Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENJADWALAN PROSES

Diajukan sebagai

Tugas Mata Kuliah Sistem Operasi Komputer

Dosen Pembimbing :

Ir. Sudirman, M.Kom

Disusun Oleh :

Catur Eriyanto

NIM 191571045

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA

TEKNIK ELEKTRO

2019/2020
Daftar Isi

Daftar Isi...................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR………………………......…………………………………………...2

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................................3

BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................................4 - 9

A. Kriteria Penjadwalan.....................................................................................................4
B. Algoritma Penjadwalan............................................................................................5 - 9

BAB III. PENUTUP...............................................................................................................10

A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….11

1
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahNya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana
mestinya.

Makalah dengan judul “Penjadwalan Proses” merupakan tugas yang diberikan oleh
Dosen mata kuliah Sistem Operasi Komputer.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan dengan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu saya dalam
pembuatan serat penyusunan makalah ini.

Terlebih lagi, saya sadar bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tutur kata dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan
adanya kritik serta saran dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah - makalah
ini serta yang akan saya buat di masa mendatang.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah yang sudah saya susun ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Operasi modern umumnya merupakan sistem multitasking. Sedangkan


penjadwalan merupakan konsep utama dalam multitasking, sistem operasi multi
prosesor dan sistem operasi real-time. Oleh sebab itu penjadwalan merupakan bagian
yang sangat menarik dalam kuliah ini karena penjadwalan menjadi bagian yang
sangat penting dalam perancangan Sistem Operasi untuk membuat setiap proses dapat
berjalan dengan performa maksimal dan waktu yang dibutuhkan juga menjadi
semakin cepat.

Di samping itu konsep-konsep penjadwalan ini akan terus berkembang sesuai


dengan perkembangan prosesor yang saat ini sudah sangat pesat, terbukti dengan
sudah diproduksinya Quadcore dengan fitur Hyperthreading.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Ada berapa macam kriteria penjadwalan ?
2. Apa saja algoritma penjadwalan ?

C. Tujuan

Setelah mempelajari materi dalam bab ini, pembaca diharapkan mampu :


1. Dapat mengetahui macam-macam kriteria penjadwalan.
2. Dapat mengetahui beberapa algoritma penjadwalan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kriteria Penjadwalan

Suatu algoritma penjadwalan CPU yang berbeda dapat mempunyai nilai yang berbeda
untuk sistem yang berbeda. Banyak kriteria yang bisa dipakai untuk menilai algoritma
penjadwalan CPU.

Kriteria yang digunakan dalam menilai adalah:

1. CPU Utilization. Kita ingin menjaga CPU sesibuk mungkin. CPU utilization
akan mempunyai range dari 0 sampai 100 persen. Di sistem yang sebenarnya ia
mempunyai range dari 40 sampai 100 persen.
2. Throughput. Salah satu ukuran kerja adalah banyaknya proses yang diselesaikan
per satuan waktu. Jika kita mempunyai beberapa proses yang sama dan memiliki
beberapa algoritma penjadwalan yang berbeda, throughput bisa menjadi salah satu
kriteria penilaian, dimana algoritma yang menyelesaikan proses terbanyak mungkin
yang terbaik.
3. Turnaround Time. Dari sudut pandang proses tertentu, kriteria yang penting
adalah berapa lama untuk mengeksekusi proses tersebut. Memang, lama
pengeksekusian sebuah proses sangat tergantung dari hardware yang dipakai, namun
kontribusi algoritma penjadwalan tetap ada dalam lama waktu yang dipakai untuk
menyelesaikan sebuah proses. Misal kita memiliki sistem komputer yang identik dan
proses-proses yang identik pula, namun kita memakai algoritma yang berbeda,
algoritma yang mampu menyelesaikan proses yang sama dengan waktu yang lebih
singkat mungkin lebih baik dari algoritma yang lain. Interval waktu yang diijinkan
dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proses disebut
turnaround time. Turnaround time adalah jumlah periode untuk menunggu untuk
dapat ke memori, menunggu di ready queue, eksekusi CPU, dan melakukan operasi
I/O.
4. Waiting Time. Algoritma penjadwalan CPU tidak mempengaruhi waktu untuk
melaksanakan proses tersebut atau I/O, itu hanya mempengaruhi jumlah waktu yang
dibutuhkan proses di antrian ready. Waiting time adalah jumlah waktu yang
dibutuhkan proses di antrian ready.
5. Response Time. Di sistem yang interaktif, turnaround time mungkin bukan waktu
yang terbaik untuk kriteria. Sering sebuah proses dapat memproduksi output di awal,
dan dapat meneruskan hasil yang baru sementara hasil yang sebelumnya telah
diberikan ke pengguna. Ukuran lain adalah waktu dari pengiriman permintaan
sampai respon yang pertama diberikan. Ini disebut response time, yaitu waktu untuk
memulai memberikan respon, tetapi bukan waktu yang dipakai output untuk respon

4
tersebut.

6. Fairness. Suatu algoritma harus memperhatikan pengawasan nilai prioritas dari


suatu proses (menghindari terjadinya starvation CPU time).

7. Efisiensi. Rendahnya overhead dalam context switching, penghitungan prioritas


dan sebagainya menentukan apakah suatu algoritma efisien atau tidak. Sebaiknya
ketika kita akan membuat algoritma penjadwalan yang dilakukan adalah
memaksimalkan CPU utilization dan throughput, dan meminimalkan turnaround
time, waiting time, dan response time

B. Algoritma Penjadwalan
Penjadwalan berkaitan dengan permasalahan memutuskan proses mana yang akan
dilaksanakan dalam suatu sistem.Proses yang belum mendapat jatah alokasi dari CPU
akan mengantri di ready queue. Berfungsi untuk menentukan proses manakah yang ada
di ready queue (antri) yang akan di eksekusi oleh CPU.

Terdapat banyak algoritma penjadwalan ,baik nonpreemptive maupun preemptive.

Algoritma-algoritma yang menerapkan strategi nonpreemptive :

1. FIFO (First In First Out)


FIFO adalah akronim untuk First In, First Out (Pertama Masuk, Pertama Keluar),
sebuah abstraksi yang berhubungan dengan cara mengatur dan memanipulasi data
relatif terhadap waktu dan prioritas. Ungkapan ini menggambarkan prinsip teknik
pengolahan antrean atau melayani permintaan yang saling bertentangan dengan
proses pemesanan berdasarkan perilaku first-come, first-served (FCFS): di mana
orang-orang meninggalkan antrean dalam urutan mereka tiba, atau menunggu giliran
satu di sebuah sinyal kontrol lalu lintas.

Buatlah penjadwalan FIFO, SJF, SRTF!

FIFO!

5
2. SJF (Shortest Job First)
Mekanismenya adalah menjadwalkan proses dengan waktu jalan terpendek lebih

dulu sampai selesai, sehingga memberikan efisiensi yang tinggi dan turn around time
rendah. Dalam artian waktu yang digunakan saat program (job) mulai masuk ke
system sampai proses diselesaikan system, membutuhkan waktu yang singkat.
Shortest Job First (SJF) bisa dikatakan algoritma penjadwalan yang optimal dengan
rata-rata waktu tunggu yang minimal.

3. HRN (Highest Ratio Net)


Penjadwalan HRN merupakan :

 Penjadwalan non-preemptive
 Penjadwalan berprioritas dinamis
Penjadwalan ini juga untuk mengkoreksi kelemahan SJF. HRN adalah strategi
penjadwalan nonpreemptive dengan prioritas proses tidak hanya pada waktu layanan
tapi juga jumlah waktu tunggu proses.

Prioritas dinamis HRN dihitung berdasarkan rumus :

Prioritas = (Waktu tunggu + waktu layanan) / waktu layanan

Karena waktu layanan muncul sebagai pembagi maka proses yang lebih pendek
mempunyai prioritas yang lebih baik. Karena waktu tunggu sebagai pembilang maka
proses yang telah menunggu lebih lama juga mempunya kesempatan lebih bagus
untuk memperoleh layanan pemrosesan.

Disebut HRN (High Response Next) karena waktu tanggap adalah waktu tunggu +
waktu layanan. Ketentuan HRN adalah untuk memperoleh waktu tanggap tertinggi
yang harus dilayani.

4. MFQ (Multiple Feedback Queue)


Algoritma ini mirip sekali dengan algoritma multilevel queue. Perbedaannya ialah
algoritma ini mengizinkan proses untuk pindah antrian. Jika suatu proses menyita
CPU terlalu lama, maka proses itu akan dipindahkan ke antrian yang lebih rendah.

6
Hal ini menguntungkan proses interaksi karena proses ini hanya memakai waktu
CPU yang sedikit. misalnya pada contoh berikut.

 Semua proses yang baru datang akan diletakkan pada queue 0 ( quantum= 8
ms).
 Jika suatu proses tidak dapat diselesaikan dalam 8 ms, maka proses tersebut
akan dihentikan dan dipindahkan ke queue 1 ( quantum= 16 ms).
 Queue 1 hanya akan dikerjakan jika tidak ada lagi proses di queue 0, dan jika
suatu proses di queue 1 tidak selesai dalam 16 ms, maka proses tersebut akan
dipindahkan ke queue 2.
 Queue 2 akan dikerjakan bila queue 0 dan 1 kosong, dan akan berjalan dengan
algoritma FCFS.

Disini terlihat bahwa ada kemungkinan terjadinya perpindahan proses antar queue,
dalam hal ini ditentukan oleh time quantum, namun dalam praktek penerapannya,
algoritma multilevel feedback queue mendefinisikan terlebih dahulu parameter-
parameternya, yaitu :

 Jumlah antrian.
 Algoritma internal tiap queue.
 Aturan sebuah proses naik ke antrian yang lebih tinggi.
 Aturan sebuah proses turun ke antrian yang lebih rendah.
 Antrian yang akan dimasuki tiap proses yang baru datang.

Contoh:

Terdapat tiga antrian; Q1=10 ms, FCFS Q2=40 ms, FCFS Q3=FCFS proses yang
masuk, masuk ke antrian Q1. Jika dalam 10 ms tidak selesai, maka proses tersebut
dipindahkan ke Q2. Jika dalam 40 ms tidak selesai, maka dipindahkan lagi ke Q3.
Berdasarkan hal-hal di atas maka algoritma ini dapat digunakan secara fleksibel dan
diterapkan sesuai dengan kebutuhan sistem. Pada zaman sekarang ini algoritma
multilevel feedback queue adalah salah satu yang paling banyak digunakan.

Algoritma-algoritma yang menerapkan strategi preemptive :


1. RR (Round Robin)
Penjadwalan Round-Robin merupakan penjadwalan preemptive, namun proses
tidak di-preempt secara langsung oleh proses lain namun oleh penjadwal
berdasarkan lama waktu berjalannya suatu proses maka penjadwalan ini disebut
preempt-by-time.

7
Semua proses dianggap penting dan diberi sejumlah waktu pemroses yang disebut
kwanta (quantum) atau time-slice tempat proses itu berkalan. Proses berjalannya
selama 1 kwanta, kemudian penjadwal akan mengalihkan kepada proses
berikutnya, juga untuk berjalan satu kwanta, begitu seterusnya sampai kembali
pada proses pertama dan berulang.

2. SRTF (Shortest Remaining Time First)


Perbedaan SRTF dengan SJF:

 Pada SJF, begitu proses dieksekusi, proses dijalankan sampai selesai.


 Pada SRTF proses sedang berjalan (Running) dapat diambil alih oleh proses
baru dengan sisa waktu jalan yang diestimasi lebih rendah.

Kelemahan:

SRTF mempunyai overhead yang lebih besar dibandingkan SJF. SRTF memerlukan
penyimpanan waktu layanan yang telah dihabiskan proses dan kadang-kadang
harus menangani peralihan.

Secara teoritis SRTF memberi waktu tunggu minimum tapi karena adanya overhead
peralihan maka pada situasi tertentu SJF bisa memberi kinerja yang lebih baik
dibanding SRTF.

3. PS (Priority Schedulling)
Priority Scheduling Merupakan algoritma penjadwalan yang mendahulukan proses
yang memiliki priortas tertinggi.

Prioritas dapat diberikan secara :

 Prioritas Statis
Prioritas statis berarti prioritas tak berubah

- Keunggulan :
mudah diimplementasikan dan mempunyai overhead relatif kecil

- Kelemahan :
8
penjadwalan tak tanggap terhadap lingkungan yang mungkin menghendaki
penyesuaian prioritas.

 Prioritas dinamis
Merupakan mekanisme menanggapi perubahan lingkungan sistem beroperasi.
Prioritas awal diberikan ke proses mungkin hanya berumur pendek setelah
disesuaikan ke nilai yanglebih tepat sesuai lingkungan.Kelemahan dari prioritas
dinamis adalah  Implementasi mekanisme prioritas dinamis lebih kompeks dan
mempunyai overhead lebih besar. Overhead ini diimbangi dengan peningkatan
daya tanggap sistem.

Contoh penjadwalan berprioritas:

Proses-proses yang sangat banyak operasi I/O menghabiskan kebanyakan


waktu menunggu selesainya operasi I/O. Proses-proses ini diberi prioritas
sangat tinggi sehingga begitu proses memerlukan pemroses segera diberikan,
proses akan segera memulai permintaan I/O berikutnya hingga mengakibatkan
proses blocked menunggu selesainya operasi I/O. Dengan demikian pe mroses
dapat dipergunakan proses-proses lain. Proses-proses I/O bound berjalan
paralel bersama proses-proses lain yang benar-benar memerlukan pemroses,
sementara proses-proses I/O bound itu menunggu selesainya operasi DMA.

Proses-proses yang sangat banyak operasi I/O kalau harus menuggu lama
untuk memakai pemroses (karena prioritas rendah) hanya akan membebani
memori karena harus disimpan tanpa perlu proses - proses itu dimemori
karena tidak selesai-selesai menunggu operai I/O dan menunggu jatah
pemroses.

Keunggulan penjadwalan prioritas biasanya memenuhi kebijaksanaan yang


ingin mencapai maksimasi suatu kriteria yang diterapkan.

4. GS (Guaranteed Schedulle)
Penjadwalan ini memberikan janji yang realistis (memberi daya pemroses yang
sama) untuk membuat dan menyesuaikan performance adalah jika ada N pemakai,
sehingga setiap proses (pemakai) akan mendapatkan 1/N dari daya pemroses CPU.
Untuk mewujudkannya, sistem harus selalu menyimpan informasi tentang jumlah
waktu CPU untuk semua proses sejak login dan juga berapa lama pemakai sedang
login. Kemudian jumlah waktu CPU, yaitu waktu mulai login dibagi dengan n,
sehingga lebih mudah menghitung rasio waktu CPU. Karena jumlah waktu pemroses
tiap pemakai dapat diketahui, maka dapat dihitung rasio antara waktu pemroses

9
yang sesungguhnya harus diperoleh, yaitu 1/N waktu pemroses seluruhnya dan
waktu pemroses yang telah diperuntukkan proses itu.

Rasio 0,5 berarti sebuah proses hanya punya 0,5 dari apa yang waktu CPU miliki dan
rasio 2,0 berarti sebuah proses hanya punya 2,0 dari apa yang waktu CPU miliki.
Algoritma akan menjalankan proses dengan rasio paling rendah hingga
naikketingkat lebih tinggi diatas pesaing terdekatnya. Ide sederhana ini dapat
diimplementasikan ke sistem real-time dan memiliki penjadwalan berprioritas
dinamis.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam melakukan berbagai macam operasi, baik operasi yang penting maupun tidak
penting dalam sistem komputer itu sendiri, tetap diperlukan adanya Penjadwalan proses.
Karena banyak hal yang akan juga terhambat pekerjaannya jika penjadwalan proses itu
tidak terlaksana atau tidak efisien. Mungkin akan membuang daya lebih pada listrik,
mungkin akan membuat perangkat menjadi rusak bahkan ketika memaksakan banyak
proses yang tidak semestinya berjalan bersama. Akan menimbulkan hang, pada tahap
awal dan pada tahap yang lebih serius akan terjadi yang namanya black screen.

Oleh sebab itu dengan adanya penggunaan Penjadwalan Proses dalam sistem
operasi, akan terwujud sebuah sistem operasi yang efisien, hemat daya, dan waktu dalam
mengerjakan banyak pekerjaan sekaligus. Hal ini akan sangat membantu para
programmer dan analis dalam menata proses proses yang akan berjalan sesuai dengan
kemampuan dan batasan dari tiap tiap perangkat komputer.

B. SARAN

Saran saya terhadap para pembaca makalah saya yaitu, semoga dapat mengambil dan
memahami apa yang telah saya paparkan materi berhubungan dengan penjadwalan
proses, dan bisa untuk membangun dan memberi masukan terhadap penulisan saya ini
jika terdapat kesalahan kata atau bahkan kesalahan teori yang saya masukkan ke dalam
tulisan ini.

10
Dengan segala hormat, terima kasih telah membaca makalah saya ini. Semoga
makalah yang saya buat dapat bermanfaat dan menjadi reverensi bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
 [Silberschatz2005] Avi Silberschatz, Peter Galvin, dan Grag Gagne. 2005. Operating
Systems Concepts. Seventh Edition. John Wiley & Sons.
 [Tanenbaum2006] Andrew S. Tanenbaum dan Albert S. Woodhull. 2006. Operating
Systems: Design and Implementation. Third Edition. Pearson Education, Inc.
 [WEBDCU2007] From Dublin City University homepage. 2007. Processes –
http://computing.dcu.ie/~HUMPHRYS/Notes/OS/processes.html . Diakses 20 Februari
2007.
 http://lilyaulia0105.blogspot.co.id/2017/01/kelompok-3-penjadwalan-proses.html

 https://id.wikipedia.org/wiki/FIFO

11
12

Anda mungkin juga menyukai