Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP PENJADWALAN PROSES SISTEM OPERASI

Disusun untuk memenuhi tugas “Sistem Operasi”

Dosen Pengampu :

Putri Mentari Endraswari,M.Kom

Di susun oleh :

Kelompok 6

1. Aldi Setiawan (2120190403)


2. Ainun Mubarokah (2120190416)
3. Ike Nor Nofitasari (2120190391)
4. Moch. Asrori Hamdan (2120190411)
5. Ferry Syarif Fuddin (2120190398)
6. Ya Kukuh Wisnu Syafi’i (2120190405)
7. Miftachul Huda (2120190389)

UNU SUNAN GIRI BOJONEGORO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PRODI TEKNIK INFORMATIKA TAHUN 2021/2022


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KONSEP
PENJADWALAN PROSES SISTEM OPERASI” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Putri Mentari Endraswari,M.Kom pada mata kuliah Sistem Operasi.Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kami mengenai penjadwalan
dalam proses sisem operasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Putri Mentari Endraswari,M.Kom


selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Operasi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami sesuai dengan bidang studi
yang sedang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Kmi
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bojonegoro,21 Oktober 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................3
1.3 Tujuan.....................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Sistem Operasi......................................................................................4
2.2 Algoritma Penjadwalan.......................................................................................... 5
2.3 Penjadwalan dalam Sistem Operasi........................................................................9
BAB III................................................................................................................................ 4
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................14
Daftar Pustaka....................................................................................................................15

2
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Penjadwalan merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di sistem


operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer.Proses
adalah keadaan ketika sebuah program sedang di eksekusi. Saat komputer berjalan,
terdapat banyak proses yang berjalan secara bersamaan. Sebuah proses dibuat melalui
system call create-process yang membentuk proses turunan ( child process) yang
dilakukan oleh proses induk ( parent process). Proses turunan tersebut juga mampu
membuat proses baru sehingga semua proses ini pada akhirnya membentuk pohon proses.

1.2 Rumusan Masalah

1. mendeskripsikan pengertian penjadwalan proses sistem operasi


2. mendeskripsikan konsep dari penjadwalan sistem operasi
3. mengetahui berbagai algoritma pada penjadwalan sistem operasi

1.3 Tujuan

1. dapat memahami pengertian dari penjadwalan proses sistem operasi


2. dapat memahami tipe tipe penjadwalan dalam sistem operasi
3. dapat menjelaskan konsep dasar penjadwalan sistem operasi

3
BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian Sistem Operasi

Sistem Operasi (Operating System) merupakan sebuah perangkat lunak yang


diprogram sebagai penghubung antara pengguna (user) komputer dengan perangkat keras
komputer. Sistem operasi merupakan pengelola seluruh sumber daya yang terdapat pada
sistem komputer dan menyediakan sekumpulan layanan (system calls) untuk pengguna
sehingga memudahkan, menyamankan penggunaan, dan dapat memanfaatan sumber daya
sistem komputer dengan optimal.

Istilah-istilah yang berkaitan dengan proses Sistem

a) Operasi Multiprocessing adalah manajemen banyak proses di komputer


multiprocessor (banyak proses di dalamnya).
b) Multiprogramming (multitasking) adalah manajemen proses dengan masing-
masing pemroses melakukan pengolahan secara independen.
c) Distributed processing adalah manajemen banyak proses yang di eksekusi di
banyak komputer yang tersebar (terdistribusi) di satu jaringan.

Dalam Sistem Operasi (Operating System) tentunya banyak sekali proses yang
harus dieksekusi. Maka muncul permasalahan untuk memutuskan proses mana yang
akan dilaksanakan dalam suatu sistem. untuk itu diperlukan kebijaksanaan dan
mekanisme di sistem operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem
komputer.
Untuk menyikapi hal tersebut maka dirumuskanlah sebuah Algoritma
penjadwalan yang berfungsi sebagai penentu proses manakah yang akan di eksekusi
terlebih dahulu oleh CPU.
Proses yang belum mendapat jatah alokasi dari CPU, akan mengantri di ready
queue. Kemudian dilakukan proses eksekusi. Algoritma penjadwalan tersebut pun ada
beberapa cara, tergantung kebutuhan kita untuk menggunakan cara yang mana.

4
2.2 Algoritma Penjadwalan
Berikut beberapa Algoritma Penjadwalan, antara lain:
1. Round Robin.
Yaitu salah satu Algoritma penjadwalan yang menggilir proses secara berurutan.
Dalam algoritma ini setiap proses akan mendapatkan waktu dari CPU yang kita kita sebut
dengan time quantum. Time quantum adalah suatu satuan waktu.
Time quantum inilah yang menentukan proses mana yang akan dikerjakan
terlebih dahulu oleh CPU dan kemudian proses mana yang akan dilakukan berikutnya.
Biasanya suatu proses mendapat jatah time quantum yang sama dari CPU yakni 1-100
milidetik atau (1/n).
Jika proses yang sedang dieksekusi selesai dalam waktu kurang dari 1 time
quantum, tidak ada masalah. Tetapi jika proses berjalan melebihi 1 time quantum, maka
proses tersebut akan dihentikan,lalu digantikan oleh proses yang berikutnya. Proses yang
dihentikan tersebut akan diletakkan di queue di urutan paling belakang.
Permasalahan utama pada Round Robin adalah menentukan besarnya time
quantum. Jika time quantum yang ditentukan terlalu kecil, maka sebagian besar proses
tidak akan selesai dalam 1 time quantum. Hal ini tidak baik karena akan terjadi banyak
switch, padahal CPU memerlukan waktu untuk beralih dari suatu proses ke proses lain
(disebut dengan context switches time).Sebaliknya, jika time quantum terlalu besar,
Algoritma Round Robin akan berjalan seperti algoritma First Come First Served.
Time quantum yang ideal adalah jika 80% dari total proses memiliki CPU burst
time yang lebih kecil dari 1 time quantum.

2. FCFS (First Come First Served).


Algoritma ini merupakan algoritma penjadwalan yang paling sederhana yang
digunakan CPU. Dengan menggunakan algoritma ini setiap proses yang berada pada
status ready dimasukkan kedalam FIFO queue atau antrian dengan prinsip first in first out,
sesuai dengan waktu kedatangannya. Proses yang tiba terlebih dahulu yang akan
dieksekusi.
Ketika CPU tidak mengerjakan sesuatu atau dalam posisi 0 datang sebuah proses
yang dinamakan P1 yang membutuhkan waktu penyelesaian yang berjumlah 8. Karena

5
FCFS ini melakukan proses menurut kapan proses itu datang atau yang bisa kita katakan
sebagai proses antrian, maka proses selanjutnya akan di kerjakan setelah proses yang
berada di depannya selesai untuk di kerjakan. Tadi proses P1 selesai di kerjakan di 8,
sementara itu ada P2,P3,dan P4 yang sedang menunggu untuk di kerjakan selanjutnya.
Ketika P1 selesai dikerjakan di 8, maka akan di lanjutkan dengan pengerjaan P2
yang memiliki waktu pengerjaan sebesar 7, sehingga proses P2 akan selesai di kerjakan
pada posisi 15. P1 dan P2 sudah selesai pengerjaannya, tinggal menunggu pengerjaan
daripada P3 dan P4. Dan begitupun selanjutnya sampai P4 selesai untuk di proses.
Algoritma FCFS dalam prosesnya tidak mengizinkan sebuah penyelaan dari segi
apapun, dengan kata lain Algoritma FCFS ini bersifat non-preempetive atau tidak dapat
dilakukan interrupt oleh proses lain, walaupun proses yang menunggu memiliki prioritas
yang lebih tinggi.
Kelemahan dari algoritma ini:
 Waiting time rata-ratanya cukup lama
 Terjadinya convoy effect, yaitu proses-proses menunggu lama untuk menunggu 1
proses besar yang sedang dieksekusi oleh CPU

3. Priority Scheduling
Priority Scheduling merupakan algoritma penjadwalan yang mendahulukan
proses yang memiliki prioritas tertinggi. Setiap proses memiliki prioritasnya masing-
masing.
Prioritas tersebut dapat ditentukan melalui beberapa karakteristik antara lain:
- Time limit
- Memory requirement
- Akses file
- Perbandingan antara I/O Burst dengan CPU Burst
- Tingkat kepentingan proses
Priority scheduling juga dapat dijalankan secara preemptive maupun
nonpreemptive.
Pada preemptive, jika ada suatu proses yang baru datang memiliki prioritas yang
lebih tinggi daripada proses yang sedang dijalankan, maka proses yang sedang berjalan

6
tersebut dihentikan, lalu CPU dialihkan untuk proses yang baru datang tersebut.
Sementara itu, pada non-preemptive, proses yang baru datang tidak dapat menganggu
proses yang sedang berjalan, tetapi hanya diletakkan di dalam queue.
Kelemahan pada priority scheduling adalah dapat terjadinya indefinite blocking
(starvation). Yaitu proses dengan prioritas rendah berkemungkinan untuk tidak
dieksekusi jika terdapat proses lain yang memiliki prioritas lebih tinggi darinya. Solusi
dari permasalahan ini adalah aging, yaitu meningkatkan prioritas dari setiap proses yang
menunggu dalam queue secara bertahap.

4. Shortest-Job-First-Scheduling (SJF)
Algoritma Shortest Job First Scheduling (SJF) ini memungkinkan setiap proses
yang memiliki burst time (waktu pengerjaan) terkecil yang akan dikerjakan terlebih
dahulu. Hal ini mengakibatkan waiting time yang pendek untuk setiap proses dan
otomatis waiting time rata-ratanya juga menjadi pendek pula, sehingga dapat dikatakan
bahwa algoritma ini adalah algoritma yang optimal.
Algoritma Shortest Job First Scheduling (SJF) ini memiliki 2 jenis, yaitu :
a. Shortest Job First Scheduling Non-preemptive
CPU tidak memperbolehkan proses yang ada di ready queue untuk menggeser
proses yang sedang dieksekusi oleh CPU meskipun proses yang baru tersebut mempunyai
burst time yang lebih kecil.
b. Shortest Job First Scheduling Preemptive
Jika ada proses yang sedang dieksekusi oleh CPU dan terdapat proses di ready
queue dengan burst time yang lebih kecil daripada proses yang sedang dieksekusi
tersebut, maka proses yang sedang dieksekusi oleh CPU akan digantikan oleh proses
yang berada di ready queue tersebut. Preemptive SJF sering disebut juga Shortest-
Remaining-Time-First scheduling.
Walaupun algoritma ini dapat disebut algoritma yang cukup optimal, algoritma ini masih
memiliki beberapa kekurangan yaitu:
- Susahnya untuk memprediksi burst time proses yang akan dieksekusi selanjutnya

7
- Proses yang mempunyai burst time yang besar akan memiliki waiting time yang besar
pula karena yang dieksekusi terlebih dahulu adalah proses dengan burst time yang lebih
kecil
5. Multilevel Queue
Ide dasar dari algoritma ini berdasarkan pada sistem prioritas proses. Prinsipnya,
jika setiap proses dapat dikelompokkan berdasarkan prioritasnya,hal ini dapat dilihat
bahwa seolah-olah algoritma dengan prioritas yang dasar membentuk suatu
queueberdasarkan prioritas proses, dimana setiap queue akan berjalan dengan algoritma
FCFS dan dapat diketahui bahwa algoritma FCFS memiliki banyak kelemahan, dan oleh
karena itu maka dalam prakteknya, algoritma multilevel queue memungkinkan adanya
penerapan algoritma internal dalam masing-masing sub-antriannya untuk meningkatkan
kinerjanya, dimana setiap sub-antrian bisa memiliki algoritma internal yang berbeda.
Berawal dari priority scheduling, algoritma ini pun memiliki kelemahan yang
sama dengan priority scheduling, yaitu sangat mungkin bahwa suatu proses pada queue
dengan prioritas rendah bisa saja tidak mendapat jatah CPU.
Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu caranya adalah dengan memodifikasi
algoritma ini dengan adanya jatah waktu maksimal untuk tiap antrian, sehingga jika suatu
antrian memakan terlalu banyak waktu, maka prosesnya akan dihentikan dan digantikan
oleh antrian dibawahnya, dan tentu saja batas waktu untuk tiap antrian bisa saja sangat
berbeda tergantung pada prioritas masing-masing antrian.

6. Multilevel Feedback Queue.


Algoritma ini mirip sekali dengan algoritma multilevel queue. Perbedaannya ialah
algoritma ini mengizinkan proses untuk pindah antrian. Jika suatu proses menyita CPU
terlalu lama, maka proses itu akan dipindahkan ke antrian yang lebih rendah. Hal ini
menguntungkan proses interaksi karena proses ini hanya memakai waktu CPU yang
sedikit.
Demikian pula dengan proses yang menunggu terlalu lama. Proses ini akan
dinaikkan tingkatannya. Biasanya prioritas tertinggi diberikan kepada proses dengan
CPUburst terkecil, dengan begitu CPU akan terutilisasi penuh dan perangkat I/O dapat
terus sibuk. Semakin rendah tingkatannya, panjang CPU burst proses juga semakin besar.

8
Algoritma ini sangat bergantung pada besar kecilnya quantum masing-masing
proses. Semua proses yang baru datang akan diletakkan pada queue 0 (quantum = 8 ms).
Jika suatu proses tidak dapat diselesaikan dalam 8 ms, maka proses tersebut akan
dihentikan dan dipindahkan ke queue 1 (quantum = 16 ms). Queue 1 hanya akan
dikerjakan jika tidak ada lagi proses di queue 0, dan jika suatu proses di queue 1 tidak
selesai dalam 16 ms, maka proses tersebut akan dipindahkan ke queue 2 4. Queue 2 akan
dikerjakan bila queue 0 dan 1 kosong, dan akan berjalan dengan algoritma FCFS.

2.3 Penjadwalan dalam Sistem Operasi

Penjadwalan merupakan dasar dari sistem operasi (OS) dalam multiprogramming


computer karena dengan mengatur aliran dari proses-proses yang ada pada sebuah antrian
sistem operasi akan membuat sistem komputer menjadi lebih produktif dan efisien.
Sasaran multiprogramming adalah mempunyai proses yang tereksekusi di setiap waktu
sehingga utilisasidari pemroses menjadi lebih baik. Untuk sistem komputer dengan
pemroses tunggal (single processor), tidak pernah lebih dari satu proses yang berjalan.

Di dalam sebuah sistem komputer, jika terdapat beberapa proses,maka satu proses
akan berjalan dan proses lain akan menunggu sampai proses sebelumnya selesai
dieksekusi.Ide multiprogramming sebenarnya sederhana karena satu proses dieksekusi
sampai selesai tanpa menunggu, biasanya terjadi dalam operasi I/O.Pada
multiprogramming, dalam suatu waktu tertentu beberapa proses akan disimpan dimemori.
Ketika proses tertentu harus menunggu dalam antrian, setiap kali satu proses harus
menunggu, proses lain akan mengambil alih penggunaan pemroses. Dalam hal ini,sistem
operasi mengambil pemroses darinya dan memberikan pemroses ke proses lain. Pola ini
dilakukan secara terus-menerus.

Kita mengenal istilah multiprograming, yang bertujuan untuk memaksimalkan


penggunaan CPU dengan cara mengatur alokasi waktu yang digunakan oleh CPU,
sehingga proses berjalan sepanjang waktu dan memperkecil waktu idle. Akibatnya sistem
operasi dapat membuat komputer lebih produktif. Oleh karena itu perlu adanya
penjadwalan proses-proses yang ada pada sistem.

9
Tujuan penjadwalan yaitu :

1. Menjamin tiap proses mendapat pelayanan dari pemroses yang adil.


2. Menjaga agar pemroses tetap dalam keadaan sibuk sehingga efisiensi mencapai
maksimum. Pengertian sibuk adalah pemroses tidak menganggur, termasuk waktu
yang dihabiskan untuk mengeksekusi program pemakai dan sistem operasi.
3. Meminimalkan waktu tanggap.
4. Meminimalkan turn arround time.
5. Memaksimalkan jumlah job yang diproses persatu interval waktu. Lebih besar
angka throughput, maka akan lebih banyak kerja yang dilakukan sistem

a. Penjadwalan CPU

Penjadwalan CPU adalah suatu proses pengaturan atau penjadwalan proses-proses


yang ada di dalam komputer. Dimana proses-proses tersebut berjalan dalam pola yang
disebut Siklus Burst. Penjadwalan sangat penting dalam menentukan performance sebuah
komputer karena mengatur alokasi resource dari CPU untuk menjalankan proses-proses
di dalam komputer. Penjadwalan CPU merupakan suatu konsep dasar
darimultiprograming, karena dengan adanya penjadwalan dari CPU itu sendiri maka
proses-proses tersebut akan mendapatkan alokasi resource dari CPU.

b. Kriteria Penjadwalan

Algoritma penjadwalan CPU yang berbeda akan memiliki perbedaan


properti,sehingg untuk memiliki algoritma ini harus di pertimbangkan duluh properti-
properti algoritma tersebut.

1. CPU utilization: Diharapkan agar CPU selalu dalam keadaan sibuk.

2. Throughput: Throughput adalah banyaknya proses yang selesai di kerjakan dalam


satu satuan waktu.

3. Turnaround time: Banyaknya waktu yang di perlukan untuk mengeskusi proses,dari


mulai menunggu untuk memerintah tempat di memori utama,menunggu di ready

10
queue,eksekusi oleh CPU,dan mengerjakan I/O samapi semua proses-proses tersebut
diselesaikan.

4. Waiting time: Waktu yang di perlukan oleh suatu proses untuk menunggu di ready
queue.

5. Response time: Waktu yang di butuhkan oleh suatu proses dari minta di layani
hingga ada respont pertama yang menanggapi permintaan tersebut.

6. Fairness: Suatu algoritma harus memperhatikan pengawasan nilai prioritas dari suatu
proses (menghindari terjadinya starvation CPU time).

7. Efisiensi: Rendahnya overhead dalam context switching, penghitungan prioritas dan


sebagainya menentukan apakah suatu algoritma efisien atau tidak.

Sedangkan secara garis besar penjadwalan CPU dibagi menjadi 2, yaitu


Penjadwalan Preemptive dan Penjadwalan Non Preemptive.

 Penjadwalan preemptive

adalah salah satu yang dapat dilakukan dalam keadaan ketika suatu proses beralih
dari menjalankan status ke status siap atau dari status menunggu ke status siap . Di
sini, sumber daya (siklus CPU) dialokasikan ke proses untuk jumlah waktu terbatas dan
kemudian dihapus, dan proses tersebut ditempatkan kembali dalam antrian siap lagi jika
masih ada sisa waktu burst CPU. Proses tetap dalam antrian siap sampai mendapat
kesempatan berikutnya untuk dieksekusi.

Jika proses dengan prioritas tinggi tiba di antrian siap, ia tidak harus menunggu
proses saat ini untuk menyelesaikan waktu burst-nya. Sebagai gantinya, proses saat ini
terputus di tengah pelaksanaan dan ditempatkan dalam antrian siap sampai proses dengan
prioritas tinggi memanfaatkan siklus CPU. Dengan cara ini, setiap proses dalam antrian
siap mendapatkan waktu untuk menjalankan CPU. Itu membuat penjadwalan preemptive
fleksibel tetapi, meningkatkan overhead beralih proses dari menjalankan negara ke status
siap dan ayat.

 Penjadwalan Non-preemptive

11
adalah penjadwalan yang dapat diterapkan dalam keadaan ketika suatu
proses berakhir, atau suatu proses beralih dari berjalan ke keadaan menunggu . Dalam
Penjadwalan Non-Preemptive, setelah sumber daya (CPU) dialokasikan untuk suatu
proses, proses memegang CPU sampai dihentikan atau mencapai keadaan menunggu.

Tidak seperti penjadwalan preemptive, penjadwalan non-preemptive tidak


mengganggu proses yang menjalankan CPU di tengah eksekusi. Sebagai gantinya, ia
menunggu proses untuk menyelesaikan waktu burst CPU-nya dan kemudian dapat
mengalokasikan CPU ke proses lain.

Dalam penjadwalan Non-preemptive, jika suatu proses dengan waktu burst CPU
yang lama dieksekusi maka proses yang lain harus menunggu untuk waktu yang lama
yang meningkatkan waktu tunggu rata-rata dari proses dalam antrian siap. Namun,
penjadwalan non-preemptive tidak memiliki overhead untuk mengalihkan proses dari
antrian siap ke CPU tetapi itu membuat penjadwalan menjadi kaku karena proses dalam
eksekusi bahkan tidak diperuntukkan untuk proses dengan prioritas lebih tinggi.

Perbedaan antara Penjadwalan Preemptif dan Non-Preemptif

1. Perbedaan mendasar antara penjadwalan preemptive dan non-preemptive adalah


bahwa dalam penjadwalan preemptive CPU dialokasikan ke proses untuk waktu
yang terbatas . Sementara dalam penjadwalan Non-preemptive, CPU
dialokasikan untuk proses sampai ia berakhir atau beralih ke status menunggu .
2. Proses eksekusi dalam penjadwalan preemptif terputus di tengah eksekusi
sedangkan proses eksekusi dalam penjadwalan non-preemptif tidak terputus di
tengah eksekusi.
3. Penjadwalan Preemptive memiliki overhead untuk mengalihkan proses dari
status siap ke status sedang, vis-ayat, dan mempertahankan antrian siap. Di sisi
lain, penjadwalan non-preemptive tidak memiliki overhead untuk mengalihkan
proses dari menjalankan status ke status siap.
4. Dalam penjadwalan preemptive, jika suatu proses dengan prioritas tinggi sering
tiba dalam antrian siap maka proses dengan prioritas rendah harus menunggu
lama, dan mungkin harus kelaparan. Di sisi lain, dalam penjadwalan non-

12
preemptive, jika CPU dialokasikan untuk proses dengan waktu burst lebih besar
maka proses dengan waktu burst kecil mungkin harus kelaparan.
5. Penjadwalan preemptive cukup fleksibel karena proses kritis diperbolehkan untuk
mengakses CPU ketika mereka tiba di antrian siap, tidak peduli proses apa yang
sedang dieksekusi saat ini. Penjadwalan non-preemptive adalah kaku karena
bahkan jika proses kritis memasuki antrian siap proses yang menjalankan CPU
tidak terganggu.
6. Penjadwalan Preemptive adalah asosiatif biaya karena harus menjaga integritas
data bersama yang tidak demikian halnya dengan Penjadwalan Non-preemptive.

13
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Penjadwalan merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di sistem


operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer.
Sasaran atau tujuan utama penjadwalan proses optimasi kinerja menurut kriteria
tertentu. dimana kriteria untuk mengukur dan optimasi kerja penjadwalan antara lain :

 Agar semua pekerjaan memperoleh pelayanan yang adil (firness).

 Agar pemakaian prosesor dapat dimaksimumkan.

 Agar waktu tanggap dapat diminimumkan.

 Agar pemakaian sumber daya seimbang.

 Turn arround time, waktu sejak program masuk ke system sampai proses selesai.

 Efesien, proses tetap dalam keadaan sibuk tidak menganggur.

 Agar terobosan (thoughput) dapat dimaksimumkan.

14
Daftar Pustaka

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=xrKACwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&
dq=konsep+penjadwalan+proses+sistem+operasi&ots=x0TcFhe9fr&sig=x_hSCZcumbz-
JUj4czsq0I10n0Y&redir_esc=y#v=onepage&q=konsep%20penjadwalan%20proses%20s
istem%20operasi&f=false

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JST/article/view/9061/6364

https://www.tutorialspoint.com/operating_system/os_process_scheduling_algorithms.htm
http://www.studytonight.com/operating-system/cpu-scheduling
http://cs.stackexchange.com/questions/35723/can-shortest-job-first-scheduling-be-
subject-to-convoy-effect
http://ahmadpujianto100.blogspot.com/2018/04/makalah-penjadwalan-proses-pada-
sistem.html?m=1

http://sistemoperasi32.blogspot.com/2015/04/konsepdasar-penjadwalan-proses.html

https://aristysaputri3.wordpress.com/sistem-operasi/penjadwalan-proses/

https://www.google.com/amp/s/djamalstiki.wordpress.com/2015/04/06.konsep-
penjadwalan-dan-operasi-proses-sistem-operasi/amp/

https://www.google.com/amp/s/creamyapples.wordpress.com/2014.05/09/sistem-operasi-
konsep-proses-konsep-penjadwalan/amp/

15

Anda mungkin juga menyukai