Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HIV/AIDS

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan


Dosen Pengampu : Luluk Cahyanti, S.kep,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
Nama : Rizki abdul Ghani
NIM : 20201573
Prodi: D3 Keperawatan

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS


TAHUN AJARAN 2020/2021
Jl. Lingkar Raya Kudus – Pati KM. 05 Jepang Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus
Telp. (0291) 4248655, 4248656 Fax. (0291) 4248657 www.akperkridahusada.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat,karunia,serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
geopolitik indonesia ini dengan baik, meskipun masih banyak kekurangan didalamnya .
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai geopolitik indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik,saran,dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tudak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang telah membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya

Kudus ,15 Maret 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut
menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain yang disebut dengan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) (Kementerian Kesehatan RI, 2017). AIDS adalah sekumpulan
gejala penyakit yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
dari virus HIV (Diatmi and Diah, 2014). Orang yang telah di diagnosa terinfeksi positif oleh
virus HIV dan AIDS maka orang tersebut disebut dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)
(Diatmi dan Diah, 2014).Perkembangan HIV/AIDS pertama kali dikenal pada tahun 1981,
namun kasus HIV/AIDS secara retrospektif telah muncul selama tahun 1970-an di Amerika
Serikat dan di beberapa bagian di dunia seperti Haiti, afrika, dan eropa. (Dinas Kesehatan,
2014). UNAIDS (2017) menunjukkan terjadi peningkatan jumlah orang yang menderita HIV
dari 36,1 millyar di tahun 2015 menjadi 36,7 millyar di tahun 2016. Indonesia merupakan
salah satu negara berkembang yang memiliki tingkat prevalensi HIV/AIDS yang cukup
tinggi. Kasus HIV/AIDSpertama kali ditemukan di provinsi Bali pada tahun 1987. Kasus
HIV/AIDS telah menyebar di 407 dari 507 kabupaten/kota (80%) di seluruh provinsi di
Indonesia hingga saat ini (Ditjen P2P, 2016).
Jumlah kasus baru HIV positif yang dilaporkan dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Tahun 2016 jumlah kasus HIV dilaporkan sebanyak 41.250 kasus dan jumlah kasus AIDS
yang dilaporkan sedikit meningkat dibandingkan tahun 2015 yaitu sebanyak 7.491 kasus.
Secara kumulatif, kasus AIDS sampai dengan tahun 2016 sebanyak 86.780 kasus
(Kementerian Kesehatan RI, 2017). Persentase HIV dan AIDS di Indonesia tahun 2017
tercatat dari triwulan 1 (yaitu dari bulan januari hingga Maret) dengan jumlah kumulatif
infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Maret 2017 sebanyak 242.699 orang. Dan
jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987 sampai dengan Maret 2017 sebanyak 87.453 orang
(Ditjen PP dan PL Kemenkes RI, 2017). Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
prevalensi HIV/AIDS yang cukup tinggi setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Jawa
Barat, dan Jawa Tengah adalah provinsi Bali. Total Kasus HIV dan AIDS pada tahun 2016 di
bali tercatat 2581 kasus baik yang hidup maupun yang telah meninggal. Tahun 2017 yang
tercatat hingga bulan juni, jumlah kasus HIV dan AIDS mencapai 1291 kasus.
Kabupaten/Kota di bali yang memiliki jumlah penderita HIV dan AIDS terbanyak adalah
kota Denpasar dengan jumlah kumulatif yang tercatat dari tahun 1987 hingga bulan juli 2017
sebanyak 6764 (39,1%) total kasus HIV dan AIDS yang didominasi oleh kelompok umur
(20-29) tahun (Ditjen PP dan PL Kemenkes RI, 2017).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah HIV/AIDS itu?
2. Apakah penyebab HIV/AIDS?
3. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?
4. Bagaimana tanda dan gejala HIV/AIDS?
5. Bagaimana pencegahan/penanggulangan HIV/AIDS?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu HIV/AIDS.
2. Untuk memgetahui penyebab HIV/AIDS.
3. Untuk mengetahui bagaimana penularan HIV/AIDS.
4. Untuk memgetahui tanda dan gejala HIV/AIDS.
5. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian HIV/AIDS
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan
dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem
kekebalan tubuh manusia karena virus HIV, sementara HIV singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada
manusia. (Darti & Imelda, 2019). HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis
virus yang menyerang ataumenginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunanya
kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah
sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan
infeksi oleh HIV (kemkes.go.id, 2020). Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah
virus yang adalah virus yang menyerang sel darah putih didalam tubuh (limfosit) yang
mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia.(Tri et al., 2016). Sedangkan AIDS atau
Acquired Immune Deficiency Syndrome dalam (KBBI) yaitu penyakit yang diakibatkan oleh
infeksi virus HIV (Kompas.com, 2020b)
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan pathogen yang menyerang sistem
imun manusia, terutama semua sel yang memiliki penenda CD 4+ dipermukaannya seperti
makrofag dan limfosit T. AIDS (acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu
kondisi immunosupresif yang berkaitan erat dengan berbagai infeksi oportunistik, neoplasma
sekunder, serta manifestasi neurologic tertentu akibat infeksi HIV (Kapita Selekta,
2014).HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu retrovirus yang berarti terdiri atas
untai tunggal RNA virus yang masuk ke dalam inti sel pejamu dan ditranskripkan kedalam
DNA pejamu ketika menginfeksi pejamu. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
adalah suatu penyakit virus yang menyebabkan kolapsnya sistem imun disebabkan oleh
infeksi immunodefisiensi manusia (HIV), dan bagi kebanyakan penderita kematian dalam 10
tahun setelah diagnosis (Corwin, 2009).AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) atau
kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIv
(Hasdianah dkk, 2014).

B. Penyebab HIV/AIDS
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang disebut HIV dari
sekelompok virus yang dikenal retrovirus yang disebut Lympadenopathy Associated Virus
(LAV) atau Human T-Cell Leukimia Virus (HTL-III) yang juga disebut Human T-Cell
Lympanotropic Virus (retrovirus). Retrovirus mengubah asam rebonukleatnya (RNA)
menjadi asam deoksiribunokleat (DNA) setelah masuk kedalam sel pejamu (Nurrarif &
Hardhi, 2015).
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu:
a. Periode jendela: lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala
b. Fase infeksi HIV primer akut: lamanya 1 – 2 minggu dengan gejala flu like illness
c. Infeksi asimtomatik: lamanya 1 – 15 atau lebih tahun dengan gejala tidk ada
d. Supresi imun simtomatik: diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, berat
badan menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut
e. AIDS: lamanya bervariasi antara 1 – 5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan.
Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai sistem tubuh, dan manifestasi
neurologis

C. Cara Penularan
Ketika infeksi HIV tidak segera ditangani dengan baik, maka hal ini dapat
menyebabkan munculnya penyakit yang lebih serius yaitu AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome). AIDS merupakan tahap akhir dari terjadinya infeksi virus HIV. Jika
sudah pada tahap ini menandakan bahwa sistem kekebalan tubuh sudah  sepenuhnya hilang.
Cara penularan HIV AIDS adalah dengan:
 Melalui hubungan seks. Infeksi HIV dapat terjadi karena melakukan hubungan
seksual. Hubungan seksual ini juga termasuk seks oral juga.
 Menggunakan jarum suntik yang sama. Jika seseorang menggunakan jarum suntik
yang sama dengan penderita HIV maka akan terjadi penularan kepada orang yang
menggunakan jarum suntik tersebut.
 Mendapatkan transfusi darah dari penderita HIV. Maka dari itu, berhati-hatilah
sebelum menerima donor darah. Jangan sampai mendapatkan donor darah dari orang
yang menderita HIV karena transfusi ini beresiko menularkan kepada orang yang
akan mendapatkan donor darah.
Kelompok Risiko Menurut UNAIDS (2017), kelompok risiko tertular HIV/AIDS
sebagai berikut:
a. Pengguna napza suntik: menggunakan jarum secara bergantian
b. Pekerja seks dan pelanggan mereka: keterbatasan pendidikan dan peluang untuk kehidupan
yang layak memaksa mereka menjadi pekerja seks
c. Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki
d. Narapidana
e. Pelaut dan pekerja di sektor transportasi
f. Pekerja boro (migrant worker): melakukan hubungan seksual berisiko seperti kekerasan
seksual, hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HIV tanpa pelindung, mendatangi
lokalisasi/komplek PSK dan membeli seks (Ernawati, 2016).
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita.
Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah
a. Lelaki homoseksual atau biseks
b. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi
c. Orang yang ketagihan obat intravena
d. Partner seks dari penderita AIDS
e. Penerima darah atau produk (transfusi) (Susanto & Made Ari, 2013).

D. Tanda dan Gejala HIV/AIDS

Banyak orang dengan HIV tidak tahu kalau mereka terinfeksi. Hal ini karena gejala dan
tanda-tanda HIV/AIDS pada tahap awal sering kali tidak menimbulkan gejala berat. Infeksi
HIV hingga menjadi AIDS terbagi menjadi 3 fase, yaitu:

 Fase pertama: infeksi HIV akut

Fase pertama umumnya muncul setelah 1-4 minggu infeksi HIV terjadi. Pada fase awal ini,
penderita HIV akan mengalami gejala mirip flu, seperti:

 Sariawan
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Radang tenggorokan
 Hilang nafsu makan
 Nyeri otot
 Ruam
 Pembengkakan kelenjar getah bening
 Berkeringat

Gejala dan tanda-tanda HIV/AIDS tersebut dapat muncul karena sistem kekebalan tubuh
sedang berupaya melawan virus. Gejala ini bisa bertahan selama 1-2 minggu atau bahkan
lebih.

 Fase kedua: fase laten HIV

Pada fase ini, penderita HIV/AIDS tidak menunjukkan tanda dan gejala yang khas, bahkan
dapat merasa sehat. Padahal secara diam-diam, virus HIV sedang berkembang biak dan
menyerang sel darah putih yang berperan dalam melawan infeksi.

Pada fase ini, tanda-tanda HIV/AIDS memang tidak terlihat, tapi penderita tetap bisa
menularkannya pada orang lain. Pada akhir fase kedua, sel darah putih berkurang secara
drastis sehingga gejala yang lebih parah pun mulai muncul.
 Fase ketiga: AIDS

AIDS merupakan fase terberat dari infeksi HIV. Pada fase ini, tubuh hampir kehilangan
kemampuannya untuk melawan penyakit. Hal ini karena jumlah sel darah putih berada jauh
di bawah normal.

Tanda-tanda HIV AIDS pada tahap ini antara lain berat badan menurun drastis, sering
demam, mudah lelah, diare kronis, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Karena pada fase AIDS sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah, maka penderita
HIV/AIDS akan sangat rentan terkena infeksi dan jenis kanker tertentu. Penyakit yang
biasanya terjadi pada penderita AIDS antara lain:

 Infeksi jamur pada mulut dan tenggorokan


 Pneumonia
 Toksoplasmosis
 Meningitis
 Tuberkulosis (TB)
 Kanker, seperti limfoma dan sarkoma kaposi

E. Pencegahan /penanggulangan HIV/AIDS

Pencegahan
Menurut Badan Besar Pelatihan Kesehatan (BPPK, 2012) pencegahan HIV/AIDS yaitu :
a. Pencegahan Penularan Melalui Hubungan Seksual dengan Cara
1) Abstinence (pantang) yaitu : Absen, Hubungan seks sebelum menikah. hanya di lakukan
melalui pernikahan yang sah.
2) Be faithful (setia) yaitu : Setia pada pasangan, hubungan seksual hanya dilakukan pada
pasangannya (suami atau isteri sendiri).
3) Using Condom (Menggunakan Condom) yaitu : dengan cara menggunakan kondom
apabila salah satu pasangan terkena Human Immunodeficiency Virus (HIV) tidak menularkan
kepada pasangannya.
b. Pencegahan Penularan Melalui Darah
1) Drugs
Tidak menggunakan narkoba karena saat sakau tidak ada pengguna narkoba yang sadar
kesterilan jarum suntik, dengan cara bergantian pemakaianya apa lagi diantara salah satu
pengguna jarum tersebut terjangkit Human Immunodeficiency Virus (HIV), tentunya akan
tertularkan ke pengguna yang lain (pecandu).
2) Equipment
Sterilisasi jarum suntik dan alat yang melukai kulit seperti tindik, ditato, tidak menggunakan
pisau cukur bekas dan sikat gigi bersama orang lain. Tidak menggunakan narkoba suntikan
atau pemakaiannya segera dihentikan dan megikuti pemulihan (Yanto dan Ernawati, 2016).
c. Education
Pemberian informasi yang benar mengenai HIV, cara penularan, pencegahan, dan
pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV di  masyarakat.
Bagi Anda yang berisiko tinggi terinfeksi HIV tetapi terkonfirmasi negatif, dokter dapat
memberikan obat pre-exposure prophylaxis (PrEP). Pada pria, prosedur sunat juga dinilai
dapat mengurangi risiko infeksi HIV.

Jika Anda didiagnosis positif HIV, beri tahu pasangan Anda agar ia juga menjalani tes HIV.
Bila Anda didiagnosis HIV pada masa kehamilan, diskusikan dengan dokter terkait langkah
penanganan selanjutnya, perencanaan persalinan, dan cara untuk mencegah penularan HIV
dari ibu ke janin. Salah satu upaya darurat ketika Anda menduga baru terpapar virus HIV
(misalnya karena berhubungan seks dengan penderita HIV) adalah dengan berkonsultasi
dengan dokter terkait hal tersebut. Dokter akan meresepkan obat post-exposure
prophylaxis (PEP).

Obat PEP adalah kombinasi tiga obat antiretroviral yang bertujuan untuk mencegah
perkembangan infeksi HIV. Obat ini harus mulai dikonsumsi maksimal 72 jam setelah
terpapar HIV. Dalam satu resep, obat ini harus dikonsumsi selama 28 hari.

Penanggulangan/pengobatan HIV/AIDS
Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa terapi
antiretroviral (ARV). ARV bekerja mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak
menyerang sistem kekebalan tubuh.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, HIV/AIDS menjadi masalah serius karena bukan hanya merupakan masalah kesehatan
atau persoalan pembangunan, tetapi juga masalah ekonomi, sosial, dan lain-lain. Berdasarkan
sifat dan efeknya, sangatlah unik karena AIDS mematikan kelompok yang paling produktif
dan paling efektif secara reproduksi dalam masyarakat, yang kemudian berdampak pada
mengurangi produktivitas dan kapasitas dari masyarakat. Dampak yang ditimbulkan AIDS
terhadap masyarakat dapat bersifat permanen atau setidaknya berjangka sangat panjang.
AIDS secara sosial tidak terlihat (invisible) meski demikian kerusakan yang ditimbulkannya
sangatlah nyata. HIV/AIDS karena sifatnya yang sangat mematikan sehingga menimbulkan
rasa malu dan pengucilan dari masyarakat yang kemudian akan mengiring pada bentuk-
bentuk pembungkaman, penolakan, stigma, dan diskriminasi pada hampir semua sendi
kehidupan. Hampir semua orang yang diduga terinfeksi AIDS tidak memiliki akses terhadap
tes HIV, inilah yang membuat usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan menjadi sangat
rumit. Program pencegahan penyebaran HIV/AIDS harus segera dilaksanakan, tak terkecuali
area Lembaga Pemasyarakatan ataupun Rumah Tahanan.

B. Saran

Masyarakat membutuhkan penyuluhan tentang bahaya penyakit HIV/AIDS dan bagaimana


cara penularannya yang benat agar stigma dan diskriminasi terhadap HIV/AIDS dapat di
luruskan. HIV/AIDS perlu mendapatkan dukungan penuh dari berbagai kalangan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifputera A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Editor, Tanto C, dkk. Edisi 4.


Jakarta: Media Aesculapius. 2014; jilid 2; 975-981.
Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan
Indonesia 2016
Ditjen P2P,K.R.,2016. Petunjuk Teknisi Kampanya Imunisasi Measles Rubella (MR).
Jakarta:Kemenkes RI.
Dinas Kesehatan Kota Jambi.2017. Jumlah Penderita HIV Positif di Kota Jambi tahun 2017.
Jambi
Corwin, EJ 2009, Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3, EGC, Jakarta
Hasdianah,dkk. 2014. Gizi,Pemanfaatan Gizi,Diet dan Obesitas . Yogyakarta :Nuha Medika.
Amin huda nurarif, & Hardhi kusuma, (2015). aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis dan nanda nic noc (jilid 3). penerbit mediaction jogja
Ernawati, T. 2016. Pengaruh Ukuran Pemerintah Daerah, Jumlah SKPD, Umur Pemerintah
Daerah Dan Temuan Audit Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD). Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Susanto, Clevere R & GA Made Ari M. (2013). Penyakit Kulit dan Kelamin.
Yogyakarta:Nuha Medika.
UNAIDS. (2017). UNAIDS Data 2017. www.unaids.org diakses tanggal 28 Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai