Anda di halaman 1dari 9

Yayuk Purwaningrum : Peranan Cacing Tanah terhadap Ketersediaan ….

……………… 119

AGRILAND VOLUME 1 No.2 JAN-JUNI 2012 ISSN : 2089-5844

PERANAN CACING TANAH TERHADAP KETERSEDIAN


HARA DI DALAM TANAH
Yayuk Purwaningrum

Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara


Jl. Karya Bhakti No. 34 Medan Johor Telp.(061) 69692531

ABSTRAK antara lapisan atas dan bawah. Aktivitas


ini juga menyebabkan bahan organik
Tanah merupakan bagian dari tubuh akan tercampur lebih merata. Kotoran
alam yang menutupi bumi dengan lapisan cacing tanah juga kaya akan unsur hara.
tipis, disintesis dalam bentuk profil dari Salah satu organisme penghuni tanah
pelapukan batu dan mineral, dan yang berperan sangat besar dalam
mendekomposisi bahan organik yang perbaikan kesuburan tanah adalah fauna
kemudian menyediakan air dan unsur tanah. Proses dekomposisi dalam tanah
hara yang berguna untuk pertumbuhan tidak akan mampu berjalan dengan cepat
tanaman. Yang membuat tanah itu subur bila tidak ditunjang oleh kegiatan
diantaranya pelapukan lanjut, bahan makrofauna tanah. Diharapkan artikel ini
mineralogi, kapasitas pertukaran kation memberikan formasi ilmiah tentang
(KTK) yang tinggi, kelembaban air, pH potensi cacing tanah sebagai bioindikator
netral dan kelebihan garam. Tanah untuk menilai kualitas lahan.
bersifat sangat penting bagi kehidupan,
sehingga perlindungan kualitas dan Keywords : cacing tanah, bioindikator,
kesehatan tanah sebagaimana kesuburan tanah
perlindungan terhadap kualitas udara dan
air harus sangat dijaga. Namun banyak BIOLOGI DAN EKOLOGI CACING
faktor yang dapat menurunkan kualitas TANAH
dan kesehatan tanah tersebut, misalnya
kadar hara yang terkandung dalam tanah, Menurut Edwadrd dkk, (1972)
vegetasi, iklim, sifat fisik dan kimia tanah. klasifikasi cacing tanah tersusun atas :
Kesehatan tanah itu sendiri dapat Kingdom : Animalia
didefinisikan secara umum sebagai Phylum : Annelida
kemampuan berkelanjutan dari suatu Class : Oligochaeta
tanah untuk berfungsi sebagai suatu Famili : Lumbridae
sistem kehidupan yang penting didalam Genus : Lumbricus
batas-batas ekosistem dan tata guna Spesies : Lumbricus sp
lahannya, untuk menyokong produktivitas Cacing tanah merupakan organisme
hayati, meningkatkan kualitas udara dan tanah yang memiliki peranan penting
lingkungan perairan, serta memelihara pada pertumbuhan tanaman telah
kesehatan tanaman, hewan dan manusia. diketahui lebih dari seabad yang lalu,
Kualitas tanah itu sendiri dapat sejak terbit publikasi buku dari Charles
didefinisikan secara umum sebagai Darwin berjudul “The formation of
kemampuan tanah untuk menghasilkan vegetable mould through the action of
produk tanaman yang bergizi dan aman worms” pada tahun 1881. Setelah itu
secara berkelanjutan, serta meningkatkan banyak peneliti melakukan penelitian
kesehatan manusia dan ternak, tanpa untuk mengamati peranan cacing tanah
menimbulkan dampak negatif terhadap ini dalam pertumbuhan tanaman terutama
sumberdaya dan lingkungan. Lahan pada daerah temperate (memiliki 4
pertanian yang mengandung cacing tanah musim).
pada umumnya akan lebih subur karena Cacing tanah memiliki bentuk
tanah yang bercampur dengan kotoran simetris secara bilateral, memiliki segmen
cacing tanah sudah siap untuk diserap di bahagian luar. Tidak memiliki tulang
oleh akar tanaman. Cacing tanah yang dan cuticle (kulit) yang tipis berpigmen,
ada didalam tanah akan mencampurkan memiliki setae pada semua segmennya
bahan organik pasir ataupun bahan kecuali pada 2 segmen pertama, dengan
Yayuk Purwaningrum : Peranan Cacing Tanah terhadap Ketersediaan ….……………… 120

lapisan terluar mempunyai otot sirkuler terletak pada posisi segmen tertentu.
(bundar) dan lapisan terdalam memiliki Setelah dewasa, akan terjadi
otot memanjang (longitudinal). Cacing pembengkakkan pada epidermis yang
tanah merupakan hewan hermaphrodite disebut clitellum, terletak pada segmen
dan memiliki beberapa gonad yang tertentu yang akan membentuk cocoon.

Gambar 1. Susunan setae di permukaan tubuh cacing tanah

Saluran pencernaan cacing tanah Setelah menjadi halus makanan


pada dasarnya berupa saluran anterior- menuju intestine. Intestine merupakan
posterior dengan ekskresi melalui anus saluran yang panjang hampir sepanjang
atau melalui organ tertentu dinamakan badan cacing. Proses pengolahan dan
nephridia. Di depan mulut dari cacing penyerapan makanan berlangsung di
terdapat buccal cavity dan melekat intestine. Didalam intestine akan
prostomium, kesemuanya terdapat pada dikeluarkan sejumlah enzim dan berbagai
segmen pertama. Setelah mulut terdapat jenis mikroorganisme yang bekerja untuk
pharynx, yang berfungsi sebagai mengolah makananan ini.
pengisap dan pemompa makanan masuk Didinding intestine terdapat
ke dalam crop dan gizzard. Selama sejumlah saluran darah yang berfungsi
perjalanan menuju crop dan gizzard, menyerap sari pati makanan dari dalam
sejumlah calciferous gland dilepaskan intestine untuk dialirkan keseluruh tubuh
dari dinding esophagus. Crop merupakan cacing. Makanan yang tidak diserap akan
ruang tunggu sebelum ruang gizzard dibuang melalui saluran pembuangan,
kosong dari makanan. Di dalam gizzard dan kotoran cacing tanah ini dinamakan
makanan akan digiling menjadi ukuran kascing (kotoran bekas cacing).
yang lebih halus dengan bantuan partikel
mineral yang diperolehnya dari dalam
makanan.

Gambar 2. Struktur alat pencernaan dari cacing tanah

Cacing tanah merupakan salah satu bagi mendukung pertanian. Berdasarkan


fauna tanah yang digunakan sebagai ekologinya maka cacing tanah dapat
indikator tingkat kesuburan dan kualitas dibagi atas 3 kelompok yaitu: (1) cacing
(kesehatan) tanah. Kehadiran cacing epigeic, (2) cacing endogeic, dan (3)
tanah dapat meningkatkan kesuburan cacing anecic (Lee, 1985). Cacing yang
tanah dan kehadirannya dipengaruhi tergolong pada epigeic terdapat pada
kondisi tanah terutama kandungan bahan tumpukan bahan organik sehingga cacing
organik dan kelembaban tanah. yang termasuk pada kelompok ini
Cacing tanah merupakan digunakan dalam pembuatan
makrofauna yang banyak manfaatnya vermikompos. Cacing yang tergolong
Yayuk Purwaningrum : Peranan Cacing Tanah terhadap Ketersediaan ….……………… 121

pada kelompok endogeic menempati bekas tambang di Ohio (Amerika Serikat)


daerah di kedalaman > 10-20 cm dari menunjukan, bahwa cacing tanah dapat
permukaan tanah, aktif dalam membuat meningkatkan kadar K tersedia 19% dan
saluran horizontal di dalam tanah dan P tersedia165%. Ahun 1979, Wollny juga
mengkonsumsi tanah. menyatakan bahwa cacing tanah
Sementara cacing yang tergolong mempengaruhi kesuburan dan
pada anecic mengkonsumsi bahan produktivitas tanah. Dengan adanya
organik dan tanah, untuk mendapatkan cacing tanah, kesuburan dan produkvitas
bahan organik maka cacing tanah harus tanah akan meningkat. Selain itu cacing
naik ke permukaan tanah maka tanah juga dapat meningkatkan daya
terbentuklah saluran vertikal (Lee, 1985). serap air permukaan (Harun, 2009).
Sistem drainase yang dibentuk cacing
tanah memiliki ketahanan yang lebih POTENSI CACING TANAH SEBAGAI
tinggi, karena cacing akan mengeluarkan BIO-INDIKATOR KUALITAS TANAH
mucus hasil ekskresi dari permukaan
tubuhnya untuk merekatkan partikel di Makro fauna yang dapat
dinding saluran agar tidak rubuh(Edwards mempengaruhi sifat fisika tanah
and Bohlen, 1996). diantaranya adalah: semut, rayap,
Selain dapat memperbaiki sifat fisik jangkrik dan cacing tanah. Makro fauna
tanah terutama meningkatkan porositas tanah mempunyai peranan yang sangat
tanah, cacing tanah juga mampu penting di dalam pengelolaan ekosistem
menyebarkan hara (terutama bahan tanah, terutama dalam pemeliharaan sifat
organik) ke lapisan tanah yang lebih fisika, biologi tanah. Kualitas tanah
dalam (Edwards and Lofty, 1977), umumnya ditentukan oleh sifat fisika dan
meningkatkan ketersediaan hara melalui kimia tanah. Untuk menentukan kualitas
casting (kotoran) yang diproduksinya, tanah secara kimia perlu dilakukan
kapasitas tukar kation, populasi analisa kimia yang biayanya relatif mahal.
mikroorganisme potensial, dan daya Salah satu alternatif yang dapat
penyangga air (Lee, 1985). digunakan untuk menentukan kualitas
Keberadaan makrofauna tanah tanah dengan biaya relatif murah,tetapi
sangat berperan dalam proses yang cepat, dan akurat adalah dengan
terjadi dalam tanah diantaranya proses menggunakan organisme dalam tanah
dekomposisi, aliran karbon, bioturbasi, sebagai bioindikator. Salah satu
siklus unsur hara dan agregasi tanah. oraganisme tanah (makrofauna) yang
Diversitas makrofauna dapat digunakan dapat digunakan untuk menilai kualitas
sebagai bioindikator ketersediaan unsur tanah (bio-indikator) adalah cacing tanah
hara dalam tanah. Hal ini karena (Eart worms). Biomassa dan populasi
makrofauna mempunyai peran penting cacing tanah dapat digunakan untuk
dalam memperbaiki proses-proses dalam menilai kualitas tanah berdasarkan pH
tanah. Sementara itu, setiap organisme tanah, C-organik, N total, rasio C/N dan
mempunyai niche ekologis yang spesifik, kadar air tanah. Keberadaan Cacing
serta nilai baik ekologis, ekonomis, atau tanah merupakan salah satu bagian dari
estetika. makro fauna yang berpotensi sebagai
Ahli-ahli pertanian di luar negeri dari bioindikator kualitas tanah sangat
tahun ke tahun tertarik oleh gerak-gerak dipengaruhi oleh jenis pengelolaan lahan,
cacing tanah. Mereka menyatakam jenis komodi, dan jenis bahan organik
bahwa kadar kimiawi kotoran cacing dan (mulsa).
tanah asli-nya banyak perbedaannya. Keanekaragaman hayati tanah
Pada tahun 1941 hasil penelitian T.C. Puh memegang peranan penting dalam
menyatakan, bahwa karena aktivitas memelihara keutuhandan fungsi suatu
cacing tanah, maka N, P, K tersedia dan ekosistem. Ada tiga alasan utama untuk
bahan organik dalam tanah dapat melindungi keanekaragaman hayati
meningkat. Unsur-unsur tersebut tanah, yaitu: (a) secara ekologi;
merupakan unsur pokok bagi tanaman. dekomposisi dan pembentukan tanah
Tahun 1949 Stockli dalam merupakan proses kunci di alam yang
penelitiannya menjelaskan, bahwa humus dilakukan oleh organisme tanah dan
dan mikroflora kotoran cacing tanah lebih berperan sebagai ‘pelayan ekologi’ bagi
tinggi dari tanah aslinya. Demikian juga eksistensi suatu ekosistem, (b) secara
percobaan pada tanah-tanah gundul aplikatif; berbagai jenis organisme tanah
Yayuk Purwaningrum : Peranan Cacing Tanah terhadap Ketersediaan ….……………… 122

telah dimanfaatkan dalam berbagai Pengaruh cacing tanah pada


bidang misalnya pertanian, kedokteran penyediaan hara bagi pertumbuhan
dan sebagainya, dan (c) secara etika; seharusnya diperhitungkan untuk
semua bentuk kehidupan , termasuk biota menekan penggunaan pupuk.
tanah memiliki nilai keunikan yang tidak Berdasarkan tipe habitatnya dan fungsi
dapat digantikan (Hagvar, 1998 dalam secara ekologi maka cacing tanah dapat
Sugiyarto,2009). dibagi atas epigeic, endogeic dan anecic.
Menurut FAO (2009), didalam Adakalanya batas dari grup cacing secara
ekosistem : a) keanekaragaman hayati ekologi ini tidak jelas karena adanya tipe
lahan berperanan dalam kesuburan peralihan dari satu ekologi ke ekologi
tanah,rehabilitasi lahan dan pengambilan yang lain. Pada Tabel 1 dapat dilihat ciri
nutrien oleh tanaman, proses-proses umum dari pengelompokan cacing secara
biodegradasi, mengurangi bahan organik ekologi (Edwards dan Bohlen, 1996).
dan pengaruh serangan hama-hama Cacing tanah mempengaruhi siklus
melalui pengendalian biologi alami ; b) dan perubahan dari hara di dalam tanah
biota tanah meningkatkan produktivitas melalui peranannya pada sifat biologi,
panen melalui : daur ulang unsur hara kimia dan fisik tanah. Besar pengaruh dari
yang diperlukan untuk semua ekosistem, cacing dipengaruhi oleh kelompok secara
termasuk nitrogen, fosfor, kalium dan ekologi dan ukuran cacing, tumbuhan,
kalsium; merubah bahan organik menjadi bahan induk tanah, iklim, waktu, dan
humus, karenanya meningkatkan kadar sejarah penggunaan (Zhang et al. 2007).
lengas tanah dan mengurangi pencucian Pada ekosistem padang penggembalaan,
unsur hara; dan meningkatkan porositas kehadiran sejumlah cacing tanah menjadi
tanah dan infiltrasi air dan dengan indikator dari kesuburan tanah. Peranan
demikian mengurangi aliran air cacing tanah pada sifat fisik, kimia dan
permukaan dan mengurangi erosi; c) biologi tanah yang dapat meningkatkan
secara ekologi, biota lahan berperan kesuburan tanah antara lain :
mengatur beberapa fungsi lahan
Bahan organik tanaman akan 1. Memperbaiki struktur tanah dan
mempengaruhi tata udara pada tanah meningkatkan hara dalam tanah
dengan adanya jumlah pori tanah karena
aktivitas biota tanah. Oleh aktivitas biota Satchell (1983) melaporkan
tanah, bahan organik tanaman dirombak bahwa cacing tanah mempunyai
menjadi mineral dan sebagian tersimpan kontribusi yang penting pada struktur
sebagai bahan organik tanah. Bahan tanah dan pembentukan agregat tanah.
organik tanah sangat berperan dalam Hasil uji oleh Blanchart’s (1992) di
memperbaiki sifat fisik tanah, lapangan menunjukkan bahwa kerusakan
meningkatkan aktivitas biologi tanah dan agregat pada padang rumput di daerah
meningkatkan ketersediaan hara bagi tropis dapat diatasi oleh cacing
tanaman. (Megascolecidae): tanah yang diinokulasi
Cacing tanah sangat besar dengan cacing tanah memiliki 12.9%
peranannya dalam proses dekomposisi, makroagregat (> 2 mm) setelah 3 bulan;
aliran karbon, redistribusi unsur hara, dan makroagregat menjadi 31,7% setelah
siklus unsurhara, bioturbasi dan 6 bulan dan menjadi 60,6% setelah 30
pembentukan struktur tanah (Anderson, bulan inokulasi cacing. Agregat yang
1994alam Maftu’ah dkk., 2005). Biomasa dibentuk oleh cacing memiliki stabilitas
cacing tanah telah diketahui merupakan terhadap air yang lebih tinggi.
bioindikator yang baik untuk mendeteksi Edwards (2004) menemukan bahwa
perubahan pH, keberadaan ketika bahan organik dan tanah masuk ke
horisonorganik, kelembaban tanah dan dalam pencernaan tanah kalsium, asam
kualitas humus (Anderson, 1994 dalam humat, bahan organik dan polisakarida
Maftu’ah dkk., 2005). Artikel ini bertujuan akan melekat satu dengan lainnya dan
untuk mengetahui potensi cacing tanah membentuk kotoran cacing, dimana
sebagai bioindikator kesuburan tanah. kotoran cacing tersebut lebih porous dan
Diharapkan artikel ini memberikan formasi remah dan mempunyai banyak kelebihan
ilmiah tentang potensi cacing tanah seperti stabilitas terhadap hantaman air
sebagai bioindikator untuk menilai kualitas sangat kuat, ketersediaan hara tinggi, dan
lahan. kemampuan menahan hara yang tinggi.
Yayuk Purwaningrum : Peranan Cacing Tanah terhadap Ketersediaan ….……………… 123

Ketterings et al. (1997) juga biomassa mikroba dan peningkatan


menemukan bahwa kebanyakan mineralisasi N organik (Li et al. 2002).
kompleks organik-mineral dibentuk Aktifitas cacing tanah meningkatkan
setelah aktifitas cacing tanah. Sebagai permeabilitas tanah dan juga
hasilnya, agregat yang tahan air dengan > memungkinkan meningkatnya kehilangan
1000 μm meningkat dengan nyata. nitrogen akibat pencucian. Walaupun
Bossuyt et al. (2005) juga setuju bahwa inokulasi cacing tanah pada tanah yang
karbon terkombinasi dengan agregat mengalami pengembalian bagian atas
tanah yang stabil melalui aktifitas cacing tanaman di permukaan tanah
tanah. Dengan meningkatnya stabilitas meningkatkan pencucian nitrogen, namun
agregat, bahan organik yang terkombinasi kehilangan N yang berasal dari pupuk
akan lebih tahan lama di dalam tanah dan tidak dijumpai dalam jumlah yang cukup
tidak didekomposisi dengan mudah. berarti (Wang et al, 2004).
Ditambah lagi saluran/ lubang dari cacing
penuh dengan kotoran cacing baik. 3. Hara yang dilepaskan ke dalam
Kotoran-kotoran yang diproduksi terus tanah melalui aktifitas metabolisme
menerus akan memproduksi pori cacing tanah
nonkapiler, selanjutnya memperbaiki
ventilasi dan permeabilitas, dan Cacing tanah dan sekresinya kaya
memperbaiki struktur tanah. akan hara dan dalam bentuk yang
tersedia bagi tanaman. Sebagai contoh
2. Meningkatkan dan menstabilkan cairan ekstrak cacing tanah mengandung
suplai hara tanah Mn 1.19 mg kg-1, Zn 3.00 mg kg-1, Ca
1.11 mg kg-1, Cu 0.36 mg kg-1, Mg 35.40
Cacing dapat mengubah sifat fisik mg kg-1, Fe 7.62 mg kg-1, Na 70.80 mg
dan kimia tanah, memperlancar proses kg-1, K 328.40 mg kg-1, dan Se 0.20 mg
mineralisasi bahan organik, dan kg-1. Namun jenis dan kandungan hara
menstabilkan siklus hara (Parkin dan bervariasi tergantung kondisi lingkungan
Berry, 1999). Aktivitas cacing tanah tempat hidupnya (Li et al. 2005). Tubuh
meningkatkan ketersediaan hara tanah cacing juga merupakan sumber hara yang
dan meningkatkan laju siklus hara potensial. Tubuh cacing dapat
(Basker et al. 1992). Nisbah C/N dari terdekomposisi secara sempurna hanya
bahan organik berkurang dengan cepat dalam 4 hari saja setelah cacing itu mati
dengan adanya aktifitas cacing tanah dan 70% N yang berasal dari tubuh
(Amador et al. 2003). Semua hal tersebut cacing akan diserap tanaman setelah 16
berkontribusi terhadap perubahan bentuk hari.
N organik, P dan K yang terikat menjadi Cacing tanah juga melepaskan hara
ke bentuk yang tersedia bagi tanaman ke dalam tanah dari aktifitas
dan memperpendek masa penyediaan metabolismnya (Whalen et al. 1999).
hara. Beberapa penelitian menunjukkan Amador et al. (2003) memperhitungkan N
bahwa tanah yang dipengaruhi oleh organik yang lepas dari cacing tanah yang
cacing tanah selalu memiliki bahan mati mencapai 21.1-38.6 ton ha-1 setiap
organik, total N, kapasitas tukar kation tahun. Sebagai tambahan, cacing tanah
(KTK), Ca, Mg, dan K yang dapat memotong sisa tanaman menjadi ukuran
dipertukarkan, N dan P tersedia yang yang kecil, dan selanjutnya akan
lebih tinggi (Cortez et al, 2000 ; Sabrina, didekomposisi oleh protozoa dan mikroba
2007). Hal ini disebabkan karena aktifitas tanah. Sementara itu,ada hubungan yang
cacing tanah sangat meningkatkan langsung dan tidak langsung antara
konsentrasi N inorganik (terutama NH4 +- cacing tanah dan mikroba dalam siklus N
N) dalam tanah. dan P di dalam tanah melalui perannya
Kandungan N mineral (NO3- dalam mengubah jumlah, jenis dan
N+NH4+- N), total karbon, total nitrogen, struktur mikroba dan meningkatkan
dan biomasa mikroba meningkat pada pelepasan hasil metabolismenya.
lahan yang diinokulasi cacing tanah dan
jika dilakukan pengembalian residu
tanaman gandum pada sistem rotasi
tanam gandum dan padi, hasil ini
menunjukkan adanya fungsi ganda dari
cacing tanah dengan peningkatan
Yayuk Purwaningrum : Peranan Cacing Tanah terhadap Ketersediaan ….……………… 124

4. Peranan cacing tanah terhadap cacing tanah (Wood,1989). Cacing tanah


peningkatan serapan hara oleh sangat besar peranannya dalam proses
tanaman (efektifitas cacing tanah) dekomposisi, aliran karbon, redistribusi
unsur hara, siklus unsur hara, bioturbasi
Kontribusi cacing tanah dalam dan pembentukan struktur tanah
meningkatkan serapan hara P oleh (Anderson, 1994 dalam Maftu’ah dkk.,
tanaman Setaria splendida lebih tinggi 2005). Biomasa cacing tanah telah
dibandingkan kontribusi dari jamur diketahui merupakan bio-indikator yang
mikoriza arbuskula (Sabrina et al, 2007). baik untuk mendeteksi perubahan pH,
Bahkan kehadiran cacing tanah dapat keberadaan horizon organik, kelembaban
mengurangi besar kontribusi jamur tanah dan kualitas humus (Anderson,
mikoriza dalam meningkatkan serapan P 1994 dalam Maftu’ah dkk., 2005).
oleh tanaman S.splendida. Disekitar liang Cacing tanah mempunyai peranan
cacing tanah kaya akan N total dan C penting dalam pembentukan makropori
organik. Cacing tanah jenis pontoscolex tanah melalui lubang tanah yang
corethrurus mempunyai kemampuan ditinggalkan dan penghancuran mineral
untuk mencerna bahan organik kasar dan serta bahan organik. Secara fungsional
mineral tanah halus (Barois dan Ptron, cacing tanah berperan sebagai
1994 dalam Lavelle et all, 1998). dekomposer dan “ecosystem engineer”
Cacing tanah memakan kotoran- dan berdasarkan tempat tinggalnya
kotoran dari mesofauna di permukaan dikelompokan menjadi anesik dan
tanah yang hasil akhirnya akan endogeik. Cacing tanah membentuk
dikeluarkan dalam bentuk feses atau rongga tanah dan meninggalkan kotoran
kotoran juga yang berperan paling penting akan meningkatkan produktivitas tanah
dalam meningkatkan kadar biomass dan dengan pencampuran lapisan tanah yang
kesuburan tanah lapisan atas. Cacing bagian atas, mendistribusikan unsur hara,
tanah merupakan makrofauana yang mengakibatkan infitrasiair permukaan
berperan dalam pendekomposer bahan lahan meningkat (FAO, 2009). Pada
organik, penghasil bahan organik dari agroekosistem, keberadaannya dapat
kotorannya, memperbaiki struktur dan bersifat positif(menguntungkan) maupun
aerasi tanah. Kotoran (feses) cacing negatif(merugikan) bagi sistem budidaya.
tanah mengandung banyak bahan organik Pada satu sisi cacing tanah
yang tinggi, berupa N total dan nitrat, Ca berperan menjaga kesuburan tanah
dan Mg yang bertukar, pH, dan % melalui perombakan bahan organik,
kejenuhan basa dan kemampuan distribusi hara, peningkatan aerasi tanah
penukaran basa. dan sebagainya, tetapi pada sisi lain juga
Disini membuktikan bahwa cacing dapat berperan sebagai hama berbagai
tanah berpengaruh baik terhadap jenis tanaman budidaya. Dinamika
produktivitas tanah. Karena cacing tanah populasi cacing tanah mempunyai
dalam sifat kimia tanahnya berperan peranan yang sangat dalam mendukung
menghasilkan bahan organik, produktivitas agroekosistem. Dinamika
kemampuan dalam pertukaran kation, populasi cacing tanah tergantung pada
unsur P dan K yang tersedia akan faktor lingkungan yang mendukungnya,
meningkat. Aktivitas dari makrofauna baik berupa sumber makanan,
dapat mempengaruhi struktur tanah kompetitor,predator maupun keadaan
sehingga dapat memperbaiki porositas lingkungan fisika-kimianya.
tanah. Makrofauana seperti rayap, semut Menurut Dewi (2001) kelimpahan
dan cacing tanah dapat berperan sebagai cacing tanah berkorelasi positif dengan
ecosystem engineers. Makrofauna porositas,N total dan kelembaban tanah.
tersebut dapat menerima makanan dari Cacing tanah sebagai bagian dari fauna
tanaman dan akan kembali dalam tanah berpotensi sebagai bio-
mempengaruhi tanaman melalui indikator kondisi tanah. Biomasa cacing
perubahan sifat fisik (Lavelle, 1994; tanah telah diketahui merupakan bio-
Brusaard, 1994). indikator yang baik untuk mendeteksi
Organisme sebagai bio-indikator perubahan pH, keberadaan horizon
kualitas tanah bersifat sensitif terhadap organik, kelembaban tanah dan kualitas
perubahan, mempunyai respon spesifik humus (Anderson, 1994). Perubahan
dan ditemukan melimpah di dalam tanah populasi cacing tanah merupaka cara
(Primack, 1998), diantaranya adalah terbaik untuk megetahui dampak kegiatan
Yayuk Purwaningrum : Peranan Cacing Tanah terhadap Ketersediaan ….……………… 125

usahatani dan/atau diberbagai tingkat karena curah hujan musiman cukup tinggi
penggunaan lahan. sehingga sesuai untuk perkembangan
Tanaman monokultur, penggunaan cacing tanah. Pada perkebunan tebu
olah tanah konvensional dan pestisida (biomassa fauna rata-rata 38,01 gberat
akan mempengaruhi populasi dan segar/m2) komunitas cacing tanah juga
biomassa cacing tanah. Mobilitas cacing mendominasi.
tanah sangat pantas untuk monitoring Cacing tanah merupakan salah satu
untuk dampak polutan, perubahan makro fauna yang berpotensi sebagai
struktur tanah dan praktek agrikultur. bioindikator kualitas tanah. Populasi
Keberadaan cacing tanah dalam lahan cacing tanah berhubungan positif dengan
dapat bertindak sebagai suatu indikator pH. Cacing tanah berkembang baik pada
yang bermanfaat untuk menilai kualitas pH netral, sehingga meningkatnya pH
lingkungan atau rehabilitasi. Biomassa tanah meningkatkan populasi cacing
dan populasi cacing tanah dapat tanah. pH ideal untuk cacing tanah adalah
digunakan sebagi bioindikator berbagai 6 – 7,2. Pada tanah gambut, semakin
tingkat anekologis/penggunaan lahan tinggi kandungan C-organik semakin
(Paoletti, 1999). Penentuan bioindikator rendah populasi cacing tanah. Cacing
kualitas tanah diperlukan untuk tanah menyukai bahan organik kualitas
mengetahui perubahan dalam system tinggi (C/N rendah). Kualitas bahan
tanah akibat pengelolaan yang berbeda. organik yang paling menentukan populasi
Perbedaan penggunaan lahan akan cacing tanah adalah asam humat dan
mempengaruhi populasi dan komposisi fulvat (Priyadarshini,1999).
makrofauna tanah (Lavelle et al., 1994 Semakin tinggi kandungan asam
dalam Dewi, 2001). humat dan fulvat, semakin kecil populasi
Pengolahan tanah secara intensif, cacing tanah; bahkan pada kondisi asam
pemupukan dan penanaman secara humat dan fulvat cukup tinggi cacing
monokultur pada sistem pertanian tanah bias tidak dijumpai sama sekali.
konvensional dapat menyebabkan Hasil penelitian Sugiyarto (2009)
terjadinya penurunan secara nyata menunjukkan bahwa semakin tinggi
biodiversitas makro fauna tanah intensitas pengelolaan lahan
(Pankhurst, 1994 dalam Maftu’ah dkk., menyebabkan biodiversitas makrofauna
2005). Cacing tanah secara tradisional tanah semakin menurun. Biodiversitas
telah digunakan indikator kualitas tanah makrofauna tanah pada sistem hutan
(kesuburan tanah). Memberikan indikasi campuran (0.30) berubah menjadi
yang baik kesuburan tanah pertanian. masing-masing 0.16 dan 0.09 pada
Posisi dan bentuk dari klitelum, setae dan sistem hutan monokultur sengon dan
organ/bagian badan mengandung zat agroforestri berbasis sengon
perekat spermathecaea. Aktivitas Pemberian bahan organik (mulsa)
pertanian seperti pembajakan sawah, mempengaruhi populasi cacing tanah
pengolahan tanah, pemupukan dan (Ponthoscolex corenthrurus) pada sistem
aplikasi pestisida mempengaruhi fauna ini agroforestri. Dengan adanya
(Paoletti, 1999). penambahan bahan organik sebagai
Padang pengembalaan mempunyai sumber makanan dan menjaga iklim
kepadatan cacing tanah dan biomassa mikro yang baik. Selain itu nampak bahwa
yang lebih tinggi daripada padang rumput; pemulsaan dengan bahan organik sisa
hutan yang menggugurkan daun tanaman dapat meningkatkan populasi
mempunyai biomassa dan kepadatan cacing tanah (Ponthoscolex corenthrurus)
cacing tanah yang lebih tinggi dibanding dengan indeks diversitas 0.124 (tanpa
coniferous (hutan pinus); ladang-ladang mulsa) dan 0.214 (dengan mulsa) yang
yang ditanami mempunyai kepadatan berperan penting dalam pemeliharaan
lebih rendah dibanding kebanyakan kesuburan tanah.
orchads (Paoletti, 1999) Menurut Lavelle Penggunaan cacing tanah sebagai
et al. (1994) dalam Dewi (2001) padang salah satu cara menekan jumlah
rumput savanna (biomassa fauna rata- pemakaian pupuk buatan tidak semudah
rata32,06 g berat segar/m2) dan padang seperti pemanfaatan kompos untuk
rumput penggembalaan (biomassa fauna mengurangi pemakaian pupuk. Cacing
rata-rata 73,20 g beratsegar/m2). Pada tanah merupakan makhluk hidup,
kedua tipe penggunaan lahan ini cacing sementara kompos bukan makhluk hidup.
berkembang dengan baik, kemungkinan Aktivitas, kematian, reproduksi dari cacing
Yayuk Purwaningrum : Peranan Cacing Tanah terhadap Ketersediaan ….……………… 126

tanah sangat bergantung pada 3. Cacing tanah dapat meningkatkan


habitatnya. Faktor utama yang sangat bahan organik tanah, total N,
mempengaruhi adalah kandungan bahan kapasitas tukar kation (KTK), Ca, Mg,
organik tanah, air, temperatur tanah, dan K yang dapat dipertukarkan, N
kemasaman tanah (pH), aerasi dan dan P tersedia yang lebih tinggi.
karbon dioksida, bahan organik, suplai 4. Aktivitas biota cacing tanah dalam
makanan, perlakuan praktis pertanian di sifat fisik diantaranya, pergerakannya
lapangan (pengolahan tanah, tanaman, dapat memperbaiki struktur, aerasi,
pemupukan, bahan kimia, logam berat). dan draenasi tanah. Sedangkan
Dari uraian di atas ternyata peran biota tanah pada sifat kimia
komunitas cacing tanah mendominasi tanah diantaranya dapat
diberbagai habitat (penggunaan lahan) mempengaruhi ketersediaan unsur
maka cacing tanah layak untuk digunakan hara bagi tanaman dan juga
sebagai bioindikator kualitas tanah. penyerapannya. Dengan kata lain,
Potensi cacing tanah sebagai bioindikator banyaknya cacing tanah di dalam
kualitas tanah ditunjukkan dengan tanah merupakan salah satu faktor
besarnya nilaikoefisien korelasi. Semakin dari menentukan kesuburan dan
tinggi nilai koefisien korelasi berarti kualitas tanah (bio-indikator tanah).
semakin erat hubungan antara cacing 5. Agar cacing tetap berada pada
tanah dengan parameter kualitas tanah. daerah pertanian yang harus
Sehingga aplikasi cacing harus diperhatikan lingkungan hidup yaitu
mengikuti aplikasi bahan lainnya terutama kandungan bahan organik tanah tetap
bahan organik, mengubah perlakuan dijaga serta air, temperatur tanah,
praktis di lapangan agar cacing tetap kemasaman tanah (pH), aerasi dan
berada pada daerah pertanian dan karbon dioksida, suplai makanan,
perkebunan yang dimaksud. Pengamatan perlakuan praktis pertanian di
selama 10 tahun pada perkebunan kiwi di lapangan (pengolahan tanah,
Selandia Baru menunjukkan bahwa tanaman, pemupukan, bahan kimia,
dengan menerapkan pertanian organik logam berat).
akan meningkatkan populasi cacing tanah
dan akan meningkatkan kesuburan tanah. DAFTAR PUSTAKA
Walaupun produksi buah kiwi dari
pertanian organik belum mampu Anderson JM. 1994. Functional Attributes
mengimbangi produksi kiwi pada of Biodiversity in Landuse System:
pertanian dengan menggunakan pupuk In D.J. Greenland and I. Szabolcs
buatan (konvensional) namun kondisi (eds). Soil Resiliense and
tanah pada pertanian organik semakin Sustainable Land Use. CAB
membaik, sementara kondisi tanah pada International. Oxon
pertanian konvensional semakin
menurun. Bailley.1986.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Lampung: Penerbit Universitas
KESIMPULAN Lampung. Maftu’ah, E; M. Alwi dan
M.Buckman, H dan Brady, N. 1982.
1. Cacing tanah lebih banyak Ilmu Tanah. Bhratara Karya
menyumbangkan unsur hara dari Aksara. Jakarta.
pada mikro organisme tanah lainnya
karena selain sebagai dekomposer di Dewi, W.S. 2001. Biodeversitas tanah
dalam tanah, kotoran cacing tanah pada berbagai system penggunaan
juga mengandung unsur hara lahan. Enviro 1 (2) : 16-21
2. Biomassa dan populasi cacing tanah
dapat digunakan untuk menilai Edwards, CA, dan Lofty, JR 1972. Biologi
kualitas tanah (bio-indikator) dari cacing tanah. Chapman dan
berdasarkan pH tanah, C-organik, N Hall, Ltd (Tersedia dari John
total, rasio C/N dan kadar air tanah, Wiley, 605 Ketiga Ave., New York,
yang sangat dipengaruhi oleh jenis NY 10022).
pengelolaan lahan, jenis komoditi,
dan jenis bahan organik (mulsa) yang
didekomposisi.
Yayuk Purwaningrum : Peranan Cacing Tanah terhadap Ketersediaan ….……………… 127

FAO. 2009. Soil biota Willis. 2005. Potensi makro fauna tanah
andbiodiversity.http://www.fao.org/b sebagai bioindikator kualitas tanah
iodiversity. Diakses tanggal 19 gambut. Bioscientiae 2 (1):1-14
April2009.Hakim, N., M. Y. Nyakpa, Primack BR, Supriatna J, Indrawan
A. M.Lubis, S. G. Nugroho, M.
A.Dika, Go Ban Hong, H. H.

Harun, Rochajat. 2009. Manfaat Cacing


Tanah. www.agung.blogspot.com.
Diakses tanggal 11 Maret
2010.Jakarta.Paoletti MG. 1999.
The role ofearthworms for
assessment of sustainability and as
bioindicators. Agric. Ecosyst.
Environ. 74, 137-155.

M. dan Kramadibrata P. 1998. Biologi


Konservasi. Yayasan Obor
Indonesia.

Maftu’ah, E., Arisoesilaningsih, E. dan


Handayanto. E,. 2001. Potensi
diversitas makrofauna tanah
sebagai indicator kualitas tanah
pada beberapa penggunaan lahan.
Makalah Seminar Nasional Biologi
2. ITS. Surabaya.

Oxon Dewi, W.S. 2001. Biodeversitas


tanah pada berbagai system
penggunaan lahan. Enviro 1(2) :
16-21

Parr, J.F., R.I. Papendick, S.B.,


S.B.Hornick, and R.E. Meyer.1992.
Soil Quality: Attributes and
relationship to Alternative and
Sustainable Agriculture.USDA-
Natural Conservation Service.

Petal, J. 1998. The Influence of ants on


Carbon and Nitrogen Mineralization
in Drained Fen Soil. App. Soil Ecol.
9: 271-272

Priyadarshini R. 1999. EstimasiModal C


(C-stock) Masukan Bahan Organik,
Hubungannya Dengan Populasi
Cacing Tanah pada Sistem
Wanatani. Tesis. Program
Pascasarjana. Program Studi
Pengelolaan

Rosmarkam, A dan N.W Yuwono. 2002.


Ilmu kesuburan tanah. Kanisius.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai