( ) ( )
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus ataupun DM merupakan penyakit kronis yang ditandai
dengan hiperglikemia serta intoleransi glukosa yang terjadi sebab minimnya
produksi insulin atau tubuh tidak bisa menggunakan insulin secara efisien (Ente
dkk., 2020). Ada dua jenis utama diabetes mellitus ialah diabetes tipe 1 serta
diabetes tipe 2, diabetes tipe 1 terjadi disebabkan oleh pankreas yang memecah
sel-sel untuk produksi insulin. Akibatnya, insulin tidak dapat diproduksi, sehingga
memerlukan asupan dari luar semacam suntik insulin. Serta diabetes tipe 2 terjadi
sebab kelenjar pankreas yang tidak dapat memadai kebutuhan insulin dalam tubuh
(Richardo dkk., 2021).
Kasus diabetes melitus tipe 2 lebih banyak terjadi total kasus mencapai
90% dari pada kasus diabetes mellitus tipe 1 (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia., 2018). Menurut Kemenkes RI (2019), diabetes melitus terdapat faktor
yang bisa diubah dan faktor yang meningkatkan kadar gula darah, untuk faktor
yang bisa diubah diantaranya obesitas serta lingkar perut, minimnya kegiatan
aktivitas fisik, dislipidemia, riwayat penyakit jantung, hipertensi (tekanan darah
tinggi), diet tidak teratur, sedangkan untuk faktor yang dapat meningkatkan kadar
gula darah adalah umur, hormon insulin, emosi, asupan makan yang dikonsumsi,
dan aktivitas fisik (R. Kemenkes., 2019). Terapi farmakologi baik obat oral
ataupun injeksi, obat anti diabetik juga menjadi faktor langsung terhadap
kestabilan kadar gula darah (Nanda dkk., 2018).
Diabetes melitus tipe 2 ialah tipe gangguan metabolisme yang diarahkan
dengan hiperglikemia yang menuju pada komplikasi serius. Bila pengidap tidak
mengatur kadar gula darah dengan baik, sehingga bisa terjadi peningkatan serta
penurunan kadar gula darah secara tidak normal sehingga dapat terjadi komplikasi
(Shen dkk., 2020). Komplikasi yang dapat timbul secara kronis ketoasidosis
diabetic (KAD), hipoglikemia dan hyperglycemic hypersosmolar state (HHS),
sedangkan komplikasi kronis meliputi mikroangiopati dan makroangiopati.
Terdapat, komplikasi makrovaskuler diantaranya adalah pembekuan darah diotak,
penyakit jantung coroner, gagal jantung kongestif dan stroke, dan untuk
mikrovaskuler diataranya adalah nefropati, retinopati, dan amputasi (Setiyorini
dan Wulandari., 2017). Komplikasi ini dapat dicegah dengan rajin memperiksakan
diri dan juga melakukan pengendalian metabolisme yang baik dengan menjaga
kadar gula darah dalam kategori normal (Trisnadewi dkk., 2022).
Menurut penelitian (Bulu dkk., 2019). dari menyatakan bahwa penurunan
kadar gula darah pada diabetes mellitus tipe 2 minum obat teratur sesuai anjuran
dokter tepat waktu, dosis dan frekuensi, jenis obat pada penderita diabetes
mellitus tipe 2 diketahui bahwa tingkat kepatuhan minum obat sedang bisa
berpengaruh pada kadar gula darah menjadi tidak normal, sedangkan penderita
yang melakukan kepatuhan minum obat tinggi akan mampu menjaga kadar gula
darah dalam tubuh tetap normal sehingga mempermudah penyembuhan diabetes
mellitus tipe 2.
Menurut penelitian dari (Silalahi., 2019) menyebutkan bahwa kebiasaan
yang dilakukan pola hidup pada penderita DM tipe 2 dapat berpengaruh pada
kesehatan. Pada penderita DM tipe 2 sangat disarankan melakukan kegiatan
fisik30 menit dalam sehari sebanyak 3-4 kali dalam seminggu misalnya seperti
berjalan kaki serta berlari ringan. Khasiat dari mengkonsumsi sayur serta buah
yaitu dapat menurunkan absorsi kolesterol dan lemak, mengkonsumsi buah dan
sayur juga dapat mengurangi risiko Diabetes Mellitus tipe 2.
Menurut penelitian Rudi dan Kwureh (2017), dalam penelitiannya
menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kadar gula darah secara tidak
langsung meliputi faktor jenis kelamin, faktor usia, faktor riwayat keturunan,
faktor pola makan. Sedangkan, menurut penelitian Sry, (2020) faktor yang
mempengaruhi adalah usia, aktivitas fisik, terpapar asap, obesitas, indeks masa
tubuh (IMT), pola makan, stres, gaya hidup, riwayat keturunan.
Menurut WHO (2018), sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia
adalah penyakit tidak menular yang membunuh sekitar 36 juta jiwa per tahun,
jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia menduduki keempat terbesar di
dunia yaitu 8,4 juta orang dan diprediksi pada tahun 2030 akan naik menjadi 21,3
juta orang. Sekitar 80 persen kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan
menengah dan rendah (Kemenkes 2019). Menurut data dari Riskesdas (2018),
didapatkan hasil prevalensi Diabetes Mellitus berdasarkan diagnosis dokter pada
penduduk umur >15 tahun menurut provinsi pada tahun 2013-2018 provinsi NTT
(0,9%) menempati posisi paling rendah dan DKI (3,4%) menempati posisi
tertinggi dan untuk rata-rata yang menderita diabetes mellitus di Indonesia adalah
2,0% (Riskesdas 2018a).
Upaya atau pecegahan pada DM tipe 2 pada prinsipnya adalah dengan
mengubah gaya hidup yang meliputi olahraga, penurunan berat badan, dan
pengaturan pola makan. Dianjurkan untuk melakukan pola makan sehat, terdiri
dari karbohidrat kompleks, mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut.
Olahraga memperbaiki resistensi insulin, meningkatkan kadar HDL dan
membantu mencapai berat badan ideal (Omeoo., 2013).
Dari hasil data yang didapakan rata-rata diruangan interne ambun suri
lantai 4 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittnggi kasus dibetes mellius (DM)
selama 1 tahun yaitu ± 90 pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelahdiberikanpenyuluhan,sasaranmampumemahami tentang diabetes
mellitus (DM) dan pencegahannya.
2. Tujuan Khusus
Setelahdiberikanpenjelasanselama25 menitdiharapkansasarandapat :
a. Menjelasakan pengertian diabetes melitus (DM)
b. Menyebutkan penyebab diabetes melitus(DM)
c. Menyebutkan gejala diabetes melitus (DM)
d. Menyebutkan 5 pilar diabetes melitus (DM)
e. Menyebutkan pencegahan diabetes melitus (DM) dengan latihan fisik
BBTT
f. Melakukan intervensi senam kaki diabetes melitus (DM)
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik
Penyuluhan tentang pencegahan Diabetes Mellitus (DM)
2. Sasaran / Target
Pasien dan keluarga yang dirawat diruangan interne ambun suri lantai 4
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittnggi
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
4. Alat
a. Leaflet
b. Infocus
5. Waktu dan tempat
a. Hari / tanggal : Jum’at, 29 Desember 2023
b. Waktu : 14.00 WIB
c. Tempat : Interne lt.4 RSAM
D. KEGIATAN
No Tahap kegiatan Kegiatan pemateri Kegiatan peserta Waktu
1. Fase Orientasi 1. Memberikan salam dan 1. Menjawab 5 menit
(Pembukaan) memperkenalkan salam
semua anggota 2. Mendengarkan
kelompok dan
2. Menjelaskan topik memperhatikan
penyuluhan
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
4. Menyepakati kontrak
waktu yang akan
dihabiskan
5. Kontrak bahasa yang
akan digunakan sat
menyampaikan materi
2. Fase Kerja 1. Menjelasakan 1) Menjawab 15
(Pelaksanaan) pengertian diabetes pertanyaan menit
melitus (DM) 2) Mendengar dan
2. Menyebutkan menyimak
penyebab diabetes 3) Bertanya
melitus (DM) mengenai hal
3. Menyebutkangejala hal yang belum
diabetes melitus (DM) jelas dan
4. Menyebutkan 5 pilar dimengerti
diabetes melitus (DM) 4) Mengulang cara
5. Menyebutkan teknik bantu
pencegahan diabetes jalan
melitus (DM) dengan
latihan fisik BBTT
6. Melakukan intervensi
senam kaki diabetes
melitus (DM)
3. Penutup 1. Mengevaluasi 1. Peserta dapat 5 menit
materi yang menjawabpertanya
disampaikan an yang diajukan
2. Memberikan 2. Menerima
reinforment positif reinfororcement
kepada lansia positif
3. Menyimpulkan 3. Menjawab salam
materi penyuluhan
4. Menutup
pertemuan,
mengucapkan
terimakasih dan
memberi salam
E. SETTING TEMPAT
Ket :
: Moderator
: Fasilitator & observer
: Pasien dan keluarga pasien
: Presentator
F. PENGORGANISASIAN
a. Pembagian tugas
1. Presentator :Rohadhatul Atika
2. Moderator : Tesa Apriyanti
3. Fasilitator& Observer :Zenita Zaskia
4. Dokumentasi : Albi Saputra
b. Rincian tugas
1. Peran Moderator
a. Membuka menutup acara
b. Memeperkenalkan diri
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
d. Kontrak waktu yang akan digunakan selama penyuluhan
e. Menjaga kelancaran acara
f. Memimpin jalannya penyuluhan
g. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara
penyuluhan
2. Peran Presentator
Menyampaikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang yang akan
dilakukan
3. Peran Fasilitator
a. Bersama leader menjalin kerja sama dalam pelaksanaan
kegiatan penyuluhan
b. Memotivasi peserta kegiatan dalam penyuluhan
c. Menjadi contoh dalam kegiatan
4. Peran Observer
a. Mengalami jalannya kegiatan
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan
5. Peran Dokumentasi
a. Alat untuk membantu evaluasi
b. Merekam berbagai jenis kegiatan
G. KRITERIA EVALUASI
1. Pasien dan keluarga mampu memahamipengertianDiabetes
Melitus (DM)
2. Pasien dan keluarga mampu memahami penyebab Diabetes
Melitus (DM)
3. Pasien dan keluarga mampu memahami tanda dan gejala Diabetes
Melitus (DM)
4. Pasien dan keluarga mampu memahami 5 pilar Diabetes Melitus
(DM)
5. Pasien dan keluarga mampu memahamibagaimana pencegahan
Diabetes Melitus (DM) dengan latihan fisik BBTT
6. Melakukan intervensi senam kaki diabetes melitus (DM)
Lampiran Materi
A. Pengertian DM
Diabetes melitus adalah sebagai suatu kelompokpenyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
karena insulin atau keduanya American Diabetes Association (ADA, 2010).
Diabetes melitus adalah suatu penyakit menahun yng ditandai oleh kadar
glukosa darah yang melebihi nilai normal secara menahun, glukosa darah
sering diikenal oleh masyarakat dengan gula darah. Diabetes melitus adalah
gangguan metabolisme yang di tandai dengan hiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskuler, makrovaskuler dan neoropati (Yuda Handaya, 2016).
Tipe-tipe panyakit DM
1. Diabetes Melitus yang tergantung insulin (DM tipe 1) desebabkan
kekurangan produksi insulin. DM ini dapat terjadi karena kerusakan
sel beta lagerhans dekelenjer pankreas akibat proses kekebalan tubuh
(autoimun) terjadi pelisisan (pembunuhan) sel tubuh oleh sistem
imunitasnya sendiri.
2. Diabetes Melitus yang tidak tergantung pada insulin (DM tipe 2)
akibat kegagalan relatif sel beta lagerhans dikelenjar pankreas
sehingga produk insulin yang terjadi dengan kualitas rendah tidak
mampu merangsang sel tubuh agar menyerap gula darah. Misalnya
karena obesitas, pola makan yang tidak benar.
a. Biasanya terdiagnosis diatas umur 40 tahun
b. Biasanya gemuk
c. Gejala timbul perlahan-lahan (kronis)
3. Diabetes melitus desebabkan penyakit lain misalnya : sirosis hati,
penyakit kelenjar pankreas, infeksi, obat-obatan.
4. Diabetes melitus gastrointestinal, gejala-gejala yang muncul
menyertai penyakit ini adalah polifagia (makan banyak), poliuria
(kencing banyak) dan polidipsi (minum banyak). Kondisi lain lain
yang yang muncul biasanya dapat berupa penurunan berat badan,
gatal, kesemutan, mata kabur, mudah lelah, luka yang tidak sembuh,
dan sering timbul infeksi kulit.
Latihan Fisik Dengan Prinsip BBTT Agar Terhindar Dari Komplikasi Diabetes
Melitus.
Menurut P2PTM KEMENKES RI latihan fisik ini ditujukan untuk membantu
menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.
1. Sebelum berlatih melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah & jika
hasilnya < 70 mg/dl maka tidak boleh berlatih dan > 250 mg/dL latihan fisik
ditunda.
2. Tidak melakukan latihan fisik sebelum sarapan.
3. Latihan fisik sebaiknya 1 jam setelah makan.
4. Apabila menggunakan insulin maka tidak boleh disuntikkan pada bagian
tubuh yang bergerak lebih banyak.
5. Latihan fisik dengan pakaian yang sesuai dan lengkap seperti menggunakan
alas kaki yang nyaman.
6. Melakukan latihan fisik pada tempat yang aman seperti tempat berpijak yang
rata dan tidak berbatu-batu.
7. Latihan fisik terdiri dari pemanasan (10 menit), latihan inti (30 menit) &
pendinginan (10 menit).
Prinsip Terukur yaitu:
a. Intensitas sedang
b. Durasi minimal 150 menit perminggu