Anda di halaman 1dari 8

Volume 3, Nomor 2, Februari 2019 Khoirin

HUBUNGAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA


KARIES GIGI PADAANAK USIA SEKOLAH KELAS IV

Khoirin

Program Studi DIII Keperawatan, STIKES ‘Aisyiyah Palembng


coy@stikes-aisyiyah-palembang.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang: Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan larutnya
mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang
disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat (médium makanan bagi bakteri) yang
dilanjutkan dengant imbulnya destruksi komponen-kompon enorganik yang akhirnya terjadi kavitasi
(pembentukan lubang). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan
meggosok gigi dengan terjadinya karies gigi pada anak usia sekolah kelas IV di SD Negeri 132
Palembang tahun 2018. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah anak sekolah kelas VI di SD Negeri 132
Palembang. Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan tehnik simple random
sampling yaitu sebanyak 129 Responden. Hasil: Berdasarkan hasil análisis bivariat dengan
menggunakan ujistatistik chisquare diperoleh nilai p = 0,003< ɑ maka dapat disimpulkan ada
hubungan yang signifikan antara kebiasaan menggosok gigi dengan terjadinya karies gigi pada anak
usia sekolah kelas IV di SD Negeri 132 Palembang. Saran: diharapkan bagi SD Negeri 132
Palembang mengontrol kesehatan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali.

Kata Kunci : Kebiasaan Menggosok Gigi Dan Karies Gigi

ABSTRACT
Background: Dental caries is a chronic, regressive process that begins with the dissolution of enamel
minerals, as a result of the disruption of the balance between the email and its surroundings caused by
the formation of microbial acids from the substrate (food for bacteria) which is followed by the
increase in the destruction of inorganic components finally cavitation (hole formation) occurs.
Objective: The aim of this study was to determine the relationship between the habit of tooth brushing
and the occurrence of dental caries in grade IV school-aged children in 132 Palembang Elementary
School in 2018. Method: This study was a quantitative descriptive study with a Cross Sectional
approach. The population of this study was the sixth grade school children at 132 Palembang
Elementary School. The technique used in this study by using simple random sampling technique is as
many as 129 respondents. Results: Based on the results of bivariate analysis using chi-square
testology obtained the value of p = 0.003 <ɑ, it can be concluded that there is a significant relationship
between the habit of brushing teeth with the occurrence of dental caries in fourth grade school-aged
children in 132 Palembang Elementary School. Suggestion: It is expected that the 132 Palembang
Elementary School will control dental and oral health every 6 months.

Keywords: Teeth Rubbing and Dental Caries Habits

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 191


Volume 3, Nomor 2, Februari 2019 Khoirin

PENDAHULUAN penyakit infeksi yang umum terjadi di


Kesehatan mulut sangat
dunia dan ditemukan pada 95% jumlah
mempengaruhi kesehatan dan
penduduk dunia. Menurut penelitian di
kesejahteraan tubuh secara umum, karena
negara – negara Eropa, Amerika, dan Asia,
mulut memiliki banyak peranan termasuk
termasuk Indonesia, ternyata 80-90% anak
fungsi bicara , pengunyahan, dan rasa
dibawah usia 18 tahun terserang karies
percaya diri. Jika kesehatan mulut
gigi. (Tarigan, 2014).
terganggu, maka akan berdampak pada
Upaya yang efektif untuk menjaga
kinerja seseorang. Penyakit gigi dan mulut
kebersihan gigi dan mulut salah satunya
terutama karies masih banyak diderita
yaitu dengan menggosok gigi secara rutin
masyarakat Indonesia, baik oleh anak -
dan teratur. Kebiasaan yang baik dan
anak maupun usia dewasa. Penyakit gigi
disiplin memelihara dan membersihkan
dan mulut dapat dicegah serta dikurangi
gigi dengan cara menggosok gigi secara
dengan berbagai pendekatan yang meliputi
rutin dan teratur harus sudah dimulai sejak
pencegahan yang dimulai pada masyarakat,
dini sehingga generasi penerus terbiasa
perawatan oleh diri sendiri dan perawatan
dengan pola hidup sehat. Menggosok gigi
oleh tenaga kesehatan gigi. (putri dkk,
adalah membersihkan gigi dari kotoran
2012).
atau sisa makanan dengan menggunakan
Kesehatan gigi merupakan salah satu
sikat gigi (Andarmoyo, 2012).
masalah kesehatan yang memerlukan
Karies merupakan salah satu penyakit
penanganan secara komprehensif, karena
kronik yang paling sering mempengaruhi
masalah gigi berdimensi luas yang
individu pada segala usia, karies gigi
meliputi: faktor fisik, mental maupun
merupakan masalah oral yang utama pada
sosial bagi individu yang menderita
anak-anak dan remaja. Upaya menurunkan
penyakit gigi. Gigi merupakan bagian dari
insidensi dan akibat gangguan sangat
alat pengunyahan pada sistem pencernaan
penting pada masa kanak-kanak karena
dalam tubuh manusia (Worotitjan dkk,
karies gigi, jika tidak ditangani akan
2013).
menyebabkan kerusakan total pada gigi
Menurut Word Health Organization
yang sakit. ( Wong, 2009).
(WHO), diperkirakan bahwa 90% dari
Menurut Riset Kesehatan Dasar
anak-anak sekolah di seluruh dunia dan
(Riskesdas) pada tahun 2013 yang
sebagian besar orang dewasa pernah
dilakukan di 33 provinsi di Indonesia,
menderita karies. penyakit karies atau
prevalensi penduduk yang bermasalah
penyakit gigi berlubang merupakan
pada gigi dan mulut untuk provinsi

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 192


Volume 3, Nomor 2, Februari 2019 Khoirin

Sumatera Selatan adalah 19,5% sedangkan prevalensi karies gigi pada siswa-siswi
prevalensi karies aktif untuk Sumatera pada Sekolah Dasar Negeri di Kota
Selatan sebesar 29,3% dan yang Palembang pada tahun 2007 pada
mempunyai suatu masalah karies sebesar umumnya sangat tinggi.
71,2% . Dari study pendahuluan yang
Berdasarkan data yang telah dilakukan peneliti dengan datang langsung
diperoleh dari Dinas Kesehatan kota ke SD Negeri 132 Palembang, peneliti
Palembang pada tahun 2015 didapatkan melakukan pengamatan ada 10 siswa-siswi
data karies gigi sejumlah 23.394 anak, dan yang lagi bermain peneliti menanyakan
pada tahun 2016 didapatkan bahwa kepada siswa-siswi tersebut apakah ada
penyakit karies gigi berjumlah 20.863 yang terkena karies gigi atau tidak dan
anak, sedangkan di tahun 2017 dari bulan 1 peneliti juga langsung melihat keadaan gigi
sampai bulan 11 di dapat data karies gigi dari 10 anak-anak itu, dari 10 siswa-siswi
berjumlah 16.546 (Dinas Kesehatan Kota tersebut ada 7 anak yang terkena karies
Palembang, 2017). gigi dan 3 anak yang mempunyai gigi baik
Menurut penelitian Ayu Ketut atau tidak terkena karies gigi.
Candrawati (2008), menunjukan terdapat Maka dari study pendahuluan peneliti
hubungan antara pengetahuan ibu tentang dan juga berdasarkan latar belakang di atas
kesehatan gigi dengan kejadian karies pada maka peneliti tertarik untuk meneliti
anak kelas 1 – 3 SD Negeri 3 Sumbar. dengan mengangkat masalah tentang
Sedangkan hasil penelitian yang Hubungan Kebiasaan menggosok gigi
dilakukan oleh Wahyuni, pada tahun 2007, dengan kejadian karies gigi pada siswa-
sebagian besar siswa-siswi Sekolah Dasar siswi Sekolah Dasar Negeri 132
Negeri Kota Palembang menderita karies. Palembang.
Ini ditunjukan dengan skor rata-rata
prevalensi karies sebesar 92,43%, hal ini METODE PENELITIAN
menunjukan prevalensi karies sangat Metode penelitian yang digunakan
tinggi. Berarti hanya 7,57% anak Sekolah dalam penelitian ini adalah Deskriptif
Dasar Negeri Kota Palembang yang bebas Kuantitatif dengan pendekatan Cross
dari masalah karies. Prevalensi karies Sectiona lyaitu pengumpulan data variable
tertinggi 93,21% pada Sekolah Dasar independen dan variable dependen yang
Negeri 144 Sukarame dan terendah 90,9% dilakukan bersama-sama atau sekaligus.
pada Sekolah Dasar Negeri 42 Ilir Barat I. Populasi yang diambil dalam
Perbedaan ini tidak signifikan berarti penelitian ini adalah siswa kelas IV SD

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 193


Volume 3, Nomor 2, Februari 2019 Khoirin

Negeri. Sampel penelitian ini > 0.05 (Significant Level atau 5 %) dan
menggunakan Random Sampling, dan tingkat kepercayaannya (Confident Level
jumlah sampel pada penelitian ini ialah atau 95%). Dengan ketentuan apabila p > α
129responden, pengambilan sampel (p ≥ 0.05) maka keputusa H0 Diterima
dengan cara acak sederhana (Simple berarti tidak ada hubungan yangbermakna
Random Sampling) yaitu dengan mengundi antara
anggota populasi (Lottery Technique). Dan variabel independent dan variabel
bersedia menjadi responden dan dependent dan sebaliknya apabila nilai p ≤
menandatangani Informent concent. α (p < 0.05) maka keputusan Ho Ditolak.
Analisa Data terdiri dari Analisis Ada hubungan antara variabel independen
Univariat adalah analisis yang dilakukan dan dependen dalam melakukan uji
untuk melihat distribusi frekuensi baik dari statistik ini dengan mengunakan bantuan
variabel independen (Kebiasaan program komputerisasi.
menggosok gigi) maupun variabel
dependen (karies gigi pada anak usia HASIL PENELITIAN
sekolah). Sedangakan Analisis Bivariat AnalisaUnivariat
adalah analisa yang dilakukan untuk Dalam analisis univariat dihasilkan
mengetahui apakah ada hubungan antara distribusi frekuensi (jumlah dan
variabel independen (kebiasaan presentase) dari masing-masing kategori
menggosok gigi) dengan variabel variable dependen (Karies gigi) dan
dependen (karies gigi) dengan variable independen (Kebiasaan
menggunakan uji statistik Chi Square Menggosok gigi).
dengan menggunakan batas kemaknaan α Tabel analisa univariat dapat dilihat
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Anaslisa Univariat (n=129)
No Varibael Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Kebiasaan Menggosok Gigi
Baik 77 59,7
Kurang Baik 52 40,3
Total 129 100
2 Karies Gigi
Tidak Ada Karies 56 43.4
Ada Karies 73 56,6
Total 129 100

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 194


Volume 3, Nomor 2, Februari 2019 Khoirin

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dependen (Karies Gigi) dan variable


diketahui bahwa dari 129 responden yang independen (Kebiasaan Menggosok Gigi).
memiliki kebiasaan menggosok gigi Dari analisa bivariate didapatkan hasil
dengan baik sebanyak 77 responden (59,7 sebagai berikut :
%) sedangkan responden yang ada karies Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi
gigi yaitu sebanyak 73 responden (56,6 %). dengan Terjadinya Karies Gigi pada
Anak Usia Sekolah Kelas IV
Analisa Bivariat Hasil analisa bivariate hubungan
Hubungan Analisis bivariate
kebiasaan menggosok gigi dengan
dilakukan dengan tabulasi silang
terjadinya karies gigi pada anak usia
(Crosstab) dan menggunakan uji Chi
sekolah kelas IV, dapat dilihat pada tabel
Square (X2) untuk menentukan bentuk
sebagai berikut.
hubungan statistic antara variable
Tabel 2.
Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Terjadinya
Karies Gigi pada Anak Usia sekolah kelas IV
No Status Karies Gigi
Kebiasaan Total P value
Tidak Ada Ada
Menggosok Gigi
n % n % n %
1 Baik 42 54,5 35 45,5 77 100
0,003
2 KurangBaik 14 26,9 38 73,1 52 100
Total 56 43,4 73 56,6 129 100

Berdasarkan tabel 2 diatas hasil Berdasarkan hasil uji statistik Chi


analisis hubungan antara kebiasaan Square diperoleh nilai p = 0,003< ɑ maka
menggosok gigi dengan timbulnya karies dapat disimpulkan ada hubungan antara
gigi diperoleh bahwa dari 77 responden kebiasaan menggosok gigi dengan
yang berkebiasaan menggosok gigi baik timbulnya karies gigi dengan demikian
dengan tidak ada karies gigi sebanyak hipotesis yang menyatakan ada hubungan
42responden (54,5 %) dan yang ada karies antara kebiasaaan menggosok gigi dengan
gigi sebanyak 35 Responden (45,5 %) timbulnya karies gigi terbukti secara
sedangkan dari 52 respondenyang statistik dengan pembuktikan nilai p < ɑ
berkebiasaan menggosok gigi kurang baik (0,05) berarti H0 ditolak.
dengan tidak ada karies gigi sebanyak 14
responden (26,9 %) dan yang ada karies
gigi sebanyak 38responden (73,1 %).

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 195


Volume 3, Nomor 2, Februari 2019 Khoirin

PEMBAHASAN yang menyatakan bahwa ada hubungan


Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi antara kebiasaan menggosok gigi secara
Dengan Terjadinya Karies Gigi teratur terhadap timbulnya status karies
Hasil analisis bivariat hubungan
pada anak usia sekolah.
antara kebiasaan menggosok gigi dengan
Berdasarkan hasil penelitian ini
kejadian karies gigi menunjukan proposi
dengan penelitian sebelumnya dan dengan
responden bahwa responden yang
teori - teori yang ada maka peneliti
berkebiasaan menggosok gigi baik dengan
berasumsi bahwa ada hubungan antara
tidak ada karies gigi sebanyak 42
kebiasaan menggosok gigi dengan
responden (54,5 %) sedangkan yang
timbulnya karies gigi pada anak usia
memiliki kebiasaan menggosok gigi
sekolah kelas IV di SD Negeri 132
kurang baik dengan tidak ada karies gigi
Palembang tahun 2018.
sebanyak 14 responden (26,9 %).
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
Perbedaan proporsi pada kebiasaan
faktor, salah satunya tingkat kepedulian
menggosok gigi secara teratur ini
anak terhadap cara menggosok gigi yang
bermakna secara statistic (p = 0,003)
benar masih kurang, kebanyakan dari
dimana p value lebih kecil dari ɑ (ɑ = 0,05)
mereka mengetahui cara menggosok gigi
yang berarti H0 ditolak atau ada hubungan
dengan benar tetapi tidak diterapkan dalam
antara kebiasaan menggosok gigi dengan
kebiasaan menggosok gigi yang biasa
kejadian karies pada anak usia sekolah
mereka lakukan sehari-hari, masih banyak
kelas IV di SD Negeri 132 Palembang.
yang tidak menggosok gigi pada malam
Penelitian ini sejalan dengan teori
hari sebelum tidur dan menggosok gigi
Skinner dalam Notoatmodjo 2012 Perilaku
pada pagi hari sebelum sarapan, sehingga
kesehatan adalah semua aktivitas atau
dapat menyebabkan kerusakan pada gigi
kegiatan seseorang baik yang dapat diamati
termasuk karies gigi, juga dari keadaan
(observable) maupun yang tidak dapat
ekonomi kebanyakan yang ekonominya
diamati (unobservable) yang berkaitan
kebawah ada karies giginya, ini bisa dilihat
dengan pemeliharaan dan peningkatan
dari cara berpakaian siswa – siswi yang
kesehatan. Yang mana untuk bisa
kurang rapi, dan dari perhatian orang tua
mendapatkan status kesehatan yang baik
juga sangat mempengaruhi terjadinya
maka dibutuhkan perilaku kesehatan yang
karies gigi karena tidak diajarkan betapa
artinya kebiasaan yang baik pula.
pentingnya menjaga kebersihan gigi dan
Hal ini juga sejalan dengan penelitian
mulut.
yang telah dilakukan oleh Alim (2014)

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 196


Volume 3, Nomor 2, Februari 2019 Khoirin

SIMPULAN DAN SARAN 2. Bagi SD Negeri 132 Palembang


Simpulan Diharapkan dapat dijadikan masukan

Berdasarkan hasil penelitian dan bagi institusi untuk selalu menjaga dan

pembahasan yang telah diuaraikan, maka mengontrol kesehatan gigi dan mulut

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : melalui berkerja sama dengan

1. Diketahuinya distribusi frekuensi puskesmas setempat supaya melakukan

kebiasaan responden menggosok gigi, pemeriksaan dan penyuluhan setiap 3

yang memiliki kebiasaan menggosok bulan sekali, sehingga bisa mencegah

gigi dengan baik sebanyak 77 terjadinya karies gigi pada siswa - siswi

responden (59,7 %). SD Negeri 132 Palembang.

2. Diketahuinya distribusi frekuensi 3. Bagi peneliti


Diharapkan mampu dijadikan sebagai
responden yang ada karies gigi
pengalaman berharga bagi penulis
sebanyak 73 responden (56,6 %).
dalam mengaplikasikan ilmu yang telah
3. Berdasarkan hasil uji statistik chi-
didapatkan selama menempuh
square didapatkan p-value .003 < dari
pendidikan serta memperluas wawasan
= 0.05 yang artinya ada hubungan
pengetahuan peneliti khususnya tentang
antara kebiasaan menggosok gigi
hubungan kebiasaan menggosok gigi
dengan kejadian karies gigi pada anak
terhadap timbulnya karies gigi pada
usia sekolah kelas IV.
anak usia sekolah kelas IV di SD Negeri
Saran
132 Palembang.
Melihat hasil penelitian diatas, ada
4. Bagi peneliti selanjutnya
beberapa saran yang perlu diperhatikan dan
Perlu dilakukan penelitian lanjut
ditindak lanjuti yaitu sebagai berikut :
mengenai hubungan dengan kejadian
1. Bagi Institusi Pendidikan STIKES
karies gigi pada murid SD. Untuk
‘Aisyiyah Palembang
Di harapkan dapat digunakan sebagai menyempurnakan rancangan penelitian

bahan refrensi untuk meningkatkan dengan disarankan mengkombinasikan

kualitas pendidikan dan bahan acuan metode kuantitatif dengan metode

bagi peneliti berikutnya dimasa yang kualitatif, sehingga dapat memperoleh

akan datang untuk dapat meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam yang

kualitas dan wawasan bagi mahasiswa - berhubungan dengan kejadian karies

mahasiswi STIKES ‘Aisyiyah gigi pada murid SD.

Palembang.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 197


Volume 3, Nomor 2, Februari 2019 Khoirin

DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Personal Hygiene. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta :RinekaCipta.
A.M.Kidd, Edwinda. 2013. Dasar-Dasar Karies. Jakarta : EGC.
Dinkes Palembang. 2017.Profil Dinkes Palembang Tahun 2017.
Hongini, S Y dan Aditiawarman, 2012. Kesehatan Gigi Dan Mulut. Bandung : PRC.
Kemenkes RI. 2012.Profil Kemenkes RI Tahun 2012.
Machfoedz, Ircham dan Asmar yeti zein. 2010. Menjaga Kesehatan Gigi & Mulut Anak-anak
Ibu Hamil. Yogyakarta :Fitramaya.
Mansjoer, Arifdkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius.
Naomi, 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Karies Gigi Dan Kebiasaan
Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak. Skripsi. Yogyakarta :
Medika Respati.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Meteodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
Pratiwi, D.2007.Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari-Hari. Jakarta : Kompas.
Ramadhan, AG. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi Dan Mulut. Jakarta : Bukune.
Riskesdas. 2013. Karies Gigi.
Sari, Siti Alimah. 2014. Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Dengan Timbulnya Karies
Gigi Pada Anak Usia Sekolah Kelas 4-6 di SDN Ciputat 6 Tangerang Selatan Provinsi
Banten. KTI. Jakarta : UIN Sarif Hidayatullah Jakarta,: 43-47.
Sariningsih, Endang. 2014. Gigi Busuk dan Poket Periodo natal Sebagai Focus Infeksi.Jakarta
:Kelompok Gramedia.
SD Negeri 132 Palembang. 2018. Profil SD Negeri 132 Palembang Tahun 2018.
Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Tarigan, Rasinta. 2013. Karies Gigi. Jakarta : EGC.
Wong, DL. 2009. Buku Ajar Keperawatan. Vol 1. Jakarta : EGC

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 198

Anda mungkin juga menyukai