Anda di halaman 1dari 38

i

Kode/Nama Rumpun Ilmu: 371/Ilmu Keperawatan


Bidang Fokus : Kesehatan

STUDI FENOMENOLOGI:
PENGEMBANGAN MODEL PENUGASAN PRIMARY NURSING DI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (25.500.000)

DIBIAYAI OLEH:

OLEH:
Ns. Gita Adelia, M.Kep NIDN: 1010128804

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


PAYUNG NEGERI PEKANBARU
SEPTEMBER

i
ii

COVER

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................

LUARAN DAN TARGET CAPAIAN.............................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................


1.2 TUJUAN.........................................................................................................
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................


BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ............................................................
4.1 BIAYA ..............................................................................................................
4.2 JADWAL ..........................................................................................................
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................................
BAB 6. PENUTUP.............................................................................................................
6.1 SIMPULAN ......................................................................................................
6.2 SARAN .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................................
LAMPIRAN 1 SAP.............................................................................................................

LAMPIRAN 2 SURAT TUGAS.........................................................................................

LAMPIRAN 3 KUINTASI.................................................................................................

ii
iii

iii
1

DAFTAR TABEL

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan deklarasi
pembangunan dunia berupa pembangunan berkelanjutan yang di gagas oleh
majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai lanjutan dari
deklarasi Millennium Development Goals (MDGs) yang telah berakhir tahun
2015 dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dunia (Cesario, 2016). SDGs
sebagai kesepakatan pembangunan global (2015-2039) memiliki 17 tujuan
dengan 169 rangkaian target yang pelaksanaannya dilakukan dengan
memperhatikan prinsip: (a) universality, dilaksanakan oleh negara maju dan
berkembang; (b) integration, dilaksanakan secara terintegrasi dan saling
terkait pada semua dimensi pembangunan berkelanjutan meliputi sosial,
ekonomi dan lingkungan; dan (c) no one life behind, harus memberi manfaat
bagi semua terutama bagi yang rentan dan pelaksanaan yang melibatkan
semua pemangku kepentingan (WHO, 2015). Seluruh isu kesehatan dalam
SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan yakni menjamin kehidupan yang sehat
dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia (Kemenkes RI,
2015).
1.2 TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengembangan model penugasan
primary nursing di ruang rawat inap rumah sakit Universitas Sumatera
Utara dengan output berupa blueprint model penugasan primary nursing.
2. TUJUAN KHUSUS
Tujuan khusus penelitian ini meliputi
(a) mengidentifikasi karakteristik demografi partisipan,
(b) melihat tingkat pengetahuan partisipan tentang model penugasan
primary nursing sebelum perumusan blueprint model penugasan primary
nursing,

1
2

(c) melihat tingkat kepuasan perawat sebelum implementasi model


penugasan primary nursing,
(d) melihat tingkat kepuasan pasien sebelum implementasi model
penugasan primary nursing,
(e) merumuskan blueprint model penugasan primary nursing,
(f) melihat tingkat pengetahuan partisipan setelah perumusan blueprint
model penugasan primary nursing,
(g) melihat tingkat kepuasan perawat setelah implementasi model
penugasan primary nursing,
(h) melihat tingkat kepuasan pasien sebelum implementasi model
penugasan primary nursing

2
3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

 Model Penugasan Keperawatan


1. Definisi model penugasan keperawatan
Model penugasan keperawatan adalah mekanisme operasional pemberian
asuhan keperawatan aktual bagi pasien dan keluarga (Huber, 2017). Model
asuhan keperawatan adalah sebuah sistem yang digunakan perawat untuk
mengorganisasikan dan menyampaikan asuhan keperawatan yang baik yang
dibutuhkan oleh pasien (Hood, 2014). Sedangkan menurut Black (2013), Model
asuhan keperawatan adalah sebuah metode pengorganisasian dan pemberian
asuhan keperawatan untuk mencapai respon yang diinginkan oleh pasien. Jadi,
model penugasan keperawatan adalah metode yang digunakan perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga
2. Komponen model penugasan keperawatan
Secara umum terdapat 4 (empat) komponen umum model penugasan
keperawatan meliputi (a) kebutuhan pasien, (b) demografi populasi pasien, (c)
jumlah staf keperawatan, dan (d) rasio dan tingkat pendidikan perawat (Jones,
2007). Sedikit berbeda dengan hal diatas, Adapun elemen dasar sebuah model
penugasan meliputi identifikasi hubungan perawat pasien dan pengambilan
keputusan klinis, alokasi kerja dan penugasan pasien, komunikasi interdisipliner,
manajemen dan koordinasi (Huber, 2013).
3. Prinsip pemilihan model penugasan keperawatan
Prinsip umum pemilihan model penugasan keperawatan meliputi (a)
memfasilitasi pencapaian tujuan organisasi, (b) hemat biaya, (c) berkontribusi
dalam mencapai hasil yang diinginkan pasien, (d) memberikan kepuasan bagi
perawat, (e) memungkinkan implementasi proses keperawatan, (f) mendukung
komunikasi yang memadai antar tenaga kesehatan, (g) mendukung tanggungjawab
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung dan menyeluruh,
(h) dirancang memberikan responsibilitas, otoritas dan akuntabilitas bagi perawat
guna merencanakan, mengorganisasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan,

3
4

(i) memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan setiap pemberi perawatan


digunakan untuk mencapai respon yang paling baik yang diinginkan pasien, (j)
memastikan terjadi komunikasi, (k) memastikan bahwa model tersebut
memajukan praktik keperawatan professional, dan (l) menyediakan asuhan
keperawatan yang menerima pasien secara utuh (Black, 2017).

4. Jenis model penugasan keperawatan


Empat model dasar model penugasan yaitu (a) keperawatan fungsional, (b)
perawatan pasien total, (c) keperawatan tim, dan (d) keperawatan primer (primary
nursing) (Dubois, et al., 2013). Model penugasan fungsional mengacu pada semua
tingkat perawat yang berkontribusi terhadap asuhan keperawatan termasuk
registered nurses dan unregistered nurses.
Model penugasan tim mengharuskan setiap perawat bekerja sama untuk
memberi perawatan kepada sekelompok pasien di bawah pengawasan dan arahan
seorang registered nurse (Deravin, Francis, Nielsen, & Danerson, 2017). Model
total patient care terdiri dari satu perawat yang dialokasikan pada sekelompok
pasien untuk perubahan tertentu, dan pasien dialokasikan secara shift-by-shift
(King, Science, & King, 2014).

 Model Penugasan Primary Nursing


1. Sejarah primary nursing
Model penugasan primary nursing pertama kali dikembangkan di
Amerika Serikat pada akhir 1960an oleh Marie Manthey, model ini lahir
dari ketidakpuasan sekelompok perawat terhadap peran profesional
perawat (Wessel & Manthey, 2015). Sejak saat itu model ini dianggap
sebagai cara ideal untuk mengatur asuhan keperawatan karena didasarkan
pada pendekatan yang berpusat pada pasien dan mendukung
profesionalisme, otonomi, deskripsi pekerjaan yang luas dan pengambilan
keputusan mdaniri perawat (Mattila et al., 2012). Model ini juga
dikembangkan akibat adanya peningkatan jumlah pasien rawat inap
(Black, 2014).

2. Definisi primary nursing

4
5

Model penugasan primary nursing adalah sebuah model penugasan


keperawatan dimana 1 (satu) perawat bertanggungjawab memberikan
perawatan pada 1 (satu) pasien selama pasien dirawat di rumah sakit
sehingga mungkinkan perawat memberikan perawatan aktual (Wessel &
Manthey, 2015). Model penugasan primary nursing merupakan model
penugasan dimana satu perawat bertanggungjawab memulai dan
memperbaharui rencana asuhan keperawatan, pedidikan kesehatan, dan
menyusun perencanaan pulang setiap pasien mulai dari pasien dirawat
sampai pasien keluar dari rumah sakit (Ellis & Hartley, 2012).
3. Tujuan primary nursing
Tujuan model penugasan primary nursing adalah memberian
perawatan komprehensif dan konsisten kepada pasien (Black, 2017).
Model penugasan ini juga bertujuan untuk membangun hubungan dan
koneksi yang baik antar perawat dan pasien sehingga membantu
mengidentifikasi apa yang diharapkan dari salah satu pihak saat
berinteraksi (Payne & Steakley, 2015). Menurut Simamora (2014) tujuan
primary nursing adalah terdapatnya kontinuitas keperawatan yang
dilakukan secara komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Manfaat model penugasan primary nursing
a. Manfaat model penugasan primary nursing (Kelly, 2010) meliputi
pasien dan keluarga mampu membina hubungan saling percaya
dengan 1 (satu) primary nurse,
b. perawat memiliki tanggungjawab dan kewajiban dalam
mengembangankan rencana asuhan keperawatan bersama pasien dan
keluarga, pendekatan perawatan bersifat holistik,
sehinggamemudahkankontinuitas
perawatan, memberi wewenang pada perawat dalam membuat
keputusan. Menurut Dewi, et al. (2017), manfaat implementasi model
penugasan primary nursing yaitu kemampuan untuk mengelola
pasien, perawat memberikan perawatan yang kompeten untuk pasien,
kepuasan perawat dan fleksibelitas jadwal pelayaan.
5. Keunggulan primary nursing

5
6

Keunggulan penerapan model penugasan primary nursing


diantaranya pertama, model penugasan ini dirancang untuk
mengembangkan dan mendukung hubungan terapeutik perawat-pasien
(Carabetta, et al., 2013). Kedua, model kerja primary nursing berhubungan
dengan peningkatan tanggungjawab, independensi, komitmen perawat
dalam bekerja, pengalokasian sumber daya sesuai dengan kebutuhan
pasien, serta pembentukan ikatan emosional antara perawat dan pasien
(Korhonen & Kangasniemi, 2013). Ketiga, model ini digunakan untuk
mendukung patisipasi pasien serta tanggung jawab untuk
mengkoordinasikan semua aspek keperawatan termasuk discharge
planning atau perencanaan pulang (Riva, Schulz, Staffoni, & Schoeb,
2014).
6. Komponen primary nursing
Primary nursing sebagai salah satu model penugasan yang bersifat
internasional memiliki 5 komponen (Johansson, Lundström, & Heiwe, 2015)
diantaranya:
1. Tanggung jawab profesional keperawatan
Meliputi tanggung jawab dalam pengambilan keputusan, tanggungjawab
memutuskan informasi penting terkait apa yang harus dilakukan dan tidak harus
dilakukan
2. Edukasi pasien
Tugas primary nurse berdasarkan komponen ini yaitu mengisi dokumen
edukasi pasien yang meliputi (form edukasi, pengkajian kebutuhan edukasi dan
evaluasi kegiatan edukasi pasien.
3. Model penugasan berpusat pada pasien
Komponen ini mengharuskan primary nurse bertanggungjawab dalam
memastikan bahwa kebutuhan pasien sesuai dengan kemampuan perawat,
menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai kebutuhan pasien
4. Jalur komunikasi langsung
Jalur komunikasi yang terbentuk berupa komunikasi horizontal, langsung
kepada pasien tanpa perantara, mengumpulkan semua informasi yang
dibutuhkan pasien dan mengkomunikasikan kepada pasien dan keluarga,

6
7

berinisiatif melakukan komunikasi kepada pasien dan tim kesehatan lainnya,


dan mengkomunikasikan informasi penting yang dibutuhkan melalui primary
nurse atau tim kesehatan lain
5. Pemikiran terintegrasi dan tanggungjawab operasional terhadap asuhan
keperawatan yang berkualitas.
Komponen ini meliputi mengkaji kebutuhan pasien, menjadi perencana,
namun bertanggungjawab terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan.
7. Elemen model penugasan primary nursing
Primary nursing adalah sistem penugasan yang dirancang khusus untuk
memudahkan perawat membangun, memelihara, dan memaksimalkan hubungan
terapeutik dengan pasien. Adapun elemen dasar dalam model penugasan primary
nursing (Wessel & Manthey, 2015) adalah sebagai berikut:
a. Tanggung jawab membina hubungan dan membuat keputusan
Primary nurse menerima tanggungjawab (responsibility), wewenang
(authority) dan tanggunggugat (accountability) untuk mengelola asuhan
keperawatan pasien. Dalam peran ini, primary nurse menjalin hubungan dengan
pasien dan / atau keluarga, mengidentifikasi kebutuhan pasien dan memiliki
wewenang untuk mengembangkan rencana perawatan pasien. Perawat lainnya
(associate nurse) diwajibkan untuk mengikuti rencana perawatan yang ditetapkan
primary nurse.
b. Pembagian kerja dan penugasan pasien
Pada model penugasan primary nursing, pembagian kerja dan penugasan
pasien ditentukan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien, keterampilan
perawat, dan komitmen untuk memaksimalkan keberlangsungan perawatan.
primary nurse dapat menentukan bahwa pasien akan menjadi lebih baik dilayani
dengan memfasilitasi pasien ke primary nurse lain. Hal ini dilakukan dengan cara
melakukan komunikasi menyeluruh terhadap pasien dan keluarga. Pada elemen
ini, dijelaskan bahwa primary nurse memiliki wewenang penuh untuk
menentukan jenis dan jumlah asuhan keperawatan yang akan diterima pasien dan
siapa yang akan memberikan perawatan tersebut.
c. Komunikasi antar tim kesehatan

7
8

Kesejahteraan pasien dan konsistensi perawatan bergantung pada arus


informasi antara pasien dan keluarga dan orang yang memberi asuhan
keperawatan. Primary nurse memberikan informasi tentang pasien untuk
memastikan bahwa perawatan dikoordinasikan dan sesuai dengan kebutuhan unik
pasien. Primary nurse bekerja sama dengan semua anggota tim perawatan
kesehatan atas nama pasien, termasuk terlibat dalam pemecahan masalah secara
kreatif untuk menyelesaikan masalah yang teridentifikasi atau yang bersifat
potensial.
d. Manajemen dan kepemimpinan
Manajer menciptakan budaya guna mendukung model penugasan primary
nursing dan praktik profesional. Para pemimpin fokus pada perawatan dan
pelayanan pasien dan keluarga, terutama ketika inisiatif dan tuntutan lainnya
mengancam fokus tersebut. Para manajer berkomitmen untuk melakukan
pengembangan staf klinis sebagai pengambil keputusan otonom dan pemecah
masalah dengan jelas mengartikulasikan harapan untuk perawatan dan kerja tim
yang memberikan suasana di mana pertumbuhan individu dan hubungan tim yang
sehat.
8. Peran primary nurse
Adapun peran primary nurse (Wessel & Manthey, 2015) adalah sebagai
berikut:
1. Sentry
Primary nurse mengawasi pasien dan keluarga. Sebagai pengawas, primary
nurse menilai, memonitor, dan mengintervensi pasien untuk mencegah
komplikasi, meningkatkan dan mengoptimalkan kesembuhan pasien.
2. Teacher
Primary nurse memastikan bahwa pendidikan yang diberikan kepada pasien
dan keluarga tidak hanya mempertimbangkan pengetahuan yang ingin
disampaikan oleh tim perawatan kesehatan tetapi juga pengetahuan yang
dibutuhkan dan diterima oleh pasien dan keluarga. Dalam peran ini perawat
memaksimalkan kemampuan pasien dan keluarga secara aman dalam merawat diri
mereka sendiri dan mengoptimalkan kesejahteraan pasien dan keluarga.
3. Healer

8
9

Primary nurse dalam peran ini memastikan bahwa rencana perawatan disusun
menggunakan pendekatan yang holistik meliputi aspek fisik, spiritual, mental, dan
emosional.
4. Collaborator
Primary nurse bekerja dalam tim dengan semua anggota tim perawatan kesehatan
serta pasien dan keluarga. Primary nurse mengkoordinasikan perawatan,
memastikan bahwa tim interprofessional bekerja secara kooperatif demi
kepentingan pasien.
5. Guide
Primary nurse mengembangkan rencana untuk memastikan bahwa pasien dan
keluarga menerima informasi yang diperlukan. informasi yang diberikan
tergantung pada situasi yang dialami pasien dan keluarga saat itu. Dalam peran
ini, primary nurse memastikan bahwa pasien dan keluarga dapat berfungsi
sebagai tim dalam perawatan dengan memastikan bahwa mereka memiliki
informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan tentang perawatan.
6. Leader
Primary nurse sebagai pemimpin, bertanggungjawab memastikan bahwa tim
kesehatan bekerja sebagai tim untuk kepentingan pasien. Primary nurse
mengadvokasi dan berbicara atas nama pasien.

9
10

9. Perbedaan primary nursing dengan model penugasan lainnya


Tabel. 2.1 Perbedaan model penugasan primary nursing, team nursing dan total
patient care
Primary Nursing Team Nursing Total Patient Care
Registered nurse Registered nurse Registered nurse bertanggung
sebagai primary memimpin tim atau jawab pada semua aspek
nurse bertanggung memimpin registered asuhan keperawatan pada satu
jawab terhadap satu nurses, practical nurses, atau lebih pasien dalam satu
orang pasien dan unlicensed assistive shift
personnel (UAP)
Primary nurse Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan
membuat keputusan terjadi selama satu shift; terjadi selama satu shift, baik
untuk masing- keputusan itu oleh registered nurse
masing pasien sebagian besar diambil merawat pasien atau perawat
berdasarkan oleh ketua tim atau lainnya.
hubungan terapeutik manajer keperawatan
yang telah terjalin
antara primary nurse
dan pasien selama
pasien dirawat
Primary nurse Anggota TIM Asuhan keperawatan
memberikan asuhan melaksanakan asuhan biasanya bersifat konsisten,
keperawatan pada keperawatan dibawah komprehensif dan holistik
pasien yang sama supervisi registered
selama pasien nurse
dirawat di Rumah
Sakit
Primary nurse Ketua tim menyusun Registered nurse bekerja
melakukan intervensi keperawatan, langsung untuk pasien,
pengkajian pasien, mengkoordinasikan keluarga dan tenaga
menyusun dan asuhan keperawatan kesehatan lainnya
melaksanakan dengan anggota tim
intervensi lainnya dan

10
11

keperawatan melaksanakan asuhan


keperawatan pada
tindakan keperawatan
yang bersifat kompleks

Komunikasi yang Ada hirarki komunikasi Komunikasi bersifat


terjalin antar perawat antara perawat dengan langsung, dalam total patient
bersifat horizontal perawat, perawat care, registered nurse
antar satu perawat dengan ketua tim dan mungkin diperlukan untuk
dengan perawat ketua tim dengan berkomunikasi dengan
lainnya perawat lainnya dokter dan anggota lain dari
tim perawatan kesehatan
melalui perawat lainnya
Sumber: Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P.A., & Hall, A. M. (2013).
Fundamentals of Nursing. 8th Edition. Canada: Elsivier Mosby.

10. Pengaruh primary nursing bagi pasien dan keluarga


Pengaruh primary nursing bagi pasien dan keluarga (Mattila, et. al, 2014)
Pertama, pengaruh bagi pasien ditekankan pada aspek kepuasan pasien meliputi
hubungan perawat pasien, pertukaran informasi, dukungan sosial, kontinuitas
perawatan, keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan kesempatan untuk
memilih pilihan perawatan yang berbeda. Dukungan perawat terhadap pasien dan
stress pasien dengan Rumah Sakit.
Kedua, pengaruh bagi perawat ditekankan pada aspek karakteristik kerja
meliputi otonomi kerja, umpan balik / kejelasan dan kompleksitas kerja. Tugas
perawat yang terdiri atas tugas perawatan pribadi, tugas psikososial, tugas rumah
tangga dan tugas organisasi. Selain dua hal diatas, model penugasan primary
nursing bagi perawat juga berpengaruh pada aspek organisasi dimana hasil
penelitian menunjukan bahwa biaya per pasien per hari di unit keperawatan
primer adalah lebih rendah dari pada unit keperawatan tim.
11. Kepuasan Kerja Perawat
Kepuasan kerja merupakan faktor penting dalam pelayanan kesehatan (Atefi,
Abdullah & Wong 2014). Kepuasan kerja didefinisikan sebagai rasa pemenuhan

11
12

dan kebanggaan yang dirasakan oleh orang-orang yang menikmati pekerjaan


sehingga dapat melakukan pekerjaan tersebut baik (Castaneda, & Scanlan, 2014).
Kepuasan kerja ditentukan oleh perbdaningan harapan seseorang sebelumnya
tentang pekerjaan dan pengalaman saat ini dari pekerjaan tersebut (Lorber &
Savic, 2012).
12. Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien adalah istilah yang dapat diartikan berbeda oleh pasien;
maknanya juga bisa berbeda untuk pasien yang sama pada waktu yang berbeda
(Alasad, Tabar, & AbuRuz, 2015). Penelitian Taheri, Jahromi & Hojat (2015)
menyatakan terdapat ada hubungan yang signifikan antara pengalaman kerja dan
faktor profesional personil, secara statistik terdapat perbedaan kepuasan pasien
dalam domain seperti rasa hormat, perawatan dan kepercayaan di bangsal umum
dibdaningkan bangsal khusus.
13. Landasan Teori
Teori keperawatan yang akan diaplikasikan pada penelitian ini adalah Model
konseptual keperawatan Watson, Peplau dan King. Model konseptual keperawata
Watson berfokus pada komponen kepedulian manusia (human caring) dan
pertemuan antara orang yang peduli dan orang yang diperhatikan, aktivitas
kepedulian dilakukan oleh perawat terutama saat a berinteraksi dengan orang lain
(Fawcett, 2005).
Primary nursing adalah salah satu model penugasan keperawatan dengan
gambaran 1 (satu) orang perawat bertanggungjawab menyediakan asuhan
keperawatan 24 jam kepada pasien. Dilihat dari pengertiaannya, model penugasan
primary nursing merupakan model penugasan dengan pendekatan holistik
(biologis, psikologis, sosial, dan spritual). Dalam penerapannya, secara umum
model ini lebih mengedepankan aspek hubungan antar perawat dan pasien serta
sistem yang mempengaruhi hubungan tersebut seperti sistem personal,
interpersonal dan sosial yang dapat mempengaruhi kesembuhan pasien.

Nilai humanistik
alturistik

Pemenuhan Keyakinan dan


kebutuhan manusia harapan

Menyediakan
12
lingkungan
Kepekaan terhadap
psikologis, fisik,
diri dan orang lain
sosial budaya, dan
spiritual
Pemecahan masalah Ungkapan perasaan
yang sistematis positif dan negatif

13

Skema 2.1 Kerangka Model Konseptual Teori Keperawatan Jean Watson,


Hildegard Peplau, dan Imogene M. King.
Sumber: Alligood, M. R. (2014). Nursing Theory: Utilization & Application. 5th
edition. United States: Mosby, an imprint of Elsevier Inc. Retrieved
from www. pdfdrive.com
14. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual terdiri dari konsep (kata atau istilah) yang mewakili
gagasan abstrak, dihubungkan dengan cara yang mewakili hubungan antara
konsep (Tappen, 2016).

Kondisi awal Desain kerja menggunakan


model tim

1. Reconnaissance
Tindakan 2. Plannning 13
3. Acting & Observing
4. Reflecting
14

Kondisi akhir Terbentuk desain kerja primary


nursing

Skema 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu gambaran bagaimana peneliti berencana

menjawab pertanyaan penelitian (Lobiondo-Wood & Haber, 2014). Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah

action research. Action research merupakan suatu penelitian dengan karakteristik

peneliti harus bekerja dalam kelompok untuk memahami atau memperbaiki situasi

yang diidentifikasi oleh kelompok menggunakan teknik yang sistematis, analitis,

14
15

dan reflektif guna mengumpulkan data yang mengarah pada pengembangan

rencana tindakan guna memecahkan masalah berdasarkan pada informasi yang

dikumpulkan (Streubert & Carpenter, 2011).

 Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah rumah sakit Universitas Sumatera Utara (USU).

Rumah Sakit ini adalah entitas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/Dikti

yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Universitas Sumatera Utara. Merupakan

salah satu dari 20 rumah sakit Perguruan Tinggi Negeri dengan status yang sama

dan akan dikembangkan di Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan/Dikti.

Visi Rumah Sakit USU adalah sebagai pusat pengembangan IPTEKDOK

2025 di wilayah Indonesia Barat. Misi Rumah Sakit USU meningkatkan mutu

Dokter, Dokter Spesialis dan tenaga kesehatan serta mutu Pelayanan Kesehatan

khususnya di Sumatera Bagian Utara dan mengembangkan IPTEKDOK secara

terpadu antara berbagai cabang ilmu kedokteran dan kesehatan maupun ilmu-ilmu

lain yang menunjang.

2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan kegiatan penelitian ini berdasarkan 1 siklus action research.

Kegiatan penelitian dimulai dari persiapan hingga seminar hasil penelitian adalah

dari bulan Desember 2017 sampai Februari 2019.

15
38

Tabel. 3.1 Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan


WAKTU PELAKSANAAN
KEGIATAN
2017 2018 2019

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb

Perumusan
masalah
Penyusunan
proposal
penelitian

Seminar
proposal
Pelaksanaan
penelitian
Pengolahan
data hasil
penelitian
Seminar
hasil

38
39

3. Partisipan

Pendekatan yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive

sampling. Purposive sampling atau dikenal juga dengan istilah judgmental sampling didasarkan

pada keyakinan bahwa pengetahuan peneliti tentang populasi dapat digunakan untuk memilih

partisipan yang memahami masalah yang diteliti (Polit & Back, 2014).

Loiselle, Profetto-McGrath, Polit and Beck (2011) mengatakan melalui pendekatan

purposive sampling peneliti memutuskan dengan sengaja untuk memilih seluas mungkin

partisipan atau mungkin memilih subjek yang dinilai khas dari populasi yang bersangkutan atau

memiliki pengetahuan tentang isu-isu yang diteliti. Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti

menetapkan yang menjadi partisipan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 12 orang partisipan

meliputi (a) direktur medik dan keperawatan Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara, (b)

kepala bagian pelayanan medik dan keperawatan Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara, (c)

kepala seksi keperawatan Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara, (c) ketua mutu Rumah Sakit

Universitas Sumatera Utara, (d) komite keperawatan Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara,

(e) kepala ruangan dan (f) primary nurse.

4. Pengumpulan Data

Data mengacu pada kumpulan informasi yang terorganisasi, biasanya hasil dari pengalaman,
pengamatan, eksperimen. Data dapat terdiri dari angka, kata, atau gambar, terutama karena
pengukuran atau pengamatan dari sekumpulan variabel (Yin, 2011). Peneliti melakukan
pengumpulan data di ruang rawat inap rumah sakit Universitas Sumatera Utara dengan jumlah
partisipan sebanyak 12 partisipan dan sampai partisipan mencapai saturasi data.
Saturasi data berarti bahwa partisipan berada pada suatu titik kejenuhan dimana tidak ada
informasi baru yang didapatkan dan pengulangan data telah dicapai (Lobiondo-Wood & Haber,
2014). Secara umum, terdapat dua hal penting yang berkaitan dengan pengumpulan data yaitu:

39
40

5. Metode pengumpulan data


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data (Wood & Ross-Kerr, 2011). Secara umum, terdapat beberapa
cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini meliputi
a) kuisioner data demografi,

b) kuisioner pengetahuan perawat tentang primary nursing,

c) kuisioner kepuasan pasien, d) kuisioner kepuasan perawat dan

e) panduan focus group discussion (FGD) pre dan post penyusunan blueprint model

penugasan primary nursing.

Data yang diperoleh melalui kuisioner demografi dilakukan pengumpulan atau diisi oleh

partisipan sebanyak 1 (satu) kali yaitu pada pada tahap reconnaissance. Sedangkan kuisioner

pengetahuan perawat tentang model penugasan primary nursing, kuisioner kepuasan pasien dan

kuisioner kepuasan perawat pada penelitian ini akan dikumpulkan sebanyak 2 (dua) kali yaitu

ditahap reconnaissance dan tahap refleksi.

Pengumpulan data yang dilakukan melalui FGD, juga dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu

pada tahap reconnaissance dan tahap refleksi. Setiap pertemuan FGD berlangsung selama 60

menit, dengan 3 kelompok FGD kelompok FGD yang terdiri atas 1-5 partisipan tiap kelompok,

wawancara ini dilakukan dengan cara meminta pendapat dan pengalaman partisipan secara

bersamaan (Lobiondo-Wood & Haber, 2014). Tidak berbeda dengan kuisioner pengetahuan

tentang primary nursing dan FGD, pengumpulan data menggunakan field notes dan photo log

dilakukan bersamaan dengan dilakukannnya kedua pengumpulan data tersebut yaitu di tahap

reconnaissance dan tahap refleksi.

6. Alat pengumpulan data


Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti, selain kuisioner

data demografi, kuisioner pengetahuan perawat tentang primary nursing, panduan FGD, format

40
41

field notes, format photo log dan perekam suara (voice recorder). Peneliti sebagai alat

pengumpul data penting untuk memiliki kemampuan dalam melakukan wawancara untuk

mendapatkan data yang mendalam dan nyata (Streubert dan Carpenter, 2011).

Alat pengumpul data lainnya dalam penelitian adalah kuisioner. Kuesioner merupakan alat

pengumpul data yang terdiri dari pertanyaan tertulis yang memerlukan tanggapan tertulis,

dirancang untuk mengumpulkan data individu tentang pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan

perasaan (Lobiondo-Wood & Haber, 2014). Kuisioner dipilih dengan pertimbangan

memungkinkan peneliti dapat menjaga dengan baik anonimitas partisipan dalam penelitian (Polit

& Back, 2012).

 Validitas

1. Validitas

Validitas adalah konsep yang kompleks, menunjukkan alat ukur yang digunakan dalam

penelitian benar-benar mengukur apa yang diukur (Burn, & Grove, 2005). Validitas memiliki

sejumlah aspek dan pendekatan penilaian. Pada penelitian ini, pendekatan penilaian yang

digunakan adalah content validity guna melihat cakupan area konten yang memadai.

2. Tahapan Penelitian Action Research

Proses umum pelaksanaan action research secara singkat dibagi dalam 4 (empat) tahapan

meliputi planning, acting, observing dan reflecting (Kemmis, McTaggart & Nixon, 2015).

Reconnaissance

41
42

Reconnaissance atau dikenal juga dengan istilah preliminary study mengacu pada proses

pengumpulan informasi awal (Kemmis, McTaggart & Nixon, 2015). Kegiatan yang akan

dilakukan peneliti pada tahap ini meliputi (a) mengenal lokasi penelitian, (b) melakukan

pendekatan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dilokasi penelitian menggunakan teknik

Prolonged Engagement, (c) menilai pengetahuan partisipan terhadap tema yang akan

dikembangkan menggunakan FGD dan kuisioner, dan (d) memperhatikan pertimbangan terkait

etika penelitian.

Planning

Setelah tahap reconnaissance dilaksanakan, kegiatan selanjutnya adalah perencanaan.

Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini meliputi (a) menyusun timetable kegiatan

perumusan blueprint model penugasan primary nursing, (b) menentukan peserta yang terlibat

dalam perumusan blueprint model penugasan primary nursing, (c) menentukan jadwal kegiatan

sosialisasi blueprint model penugasan primary nursing, dan (d) menentukan jadwal persiapan

dan implementasi model penugasan primary nursing (Streubert, & Carpenter, 2011).

Acting dan Observing


Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini diantaranya

a) melakukan kegiatan perumusan blueprint model penugasan primary nursing,

b) sosialiasi blueprint model penugasan primary nursing,

c) implementasi blueprint model penugasan primary nursing,

d) melakukan observasi perumusan blueprint model penugasan primary nursing,

e) melakukan observasi sosialisasi blueprint model penugasan primary nursing,

f) melakukan observasi implementasi model penugasan primary nursing.

Reflecting

42
43

Tahapan reflecting merupakan tahap akhir dari penelitian action research. Tahap ini akan

dilakukan dengan beberapa cara diantaranya menganalisis, mensintesis, menafsirkan,

menjelaskan dan menarik kesimpulan serta memperluas kajian output yang telah disusun

(Kemmis, McTaggart & Nixon, 2015). Pada tahap ini, kegiatan yang akan dilakukan berupa

penyebaran kuisioner pengetahuan partisipan setelah dilakukan sosialisasi blueprint model

penugasan primary nursing, kepuasan perawat setelah dilakukan implementasi model penugasan

primary nursing, kepuasan pasien setelah dilakukan implementasi model penugasan primary

nursing dan FGD guna memperoleh persepsi partisipan terhadap pelaksanaan model penugasan

primary nursing. Selanjutnya semua data yang diperoleh akan dianalisis dan ditarik kesimpulan.

43
44

1. Evaluasi blueprint dan Reconnaissance: Thematic


kegiatan model penugasan concern
primary nursing
2. Penyebaran kuisioner
pengetahuan tentang model
penugasan primary
nursing 1. Menentukan jadwal kegiatan
3. Penyebaran kuisioner
perumusan blueprint model
kepuasan perawat
4. Penyebaran kuisioner penugasan primary nursing
kepuasan pasien 2. Menentukan peserta yang
5. FGD tentang model terlibat dalam perumusan
penugasan primary blueprint model penugasan
primary nursing
3. Menentukan jadwal kegiatan
1. Perumusan blueprint sosialisasi blueprint model
model penugasan primary penugasan primary nursing
nursing 4. Menentukan jadwal
2. Sosialisasi blueprint model implementasi dan persiapan
penugasan primary model penugasan primary
nursing nursing
3. Implementasi blueprint
model penugasan primary
nursing
Skema 3.1 Penelitian action research

3. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini akan dianalisis dengan dua cara yaitu analisis

secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis menggunakan metode content analysis.

Content analysis adalah analisis data naratif untuk mengidentifikasi tema dan pola yang

menonjol di antara tema yang muncul (Polit & Back, 2014).

44
45

Data kualitatif yang akan digunakan dalam content analysis adalah data yang diperoleh dari

hasil wawancara FGD antara partisipan dengan peneliti. Data ini dianalisis dalam bentuk tema-

tema dengan cara menemukan kesamaan dan perbedaan data dalam wawancara, dan kemudian

mengelompokkannya ke dalam kategori makna yang lebih luas, lebih abstrak, dan menyeluruh

(Lobiondo-Wood & Haber, 2014).

4. Pertimbangan Etik

Pertimbangan etik adalah standar perilaku yang membedakan antara perilaku yang dapat

diterima dan tidak dapat diterima (Tappen, 2016). Untuk menjamin akuntabilitas kepada

partisipan, maka sebuah penelitian memerlukan perlindungan hak asasi manusia meliputi

autonomy, privacy, confidentiality, dan justice (Wood & Ross-Kerr, 2011).

45
46

Prinsip autonomy pada penelitian ini akan dicapai dengan cara memberikan kesempatan atau

pilihan kepada partisipan untuk mengikuti atau menolak pelaksaan penelitian menggunakan

informed consent. Informed consent adalah suatu prinsip legal yang berarti bahwa partisipan

memahami perlunya berpartisipasi dalam penelitian dan partisipan dengan sadar setuju untuk

berpartisipasi (Lobiondo-Wood & Haber, 2014).

5. Kesahihan data (Trusthworthiness)


Pada penelitian ini, kepercayaan data (trustworthiness) dievaluasi menggunakan
kriteria credibility, dependability, dan confirmability dengan tujuan untuk memperoleh
hasil penelitian yang dapat dipercaya (rigor) (Streubert& Carpenter, 2011). Credibility
mengacu pada kepercayaan terhadap kebenaran dan interpretasi data (Burn, & Grove,
2005).
Peneliti akan meningkatkan credibility pada penelitian ini dengan teknik (a)
terlibat dalam
pengumpulan data, (b) prolonged engagement yaitu membangun kepercayaan dan
hubungan baik dengan partisipan dalam kegiatan pengumpulan data agar diperoleh
pemahaman mendalam tentang budaya, bahasa, atau pandangan kelompok yang diteliti dan
untuk menguji kesalahan informasi, (c) triangulasi data, mengacu pada penggunaan
beberapa referensi untuk menarik kesimpulan yang benar (Tappen, 2016).

46
47

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 BIAYA
Peralatan

Material Justifikasi kuantitas Harga satuan Biaya (Rp)


pemakaian (Rp)
Dokumentasi Dokumentasi 1 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
pengambilan data
Voice Recorder Pengambilan data 1 Rp 2.075.000 Rp 2.075.000
Sony ICD-PX470 deep intervew
SUB TOTAL (Rp) Rp.3.075.000

Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Biaya (Rp)


Pemakaian (Rp) tahun 2
ATK Sarana untuk 1 Rp 450.000 Rp 450.000
peneliti
dalam
melakukan
proses penelitian
Pulsa Melakukan 10 Rp 450.000 Rp 4.000.000
(telepon/reguler kegiatan
dan kuota pengumpulan
internet) data melalui
deep interview
Biaya jasa Pengolahan data 10 Rp 900.000 Rp 9.000.000
pengolahan data penelitian
kualitatif
menggunakan
apalikasi
komputer QDA
miner lite

47
48

Konsumsi Konsumsi pada 10 Rp 100.000 Rp 1.000.000


saat kegiatan
wawancara
SUB TOTAL Rp. 14.450.000
(Rp)

Lain-lainnya

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Biaya (Rp)


Pemakaian (Rp) tahun 2
Cetak laporan + Untuk 6 Rp 250.000 Rp 1.500.000
CD dokumentasi
pelaporan
Rapat Rapat koordinasi 1 Rp 500.000 Rp 500.000
tim selama
pengerjaan
penelitian
Administrasi Administrasi 1 Rp1.475.000 Rp1.475.000
tempat penelitian
Suvenir Saguhati untuk 10 Rp 400.000 Rp 4.000.000
partisipan
Biaya tidak Biaya lain diluar 1 Rp 500.000 Rp 500.000
perkiraan
terduga
anggaran yang
telah di tentukan
SUB TOTAL Rp.7.975.000
(Rp)
TOTAL Rp.25.500.000

4.2 JADWAL PENELITIAN


No Rincian Kegiatan Minggu
1 2 3 4
A Persiapan
1 Survey Lokasi
2 Permohonan Izin

48
49

3 Persiapan Tempat
Kegiatan
B Pelaksanaan
1 Pembukaan
2 Penyampaian Materi
3 Diskusi / Tanya Jawab
4 Penutup / Foto Bersama

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian dan hasil analisis penelitian berdasarkan

tujuan penelitian dibandingkan dengan penelitian terdahulu, pendapat para ahli atau teori apakah

hasil penelitian memperkuat, berlawanan atau menghasilkan hal yang baru. Pembahasan ini juga

mengulas proses pelaksanaan action research dengan judul pengembangan model penugasan

primary nursing di ruang rawat inap rumah sakit Universitas Sumatera Utara dan pelajaran yang

didapat oleh peneliti (lesson learned) serta keterbatasan penelitian.

1. Tahap reconnaissance

Pada tahap reconnaissance, penemuan masalah penelitian sangat ditentukan oleh

pendekatan peneliti terhadap lokasi penelitian. Kegiatan pertama yang dilakukan peneliti

pada tahap ini adalah mempertahankan kepercayaan partisipan dan pihak-pihak terkait

dalam penelitian menggunakan teknik prolonged engagement yaitu peneliti berinteraksi

dan memiliki keterlibatan dalam waktu ± 2 semester dengan partisipan dan pihak-pihak

terkait yang ada di lokasi penelitian sebelum penelitian dilakukan sehingga peneliti telah

49
50

mempelajari atau memahami budaya, latar sosial, atau fenomena yang terdapat di lokasi

tersebut.

Prolonged engagement yang terbangun antara peneliti dan partisipan serta pihak-

pihak terkait juga berdampak pada terbinanya hubungan saling percaya dan keterbukaan

sehingga memudahkan peneliti memperoleh banyak data sesuai dengan kebutuhan

penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukan Korstjens dan Moser (2018)

mengatakan bahwa prolonged engagement sebagai bagian dari trustworthiness

penelitian action research bermanfaat untuk memudahkan peneliti memahami

karakarteristik dan lokasi penelitian, menguji informasi yang salah, membangun

kepercayaan, dan mengetahui serta mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian.

Hasil penelitian yang diperoleh pada tahap ini berdasarkan kegiatan diatas berupa

deskripsi lokasi penelitian meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan juga ancaman

yang didapat peneliti melalui pengumpulan data menggunakan kusioner dan FGD serta

juga dilihat dari profil rumah sakit Universitas Sumatera Utara.

2. Tahap planning
Pada tahap planning kegiatan yang dilakukan meliput 1) menyusun timetable, 2)
menyusun ide untuk menyelesaikan permasalahan dan menshare ide-ide yang telah
dikumpulkan terhadap orang-orang yang berkepentingan, dan 3) persiapan sosialisasi dan
impelementasi model penugasan primary nursing. Penyusunan timetable penelitian
bertujuan untuk menentukan tanggal dan kegiatan yang akan dilakukan serta pihak-pihak
yang akan dilibatkan pada tahap perumusuan blueprint model penugasan primary
nursing.
Alber (2011) timetable penelitian memudahkan peneliti untuk mencatat kegiatan
utama dan pengumpulan data utama serta memberi gambaran kepada peneliti tentang
batas waktu pengerjaan sebuah penelitian. Guna memudahkan proses ini, peneliti
berkoordinasi dengan Ketua Komite Keperawatan Universitas Sumatera utara.

50
51

Sedangkan koordinasi mengacu pada pembentukan saluran komunikasi antara orang-


orang yang melakukan pekerjaan yang berbeda, dan koordinasi dimaksudkan untuk
memperbaiki tindakan para pelaksana, yang tidak mematuhi jalannya rencana yang
dipilih (Vanagas & Stankevič, 2014).
3. Tahap acting dan observing
Tahap acting dan observing merupakan serangkaian tahapan dalam action
research yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Pada tahap ini kegiatan yang
dilakukan meliputi 1) perumusan blueprint model penugasan primary nursing, 2)
sosialisasi blueprint model penugasan primary nursing, dan 3) implementasi blueprint
dan model penugasan primary nursing. Kegiatan perumusan blueprint model penugasan
meliputi 1) pemaparan hasil output kegiatan yaitu terbentuknya blueprint model
penugasan primary nursing, 2) brainstorming tentative model penugasan primary
nursing dilakukan guna memperoleh masukan tambahan baik dilihat dari segi
karakteristik rumah sakit maupun berdasarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan
model penugasan primary nursing dari tim perumus.
4. Tahap reflecting
Merupakan tahap akhir dari 1 siklus kegiatan action research dengan judul
pengembangan model penugasan primary nursing di ruang rawat inap rumah sakit
Universitas Sumatera Utara. Kegiatan refleksi pada penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh tanggapan terhadap definisi, implementasi, hambatan, harapan dan masukan
terhadap pelaksanaan model penugasan primary nursing, melihat gambaran tingkat
pengetahuan partisipan terhadap model penugasan primary nursing, dan melihat
gambaran tingkat kepuasan pasien dan perawat terhadap model penugasan primary
nursing. Kegiatan ini dilakukan melalui penyebaran kuisioner dan pelaksanaan kegiatan
FGD.
Definisi model penugasan primary nursing menghasilkan sub tema yaitu: 1) salah
satu model dalam MPKP terdiri atas primary nurse dan associate nurse dan primary
nurse mampu membuat keputusan sendiri, 2) suatu metode penugasan dimana perawat
merawat seorang pasien selama 24 jam penuh. Wessel dan Manthey (2015) menyatakan
model praktik profesional didasarkan pada penelitian keperawatan dan teori dan termasuk
stdanar etika, klinis, dan profesional.

51
52

Output pengembangan model penugasan primary nursing

Proses penelitian 1 siklus action research ini sesuai dengan tujuan penelitian telah
menghasilkan output berupa blueprint model penugasan primary nursing. Blueprint ini dapat
digunakan sebagai pedoman dalam implementasi model penugasan primary nursing diruang
rawat inap rumah sakit Universitas Sumatera Utara.

Blueprint model penugasan primary nursing berisi komponen-komponen dari model


penugasan primary nursing meliputi struktur organisasi, kriteria primary nurse, struktur
organisasi model penugasan primary nursing, kriteria primary nurse, tugas, tanggungjawab dan
wewenang primary nurse, alur komunikasi, dan aturan pendukung model penugasan primary
nursing. Harapan peneliti terhadap blueprint ini adalah pihak terkait dari rumah sakit universitas
sumatera utara menjadikan blueprint ini sebagai pdanuan dalam menyusun pdanuan model
penugasan primary nursing sehingga menjadi stdanar baku dalam pelaksaan model penugasan
primary nursing di ruang rawat rumah sakit Universitas Sumatera Utara.

Outcome pengembangan model penugasan primary nursing

Outcome dari penelitian ini adalah pihak rumah sakit menerima blueprint ini sebagai dasar
dalam menyusun pdanuan model penugasan primary nursing ruang rawat inap rumah sakit
Universitas Sumatera Utara. Selain itu pengembangan model penugasan primary nursing
berdampak pada peningkatan pengetahuan partisipan terhadap model penugasan primary nursing
serta kepuasan pasien dan perawat diruang rawat inap rumah sakit Universitas Sumatera Utara.

Lesson learned penelitian pengembangan model penugasan primary nursing

Pembelajaran utama yang penulis dapatkan dari hasil kegiatan penelitian ini adalah action
research merupakan salah satu bentuk penelitian yang sangat direcomendasikan bagi dunia
keperawatan karena bersifat inovatif dan aplikatif. action research menghasilkan output
penelitian yang berasal dari masukan dari berbagai pihak sehingga output yang dihasilkan
memiliki masukan yang kaya ilmu. Output yang dihasilkan dalam action research merupakan
output yang sesuai dengan kebutuhan lokasi penelitian. Pembelajaran lainnya yang didapat

52
53

peneliti dalam penelitian ini yaitu peneliti perlu melakukan banyak latihan terkait pengumpulan
data menggunakan FGD.
5. Keterbatasan penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah,
namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:
1. Jumlah literature review terbaru terkait model penugasan primary nursing
masih sangat sedikit. Sedangkan literature review terbaru memberikan
informasi tentang permasalahan terkait model penugasan primary nursing
2. Penelitian bidang keperawatan yang menggunakan desain action research juga
sedikit, sedangkan jumlah penelitian action research yang banyak dapat
menjadi panduan sehingga memudahkan dalam memahami dan melaksanakan
penelitian ini.

53
54

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang berjudul pengembangan model

penugasan primary nursing di ruang rawat rumah sakit Universitas Sumatera Utara yaitu sebagai

berikut:

1. Pengetahuan partisipan tentang model penugasan primary nursing nursing sebelum

dan sesudah perumusan blueprint model penugasan primary nursing meningkat dari

58,3% menjadi 91.7%

2. Peningkatan kepuasan perawat sebelum dan sesudah implementasi model penugasan

primary nursing di ruang rawat inap rumah sakit Universitas Sumatera Utara

meningkat dari 53.8 % menjadi 69.2%

3. Peningkatan kepuasan pasien sebelum dan sesudah implementasi model penugasan

primary nursing di ruang rawat inap rumah sakit Universitas Sumatera Utara

meningkat dari 46.7% menjadi 60%

54
55

4. Terbentuknya blueprint model penugasan primary nursing ruang rawat inap rumah

sakit Universitas Sumatera Utara.

6.2 Saran

Bagi rumah sakit diharapkan blueprint model penugasan primary nursing sebagai

output dari penelitian ini, dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan model penugasan

primary nursing di ruangan lain di rumah sakit Universitas Sumatera Utara.

DAFTAR PUSTAKA

Acar, I., &Butt, S. E. (2016). Modeling nurse-patient assignments considering patient acuity and
travel distance metrics. Journal of Biomedical Informatics. Volume 64, Page 192–206.
https://doi.org/10.1016/j.jbi.2016.10.006

Afiyanti, Y., & Rachmawati, I. N. (2014). Metodologi penelitian kualitatif dalam riset
keperawatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Aiyar, S., Ebeke, C., & Shao, X., (2016). The Impact of Workforce Aging on European
Productivity. International Monetary Fund

Alasad, J., Tabar, N. A., & AbuRuz, M. E. (2015). Patient satisfaction with nursing care :
measuring outcomes in an international setting. The journal of nursing administration.
Volume 45, Number 11, pp 563-568. DOI: 10.1097/NNA.0000000000000264

Alber, S. M. (2011). A Toolkit for Action Research. United Kingdom: Rowman & Littlefield
Publishers, Inc. Retrieved from www.bookfi.org

55
56

Alligood, M. R. (2014). Nursing Theory: Utilization & Application. 5th edition. United States:
Mosby, an imprint of Elsevier Inc. Retrieved from www. pdfdrive.com

American Nurses Association. (2012). ANA’s Principles for Delegation by Registered Nurses to
Unlicensed Assistive Personnel (UAP). Maryland: Silver Spring. ISBN-13: 978-1-55810-
477-8

American Psychological Association. (2010). Publication manual of the American


Psychological Association. 6th edition. United States of America: British Library.Retrieved
from www. bookfi.org

Armstrong, S. J., Rispel, L. C., & Penn-Kekana, L. (2015). The activities of hospital nursing
unit managers and quality of patient care in South African hospitals: a paradox? Global
Health Action. Volume 8, page 26243. http://dx.doi.org/10.3402/gha.v8.26243

Atefi, N., Abdullah, K. L., & Wong, L. P. (2014). Job satisfaction of Malaysian registered
nurses: a qualitative study. British Association of Critical Care Nurses. doi:
10.1111/nicc.12100

Back, B. P. (2017). Professional Nursing: Concept & Challanges. 8th ed. Missouri Elsevier.
Retrieved from www. bookfi.org

Banaser, M., Stoddart, K., & Cunningham, N. (2017). A Qualitative Study of Patient satisfaction
in Oncology Wards Setting in Saudi Arabia. Journal Nursing Health Science. Volume 3
Issue 3.

56
57

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. SURAT TUGAS

LAMPIRAN 2. DOKUMENTASI KEGIATAN

LAMPIRAN 3. KUNTASI

57

Anda mungkin juga menyukai