……………… 119
lapisan terluar mempunyai otot sirkuler terletak pada posisi segmen tertentu.
(bundar) dan lapisan terdalam memiliki Setelah dewasa, akan terjadi
otot memanjang (longitudinal). Cacing pembengkakkan pada epidermis yang
tanah merupakan hewan hermaphrodite disebut clitellum, terletak pada segmen
dan memiliki beberapa gonad yang tertentu yang akan membentuk cocoon.
usahatani dan/atau diberbagai tingkat karena curah hujan musiman cukup tinggi
penggunaan lahan. sehingga sesuai untuk perkembangan
Tanaman monokultur, penggunaan cacing tanah. Pada perkebunan tebu
olah tanah konvensional dan pestisida (biomassa fauna rata-rata 38,01 gberat
akan mempengaruhi populasi dan segar/m2) komunitas cacing tanah juga
biomassa cacing tanah. Mobilitas cacing mendominasi.
tanah sangat pantas untuk monitoring Cacing tanah merupakan salah satu
untuk dampak polutan, perubahan makro fauna yang berpotensi sebagai
struktur tanah dan praktek agrikultur. bioindikator kualitas tanah. Populasi
Keberadaan cacing tanah dalam lahan cacing tanah berhubungan positif dengan
dapat bertindak sebagai suatu indikator pH. Cacing tanah berkembang baik pada
yang bermanfaat untuk menilai kualitas pH netral, sehingga meningkatnya pH
lingkungan atau rehabilitasi. Biomassa tanah meningkatkan populasi cacing
dan populasi cacing tanah dapat tanah. pH ideal untuk cacing tanah adalah
digunakan sebagi bioindikator berbagai 6 – 7,2. Pada tanah gambut, semakin
tingkat anekologis/penggunaan lahan tinggi kandungan C-organik semakin
(Paoletti, 1999). Penentuan bioindikator rendah populasi cacing tanah. Cacing
kualitas tanah diperlukan untuk tanah menyukai bahan organik kualitas
mengetahui perubahan dalam system tinggi (C/N rendah). Kualitas bahan
tanah akibat pengelolaan yang berbeda. organik yang paling menentukan populasi
Perbedaan penggunaan lahan akan cacing tanah adalah asam humat dan
mempengaruhi populasi dan komposisi fulvat (Priyadarshini,1999).
makrofauna tanah (Lavelle et al., 1994 Semakin tinggi kandungan asam
dalam Dewi, 2001). humat dan fulvat, semakin kecil populasi
Pengolahan tanah secara intensif, cacing tanah; bahkan pada kondisi asam
pemupukan dan penanaman secara humat dan fulvat cukup tinggi cacing
monokultur pada sistem pertanian tanah bias tidak dijumpai sama sekali.
konvensional dapat menyebabkan Hasil penelitian Sugiyarto (2009)
terjadinya penurunan secara nyata menunjukkan bahwa semakin tinggi
biodiversitas makro fauna tanah intensitas pengelolaan lahan
(Pankhurst, 1994 dalam Maftu’ah dkk., menyebabkan biodiversitas makrofauna
2005). Cacing tanah secara tradisional tanah semakin menurun. Biodiversitas
telah digunakan indikator kualitas tanah makrofauna tanah pada sistem hutan
(kesuburan tanah). Memberikan indikasi campuran (0.30) berubah menjadi
yang baik kesuburan tanah pertanian. masing-masing 0.16 dan 0.09 pada
Posisi dan bentuk dari klitelum, setae dan sistem hutan monokultur sengon dan
organ/bagian badan mengandung zat agroforestri berbasis sengon
perekat spermathecaea. Aktivitas Pemberian bahan organik (mulsa)
pertanian seperti pembajakan sawah, mempengaruhi populasi cacing tanah
pengolahan tanah, pemupukan dan (Ponthoscolex corenthrurus) pada sistem
aplikasi pestisida mempengaruhi fauna ini agroforestri. Dengan adanya
(Paoletti, 1999). penambahan bahan organik sebagai
Padang pengembalaan mempunyai sumber makanan dan menjaga iklim
kepadatan cacing tanah dan biomassa mikro yang baik. Selain itu nampak bahwa
yang lebih tinggi daripada padang rumput; pemulsaan dengan bahan organik sisa
hutan yang menggugurkan daun tanaman dapat meningkatkan populasi
mempunyai biomassa dan kepadatan cacing tanah (Ponthoscolex corenthrurus)
cacing tanah yang lebih tinggi dibanding dengan indeks diversitas 0.124 (tanpa
coniferous (hutan pinus); ladang-ladang mulsa) dan 0.214 (dengan mulsa) yang
yang ditanami mempunyai kepadatan berperan penting dalam pemeliharaan
lebih rendah dibanding kebanyakan kesuburan tanah.
orchads (Paoletti, 1999) Menurut Lavelle Penggunaan cacing tanah sebagai
et al. (1994) dalam Dewi (2001) padang salah satu cara menekan jumlah
rumput savanna (biomassa fauna rata- pemakaian pupuk buatan tidak semudah
rata32,06 g berat segar/m2) dan padang seperti pemanfaatan kompos untuk
rumput penggembalaan (biomassa fauna mengurangi pemakaian pupuk. Cacing
rata-rata 73,20 g beratsegar/m2). Pada tanah merupakan makhluk hidup,
kedua tipe penggunaan lahan ini cacing sementara kompos bukan makhluk hidup.
berkembang dengan baik, kemungkinan Aktivitas, kematian, reproduksi dari cacing
Yayuk Purwaningrum : Peranan Cacing Tanah terhadap Ketersediaan ….……………… 126
FAO. 2009. Soil biota Willis. 2005. Potensi makro fauna tanah
andbiodiversity.http://www.fao.org/b sebagai bioindikator kualitas tanah
iodiversity. Diakses tanggal 19 gambut. Bioscientiae 2 (1):1-14
April2009.Hakim, N., M. Y. Nyakpa, Primack BR, Supriatna J, Indrawan
A. M.Lubis, S. G. Nugroho, M.
A.Dika, Go Ban Hong, H. H.