Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Mata Kuliah Promosi Kesehatan

Dosen Pemgampuh : Hasni S.St,M.Keb


Disusun Oleh :
NAMA : Desiratnasari
NIM : PO7247320009

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI D-III KEPERAWATAN TOLITOLI
TAHUN AJARAN 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DIABETES MELITUS (DM)

Tema : Diabetes Melitus


Sub Pokok Bahasa : Mengenal Diabetes Melitus
Sasaran : Masyarakat
Tanggal : 21, April 2022
Tempat : Kelurahan Tuweley
Alokasi Waktu : 10 Menit
Penyuluh : Desiratnasari

A. Latar belakang
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit metabolik, dan dapat mengenai
pada semua orang. Penyakit ini ada empat tipe yaitu tipe 1, tipe 2, diabetes masa
kehamilan dan diabetes tipe lain. Diabetes tipe 1 merupakan penyakit keturunan
sedangkan tipe 2 adalah dikarenakan oleh gaya hidup. Diabetes masa kehamilan
terjadi dan berkembang selama kehamilan dan selesai setelah melahirkan, sedangkan
diabetes tipe lain adalah pemicu awal penyakit diabetes. Diabetes Mellitus sangat
berbahaya bila tidak terkontrol dan tidak ada pengobatan. Oleh karenanya penyakit ini
perlu pengobatan dan perawatan yang baik guna untuk meminimalkan komplikasi.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 10 menit, keluarga pasien mampu
memahami tentang perawatan Diabetes Mellitus
2. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan, keluarga pasien diharapkan dapat memahami
tentang :
a) Definisi Diabetes Mellitus
b) Klasifikasi Diabetes Mellitus
c) Tanda dan gejala Diabetes Mellitus
d) Faktor resiko Diabetes Mellitus
e) Komplikasi Diabetes Mellitus
f) Lima pilar perawatan Diabetes Melitus
g) Pencegahan Diabetes Melitus
C. Sasaran dan target
Masyarakat
D. Strategi pelaksanaan
1. Materi penyuluhan
Terlampir

2. Metode
a) Ceramah
b) Tanya Jawab

3. Media
a) Leaflet

4. Kriteria evaluasi
a. Evaluasi persiapan
1) Satuan Acara Kegiatan sudah dibuat sebelum kegiatan dimulai
2) Media telah disiapkan
3) Tempat telah disiapkan
4) Kontrak waktu telah disepakati
b. Evaluasi proses
1) Mahasiswa mengkoordinir kegiatan penyuluhan kemudian dilakukan
evaluasi.
2) Peserta mengikuti proses dari awal sampai selesai.
c. Evaluasi hasil
1) Peserta mampu mengikuti dan menyimak dengan baik.
2) Peserta mengulang kembali materi yang sudah disampaikan.
5. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
1. Orientasi 2 Menit a. Memberi salam a. Menjawab salam
(Pembukaan) b. Menyampaikan pokok b. Menyimak
bahasan c. Menyimak
c. Menyampaikan tujuan
penyukuhan
2. Working 6 Menit 1. Menjelaskan materi 1. Menyimak dan
(Penyampaia penyuluhan secara mendengarkan
n Materi) berturut dan teratur.
a. Pengertian Diabetes
Melitus
b. Klasifikasi Diabetes
Mellitus
c. Tanda dan gejala
Diabetes Melitus
d. Faktor resiko
Diabetes mellitus
e. Komplikasi 2. Memberi respon
Diabetes Melitus dan partisipasi
f. Lima pilar yang aktif
perawatan Diabetes
Melitus
g. Pencegahan
Diabetes Melitus
2. Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya dan
didiskusikan bersama.
(menjawab)
3. Terminasi 2 Menit 1. Mengucapkan terimah 1. Mendengarkan
(Penutup) kasih 2. Menjawab salam
2. Mengucapkan Salam
Lampiran

DIABETES MELLITUS

A. DEFINISI
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda-
tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut
ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer
terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme
lemak dan protein.

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya
dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, dan neuropati (Yuliana elin, 2009 dalam
NANDA NIC-NOC, 2013).

B. KLASIFIKASI
Klasifikasi dari Diabetes Melitus berdasarkan PERKENI (2011) adalah sebagai berikut
1. Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi bila pancreas tidak dapat memproduksi insulin sama sekali.
Pada Diabetes Mellitus tipe 1 sel-sel β pancreas yang secara normal
menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh proses autoimun, sebagai
akibatnya penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa
darah. Diabetes mellitus tipe I ditandai oleh awitan mendadak yang biasanya
terjadi pada usia 30 tahun
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Bila insulin yang tersedia tidak cukup atau tidak dapat berfungsi secara efektif.
Diabetes mellitus tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin
(resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin.
3. Diabetes Melitus Tipe Lain
Diabetes tipe lain dapat terjadi karena :
a. Defek Genetik fungsi sel Beta :
1) Kromosom 12, HNF-1α (dahulu MODY 3)
2) Kromosom 7, glukokinase (dahulu MODY 2)
3) Kromosom 20, HNF-4α (dahulu MODY 1)
4) Kromosom 13, insulin Promoter factor-1 (IPF-1, dahulu MODY4)
5) Kromosom 17, HNF-1β (dahulu MODY 5)
6) Kromosom 2, Neuro D1 (dahulu MODY 6)
7) DNA Mitochondria, dan lainnya

b. Defek genetik kerja insulin : resistensi insulin tipe A, leprechaunism,


sindrom Rhabson Mendenhall, diabetes lipoatrofik, lainnya
c. Penyakit eksokrin Pankreas:Pankreatitis, trauma/pankreatektomi,
neoplasma, fibrosis kistik, hemokromatosis, pankreatopati fibro kalkulus,
lainnya
d. Endokrinopati:akromegali,sindrom cushing, feokromotositoma,
hipertiroidisme somatostatinoma, aldosteronoma, lainnya.
e. Karena obat/zat kimia : vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid,
hormone tiroid, diazoxid, agonis β edrenergic, tiazid, dilantin, interferon
alfa, lainnya
f. Infeksi : rubella congenital, CMV, lainnya
g. Imunologi (jarang) : sindrom “Stiff-man”, antibody anti reseptorN insulin
lainnya
h. Sindrom genetik lain : Sindrom Down, Sindrom Klinefelter, sindrom
Turner, sindrom Wolfram’s, Ataksia Friedreich’s, Chorea Hutington,
sindrom Laurence-Moon-Biedl, Distrofi Miotonik, Porfiria, Sindrom
Prader Willi, lainnya

4. Diabetes kehamilan
Diabetes kehamilan terjadi dan berkembang selama kehamilan, dan dapat selesai
setelah melahirkan namun dapat berlangsung terus walaupun sudah melahirkan.
C. TANDA DAN GEJALA
Gejala yang lazim terjadi, pada Diabetes Mellitus pada tahap awal sering ditemukan:
1. Poliuri (Banyak Kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampaimelampaui
daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmoticdiuresis yang mana
gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga penderita mengeluh banyak
kencing.
2. Polidipsi (Banyak Minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyakkarena
poliuri, sehingga untuk mengimbangi penderita lebih banyak minum.
3. Polipagi (Banyak Makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi
(lapar).
4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang
Hal inidisebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh
berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemakdan
protein.
5. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa-sarbitol fruktasi) yang
disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunansarbitol dari
lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.

Tanda dan gejala pasien DM dibagi menjadi dua macam yaitu gejala kronik dan gejala
akut serta munculnya ulkus diabetic, yaitu :
1. Gejala akut yang timbul pada pasien DM berupa :
a. Pasien akan banyak mengkonsumsi makanan
b. Pasien akan banyak mengkonsumsi minum
c. Pasien akan lebih sering buang air kecil

Apabila gejala tersebut tidak segera ditangani maka akan timbul gejala lain seperti
menurunnya nafsu makan pasien dan berat badan akan turun, mudah merasa lelah, pada
keadaan tertentu pasien akan koma.
2. Gejala Kronis yang timbul pada pasien DM berupa :
a. Gejala Pasien biasanya akan mengeluh kesemutan
b. Kulit pasien akan terasa panas
c. Kulit pasien terasa tebal
d. Mengalami kram
e. Cepat mengantuk
f.Pandangan pasien kabur
g. Gigi mudah goyang dan sering lepas
h. Pada wanita hamil kemungkinan terburuknya dalah keguguran dan
prematuritas.
3. Luka diabetic
Luka diabetic atau sering biasa disebut ulkus diabetik luka yang disebabkan karena
pulsasi pada bagian arteri distal.

D. FAKTOR RESIKO
1. Faktor resiko yang tidak bisa diubah :
a. Riwayat keluarga menderita DM
b. Usia lebih dari 45 tahun
c. Kehamilan dengan gula darah tinggi
d. Ibu dengan riwayat melahirkan bayi dengan (Berat badan lahir >4 kg)
e. Bayi yang memiliki berat badan lahir (BBL >2,5 Kg)
2. Faktor resiko yang bisa diubah
b. Kegemukan (Berat badan lebih/IMT > 23 Kg/M2) dan lingkaran perut (Pria >
90 cm, perempuan 80 cm)
c. Kurang aktivitas fisik
d. Dislipedemia (Kolestrol HDL < 35 Mg/DI. Trigliserida > 250 mg/Dl
e. Riwayat penyakit jantung
f. Hipertensi tekanan darh tinggi (>140/90 mmHg)
g. Diet tidak seimbang (Tinggi gula,garam,lemak dan rendah serat)
E. KOMPLIKASI
1. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemia, yaitu kadar gula dalam darah berada dibawah nilai normal < 50
mg/dl
b. Hiperglikemia, yaitu suatu keadaan kadar gula dalam darah meningkat secara
tiba – tiba dan dapat berkembang menjadi metabolisme yang berbahaya
2. Komplikasi Kronis
a. Komplikasi makrovaskuler, yang biasanya terjadi pada pasien
b. DM adalah pembekuan darah di sebagian otak, jantung koroner,
c. stroke, dan gagal jangung kongestif.

F. LIMA PILAR PERAWATAN DM


1. Edukasi Diabetes
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah
terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan
partisipasi aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi
pasien dalam menuju perubahan perilaku. Untuk mencapai keberhasilan perubahan
perilaku, dibutuhkan edukasi.

2. Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari - hari dan latihan jasmani secara teratur (3 - 4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam
pengelolaan Diabetes Melitus. Kegiatan sehari – hari seperti berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Selain untuk menjaga
kebugaran juga, latihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan
jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti: jalan
kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Pasien yang relatif sehat,
intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat
komplikasi Diabetes Melitus dapat dikurangi

3. Terapi gizi medis atau Perencanaan Makan


Terapi Gizi Medis (TGM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara
total. Kunci keberhasilan TGM adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota
tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain dan pasien itu sendiri).
Perencanaan makan pada pasien diabetes meliputi :
a. Memenuhi kebutuhan energi pada pasien Diabetes Melitus
b. Terpenuhinya nutrisi yang optimal pada makanan yang disajikan seperti
vitamin dan mineral.
c. Mencapai dan memelihara berat badan yang stabil
d. Menghindari makan makanan yang mengandung lemak, karena pada pasien
Diabetes Melitus jika serum lipid menurun maka resiko komplikasi penyakit
makrovaskuler akan menurun
e. Mencegah level glukosa darah naik, karena dapat mengurangi komplikasi yang
dapat ditimbulkan dari Diabetes Melitus
Prinsip untuk jenis makanan ini adalah beragam dan memiliki kadar glikemik
yang rendah misalnya seperti :
1) Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi:
Manisan, Gula pasir, Susu kental manis, Madu, Kecap, Abon, Sirup,
dan Es krim. Makanan ini tidak boleh dikonsumsi karena memiliki
kadar glikemik yang tinggi.
2) Makanan yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS DIBATASI:
Nasi, Singkong, Jagung, Roti, Telur, Tempe, Tahu, Kacang hijau,
Kacang tanah,dan Ikan
3) Makanan yang DIANJURKAN DIMAKAN :
Kol, Tomat, Kangkung, Bayam, Oyong, Kacang panjang, Pepaya,
Jeruk, Pisang, dan Labu siam
4. Intervensi farmakologis
Pengobatan diabetes secara menyeluruh mencakup diet yang benar,
olah raga yang teratur, dan obat - obatan yang diminum atau suntikan
insulin. Pasien Diabetes tipe 1 mutlak diperlukan suntikan insulin
setiap hari. Pasien Diabetes tipe 2, umumnya pasien perlu minum obat
antidiabetes secara oral atau tablet. Pasien diabetes memerlukan
suntikan insulin pada kondisi tertentu, atau bahkan kombinasi suntikan
insulin dan tablet.
5. Monitoring keton dan gula darah
Ini merupakan pilar kelima yang dianjurkan kepada pasien Diabetes Melitus.
Monitor level gula darah sendiri dapat mencegah dan mendeteksi kemungkinan
terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia dan pasien dapat melakukan keempat
pilar diatas untuk menurunkan resiko komplikasi dari Diabetes Melitus.
G. PENCEGAHAN
Pada dasarnya ada empat tingkatan pencegahan penyakit secara umum yang meliputi:
pencegahan tingkat dasar (primordial prevention), pencegahan tingkat pertama
(primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus,
pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosa dini serta
pengobatan yang tepat, pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi
pencegahan terhadap terjadinya cacat dan rehabilitasi.
1. Pencegahan Tingkat Dasar
Pencegahan tingkat dasar (primordial prevention) adalah usaha mencegah
terjadinya resiko atau mempertahankan keadaan resiko rendah dalam
masyarakat terhadap penyakit secara umum
2. Pencegahan Tingkat Pertama.
Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) adalah upaya mencegah agar
tidak timbul penyakit diabetes mellitus. Tindakan yang dapat dilakukan:
a) Makan makanan yang sehat dan seimbang
b) Mempertahankan berat badan normal sesuai dengan umur dan tinggi
badan.
c) Melakukan kegiatan jasmani yang cukup sesuai dengan umur dan
kemampuan.
3. Pencegahan Tingkat Kedua
Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam
akan menderita penyakit tertentu melalui diagnosa dini serta pemberia
pengobatan yang cepat dan tepat. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan berkala,
penyaringan (screening) yakni pencarian penderita dini untuk penyakit yang
secara klinis belum tampak pada penduduk secara umum pada kelompok
resiko tinggi
4. Pencegahan Tingkat Ketiga
Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) merupakan pencegahan dengan
sasaran utamanya adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha mencegah
bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya cacat serta program
rehabilitasi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta: EGC
Hasnah. 2009. Pencegahan penyakit diabetes mellitus tipe 2. Media Gizi Pangan:
Vol. VII
Heitzman, J. 2010. Foot Care for Patients with Diabetes.LippincotWillian&
Wilkins Wolter Kluwer Health vol 26, No. 3, pp. 250-263www.perkeni.org

Anda mungkin juga menyukai