Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Metode Pembelajaran Kepanduan Hizbul Wathan di SD


& Prinsip Dasar Kepanduan Hizbul Wathan”

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hizbul Wathan
Dosen : Yoga Prayuda, S.Pd.

                                    

Disusun Oleh :

Nurohman 191223003
Yudha Mochamad Nazarudin 191223011
Cucu Setawati 191223035

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DANKOMUNIKASI
STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita semua. Rahmat beserta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh
pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW semoga kepada kita semua semoga mendapatkan
safaatnya di hari akhir nanti, aamiin. 

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Semoga makalah ini bermanfaat  dan berguna buat kita semua, aamiin.

Kuningan , 30 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN 
A. Metode Pembelajaran kepanduan hizbulwathan di SD .................................... 3
B. Prinsip Dasar Kepanduan Hizbul Wathan......................................................... 8
BAB III PENUTUP 
A.  Kesimpulan ..................................................................................................... 12
B.  Saran ............................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Persyarikatan Muhammadiyah merupakan Gerakan Islam dan Da’wah Amar
Ma’rufnahi Munkar, beraqidah Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As Sunnah,
bertujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Bergerak dalam segala bidang kehidupan,
antara lain bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial ekonomi. Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom memiliki tugas mengemban visi dan misi
Muhammadiyah dalam pendidikan anak, remaja, dan pemuda sehingga mereka menjadi
muslim yang sebenar-benarnya dan siap mejadi kader Persyarikatan Umat dan Bangsa.

Sebagai suatu Gerakan setiap anggota Hizbul Wathan berarti memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk ikut serta secara aktif mengamalkan dan menyebar-luaskan
maksud dan tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan. Hizbul Wathan sendiri memiliki
arti Pembela Tanah Air. Hal ini dimaksud agar setiap angoota memiliki jiwa dan
semangat nasionalisme yang tinggi, sehingga sanggup untuk membela dan
mempertahankan tanah air Indonesia dari segala hal yang dapat mengancam keutuhan
dan kedaulatan.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:

1. Bagaimana Metode Pembelajaran Kepanduan Hizbul Wathan di SD?


2. Apa Prinsip Dasar Kepanduan Hizbul Wathan?

C. Tujuan

Sedangkan tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu:

1
1. Untuk Mengetahui Metode Pembelajaran yang digunakan oleh Kepanduan Hizbul
Wathan di SD.
2. Untuk Mengetahui Prinsip Dasar Kepanduan Hizbul Wathan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Pembelajaran Kepanduan Hizbul Wathan di SD


Pada sekolah dasar yang berafiliasi dengan organisasi keagamaan masyarakat
Muhammadiyyah ada pendidikan Ekstrakurikuer Hizbul Wathan (HW). Gerakan
kepanduan ini mendukung Muhammadiyah sebagai “gerakan Islam dakwah amar makruf
nahi munkar dan tajdid, bersumber pada al quran dan sunnah yang didirikan oleh KH
Ahmad Dahlan pada 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan 18 November 1912 M di
Yogyakarta, berasas Islam.”(PP Muhammadiyah 2016).
Apabila pendidikan nasional mengenal Praja Muda Karana atau Pramuka, maka
HW adalah Gerakan Kepanduan dalam Muhammadiyah. Sistem pendidikan di luar
keluarga dan sekolah untuk anak, remaja dan pemuda itu dilakukan di alam terbuka
dengan metode yang menyenangkan dan menantang, dalam rangka membentuk warga
negara yang berguna dan mandiri (Kwartir Pusat HW 2007a:2). Gerakan HW sangat
berarti dalam pendidikan nasional Indonesia seperti Pramuka. Walaupun begitu, kegiatan
yang pertama ada kekhasan tersendiri dari pada gerakan kepanduan terakhir.
Zulfaturrohmawati (2017) telah menunjukkan kekhasan tersejbut.
Kepramukaan Hizbul Wathan di sekolah-sekolah Muhammadiyah memiliki status
ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh siswa. Hizbul Wathan mencoba menanamkan dan
membentuk moral yang ditemukan pada siswa Muhammadiyah sesuai dengan esensi
gerakan kepanduan Hizbul Wathan. Buya Hamka berkata: “Rumah yang lurus karena
persendian. Sendi yang runtuh karena mereka binasa. Sendi bangsa itu penuh kebajikan.
Bangsa yang runtuh runtuh.”
Perkembangan siswa selalu antusias dan antusias dalam berpartisipasi dalam
pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan yang bersifat nonformal terlihat
sangat berkembang, HW harus ada di sekolah Muhammadiyah karena dapat membantu
dalam kreativitas tersembunyi siswa dan dapat membentuk nilai-nilai karakter untuk
menjadi siswa dalam kehidupan seharihari mereka mengacu pada Pedoman Hidup Islami
Warga Muhammadiyah.

3
1. Kegiatan Hizbul Wathan (HW) di SD

Materi yang diajarkan atau yang diberikan oleh pelatih kepada peserta didik
dalam ekstrakurikuler HW di SD Muhammadiyah merujuk materi yang terdapat
dalam kurikulum HW yang diterbitkan oleh Kwartir Pusat HW, dengan
mempertimbangkan kesesuaian situasi dan kondisi SD Muhammadiyah. Berdasarkan
kurikulum Gerakan Kepanduan HW, materi yang disampaikan kepada Pandu Athfal
adalah sebagai berikut:

a) Salam Athfal,
b) Seruan Rumpun Pembukaan dan Penutupan,
c) Lagu Indonesia Raya,
d) Mars HW,
e) Kalimat Syahadat,
f) Rukun Iman dan Rukun Islam,
g) Doa sehari-hari,
h) Arti Muhammadiyah dan pendiri,
i) Undang-undang HW dan Athfal,
j) Cara berpakaian,
k) Simpul mati, Jangkar dan Pangkal,
l) Membaca Jam,
m) Budi pekerti,
n) Adzan iqamah dan sholat,
o) Membersihkan alat rumah tangga (piring, alumunium, dll),
p) Menabung,
q) Kebersihan diri dan lingkungan,
r) Arah mata angin,
s) Ortom Muhammadiyah,
t) Sholat berjamaah,
u) Hafalan Surat-surat Juz ‘Amma,
v) PPPK,
w) Hasta Karya,

4
x) Menyalakan api,
y) Mendirikan tenda,
z) Morse dan semapor,
aa) Materi lain sesuai dengan situasi dan kondisi
(Kwartir Pusat HW 2007b:13).

Materi yang ada dapat dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu :


Kepanduan, Ke-Islaman, Kemuhammadiyahan dan Kecakapan praktis.

1) Materi Kepanduan terdiri dari; Salam Athfal, Seruan Rumpun, Lagu Kebangsaan,
Mars HW, Janji Athfal, Undang-Undang Athfal, Janji dan Undang-undang HW,
Morse dan Semapor, Pendirian Tenda. Materi Undang-undang HW dominan
bidang akhlaq, baik akhlak terhadap diri sendiri, kepada orang tua. orang lain,
lingkungan, bangsa dan negara. Melalui materi Undang-undang HW diajarkan
kepada para Pandu agar tertanam sikap dalam dirnya amanah (dapat dipercaya),
cinta perdamaian, setia, taat aturan, menghormati pemimpin, sabar dan pemaaf,
hemat cermat, sayang terhadap semua makhluk, suci pikiran perkataan dan
perbuatan.
2) Materi Al-Islam bermuatan antara lain; Rukun Iman, Rukun Islam, Syahadat,
Adzan, Iqomah, Sholat, Sholat Berjamaah, Doa harian, Hafalan surat-surat
pendek (Juz ‘Amma). Dari ragam materi yang ditetapkan untuk disampaikan
pada tingkat Athfal nampak sangat kuat muatan Pendidikan Agama Islam.
memuat pendidikan agama Islam dalam bidang ibadah. Materi ini sangat penting
untuk dikuasai oleh peserta agar mereka memiliki pengetahuan yang benar
terhadap tatacara pelaksanaan ibadah dalam agama Islam dan terbiasa
mengamalkan praktik ibadah yang benar menurut ajaran Islam sejak dini.
3) Materi Kemuhammadiyahan menjadi penciri dari HW sebagai bagiandari
Muhammadiyah. Yang termasuk materi Kemuhammadiyahan berdasar materi
yang diberikan dalam Pandu Athfal antara lain; Arti Muhammadiyah, Pendiri
Muhammadiyah, ORTOM Muhammadiyah, lagu-lagu ORTOM Muhammadiyah
antara lain Mars ‘Aisyiyah, Mars Nasyiatul ‘Aisyiyah, Mars IPM. Materi
Kecakapan Praktis. Kecakapan praktis yang dimaksud dalam materi ini adalah

5
segala kecakapan atau keterampilan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
tertentu yang berkaitan langsung dengan aktivitas kehidupan sehari-hari.
4) Yang masuk materi kecakapan praktis antara lain; tali temali, membaca jam, arah
mata angin, kebersihan diri dan lingkungan, membersihkan alat-alat rumah
tangga, menabung, PPPK, menyalakan api, budi pekerti. Dengan menguasai
materi kecakapan praktis ini diharapkan para Pandu (peserta didik HW) dapat
mandiri dalam menyelesaikan keperluannya tidak tergantung terhadap orang lain.

Metode yang digunakan oleh para pelatih (pembina) dalam pelaksanaan


latihan HW di SD Muhammadiyah antara lain; metode ceramah metode diskusi,
metode kerja kelompok, dan metode demonstrasi. Selain metode tersebut kadang
juga dengan metode permainan atau game. Masingmasing metode digunakan sesuai
dengan materi yang diajarkan ketika latihan dan dalam rangka membangun suasana
yang menggembirakan dalam pelaksanaan latihan HW.

Metode ceramah digunakan untuk materi Kemuhammadiyahan, Syahadat,


Fiqih Puasa, Budi Pekerti. Metode diskusi dan kerja kelompok digunakan untuk
menyampaikan materi Budi Pekerti, Yel-Yel, membuat tandu, membersihkan
lingkungan dan lain-lain. Metode demonstrasi digunakan untuk materi sandi morse,
pendirian tenda, PPPK, adzan, iqamah, sholat, hafalan doa-doa, hafalan surat-surat
pendek (Juz ‘Amma).

2. Pembelajaran HW di SD
Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini disusun secara urut dan
dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan dalam rapat. Materi dalam
kegiatan hizbul wathan ini terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga
bisa dinilai bahwa materi ketarunaan sudah baik yang selaras dengan apa yang
dikatakan oleh Syafrudin dan Andriantoni (2016 : 102).
“Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan, sejalan dengan berbagai jenis

6
aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi aspek
materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
Dengan metode demonstrasi dan praktek langsung ini siswa bisa lebih aktif
dalam berpartisipasi dan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari
sebagaiman pendapat Boediono (2001) yang dinukil oleh Jumanta Hamdayama
(2015: 104)yang menyebutkan bahwa metode pengajaran praktek merupakan metode
yang siswa bisa lebih aktif dalam berpartisipasi dan lebih mudah menguasai apa yang
dipelajari.
Langkah langkah kegiatan hizbul wathan meliputi pendahuluan, inti dan
penutup. Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan tujuan untuk memfokuskan
perhatian dan membangkitkan semangat siswa, kegiatan inti merupakan pokok dari
kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan kegiatan
akhir merupakan kegiatan refleksi untuk mengetahui tingkat ketercapaian kegiatan
dan sekaligus merupakan penutup kegiatan.
Media yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diantaranya
adalah mikrofon, tali, bendera, tiang bendera, Penggunaan media pembelajaran yang
berfariatif dalam kegiatan ini sangat baik agar siswa lebih fokus dalam proses
pebelajaran dan lebih gairah serta menimbulkan persepsi yang sama sebagaimana
perkataan Rudi susilana & cepi riyana (2009:9) “bahwa secara umum media
mempunyai kegunaan: Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalis, menimbulkan
gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dan sumber belajar serta
menimbulkan resepsi yang sama.
Evaluasi kegiatan berbentuk penilaian kualitatif, hasil dari pengamatan
terhadap sikap, ketrampilan dan keaktifan siswa. Pembiasaan yang merupakan tindak
lanjut dari kegiatan hizbul wathan iniyang dilakukan oleh sekolah yang bertujuan
untuk pemantapan nilai yang telah ditanamkan dalam hizbul wathan ini. Kegiatan
pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah adalah upacara bendera setiap hari senin,
doa pagi dan sore, olah raga setiap pekan sekali, berkurban tiap tahun, shalat dhuha,
dzikir pagi dan petang, salaman bertemu guru, ramah terhadap teman, saling
menolong, meminjamkan alat tulis bagi yang tidak membawa.

7
Evaluasi pendidikan karakter gerakan kepanduan hizbul wathan. Evaluasi
hasil pendidikan hizbul wathan dilaksanakan dua tahap:
a) Tahap pertama adalah yang dilakukan oleh Pelatih setiap akhir semester,
b) Tahap kedua dilakukan oleh para guru kelas dan BP dengan mengadakan
pengamatan kepada siswa.

B. Prinsip Dasar Kepanduan Hizbul Wathan.


Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan memiliki tiga prinsip dasar dalam
penyelenggaraannya, yaitu pengamalan aqidah Islamiah; pembentukan dan
pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam; dan pengamalan Kode Kehormatan
Pandu. Prinsip dasar pertama dan kedua menunjukkan bahwa HW bergerak dalam
pembinaan generasi muda muslim yang berakhlak mulia berdasarkan ajaran Islam.
Sedangkan dalam hal pengamalan Kode Kehormatan Pandu, menurut ART HW Pasal
33 ayat (1) dan (2), Kode Kehormatan Pandu merupakan jiwa, semangat, dan
keterikatan sebagai Pandu, baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat,
yang terdiri atas Janji dan Undang-Undang HW. Kode kehormatan juga merupakan
landasan pembinaan anggota untuk mencapai maksud dan tujuan HW.

Janji Pandu diucapkan secara sukarela oleh calon anggota ketika dilantik
menjadi anggota dan merupakan komitmen awal untuk mengikatkan diri dalam
menetapi dan menepati janji tersebut. Sedangkan Undang-Undang Pandu merupakan
ketentuan moral untuk dijadikan kebiasaan diri dalam bersikap dan berperilaku
sebagai warga masyarakat yang berakhlaq mulia. Bagi Pandu Athfal, bunyi Kode
Kehormatan Pandu Athfal adalah sebagai berikut:

Janji Athfal:

Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh:

Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah.


Dua, selalu menurut Undang-Undang Athfal dan setiap hari berbuat kebajikan.

Undang-Undang Athfal:

Satu, Athfal itu selalu setia dan berbakti pada ayah dan bunda
Dua, Athfal itu selalu berani dan teguh hati.

8
Sedangkan Kode Kehormatan bagi Pandu Pengenal, Penghela, dan Penuntun adalah
sebagai berikut:

Janji Pandu HW

Mengingat harga perkataan saya, maka saya berjanji dengan sungguh-sungguh:

Satu, setia mengerjakan kewajiban saya terhadap Allah, Undang-Undang dan Tanah
Air.
Dua, menolong siapa saja semampu saya.
Tiga, setia menepati Undang-Undang Pandu HW.

Undang-Undang Pandu Hizbul Wathan

Undang-Undang Pandu HW:


Satu, Hizbul Wathan selamanya dapat dipercaya.
Dua, Hizbul Wathan setia dan teguh hati.
Tiga, Hizbul Wathan siap menolong dan wajib berjasa.
Empat, Hizbul Wathan cinta perdamaian dan persaudaraan.
Lima, Hizbul Wathan sopan santun dan perwira.
Enam, Hizbul Wathan menyayangi semua makhluk.
Tujuh, Hizbul Wathan siap melaksanakan perintah dengan ikhlas.
Delapan, Hizbul Wathan sabar dan bermuka manis.
Sembilan, Hizbul Wathan hemat dan cermat.
Sepuluh, Hizbul Wathan suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Melalui ketiga prinsip dasar HW di atas, optimalisasi Gerakan Kepanduan


HW dapat dilakukan guna mencapai maksud dan tujuannya. Optimalisasi itu
memiliki pijakan yang jelas, yaitu nilai-nilai ke-Islaman dan nilai-nilai kepanduan,
sehingga Kepanduan HW tidak melepaskan hakikatnya sebagai pandu muslim yang
berjuang menegakkan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

9
Lalu bagaimana strategi pembinaan karakter dalam Gerakan Kepanduan HW?
Saya mengutip pendapat Hidayatullah (2011) yang mengemukakan strategi
pembinaan karakter pada warga negara. Menurutnya strategi pembinaan karakter
dapat dilakukan melalui keteladanan, penanaman kedisiplinan, pembiasaan,
menciptakan suasana yang konduksif, dan integrasi dan internalisasi (Hidayatullah,
2011).

Demikian pentingnya keteladanan, sehingga Allah SWT menggunakan


pendekatan keteladanan dalam mendidik ummat-Nya dengan menurunkan nabi dan
rasul-Nya sebagai model yang harus dan layak dicontoh. Dalam konteks pembinaan
karakter pada diri pandu, siapa yang perlu memiliki teladan dalam pembinaan
karakter baik? Tentu saja para pembina memiliki andil besar dalam memberikan
teladan yang baik kepada para pandu. Selain itu, keteladanan mesti dimunculkan dari
pihak sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar. Sebab tanpa dukungan semua pihak
sulit rasanya membina karakter baik pada warga negara muda.

Memberi contoh atau teladan itu mudah, tetapi menjadi contoh atau teladan
itu tidaklah mudah, karena ia harus menunjukkan kesederhanaan, kedekatan, dan
pelayanan maksimal. Selain itu, menjadi teladan mesti memiliki kesiapan untuk
dinilai dan dievaluasi, memiliki integritas tinggi, dan memiliki kompetensi yang
sesuai dengan bidangnya.

Penanaman kedisiplinan pada para pandu dapat dilakukan melalui


peningkatan motivasi, pendidikan dan latihan, kepemimpinan, penegakan aturan (rule
enforcement), takut pada aturan bukan takut pada manusia, dan penerapan reward and
punishment. Upaya penanaman kedisiplinan dapat terus dilatih dan dibelajarkan
dalam setiap kegiatan pandu sehingga pandu terbiasa disiplin. Terkait dengan
pembiasaan, terdapat pernyataan yang menarik ”first, we make a habit, so our habit
make us”.

Suasana kondusif yang mendukung terbinanya karakter baik pada generasi


muda merupakan tugas dari semua pihak, mulai dari unsur sekolah (lembaga
pendidikan), orang tua, maupun lingkungan masyarakat sekitar. Oleh karena itu perlu
dibangun kerjasama antara sekolah (lembaga pendidikan) dengan orang tua dan
sekolah (lembaga pendidikan) dengan lingkungan masyarakat. Sehingga melalui
kerjasama tersebut tidak akan terjadi lempar tanggung jawab kewenangan untuk
melakukan pembinaan karakter, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun
masyarakat. Semua komponen merasa bertanggung jawab untuk melakukan
pembinaan karakter.

10
Terakhir, melalui strategi integrasi dan internalisasi, guru, orang tua,
pembina, atau masyarakat secara luas dapat menggunakan setiap kesempatan dan
pada saat mengajarkan suatu subjek dalam topik tertentu untuk memasukkan dengan
sengaja isi karakter yang relevan pada saat mengajarkan topik tertentu, misalnya
kasih sayang, kepedulian, kejujuran, nasionalisme, kebersamaan, dan sebagainya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode yang digunakan oleh para pelatih (pembina) dalam pelaksanaan latihan
HW di SD Muhammadiyah Serut antara lain; metode ceramah metode diskusi, metode
kerja kelompok, dan metode demonstrasi. Selain metode tersebut kadang juga dengan
metode permainan atau game. Masingmasing metode digunakan sesuai dengan materi
yang diajarkan ketika latihan dan dalam rangka membangun suasana yang
menggembirakan dalam pelaksanaan latihan HW.
Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan memiliki tiga prinsip dasar dalam
penyelenggaraannya, yaitu pengamalan aqidah Islamiah; pembentukan dan pembinaan
akhlak mulia menurut ajaran Islam; dan pengamalan Kode Kehormatan Pandu. Prinsip
dasar pertama dan kedua menunjukkan bahwa HW bergerak dalam pembinaan generasi
muda muslim yang berakhlak mulia berdasarkan ajaran Islam.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi yang membaca khusunya
bagi kami mahasiswa dan khalayak ramai umumnya. Dan semoga dapat menambah
wawasan bagi pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Musni. 2018. “Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Program Gerakan Kepanduan
Hizbul Wathan Pada Sekolah Dasar Muhammadiyah VI Palembang.” Conciencia 17(1):27–39.

Kwartir Pusat HW. 2007. Kurikulum Gerakan Kepanduan HW. Yogyakarta:


Suara Muhammadiyah.

https://core.ac.uk/download/pdf/11820636.pdf halaman 92-95

13

Anda mungkin juga menyukai