Anda di halaman 1dari 17

Keperawatan Komunitas

“Asuhan Keperawatan Komunitas :


Penyakit Infeksi (DBD)
Kelompok 5
Resti Julita (18301064)
Resky Hidayat (18301065)
Riska Ramadani (18301066)
Rosa Anjani (18301067)
Salima Cerlina Laia (18301068)
Yola Agustia Syafitri (18301076)
Definisi Penyakit DBD

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit


yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes Albocpictus
Etiologi penyakit DBD

Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue sejenis


virus Arovirus. Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue
yaitu virus Dengue yang tegolong dalam family flaviviridae dan
dikenal ada 4 serotipe di Indonesia yaitu, DEN-1, DEN-2,
DEN-3 dan DEN-4.
Fase-fase penyakit DBD

Pada umumnya penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) akan mengalami


fase demam selama 2-7 hari, fase pertama: 1-3 hari penderita akan merasakan
demam yang cukup tinggi 40º C, kemudian pada fase kedua penderita
mengalami fase kritis pada hari ke 4-5, pada fase ini penderita akan
mengalami turunnya demam hingga 37º C dan penderita akan merasa dapat
melakukan aktivitas kembali (merasa sembuh kembali) pada fase ini jika
tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat dapat terjadi keadaan fatal, akan
terjadi penurunan trombosit secara drastic akibat pemecahan pembuluh darah
(pendarahan). Di fase yang ketiga ini akan terjadi pada hari ke 6-7, penderita
akan merasakan demam kembali, fase ini dinamakan fase pemulihan, di fase
inilah trombosit akan perlahan naik kembali dan normal kembali.
Tanda dan gejala DBD

1. Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus


2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie, purpura,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dana tau melena; maupun
berupa uji tourniquet positif.
3. Trombositopnia (trombosit ≤ 100.000/mm3)
4. Adanya kebocoran plasma (plasma leakage) akibat dari peningkatan
permeabilitas vascular yang ditandai salah satu atau lebih anda berikut:
a. Peningkatan hematocrit/hemokonsentrasi ≥ 20% dari nilai baseline atau
penurunan sebesar itu pada fase konvalesens
b. Efusi pleura, asites atau hypoproteinemia/hipoalbuminemia
Faktor-faktor yang berperan dalam penularan DBD

• Faktor pejamu (target penyakit, inang) dalam hal ini adalah manusia yang
rentan tertular penyakit DBD.
• Faktor penyebar (vektor) dan penyebab penyakit (Agen), dalam hal ini
adalah virus DEN tipe 1-4 sebagai agen penyebab penyakit, sedangkan
nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus berperan sebagai vektor
penyebar penyakit DBD.
• Faktor lingkungan, yakni lingkungan yang memudahkan terjadinya kontak
penularan penyakit DBD.
Pencegahan DBD

• Menguras
Kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi
penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat
penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan udara juga
harus di gosok untuk membersihkan dan mencampakkan telur nyamuk
yang menempel erat pada dinding tersebut.
• Menutup
Kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan udara seperti bak
mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan
yang mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat
lingkungan semakin kotor dan dapat menjadi sarang nyamuk.
Asuhan Keperawatan DBD berdasarkan kasus

Kasus
Satu tim perawat komunitas saat ini sedang melakukan asuhan keperawatan di
satu daerah yang terletak di pesisir sungai. Hasil winshield survey terdapat
banyak sampah berserakan serta air yang tergenang karena sedang musim hujan.
Hasil wawancara dengan kader jumantik mengatakan bahwa daerah tersebut
merupakan daerah endemis DBD. Tahun lalu terdapat satu kasus meninggal
serta 12 orang yang terkena DBD. Saat ini belum ada kasus DBD yang terjadi.
Hasil pendataan didapatkan bahwa 45% warga jarang menguras bak mandi,
35% warga tidak mengetahui penggunaan bubuk abate, hanya 10% warga yang
menggunakan kelambu anti nyamuk untuk tidur. Padahal berdasarkan data dari
kader, hampir seluruh rumah telah mendapatkan bantuan kelambu.
Pembahasan kasus:

1. Pengkajian
Data subjektif
Adapun beberapa data subjektif yaitu sebagai berikut:
• kader jumantik mengatakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah
endemis DBD
• Saat ini belum ada kasus DBD yang terjadi
• Tahun lalu terdapat satu kasus meninggal serta 12 orang yang terkena
DBD
Data objektif
Adapun beberapa data objektif yaitu sebagai berikut:
• terdapat banyak sampah berserakan serta air yang tergenang karena
sedang musim hujan.
• Hasil pendataan didapatkan bahwa 45% warga jarang menguras bak
mandi
• 35% warga tidak mengetahui penggunaan bubuk abate,
• hanya 10% warga yang menggunakan kelambu anti nyamuk untuk
tidur.
Diagnosa
Dx 1: kurang pengetahuan
Adapun beberapa data objektif berdasarkan kasus diatas sebagai berikut:
Do:
• 35% warga tidak mengetahui penggunaan bubuk abate

Adapun beberapa data subjektif berdasarkan kasus diatas sebagai berikut:


Ds:
• daerah tersebut merupakan daerah endemis DBD.
• Saat ini belum ada kasus DBD yang terjadi.
Dx 2 : prilaku kesehatan cenderung beresiko.
Do:
Adapun beberapa data objektif berdasarkan kasus diatas sebagai berikut:
• terdapat banyak sampah berserakan serta air yang tergenang karena sedang musim
hujan.
• 45% warga jarang menguras bak mandi
• 35% warga tidak mengetahui penggunaan bubuk abate
• hanya 10% warga yang menggunakan kelambu anti nyamuk untuk tidur. Padahal
berdasarkan data dari kader, hampir seluruh rumah telah mendapatkan bantuan
kelambu.
Ds:
Adapun beberapa data subjektif berdasarkan kasus diatas sebagai berikut:
• daerah tersebut merupakan daerah endemis DBD.
• Saat ini belum ada kasus DBD yang terjadi
Intervensi
Dx 1: defisit pengetahuan b.d kurang informasi terkait upaya pencegahan
pentakit DBD
Setelah dilakukan perawatan diharapkan penduduk yang terletak di pesisir
sungai.mampu mengenal masalah kesehatan dengan kriteria hasil:
•Pengetahuan tentang kesehatan dan prilaku meningkat.
•kontrol resiko dan keamanan meningkat.
Observasi
•identifikasi kesiapan dan kemampuan masyarakat menerima informasi terkait
•kaji penegtahuan masyarakat mengenai sebab dan akibat dari masalah terkait
•kaji penegtahuan masyarakat terkait upaya kesehatan pencegahan masalah terkait
Nursing
• sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
• libatkan system pendukung: keluarga, tenaga kesehatan.
• Dukung keluarga untuk membantu mencari informasi terkait
Edukasi
• Informasikan kepada keluarga pengetahuan terkait
• Ajarkan membersihkan lingkungan sekitar
• Berikan konseling terkait
Dx: prilaku kesehatan cenderung beresiko.
Setelah dilakukan perawatan diharapkan penduduk yang terletak di pesisir sungai.
mampu mengenal masalah kesehatan dengan kriteria hasil:
• Pengetahuan tentang kesehatan dan prilaku meningkat.
• kontrol resiko dan keamanan meningkat.
Intervensi:
Observasi
• Identifikasi resiko
• Kaji ulang riwayat kesehatan lalu dan dokumentasikan bukti yang menunjukan adanya
penyakit DBD.
• Identifikasi resiko biologis lingkungan dan perilaku.
• Identifikasi strategi koping yang digunakan
Nursing
• Diskusikan dan rencanakan aktifitas, pengurangan resiko.
• motifasi klien terhadap perubahan perilaku.
• Dukung untuk menganti kebiasaan beresiko.
Edukasi
• informasikan cara pengurangan resiko.
• informasikan pentingnya menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
• informasikan pentingnya mengetahui penggunaan bubuk abate.
• informasikan pentingnya menggunakan kelambu anti nyamuk untuk tidur.
Kolaborasi
• berkolaborasi dengan individu dan kelompok untuk mengubah prilaku
beresiko.
TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT

ANY QUETION???

Anda mungkin juga menyukai