Anda di halaman 1dari 11

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan

OLEH :
9. Sarimah
1. Anggraeni Audiyanti 10. Siti Faridhoh
2. Hartina 11. Septia Nurhepi
3. Hastry 12. Sonia
4. Indri 13. Suci Ramadhani
5. Khusni Habibah 14. Sulasmi
6. Lina Awanies 15. Riza Iklima
7. Mega Susanti 16. Tyas Rahmadianti
8. Meysana Putri

D-III Kebidanan
STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU

2018
KATA PENGANTAR

Penulis ucapkan puji dan syukur kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan hidayah-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah bahasa Indonesia yang berjudul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kehamilan”. Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu dalam membuat makalah. Terlepas dari
semua itu, dalam makalah ini terdapat kekurangan baik dari segi kalimat maupun segi
tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah selanjutnya.

Pekanbaru, Oktober 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................4
A. Kebiasaan Adat Istiadat....................................................................................4
B. Fasilitas Kesehatan...........................................................................................6
C. Ekonomi...........................................................................................................7

BAB III (MASALAH)..............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan
kesejahteraan janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang aktual. 
Status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu
mengetahuinya.  Bukan hanya faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status
kesehatan, melainkan juga sehat dalam arti ibu tidak merasa terpaksa mempersiapkan
segala sesuatu untuk kehamilannya (faktor sosbud dan ekonomi).  Dengan begitu
sangat perlu bagi para tenaga kesehatan untuk memahami seluruh kebutuhan ibu
dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal yang akan sangat menunjang proses
persalinan nanti.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis mengkaji “Bagaimana faktor-faktor yang
mempengaruhi kehamilan?”

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebiasaan Adat Istiadat


Lingkungan adat ini meliputi berbagai kegiatan yang dilakukan secara turun
temurun sejak dahulu ada dan dijaga baik proses dan tata caranya hingga sekarang
yang tentunya dikhususkan pada ibu hamil. Kegiatan tersebut diantaranya adalah
1. Mitos
Mitos ialah suatu kepercayaan yang melekat pada disuatu lingkungan
masyarakat tetentu pada daerah tertentu. Mitos bersifat lokal atau hanya pada daerah
tertentu yang memegang teguh kepercayaan tersebut, kadang mitos berupa larangan
atau hal yang harus dihindari karena mereka parcaya bila hal tersebut dilakukan akan
berdampak pada kehidupan mereka atau akan terjadi hal buruk pada mereka. Di
Indonesia, utamanya di pedesaan daerah Jawa berlaku begitu banyak mitos (larangan)
seputar kehamilan yang beredar di masyarakat. Dari segi makanan, keseharian, tindak
tanduk, ataupun semua hal yang berkaitan dengan keseharian si ibu hamil ataupun si
jabang bayi. Tradisi ini amat kuat diterapkan oleh masyarakat. Beberapa mitos
bahkan dipercaya sebagai amanat / pesan dari nenek moyang yang jika tidak ditaati
akan menimbulkan dampak / karma yang tidak menyenangkan. Padahal jika dinalar
dengan akal sehat, diteliti dari segi medis, maupun dari segi aqidah, banyak mitos
yang tidak berhubungan. Walaupun maksud dari nenek-nenek moyang semuanya
adalah baik tetapi tidak semua dari nasehat atau pantangan kehamilan yang
diberitahukan itu benar secara medis maupun ilmiah. Kebanyakan hanya berdasarkan
mitos atau kepercayan saja daripada kenyataannya.

5
2. Tradisi masa kehamilan :
a) Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu
dilakukan bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu. Fakta:
Tentu saja tidak demikian. Cacat janin disebabkan oleh kesalahan/kekurangan gizi,
penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi. Sedangkan gugurnya janin paling banyak
disebabkan karena penyakit, gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal
benturan) dan karena psikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu
diingat, membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa
dibenarkan.
b)   Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantong baju si Ibu
agar janin terhindar dari marabahaya. Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan
apabila benda tajam itu melukai si Ibu.
c)     Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan
mengganggu janin. Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah
takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Secara medis-biologis,
ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam terlalu lama, apalagi larut malam. Kondisi
ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan
banyak mengendapkan karbon dioksida (CO2).
d)       Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, karena
nanti anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut. Fakta: Jelas ini
bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya agar tidak
membenci seseorang secara berlebihan.
e)     Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu,
makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti maka
anaknya akan mudah mengeluarkan air liur. Fakta: tidak ada hubungannya produksi
air liur dengan ngidam ibu.

6
B. Fasilitas Kesehatan
a. Fasilitas kesehatan yang lengkap akan mendukung dalam target penurunan
AKI dan AKB
b.   Fasilitas kesehatan di tingkat desa PUSTU, pondok bersalin yang disediakan
untuk bidan PTT
c.   Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kelurahan biasanya kurang lengkap
sehingga pada pelaksanaannya apabila ada ibu hamil yang memerlikan tindakan
kegawat daruratan
d.   Dirujuk ke rumah sakit yang ada di wilayah kabupaten dimana mempunyai
fasilitas perlengkapan alat yang lebih lengkap, dan tenaga medis, dokter spesialis
lebih banyak
e.   Untuk itu sebagai bidan harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan
yang luas agar dalam memberikan pelayanan pada masyarakat setidaknya bisa
memberikan pertolongan pertama pada tindakan kegawat daruratan
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan
kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya
penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil.
Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya
penurunan angka kesehatan ibu (AKI). Pemanfaatan pelayanan antenatal care dan
sejumlah ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang di
tetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melekukan
pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan menyeluruh,
termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting segera di
tangani. Fasilitas kesehatan

7
C. Ekonomi
Tingkat social ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social ibu hamil yang
baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula.
Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu
ibu tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir.
a. Sosial ekonomi menentukan bagaimanakah seseorang dalam memilih fasilitas
dalam pelayanan kesehatan
b. Banyak masyarakat di indonesia yang mempunyai sosial ekonomi di bawah
garis kemiskinan
c.    Dalam pengambilan keputusan sering terjadi keterlambatan sehingga
berdampak kefatalan dan kematian
d. rogram pemerintah yaitu: adanya ASKES untuk para PNS, JPKM, ASESKIN
Keadaan ibu hamil yang ada pada posisi :
a. Ekonomi bawah
b.   Ekonomi tengah
c. konomi atas
Meliputi kondisi kesehatan, frekuensi ANC, tempat periksa,dan asupan nutrisi selama
hamil ialah sebagai berikut :
a.     Ibu hamil dari ekonomi bawah
Kondisi kesehatan ibu hamil dari ekonomi bawah biasanya kurang. Ini bisa
disebabkan karena kurangnya fasilitas kesehatan yang tersedia atau karena kurangnya
dana bagi ibu dan bisa juga karena kurangnya pengetahuan si ibu untuk menjaga
kesehatannya. Frekuensi ANC bagi ibu hamil yang berasal dari ekonomi bawah ini,
jarang atau bahkan tidak memeriksakan kehamilannya karena keterbatasan dana, dan
pengetahuan ibu untuk memeriksakan kondisi kehamilannya. Ibu mungkin akan
berkunjung ke rumah bidan untuk memeriksakan kondisi kehamilanya bila merasakan
adanya hal yang tidak beres pada kehamilannya. Asupan nutrisi ibu hamil ini

8
tentunya kurang karena janin yang ada di kandungan membutuhkan banyak sekali
nutrisi sdangkan untuk makan pun hanya bisa satu kali sehari.
b. Ibu hamil dari ekonomi menengah
Kondisi kesehatan ibu hamil dari ekonomi menengah umumnya cukup. Ini
disebabkan karena baik dari fasilitas kesehatan yang tersedia atau karena dana bagi
ibu yang memadai bgi iu untuk memeriksakan kehamilannya dan bisa juga karena ibu
berpengetahuan untuk menjaga kesehatannya. Frekuensi ANC bagi ibu hamil yang
berasal dari ekonomi menengah ini, cukup rutin setiap trimesternya untuk
memeriksakan kondisi kehamilannya. Biasanya si ibu akn memeriksakan
kehamilannya di bidan. Asupan nutrisi ibu hamil ini cukup bagi janin yang ada di
kandungan, janin membutuhkan banyak sekali nutrisi. Ibu akan berusaha untuk bisa
memenuhi kebutuhan nutrisi bagi janinnya karena dengan terpenuhinya nutrisi janin,
janin akan berkembang maksimal.
c. Ibu hamil dari ekonomi atas
  

Kondisi kesehatan ibu hamil dari ekonomi atas umumnya baik. Ini disebabkan karena
baik dari fasilitas kesehatan yang tersedia atau dana bagi ibu yang memadai bagi ibu
untuk memeriksakan kehamilannya dan karena ibu berpengetahuan untuk menjaga
kesehatannya. Frekuensi ANC bagi ibu hamil yang berasal dari ekonomi atas ini,
rutin setiap trimesternya untuk memeriksakan kondisi kehamilannya. Ibu akan
memeriksakan kondisi kehamilannya ke bidan atau dokter spesialis kandungan.
Asupan nutrisi ibu hamil ini cukup bagi janin yang ada di kandungan, janin
membutuhkan banyak sekali nutrisi. Ibu akan berusaha untuk bisa memenuhi
kebutuhan nutrisi bagi janinnya karena dengan terpenuhinya nutrisi janin, janin akan
berkembang maksimal. Selain asupan nutrisi, ibu hamil dari ekonomi atas ini juga
melakukan senam hamil untuk menjaga kehamilannya baik dan berharap nantinya
saat persalinan akan mudah.

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya dan Ekonomi Kebiasaan Adat Istiadat
Persepsi tentang kehamilan berbeda-beda menurut adat-istiadat daerah masing-
masing. Kebiasaan/mitos tersebut dapat mempengaruhi psikologi ibu (cemas dan
khawatir). Fasilitas Kesehatan yang memadai akan sangat menentukan kualitas
pelayanan. o Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat. o
Langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. o Upaya penurunan angka kematian ibu
( AKI ). Ekonomi q Tingkat sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik
dan psikologis ibu hamil. q Ibu hamil dengan kondisi ekonomi yang lemah akan
mendapatkan banyak kesulitan terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer.

B. Saran
Untuk Masyarakat diharapkan dapat memahami betapa pentingnya mengetahui
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin jadi masyarakat
harus dapat berfikir realistis bahwa kebiasaan adat yang kurang baik atau bahkan
dapat merugihkan jangan ditiru. Untuk Ibu hamil diharap dapat memilih yang terbaik
bagi kondisi bayi dan janin ibu sendiri jangan mengikuti adat yang dapat merugihkan
bagi si ibu dan bayi kebutuhan gizi harus simbang agar tidak terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan dan juga faktor lingkungan sangat berperan dalam kondisi ibu dan
bayi hindari polo-pola yang buruk dan ekonomi harus diperhatikan agar saat terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan dapat ditangani dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Rukiyah dan yulianti, 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan I. Jakarta : Trans Info


Media ( TIM )

11

Anda mungkin juga menyukai