkan akhlak yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai agama. Pendidikan
pada hakikatnya merupakan salah salah satu upaya mewariskan nilai yang akan
damai dalam rangka mengangkat harkat dan martabat mereka sebagai manusia.
didik, sebagai generasi penerus dalam memegang masa depan bangsa, maka
dengan kualitas akhlak yang baik, dan Islam menyebutkan sebagai akhlak al
karimah.11
pada setiap individu dalam melakukan aktifitasnya. Akhlak yang seperti inilah
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. dan harus dijadikan panutan,
akhlakul karimah berdasarkan al-Quran dan Hadis bagi peserta didik. Melalui
11
Mahmud Muhammad al Hazandar, Perilaku Mulia Yang Membina Keberhasilan Anda,
(Jakarta: Embun Publishing, 2006), hal. 9.
12
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 420
diharapkan dapat menemukan wawasan yang lebih mendalam mengenai peran
guru dalam membentuk karakter peserta didik dalam kerangka ajaran Islam.
Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
mengontrol diri mereka sendiri, peserta didik yang sering melawan bahkan selalu
arahan dari guru, berkelahi, ibadah wajib maupun sunnah yang terkadang masih
dilalaikan.
1. Peran Guru dalam Menanamkan Nilai- Peran guru yang dimaksudkan di sini
al-Qur’an dan hadist bagi peserta sebagai guru yang diberi amanah untuk
dan mengevaluasi.
Penanaman nilai-nilai akhlakul karimah
C. Rumusan Masalah
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang dilakukan oleh Mas Hasani, dkk tahun 2022 dengan judul
adalah sosok yang berperan penting bagi siswa. Jika guru memiliki perilaku
seorang guru tidak mencontohkan teladan yang baik, maka peserta didik
motivasi dan inspirasi dalam menanamkan moral yang baik pada siswa,
sehingga akan berdampak positif pada kehidupan sehari hari siswa dan
oleh calon peneliti yaitu sama-sama membahas tentang peran guru. Adapun
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Maghfirah, tahun 2022 dengan judul
didik tentang akhlak yang baik, cara beradab yang benar, nilai-nilai akidah,
ibadah, dan akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam. Adapun faktor
skripsi yang ditulis oleh Nurul Maghfirah dan calon peniliti terletak pada
Nurul Maghfirah dengan calon peneliti yaitu terletak pada lokasi penelitian,
3. “Peranan Guru Dalam Pembinaan Akhlak Mulia Peserta Didik (Studi Kasus
Di MIS Darul Ulum, Madin Sulamul Ulum dan TPA Az-zahra Desa
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2023), h. 1.
Papuyuan)”.15 Jurnal ini ditulis oleh Miftahul Jannah, Dosen sekolah tinggi
Sulamul dan TPA Az-zahra desa Papuyuan sudah cukup baik. Namun,
masih ada beberapa peserta didik yang memiliki akhlak yang kurang baik,
bimbingan, perhatian, dan kontrol ekstra dari para guru, terutama guru
pendidikan agama Islam, yang memiliki tanggung jawab tidak hanya dalam
jurnal penulis yaitu membahas tentang, Peran guru dan akhlak mulia.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Indra Saidi Hasibuan, tahun 2019 dengan
judul skripsi: “Peranan Keteladanan Guru PAI Dan Orang Tua Dalam
memberikan keteladanan dan contoh yang baik kepada peserta didik. Guru
15
JANNAH, Miftahul. Peranan Guru dalam Pembinaan Akhlak Mulia Peserta Didik
(Studi Kasus di MIS Darul Ulum, Madin Sulamul Ulum dan TPA Az-Zahra Desa Papuyuan). Al-
Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 2019, 137-166.
16
HASIBUAN, Indra Saidi. Peranan Keteladanan Guru PAI dan Orang Tua Dalam
Penanaman Akhlakul Karimah Siswa Di MTs Al-Ittihadiyat Laut Dendang Deli Serdang. 2019.
PhD Thesis. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
memiliki berbagai peran, termasuk sebagai korektor, inspirator, informator,
sekolah pertama bagi peserta didik, dan orang tua adalah guru pertama bagi
pendidikan kepada anak-anaknya. Kerja sama antara guru dan orang tua di
karimah peserta didik di rumah. Persamaan skripsi yang di tulis oleh Indra
pendahulu mengarah kepada peranan keteladanan guru PAI dan orang tua
5. Penelitian yang dilakukan oleh Indra Raudhatul Jannah Dahlan, tahun 2022
17
rangka meningkatkan perilaku Islami pada peserta didik itu terbilang cukup
konsisten, dengan cara guru disana menjadikan dirinya sebagai contoh atau
teladan bagi para peserta didiknya. Sebab guru, selain perannnya sebagai
dijadikan sebagai contoh agar bisa meniru kebiasaan dan sikap baik seorang
Faktor internal mencakup kerja sama antar guru di sekolah dan kegiatan
masyarakat dan pengaruh dari teman sebaya. Lingkungan sosial dan teman
hambatan ini dalam upaya membentuk perilaku Islami yang positif. Adapun
persamaan skripsi yang ditulis oleh Raudhatul Jannah Dahlan dengan calon
kualitatif deskriptif dan membahas mengenai peran guru. Akan tetapi ada
Raudhatul Jannah Dahlan menitik fokus kan peran guru akidah akhlak saja,
sedangkan calon peneliti membahas peran guru secara luas dalam rangka
menanamkan nilai-nilai akhakul karimah yang berdasar kepada al-Qur’an
dan hadist.
1. Tujuan Penelitian
Kasimpureng Bulukumba.
Kasimpureng Bulukumba.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoretis
b. Secara Praktis
pengetahuan bagi penulis sebagai calon guru pada khususnya, dan dapat
didik tersebut menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat dalam menghadapi
TINJAUAN TEORETIS
1. Pengertian Peran
memiliki status, sedangkan status itu sendiri sebagai suatu peringkat atau posisi
seseorang dalam suatu kelompok atau posisi suatu kelompok dalam hubungan
masyarakat dan harus dilaksanakan.19 Adapun kata peran atau role dalam kamus
oxford dictionary diartikan “ActorḔs part”, One Ḕs task or function” yang berarti
aktor, tugas seseorang atau fungsi. Jadi peran itu merupakan tindakan ataupun
perilaku yang dilaksanakan oleh seseorang yang menempati suatu posisi di dalam
status sosial.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa, peran adalah
status yang berupa tindakan atau perilaku yang dilaksanakan oleh orang yang
menempati atau memangku posisi dalam satu posisi sistem sosial dengan
2. Guru
Guru adalah pribadi yang selalu diguguh dan ditiru, menjadi seorang guru
itu tidaklah mudah karena guru merupakan suatu profesi atau jabatan yang
memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang
diluar pendidikan.
seorang guru kepada orang lain atau peserta didik dan mendidiknya dengan akhlaq
serta menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah swt. Sebagaimana firman
ۗ َر َّبَنا َو اْبَعْث ِفْيِه ْم َرُسْو اًل ِّم ْنُه ْم َيْتُلْو ا َعَلْيِه ْم ٰاٰيِت َك َو ُيَعِّلُم ُه ُم اْلِكٰت َب َو اِحْلْك َم َة َو ُيَز ِّك ْيِه ْم
ࣖ ِاَّنَك َاْنَت اْلَعِز ْيُز اَحْلِكْيُم
21
Shabri Shaleh Anwar dan H. Jamaluddin, Pendidikan Al-Qur’an (Indragiri Hilir:
Indragiri Dot Com, 2020), h. 75.
22
Syaiful Bahari Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Cet. 1;
Jakarta: Rineka Cipta, 2000),h, 31.
Terjemahnya:
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa semula orang yang bertugas untuk
mendidik dan mengajarkan ilmu itu adalah para Nabi dan Rasul. Dan zaman
sekarang yang menjadi pendidik dan mengajarkan ilmu adalah para ulama atau
Makna guru menurut pendapat Abuddin Nata, guru adalah orang yang
Menurut uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru itu adalah seseorang
23
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Hafalan Mudah Terjemahnya dan
Tajwid Warna , (Bandung: Cordoba, 2019), h. 20.
24
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. 1; Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005),
h. 113.
25
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan (Cet. 2; Jakarta: Kalam Mulia, 2013), h. 4
didik baik dalam pendidikan formal maupun non formal pada semua jenjang
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab yang terpikul
kepada guru.
menyerahkan anaknya kepada guru yang sembarangan dan sekolahnya pun tidak
boleh sembarangan. sebab tidak sembarangan orang yang dapat menjabat sebagai
seorang guru.
Guru juga harus bisa menilai diri sendiri tanpa ada sesuatu yang berlebih-lebihan,
dan sanggup berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. Selain itu, guru
juga perlu memerhatikan dirinya, dalam hal apa dan dimana saja ia memiliki
sembarangan tempat, akan tetapi guru memiliki tempat-tempat khusus dan juga
Lingkungan sekolah seorang guru juga memiliki peran yang cukup penting
26
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Bumi Aksra, Jakarta, 1992), h.266.
dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah bagi peserta didik. Hal ini
bertujuan agar proses penanaman nilai-nilai akhlak kepada peserta didik itu dapat
berjalan dengan baik. Apabila lingkungan sekolah atau masyarakat sekitar sekolah
tempat seorang guru mengajar itu lebih banyak sisi negatifnya, maka hambatan
dan rintangan dalam proses penanaman nilai-nilai akhlak kepada peserta didikpun
akan bermacam-macam. Sebab pengaruh dari luar akan berdampak pada proses
guru dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah, baik itu pengaruh positif
ataupun negatif.
a. Ustadz, kata ini merupakan panggilan kehormatan "secara resmi" bagi seorang
lain, panggilan ustadz biasa digunakan untuk orang yang menjadi pengajar,
atau Orang yang sudah ahli dalam suatu bidang ilmu dan mengajarkan ilmu itu
b. Mu’alim, awalnya kata mu’alim ini berasal dari bahasa arab yang berarti guru.
c. Murabbi, kata Murabbi dalam islam membawa maksud yang luas melebihi
sekaligus membentuk kepribadian, sikap dan tabiat dari anak didiknya. Jadi,
berlegar di hati.27
d. Mudarris, mudarris adalah orang yang mengajarkan suatu ilmu kepada orang
ringkas mudarris adalah orang yang dipercayakan sebagai guru dalam upaya
e. Muaddib, kata ini berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika, dan adab
saja dengan guru tapi secara lebih spesifik, Muaddib adalah orang yang
3. Peran guru
bahwa peran guru adalah sebagai tokoh terhormat dalam masyarakat sebab ia
Nampak sebagai orang yang berwibawa, sebagai penilai, sebagai seorang sumber
detektif, sebagai objek identifikasi, sebagai penyangga rasa takut, sebagai orang
orangtua/wali, sebagai orang yang membina dan memberi layanan, sebagai kawan
tersebut seseorang dapat berbeda dengan orang lain dan bahkan dari tingkatan
28
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja
Grafindo Perdes 2012), h.44.
29
Piet A. Suhertian, Profil Pendidik Profesional, h. 14
keahlian tersebut orang dapat dibedakan baik dari penghargaan yang ia terima
ataupun imbalan gaji yang ia dapatkan. 30 Guru sebagai sebuah profesi dimana
pekerjaan guru adalah mendidik, mengajar, melatih anak didik untuk dapat
utama dalam perjalanan sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak dan
guru adalah menetapkan apa yang telah dimiliki oleh peserta didik sehubung
dengan latar belakang dan kemampuannya serta kompetensi apa yang mereka
Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik, maka ada beberapa
hal yang harus dimiliki, di antaranya: pertama, guru harus memiliki pemahaman
tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya, pemahaman tentang gaya dan
kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki anak.
Pemahaman ini sangat penting artinya, sebab akan menentukan teknik dan jenis
bimbingan yang harus diberikan kepada mereka. Kedua, guru harus memahami
hendak di bawa kemana peserta didik, apa yang harus dilakukan, dan lain
30
Amini, op. cit. hal 37.
31
Amini, op.cit, hal. 45.
sebagainya. Disamping itu, guru juga perlu mampu merencanakan dan
dengan demikian yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah peserta didik
itu sendiri.32
informasi kepada peserta didik. Pembelajaran yang nyaman di kelas tidak hanya
dipengaruhi oleh suasana kelasnya saja, tapi juga berbagai fasilitas belajar yang
berbagai fasilitas yang mendukung kemudahan para peserta didik untuk belajar.
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang
32
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standars Proses Pendidikan,
(Jakarta, Kencana Prenada Media 2006), hal.28
a. Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta
fungsi masing-masing.
secara optimal.
Motivasi adalah proses pemberian semangat, arah, dan kegigihan perilaku, artinya
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan
peserta didik agar bisa lebih semangat dalam proses belajar mengajar.
guru bukan hanya bertugas untuk memberikan pengetahuan, akan tetapi juga
potensi terbaik mereka. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi
belajar peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut
untuk kreatif guna membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Di bawah ini
33
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standars Proses Pendidikan. hal. 23
34
Mardianto, Psikologi Pendidikan (Medan, Perdana Publishing 2012) hal. 177
Pemahaman peserta didik tentang tujuan pembelajaran dapat
menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar yang pada gilirannya dapat
minat untuk belajar. Oleh sebab itu, membangkitkan minat belajar peserta didik
Usahakan agar kelas dalam suasana hidup dan segar, terbatas dari rasa
tegang. Untuk itu guru sekali-sekali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata, justru ada sebagian anak
yang merasa tidak senang dengan kata-kata. Pujian sebagai penghargaan dapat
dilakukan dengan isyarat, misalnya senyuman dan anggukan yang wajar, atau
mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan. Memberikan pujian yang wajar
terhadap setiap keberhasilan peserta didik adalah langkah yang penting dalam
memotivasi mereka dan membangun rasa percaya diri. Selain itu, memberikan
pujian yang wajar juga membantu membangun hubungan positif antara guru dan
peserta didik.
e. Berikan penilaian
Bagi sebagian peserta didik nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk
belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar peserta
Dalam proses belajar, guru adalah kunci utama dalam keberhasilan sebuah
ketika mereka memperoleh nilai yang tidak memenuhi standar. Seorang guru
didiknya.36
motivasi intrinsik untuk belajar. Guru yang efektif dalam memainkan peran ini
dapat membantu peserta didik untuk mencapai potensi mereka yang terbaik dalam
yang bermakna bagi peserta didik. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan
dan pengalaman yang berharga kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan
35
Ibid, h.28-30.
36
Burhan Shadiq, Rahasia Mengajar dengan Kreati, Inspiratif dan Cerdas (Jakarta: Logika
Galileo 2011) h. 26.
ditentukan atau menentukan keberhasilan peserta didik dalam menyerap materi
menentukan keberhasilan peserta didik terbatas pada hasil tes yang biasa
kemampuan siswa untuk mengisi soal-soal yang biasa keluar dalam tes.
sebaiknya dilakukan bukan hanya terhadap hasil belajar, akan tetapi juga proses
belajar. Hal ini sangat penting sebab evaluasi terhadap proses belajar pada
Peranan guru menurut Suparlan ialah guru memiliki kesatuan peran dan
integrative (mengintegrasikan), yang antaranya satu dengan yang lain tidak dapat
dipisahkan.38
Guru merupakan orang yang diguguh (dipatuhi) dan ditiru, banyak istilah
untuk menyebut guru yang menjadi tugas dan fungsi guru. Eksistensi
apapun. Terutama masalah figur dan keteladanannya, hal ini mengingat guru
bukan hanya sekedar transfer ilmu saja melainkan lebih dari itu. Dalam islam
pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan jiwa anak didik. Karenanya dari setiap
mengajar. Karena bagaimanapun juga peserta didik akan mengikuti segala sesuatu
yang diberikan maupun yang dicontohkan oleh guru tersebut. Dengan melibatkan
peran guru secara aktif dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah, siswa
ini dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ini akan membantu menciptakan generasi
dimaksud merupakan suatu cara atau proses untuk menanamkan suatu perbuatan
sehingga apa yang diinginkan untuk ditanamkan akan tumbuh dalam diri
seseorang.
Dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai dapat diartikan sebagai
harga, takaran, angka, taksiran, serta hal yang bersifat penting dan bermanfaat
untuk manusia.40 Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pillihan.
Nilai merupakan sesuatu yang diinginkan sehingga melahirkan tindakan pada diri
seseorang.41
Nilai merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia yang patut untuk
39
David Moeljadi dkk, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online Diakses
Melalui https://github/com/yukuku/kbbi4 15 Juni 2020.
40
Suharso, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Semarang: Widya Karya, 2011), h. 337.
41
Rohmad Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai (Bandung: Alfabeta. 2011), h.
11.
dijalankan dan dipertahankan dalam keseharian, nilai merupakan suatu yang
berharga, bermutu dan menunjukan kualitas dan berguna bagi manusia. Nilai
merupakan kualitas berbasis moral. Nilai bukan benda konkret, tidak hanya
penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki. Namun secara umum dapat
dikatakan, bahwa nilai selalu dihubungkan pada penunjukan suatu kualitas suatu
keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan
corak yang khusus kepada pola pemikiran, perasaan, keterikatan maupun perilaku.
Oleh karena itu nilai selalu dikaitkan dengan etika, moral atau budi
pekerti, sistem nilai merupakan standar umum yang diyakini, yang diserap dari
maupun identitas yang diberikan atau diwahyukan oleh Allah swt, yang pada
pemahaman bahwa nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak terlihat,
namun dapat muncul mewarnai sesuatu yang membawanya. Peran nilai tersebut
sangat dominan, sehingga pembawa nilai itu sendiri akan menjadi suatu hal
42
Muhmed Ayeli, Ilmu dan Nilai dalam Realitas Empiris (Pekanbaru: Suska Press, 2012),
h. 11.
43
Qiqi Yuliati Zakiyah, A. Rosdiyana, Pendidikan Islam Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah (Bandung: CV Pustaka Setia. 2014), h. 14.
44
Abu Ahmadi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012),
h. 202.
pokok, dominan, dan penting atau tidaknya atau tergantung dari nilai didalamnya.
fakta.45
dipengaruhi oleh adanya adat istiadat, etika, kepercayaan dan agama yang
yang selanjutnya tercermin dalam cara bertindak dan bertingkah laku dalam
memberikan penilaian.46
menunjukan bahwa cara berperilaku atau cara hidup tertentu dipilih secara
personal dan sosial dibandingkan dengan cara berperilaku atau cara hidup yang
menjadi kebalikannya.47
45
Qiqi Yuliati Zakiyah. A Rusdiana, Pendidikan Nilai Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah), h. 14.
46
Qiqi Yuliati Zakiyah. A Rusdiana, Pendidikann Nilai Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah , h. 15.
47
Achmad Sanusi, Sistem Nilai: Alternatif Wajah-wajah Perubahan (Bandung: Nuansa,
2015), h. 16.
b. Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkatan ini terdapat nilai-nilai yang penting bagi
d. Nilai-nilai kerohanian: dalam tingkatan ini terdapat moralitas nilai dari yang
suci dan tidak suci. Nilai-nilai semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai
pribadi.48
dimaksud dengan nilai adalah, konsepsi dan pandangan manusia tentang segala
mengenai baik, penting, indah dan lain sebagainya yang bercorak kepada
pemikiran, perasaan dan perilaku manusia yang sifatnya positif. Nilai menjadi
suatu yang dipentingkan oleh manusia sebagai subjek menyangkut baik buruk dan
sebagainya.
Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak dan ideal. 49 Sehingga dengan
Pengaruh tersebut dapat terlihat dalam berbagai aspek kehidupan manusia, yang
dengan sendiri sadar dan mengetahui bahwa perbuatan mana yang baik dan mana
48
Kaelani, Pendidikan Pancasila (Cet. IX; Yogyakarta: Paradigma Offset, 2010), h. 89
49
Mochtar Lubis, Sastra dan Tekniknya (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2011), h. 17.
perbuatan yang tidak baik dilakukan agar tergerak untuk menghindari perbuatan
tersebut. Sebaliknya, jika suatu perbuatan dinilai baik, maka manusia akan
tergerak dan berusaha untuk mewujudkan perbuatan tersebut. Selain itu, manusia
yang lain dalam hal ini masyarakat sekitar, juga akan menyetujui tentang baik atau
buruknya suatu perbuatan, sehingga seseorang terhindar dari cerita yang bisa
yaitu sebuah cara, proses atau perbuatan untuk menanamkan sesuatu yang
dipandang baik, bermanfaat, dan paling benar menurut keyakinan yang diyakini
sebagai sesuatu identitas yang memberikan corak khusus kepada pola pemikiran,
oleh karena itu manusia dituntut untuk memiliki akhlakul karimah yaitu perilaku
yang baik. Allah swt telah menciptakan Rasulullah saw sebagai seorang teladan,
sebagai panutan bagi umat Islam. Pembentukan akhlakul karimah harus dimulai
sejak dini, dalam hal ini pendidikan sangat berperan penting dalam membentuk
akhlak seorang peserta didik, sehingga seorang peserta didik dapat mempunyai
akhlakul karimah.
B. Akhlakul Karimah
pengertian akhlak. Menurut etimologi, akhlak berasal dari bahasa arab ()اخالق
bentuk jamak dari mufradnya khuluk ( )خلقyang berarti “budi pekerti”. Sinonimnya
adalah etika dan moral, etika berasal dari bahasa latin etos, yang berarti kebiasaan,
moral juga berasal dari bahasa latin mores, yang berarti kebiasaan.50
50
Rahmad Djatmika, Sistem Etika Islam (Surabaya, Pustaka Islam, 1985), h. 25
Selanjutnya, dengan mempelajari pengertian akhlak secara istilah, menurut
Ibnu Miskawaih didalam bukunya tahdzib al akhlak, akhlak yaitu sifat yang
mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya
dan pertimbangan.51
bahwa akhlak adalah gambaran tingkah laku dalam jiwa yang dari padanya lahir
pertimbangan.52
Perkataan Akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa arab akhlak,
bentuk jamak dari kata khuluq, yang secara etimologis bersangkutan dengan
cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal usul kata serta perubahan-perubahan
dalam bentuk dan makna antara lain berarti budi pekerti, perangai tingkah laku
atau tabiat. Dalam kepustakaan, akhlak diartikan juga sikap yang melahirkan
Hal ini dikarenakan bahwa akhlak yang ditimbulkan sesuai dengan kadar
keimanan seseorang kepada Allah swt. Jika iman seseorang sedang bertambah,
maka yang muncul adalah akhlak yang baik. Jika iman seseorang sedang
51
Header Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya (Yogyakarta: Multi
Presindo, 2013). h.32.
52
Muhammad Alim. Pendidikan Agama Islam (Bandung PT. Remaja Rosdakarya 2006)
cet 1. hal.
53
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
2008) hal.346
Dalam Islam dapat dikatakan sebagai akhlak yang islami adalah akhlak
yang bersumber pada ajaran Allah swt, dan Rasulnya. Akhlak islami merupakan
amal perbuatan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang
akhlak sangat buruk, sedang, baik, baik sekali, sehingga sempurna. Rasulullah
Karena akhlak yang sempuna itu, Rasulullah saw, patut dijadikan uswa al-
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik
bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Dari kedua ayat tersebut, dapat diketahui bahwa Rasulullah saw, adalah
54
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahannya, h 230.
sebagai suri tauladan bagi seluruh umat manusia, untuk itu umat muslim diharap
untuk mencontoh perbuatan atau tingkah laku yang sangat mulia dari beliau.
Adapun hadist adalah sumber dan pedoman umat islam setelah al-Quran, juga
Sedangkan kata ”karimah” dalam bahasa Arab artinya terpuji, baik atau
mulia.55 Berdasarkan dari pengertian akhlak dan karimah di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud akhlakul karimah adalah segala budi
pekerti baik yang ditimbulkan tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan yang
mana sifat itu menjadi budi pekerti yang utama dan dapat meningkatkan harkat
Ruang lingkup ajaran akhlak adalah sama dengan ruang lingkup ajaran
Akhlak dalam ajaran islam mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak
dan benda-benda tak bernyawa). Adapun beberapa ruang lingkup yang akan
Akhlak kepada Allah yaitu sikap dan tingkah laku yang harus dimiliki oleh
setiap manusia dihadapan Allah swt. Dikemukakan juga oleh Abuddin Nata
bahwa akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
55
Irfan Sidny, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Andi Rakyat, 1998), hlm. 127.
khalik.56
Yang paling utama dalam konteks akhlak kepada Allah swt, adalah
menisbahkan segala yang baik kepadanya dan menafikan segala yang buruk,
bahkan menurut imam Al-Ghazali, termasuk mensucikan Allah swt dari segala
pujian makhluk karena batas akhir dari pujian makhluk belum lagi mencapai
hal berikut:
b. Mentauhidkan Allah
Tauhid adalah mengesahkan Allah, mengakui bahwa tidak ada tuhan selain
Allah. Dasar agama Islam adalah Iman kepada Allah yang Maha Esa, yang
disebut dengan tauhid. Tauhid dapat berupa pengakuan bahwa Allah satu-satunya
yang memiliki sifat Rububiyah (menyakini bahwa allah satu-satunya tuhan yang
satu-satunya tuhan yang berhak untuk disembah), serta kesempurnaan nama dan
sifat.
56
Abudin Nata, Op Cit. Hlm. 14
57
M Quraish Shihab, Yang Hilang Dari Kita Akhlak (Tangeag: PT Lentera Hati, 2016),
h.215.
c. Husnuzhan (baik sangka)
Karena sesungguhnya, apa yang ditentukan oleh Allah kepada seseorang hamba,
adalah jalan terbaik baginya. Allah itu tergantung kepada prasangka hambanya.
d. Dzikrullah
Secara etimologi, dzikir berakar dari kata dzakara yang artinya mengingat,
ingat. Dzikrullah atau mengingat Allah, merupakan asas dari setiap ibadah kepada
Allah. Hal ini menjadi pertanda adanya hubungan antara hamba dan pencipta pada
setiap saat dan tempat. Dzikrullah adalah ibadah yang ringan dan mudah untuk
dilakukan. Akan tetapi, didalam nya tersimpan pahala yang besar, dan berlipat
ganda. Dzikir bahkan lebih utama nilai kebajikannya, dibandingkan jihad dijalan
Allah dengan harta dan jiwa. Selain itu dzikir merupakan ibadah yang sangat
disukai Allah.
adalah rukun (tiang) yang paling kuat menuju jalan Allah,Artinya seorang tidak
akan bisa sampai kepada Allah apabila tidak menjalankan dzikir secara terus
menerus.59
58
Al-Qur’an dan terjemah, (Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015). h.
35.
59
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2016), h. 187-188.
hati akan selalu tenteram.60
Menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepada Allah
swt adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada tuhan melainkan Allah swt. Dia
memiliki sifat-sifat terpuji, demikian sifat agung itu, jangankan manusia, malaikat
pun tidak akan mampu menjangkaunya. Seorang yang berakhlak luhur adalah
seorang yang mampu berakhlak baik terhadap Allah swt dan sesamanya.
Akhlak kepada orang tua menjadi suatu hal yang wajib bagi anak.
Pentingnya menjaga akhlak anak kepada orang tua. Sebab, ada banyak kebaikan
yang telah orang tua berikan. Setiap orang tua akan mengasuh, mendidik, serta
menghormati orang tua menjadi suatu kewajiban bagi anak. Oleh karena itu, anak
Berbakti pada orang tua dalam ajaran Islam dikenal dengan istilah birrul
walidain.61 Birrul walidain adalah suatu kewajiban yang Allah swt perintahkan
60
Al-Qur’an dan terjemah, (Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015). h.
252.
61
Drs. H. Yunahar Ilyas, Lc.,MA, Kuliah Akhlak, Pustaka Pelajar. 2005 hal. 147
62
Kementerian Agama RI, At-Thayyib al-Qur’an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per
Kata (Ciputat: Cipta Bagus Segara, 2011), h. 583.
Hal ini menunjukan bahwa akhlak menghormati orang tua adalah suatu hal
yang sangat penting yang dianjurkan oleh Rasulullah kepada Umatnya. Adapun
akhlak anak terhadap orang tua yakni, sayangilah, cintailah, hormatilah, patuhlah
kepadanya, rendahkan dirimu, dan bersikap sopanlah kepadanya. Dan perlu kita
ketahui bahwa kita hidup bersama orang tua merupakan nikmat yang luar biasa.
bahwasanya kita sebagai manusia tidak boleh melakukan hal negatif, seperti
harta rampasan tanpa didasari oleh ketetapan yang diajarkan oleh Rasulullah,
melainkan juga hal-hal yang paling kecil semisal berkata jujur, memuliakan
tetangga, berbuat baik kepada orang tua, dan tidak menghardik anak yatim dan
memberi makan kepada orang miskin. Sebagaimana firman Allah swt. Dalam QS
al-Baqarah/2:83
َو اْلَيٰت ٰم ى َو ِاْذ َاَخ ْذ َنا ِم ْيَثاَق َبِن ِاْس َر ۤاِء ْيَل اَل َتْع ُبُد ْو َن ِااَّل الّٰل َه َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِاْح َس اًنا َّو ِذى اْلُقْر ىٰب
ِّم ْنُك ْم َو اْلَم ٰس ِكِنْي َو ُقْو ُلْو ا ِللَّناِس ُحْس ًنا َّوَاِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰاُتوا الَّزٰك وَۗة َّمُث َتَو َّلْيُتْم ِااَّل َقِلْياًل
َو َاْنُتْم ُّم ْع ِر ُضْو َن
Terjemahnya:
(Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil, “Janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuatbaiklah kepada kedua orang
tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Selain itu, bertutur
katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah
zakat.” Akan tetapi, kamu berpaling (mengingkarinya), kecuali sebagian
kecil darimu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.63
diperintahkan dan menjauhi segala larangan, maka membantu orang lain juga
63
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 12.
didapatkan dari hasil berakhlak kepada orang tua, berakhlak kepada diri sendiri
Akhlak murid atau peserta didik terhadap guru adalah akhlak yang paling
penting yang harus dimiliki oleh peserta didik. Seorang murid hendaklah dia
pengajar yang mengajarkan ilmu pada peserta didik, serta sebagai pendidik yang
membimbingnya pada budi pekerti yang baik. Berlakulah penuh sopan santun
pada pendidik, baik saat duduk bersama, berbicara kepadanya, saat bertanya dan
dan harus bersikap sabar dan tidak boleh bersikap bosan. Akhlak antara guru dan
murid sangat penting apalagi ketika masih dalam proses pendidikan berlangsung.
Dan persoalan guru dan murid lebih baik kita mengambil contoh pada ulama-
dan perbuatan ini juga telah dilakukan oleh para ulama terdahulu kepada guru-
dengan suara keras dihadapan guru saya, supaya guru saya jangan sampai
terganggu. Sayapun tidak bisa meminum air dihadapan guru saya, sebagai rasa
Tujuan berakhlak yang baik kepada guru adalah supaya peserta didik dapat
menjauhkan dirinya dari perbuatan yang tidak baik seperti, melawan kepada guru,
berbicara saat belajar dan tidak menghargai guru. Dengan itu, ia akan memperoleh
64
Muhammad Abdurrahman, Akhlak Menjadi Seorang Muslim berakhlak Mulia, hal. 71.
ilmu yang bermanfaat baik dunia maupun akhirat. Sementara peserta didik yang
tidak dapat menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak baik, ia hanya akan
akhirat.65
yang baik kepada guru, akan mempermudah peserta didik itu dalam memahami
ilmu yang akan maupun yang telah diberikan. Menghasilkan peserta didik yang
memiliki budi pekerti yang baik, peserta didik yang menghargai gurunya, dan
Alam mencakup segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik binatang,
tumbuhan, serta hal-hal yang tidak bernyawa. 66 Allah swt telah menempatkan
manusia di bumi, dan di bumi inilah Allah menciptakan segala sesuatu yang
diperlukan oleh manusia untuk hidup. Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an surah al-
A’raf/7:10
َو َلَقْد َم َّكّٰن ُك ْم ىِف اَاْلْر ِض َو َجَعْلَنا َلُك ْم ِفْيَه ا َمَعاِيَۗش َقِلْياًل َّم ا َتْش ُك ُر ْو َن
Terjemahnya:
Sungguh, Kami benar-benar telah menempatkan kamu sekalian di bumi
dan Kami sediakan di sana (bumi) penghidupan untukmu. (Akan tetapi,)
sedikit sekali kamu bersyukur.67
kelestarian alam. Allah menciptakan alam semesta dengan segala yang ada
didalamnya: daratan, lautan, angkasa, flora dan fauna, adalah untuk kepentingan
65
Haitami Salim, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogyakarta: AR-Ruzz Media, 2012), hal.
178.
66
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 150.
67
manusia (QS. An-Nahl 10-16). Manusia sebagai khalifah Allah, diamati untuk
melakukan usaha-usaha agar alam semesta dan seisinya tetap lestari. Oleh karena
matang, atau memetik bunga sebelum mekar. Pelanggaran terhadap hal tersebut
berarti tidak memberikan kesempatan kepada makluk lain untuk mencapai tujuan
baik pula. Binatang, tumbuhan, dan benda-benda yang tidak bernyawa, diciptakan
setiap muslim untuk menyadari, bahwa semuanya adalah mahkluk tuhan yang
harus diperlakukan secara wajar dan baik. Islam mengajarkan umatnya untuk
68
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2016), h. 226-227.
Terjemahnya:
Tidak ada seekor hewan pun (yang berada) di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan
umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di
dalam kitab, kemudian kepada Tuhannya mereka dikumpulkan.69
adanya kesadaran akan keesaan dan kebesaran Allah swt. Meski semua itu
Oleh karena itu marilah kita berakhlak baik kepada lingkungan yaitu
kehidupan yang aman damai sejahtera dan hal itu tentunya menjadi tujuan adanya
Menurut Musthafa Kemal secara garis besar akhlak itu terbagi menjadi dua
yaitu: 1) Akhlak Mahmudah, yaitu akhlak yang terpuji atau akhlak yang mulia, 2)
Akhlak Madzmumah, yaitu akhlak yang tercela, yang tidak baik. 70 Dengan
demikian akhlak mahmudah adalah akhlak yang baik, yang terpuji, yang sesuai
dengan ajaran islam atau akhlak yang tidak bertentangan dengan ajaran agama
Islam dan harus dianut serta dimiliki oleh setiap orang. Sedangkan akhlak
madzmumah adalah akhlak yang tidak baik dan tercela serta bertentangan dengan
ajaran agama Islam. Akhlak semacam ini merupakan akhlak yang harus di jauhi
dan dihindari oleh setiap orang. Adapun yang tergolong dalam akhlak mahmudah
69
70
Musthafa Kemal, Akhlak Sunnah, (Yogyakarta, Persatuan, 1990), hlm. 16
1. Setia (al-amanah)
2. Pemaaf (al-afwa)
6. Malu (al-haya)71
akhlak yang baik atau akhlak mahmudah adalah, sanggup mengekang nafsu,
berbuat kebaikan dan meninggalkan kejahatan, bersifat benar dan jujur, menjauhi
kebohongan, berani dan teguh hati, adil dan bijaksana, bergaul dengan baik,
ramah, menepati janji, tidak mencari kesalahan lawan, tidak menghina, tidak
merupakan pancaran dari sosok pribadi Rasul yaitu “Apa yang diserukan dan
akhlakul karimah Rasulullah Saw baik berupa perkataan, perbuatan maupun sifat-
adalah akhlak yang buruk yang harus dihindari dan dijauhi oleh setiap orang,
karena akhlak seperti ini disebut akhlak tercela. Adapun bentuk-bentuk akhlak
2. Dengki
3. Dendam
4. Mengadu domba
5. Mengumpat
6. Riya’
7. Khianat.74
1. As-Syahwat
2. Bohong
3. Namimah
4. Nifak
5. Bakhil
6. Takabbur.75
adalah akhlak yang tercela yaitu semua perbuatan berupa tingkah laku, perangai,
tabiat yang buruk dan akhlak semacam ini harus dihindari dan dijauhi karena
kemanusaiaanya sebagai makhluk Allah swt yang paling mulia, bahkan lebih jelek
74
Ibid, hlm. 10
75
Zahara Maskanah, dan Tayar Yusuf, Membina Ketentraman Batin Melalui Akhlak Etika
Agama, (Jakarta: tp, 1982), hlm. 90.
derajatnya daripada binatang.
melaksanakan akhlak tauhid yang bersumber kepada al-Qur’an dan Hadist, bukan
kepada akhlak sekuler yang senantiasa melandaskan sikap hidup yang berorientasi
duniawi belaka.76
Akhlak merupakan suatu tatanan moral yang bersumber dari ajaran islam
yaitu al-Qur’an dan Hadist. Segala aspek akhlak dalam Islam selalu dijiwai oleh
ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan perintah untuk berakhlak baik ataupun
yang berkaitan larangan berakhlak buruk. Adapun salah satu ayat yang
melaksanakan shalat pada waktu yang telah ditentukan, lengkap dengan syarat dan
76
Mulyadi, Masan Alfat, Aqidah Akhlak (Jakarta, PT Karya Toha Putra, 1997),h. 9.
77
kehidupan memperoleh kebahagiaan serta ketentraman hidup.
Dalam Alquran hanya diternukan kata khalaq dan tidak ditemukan kata
akhlak yang berbentuk jamak, adapun ayat yang di dalamnya terdapat khuluq
adalah ayat yang terdapat dalam Alquran surah al-Qalam ayat 4 sebagai berikut:
َو ِاَّنَك َلَعٰل ى ُخ ُلٍق َعِظ ْيٍم
Terjemahnya :
Sesungguhanya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang
agung.78
rnenjadi Rasul. Ini juga menjadi satu pujian yang paling tinggi yang tidak ada
fisik dan nalurinya sama dengan manusia biasa, tetapi dalam kepribadian dan
oleh Allah untuk menjadi pemandu dan teladan bagi umat manusia seluruhnya.79
diemban Nabi ini merupakan kedudukan yang paling tinggi Rasulullah dalam hal
ini bersabda:
ِإَمَّنا ِعْث ُألِّمَت َك اِر اَأل الِق
ُب ُت َم َم َم ْخ
Artinya:
Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.
(HR. Al-Baihaqi).80
Jika hadist di atas dicermati dengan baik, dapat dikatakan bahwa tujuan
hubungan antara akhlak dan pengutusan Nabi saw, setidaknya dapar dilihat pada
78
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahannya, h 230.
79
M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an ditinjau dari Aspek Kebebasan, Isyarat Ilmiah,
dan Pemberitaan Gaib (Cet. VI;Bandung: Mizan, 1998, h. 68.
80
Imam Ahmad bin Hanbal. Sunan Ahmad, Kitab Sisa Musnad Shahabat yang Banyak
Meriwayatkan Hadis, Bab Musnad Abu Hurairah r.a, No. 8595.
surah al-Anbiya' ayat 107 berikut ini:
ِم ِا
َو َم ٓا َاْر َس ْلٰن َك اَّل َر َمْحًة ِّلْلٰعَل َنْي
Terjemahnya :
Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat
bagi seluruh alam.
Tampak ada pertautan yang kuat antara hadist dan pesan ayat di atas
bahwasanya tidak akan ada rahmat bagi seluruh alam kecuali dengan akhlak.
Namun, muncul sebuah pertanyaan yaitu bukankah ibadah lebih utama dibanding
akhlak? Ibadah memang penting akan tetapi tujuan utama setiap ibadah seperti
shalat, sedekah, puasa, haji dan sebagainya adalah untuk memperbaiki akhlak.
Jika tidak, maka seluruh aktivitas ibadah yang ia lakukan hanyalah sebatas prima
perbuatan keji dan mungkar, rnaka shalatnya baru sebatas olah raga. Ia memang
mencegah dari kemungkaran (nahi mungkar). Keimanan kepada Allah swt akan
Hal ini berarti, akhlak yang baik adalah sifat individu muslim yang
beriman dan beramal shaleh serta melakukan perbuatan yang baik. Alquran ketika
berbicara tentang akhlak yang baik, bertujuan agar hal itu dapat dijadikan teladan
dan perilaku yang tertanam dalam diri individu muslim terutama bagi peserta
didik. Dan ketika ia berbicara tentang akhlak yang buruk, maka itu ditujukan agar
individu muslim rnenjauhkan dirinya dari akhlak itu, dan memberikan peringatan
kepada manusia agar tidak terperosok kedalam hal yang tidak baik.
terdapat keimanan dan rasa takwa kepada Allah swt, dan suatu generasi hanya
dapat dijamin kejayaannya jika di dalam jiwa mereka terpencar budi yang luhur. 82
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta
pemerintah sudah jelas bahwa perbaikan akhlakul karimah merupakan tujuan dari
82
Ali Abd Halim Mahmud, Fiqh al-Mas’uliyyah fi al-Islam, diterjemahkan oleh Abdul
Hayyie al-Kattani dengan judul Fikih Responsibilitas Tanggung Jawab Muslim dalam Islam (Cet.
1; Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 89.
83
Sutarjo Susilo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter, (Jakarta:Rajawali Press, 2012), h. 76.
diadakannya pendidikan agar terjadi perubahan sikap yang positif pada generasi
muda yang akan datang agar memiliki akhlaq atau tingkah laku yang lebih baik.
pelengkap ibadah. Melihat dari segi tujuan akhir setiap ibadah adalah pembinaan
Maka dari itu seseorang yang melaksanakan ibadah kepada Allah dengan
perbuatan yang positif karena dengan mengingat Allah, maka seseorang akan
akan berpikir panjang apakah sudah siap untuk menanggung akibat dari
perbuatannya tersebut. Ridho Allah Swt akan didapatkan bagi seseorang yang
senantiasa dapat menjaga perbuatannya dari segala sesuatu yang dilarang oleh
kelak.
Dengan kata lain, bahwa akhlak utama yang ditampilkan seseorang, manfaatnya
adalah untuk orang yang bersangkutan.84 Sebagaimana firman Allah swt didalam
QS an-Nahl/19:97.
84
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Dan Karakter Mulia (Jakarta: Rajawali Press, 2017),
H.147.
ًۚة ِي ِم ِم
َمْن َع َل َص اًحِلا ِّم ْن َذَك ٍر َاْو ُاْنٰثى َو ُه َو ُم ْؤ ٌن َفَلُنْح َيَّنهٗ َح ٰي وًة َطِّيَب َو َلَنْج ِز َيَّنُه ْم َاْج َر ُه ْم
ِبَاْح َس ِن َم ا َك اُنْو ا َيْع َم ُلْو َن
Terjemahnya :
Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan,
sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala
yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan.85
ahklak yang mulia, yang dalam hal ini jika kita beriman dan beramal saleh.
Mereka itu akan memperoleh kehidupan yang baik, mendapatkan rezeki yang
masuknya kedalam surga. Hal ini menggambarkan bahwa manfaat dari akhlak
mulia itu adalah keberuntungan hidup baik di dunia dan akhirat. Menurut
M.Qurais Shihab, Janji-janji Allah yang demikian itu pasti akan terjadi karena ia
alamiah, asalkan hal tersebut ditempuh dengan cara-cara yang tepat dan benar.
Ini hanya masih sebagian kecil daripada manfaat atau keberuntungan yang
dihasilkan sebagai akibat dari akhlak mulia yang dikerjakan. Tentunya masih
banyak lagi keberuntungan dari akhlak mulia itu yang tidak disebutkan disini,
namun, dengan menyebutkan itu saja, rasanya sudah cukup untuk mendukung
pertanyaan di atas, bahwa akhlak yang mulia itu akan membawa keberuntungan.
Ini hukum tuhan yang pasti terjadi yang sangat efektif dengan hukum tuhan yang
lainnya. Banyak bukti yang dapat dikemukakan dan dijumpai dalam kenyataan
sosial bahwa orang yang berakhlak mulia itu semakin beruntung. Orang yang baik
85
Al-Qur’an dan terjemah, (Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015), h.87.
278.
kepercyaan dan kesempatan datang silih berganti kepadanya. Kenyataan juga
dirinya menjadi miskin atau sengsara, tetapi malah berlimpah ruah hartanya.
Sebaliknya jika akhlak yang mulia itu telah sirna, dan berganti dengan
akhlak yang tercela, maka kehancuran pun akan segera datang menghadangnya.
Ini pasti, sudah terlalu banyak contoh dapat ditemukan, penyair Ahmad syauqi
Bey pernah mengatakan Ada sebuah hadist bahwa: Selama umat itu akhlaknya
baik ia akan tetap eksis dan jika akhlaknya sirna, maka bangga itu pun akan
binasa.
perbuatan atau tingkah laku yang baik. Proses penanaman nilai-nilai akhlakul
penanaman nilai-nilai akhlakul karimah pada anak dalam pandangan Islam adalah
sebagai berikut:
illallah kepada setiap anak yang baru bisa mengucapkan kata-kata sebanyak
tujuh kali, sehingga kalimat tauhid ini menjadi ucapan mereka yang pertama
kali dikenalnya.
b. Adab (5-6 tahun). Pada fase ini peserta didik diajarkan nilai-nilai akhlakul
karimah adab tentang: jujur, mengenal mana benar atau salah, mengenal yang
c. Tanggung jawab (7-8 tahun). Perintah agar anak di usia tujuh tahun untuk
d. Peduli (9-10 tahun). Pada fase ini anak diajarkan tentang nilai karakter yang
larangan.
bukanlah proses yang selesai dalam waktu singkat, tetapi berlangsung sepanjang
kehidupan. Ini adalah investasi jangka panjang dalam membentuk karakter dan
moral peserta didik sehingga mereka dapat menjadi individu yang beretika dan
bermoral.
pendidikan akhlak dari seorang guru kepada peserta didik dengan memilih satu
atau beberapa metode mengajar sesuai dengan topik pokok bahasan. penulis
berkesimpulan bahwa untuk mengajarkan akhlak pada peserta didik atau kepada
anak, seorang pendidik atau orang tua membutuhkan satu atau beberapa metode
yang bisa digunakan agar peserta didik memiliki watak atau berperilaku sesuai
86
Ibid, h.23.
dengan apa yang diajarkan atau diharapkan oleh semua pendidik, yaitu memiliki
sebagaimana dikutip oleh Heri Gunawan yang dapat dijadikan referensi dalam
efektif dan efisien, karena siswa pada umumnya cenderung meniru gurunya.
Metode ini sangat efektif untuk menanamkan nilai-nilai akhlak, disini guru
menjadi panutan utama bagi murid-muridnya dalam segala hal. Misalnya kasih
sayang, senyum ceria, lemah lembut dalam berbicara, disiplin beribadah, dan
tentunya bertingkah laku yang baik. Metode ini sangat efektif untuk diterapkan
dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah pada diri peserta didik karena
tanpa guru yang memberi contoh, tujuan pengajaran akan sulit tercapai.
b. Metode Hiwar atau Percakapan, adalah percakapan yang silih berganti antara
dua pihak atau lebih melalui tanya jawab mengenai satu topik, dan dengan
akhlakul karimah yang sangat penting, karena dalam kisah-kisah itu terdapat
d. Metode Amtsal atau Perumpanaan, cara penggunaan metode ini yaitu dengan
ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Metode pembiasaan berintikan
yang lembut yang diterima oleh hati dengan cara menjelaskan pahala atau
g. Metode Targhib dan Tarhib atau Janji atau Ancaman, Targhib adalah janji
Sedangkan Tarhib adalah ancaman karena dosa yang dilakukan. Metode ini
yang paling efektif dan efisien adalah metode keteladanan karena menurut penulis
Rasulullah Saw itu sendiri juga ketika mengajarkan sesuatu yang baik kepada para
terkesan “Is’al” menurut istilah orang Bugis yang artinya hanya memberikan
perintah saja tetapi ia tidak ikut melaksanakan perintah yang telah disampaikan
kepada orang lain. Selain itu, metode pembiasaan juga efektif untuk dilaksanakan
oleh peserta didik, karena dengan adanya pembiasaan positif sejak dini dapat
1) T: tunjukan teladan
87
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 88.
4) Z: zakiyah yaitu bersih dengan tanamkan hati yang tulus
atas, penulis menyimpulkan bahwa metode yang paling efektif adalah metode
keteladanan yaitu dimana guru menjadi contoh atau model bagi para peserta
didiknya.
Metode berasal dari Yunani yaitu metodhos yang dalam bahasa Inggris
ditulis metod yang berarti cara atau jalan. 89 Adapun metode pengajaran dari
Rasulullah diantaranya:
a. Pembiasaan
dan memperoleh bentuknya yang tetap apabila disertai dengan kepuasaan. Anak
yang sering mendengar orangtuanya menyuruhnya untuk shalat itu suatu saat akan
88
Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Presfektif Islam, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012) h.116.
89
Dja’far As-Shiddiq, Op.Cit. hlm. 128
90
Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm.
178- 184.
Sabda Rasullah Saw sehubungan dengan metode pembiasaan sebagai
berikut:
ُمُر وا َأْو اَل َدُك ْم ِبالَّصاَل ِة َو ُه ْم َأْبَناُء َس ْبِع ِس ِنَني َو اْض ِر ُبوُه ْم َعَلْيَه ا َو ُه ْم َأْبَن اُء َعْش ٍر َو َفِّرُقوا
َبْيَنُه ْم يِف اْلَم َض اِج ِع
Artinya:
Suruhlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka
berumur tujuh tahun dan pukullah mereka apabila meninggalkannya ketika
mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.
(H.R. Abu Daud).91
b. Keteladanan
berupa tingkah laku, sifat, cara berpikir dan sebagainya. Banyak ahli pendidikan
91
Ibnu Qayyim, Awn Al-Ma’bud Syarh, Sunnah Abi Daud Jilid II (Jakarta: Pustaka Setia,
1995), hlm. 103.
92
Hery Noer Ali, Op.Cit, hlm. 178.
93
Departemen Agama RI, Tim Penyelenggara Penterjemah Penafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an
dan Terjemahnya (Semarang: Asy-Syifa, 2000), hlm. 336.
94
Departemen Agama RI, Tim Penyelenggara Penterjemah Penafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an
dan Terjemahnya (Semarang: Asy-Syifa, 2000), hlm. 69.
Memberi nasehat merupakan salah satu metode yang penting dalam
pendidikan Islam. Dengan metode ini pendidik dapat menanamkan pengaruh yang
baik ke dalam jiwa peserta didik melalui pintunya yang tepat, bahkan dengan
menimbulkan rasa kecemburuan dan kedengkian dalam jiwa anak karena merasa
dirinya disisihkan. Perasaan itulah yang timbul pada diri saudara-saudara Nabi
Yusuf.
mereka agar menaati orangtua. Yakni dengan perlakuan adil dan tidak pilih
Beliau tidak pernah mencelanya, tidak pernah mempersoalkan apakah Ibnu Abbas
dalam diri anak. Dengan itu mengajarkan pula kepada orangtua agar menghindari
cara cacian terhadap anak dan kebiasaan suka membuka aib mereka di depan
umum. Sebuah atsar menyatakan anak itu bagaikan panah, sedangkan orangtua
adalah busurnya yakni, bila orangtua suka mencela dan mengabaikan diri
1. Insting (naluri)
Menurut James, insting ialah suatu sifat yang menyampaikan pada tujuan
dan cara berfikir.98 Insting merupakan kemampuan yang melekat sejak lahir dan
naluri insting manusia merupakan paket intern dengan kehidupan manusia yang
secara fitrah sudah ada tanpa perlu dipelajari lebih dahulu. Dengan potensi naluri
tersebut manusia dapat menghasilkan aneka corak perilaku yang sesuai dengan
corak instingnya.
97
Departemen Agama RI, Tim Penyelenggara Penterjemah Penafsir Al-Qur’an, Al-
Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: Asy-Syifa, 2000), hlm. 188.
98
Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak. (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm.13.
2. Adat atau Kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang
terhadapnya.
3. Wirotsah (keturunan)
(orang tua) kepada cabang (anak keturunan).99 Wirotsah juga dapat dikatakan
sebagai faktor pembawaan dari dalam diri yang berbentuk kecenderungan, bakat,
akal dan lain-lain. Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan dari sifat-sifat asasi
orang tua. Terkadang anak mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang
tuanya. Meskipun keturunan tidak berperan mutlak akan tetapi keturunan tersebut
4. Lingkungan
seperangkat nilai, etika, moral, dan perilaku yang membentuk karakter seseorang.
lingkungan tempat ia tinggal bersikap baik maka anak pun akan cenderung
bersikap baik. Sebaliknya jika lingkungannya buruk maka anak akan cenderung
bersikap buruk.
5. Al-Qiyam
99
H. Miswar, Akhlak Tasawuf, (Bandung, Citapustaka Media Perintis, 2013) hal. 25
Al Qiyam adalah adalah nilai-nilai islam yang telah dipelajari selama
dalam diri seseorang. Pedoman akhlak atau akhlak Islam adalah Al-Quran dan
akhlak mulia.
pembinaan jiwa harus didahulukan dari pada pembinaan fisik, karena dari jiwa
yang baik akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik, yang akan mempermudah
100
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf ,( Jakarta,: Raja Grafindo Persada, 2013) hal. 158