Di susun oleh :
NUR RIZQI AMALIA
BAB I
PENDAHULUAN
penonjolan membrane mukosa yang melapisi daerah anus dan rectum (Nugroho, 2011). Hemoroid
sering terjadi pada orang dewasa dengan umur 45 sampai 65 tahun ( Chong dkk.2008 ). Penyakit
hemoroid yang terjadi di Amerika Serikat merupakan penyakit yang cukup umum dimana pasien
dengan umur 45 tahun yang didiagnosis hemoroid mencapai 1.294
per 100.000 jiwa (Everheart, 2004). Sebuah penelitian yang dilakukan di Iran menunjukan sebanyak
48 persen dari pasien yang menjalani sigmoidoskopi dengan keluhan perdarahan pada anosrektal
memperlihatkan adanya hemoroid ( Nikpour dan Asgari, 2008 ). Berdasarkan penelitian dari sepuluh
juta orang di Indonesia di laporkan menderita hemoroid dengan prevalensi 4 persen.
Penyakit hemoroid dibagi menjadi 2, yang pertama adalah hemoroid interna yaitu hemoroid yang
berasal dari bagian atas sfingter anal serta di tandaidengan perdarahan. Yang kedua adalah hemoroid
eksterna yaitu hemoroid yang cukup besar, sehingga varises muncul keluar anus dan di sertai nyeri.
( Broker, 2009 )
Penyakit hemoroid ini disebabkan beberapa fakrtor beberapanya obtipasi
(konstipasi/sembelit) yang menahun, penyakit yang sering membuat penderita mengejan,
penyempitan saluran kemih, sering melahirkan anak, sering duduk, diare yang menahun dan
bendungan pada rongga pinggul karena tumor rahim atau kehamilan. (Riyadi, 2010) tanda dan gejala
penyakit hemoroid tidak dapat disembuhkan, hemoroid ekstera bias mengalami
thrombosis karena tekanan tinggi pada vena kanalis yang menyebabkan ditandai adanya implamasi
dan edema.nyeri akan sangat kuat pada saat defekasi. Hemorrhoid dapat dicegah dengan minum air
putih yang cukup, makan sayuran yang banyak, dan buah-buahan yang
banyak, sehingga membuat feces tidak mengeras. Apabila banyak memakan makanan yang
mengandung serat dan banyak minum air putih yang banyak dapat meperlancar defekasi, selain itu
ginjal menjadi sehat (Gotera, 2006). Selain itu hemorrhoid dapat dicegah dengan cara olahraga yang
cukup, duduk tidak terlalu lama dan berdiri tidak terlalu lama (Merdikoputro, 2006). Dalam hal ini,
peran perawat sangat dibutuhkan dalam membantu klien yang mengalami hemoroid agar mempu
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan
aktivitas daily living untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu, kami sempat
tertarik untuk membahas asuhan keperawatan pada klien dengan hemoroid.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dengan melihat latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka terdapat masalah yang
akan dirumuskan dalam makalah ini adalah:
2.1 DEFINISI
Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di
daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih
kompleks yakni melibatkan beberapa unsure berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot
disekitar anorektal (Felix, 2006). Hemoroid adalah Suatu pelebaran dari vena-vena didalam
pleksus Hemoroidalis (Muttaqin, 2011). Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena
hemoroidalis dengan penonjolan membrane mukosa yang melapisi daerah anus dan rectum
(Nugroho, 2011).
2.1.1 Klasifikasi hemoroid
1) Ambeien Internal
Hemoroid internal adalah pembengkakan terjadi dalam rektum sehingga tidak
bisa dilihat atau diraba. Pembengkakan jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit karena
hanya ada sedikit syaraf di daerah rektum. Tanda yang dapat diketahui adalah
pendarahan saat buang air besar. Masalahnya jadi tidak sederhana lagi, bila ambeien
internal ini membesar dan keluar ke bibir anus yang menyebabkan kesakitan. Ambeien
yang terlihat berwarna pink ini setelah sembuh dapat masuk sendiri, tetapi bisa juga
didorong masuk. Hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat yaitu :
Derajat I
Hemoroid eksternal diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa
pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma,
bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
2.2 ETIOLOGI
Menurut Vill alba dan Abbas (2007), etiologi hemoroid sampai saat ini belum diketahui
secara pasti, beberapa factor pendukung yang terlibat diantaranya adalah :
1) Penuaan
2) Kehamilan
3) Hereditas
4) Konstipasi atau diare kronik
1. Hemoroid internal
1. Rasa terbakar.
2. Nyeri (jikamengalami trombosis).
3.
Sedangkan tanda dan gejala menurut Lumenta (2006) pasien hemoroid dapat mengeluh hal-hal
seperti berikut :
1. Perdarahan
Keluhan yang sering dan timul pertama kali yakni : darah segar menetes setelah buang air besar
(BAB), biasanya tanpa disertai nyeri dan gatal di anus. Pendarahan dapat juga timbul di luar wakyu
BAB, misalnya pada orang tua. Perdaran ini berwarna merah segar.
2 Benjolan
Benjolan terjadi pada anus yang dapat menciut/ tereduksi spontan atau manual merupakan cirri
khas/ karakteristik hemoroid.
Akibat penegluaran cairan dari selaput lender anus disertai perdarahan merupakan tanda
hemoroid interna, yang sering mengotori pakaian dalam bahkan dapat menyebabkan
pembengkakan kulit.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan hemoroid tergantung pada macam dan derajat hemoroidnya.
1. Hemoroid Eksterna
Hemoroid eksternal yang mengalami trombosis tampak sebagai benjolan yang nyeri pada anal verge.
Jika pasien membaik dan hanya mengeluh nyeri ringan, pemberian analgesik, sitz baths,
dan pelunak feses. Tetapi jika pasien mengeluh nyeri yang parah, maka eksisi di bawah anestesi lokal
dianjurkan. Pengobatan secara bedah menawarkan penyembuhan yang cepat, efektif dan
memerlukan waku hanya beberapa menit dan segera menghilangkan gejala. Penatalaksanaan secara
bedah yaitu pasien berbaring dengan posisi menghadap ke lateral dan lutut di lipat (posisi seems),
dasar hematom diinfiltrasi dengan anestetik lokal. Bagian atas
bokong didorong untuk memaparkan trombosis hemoroid. Kulit dipotong berbentuk elips
menggunakan gunting iris dan forsep diseksi; hal ini dengan segera memperlihatkan bekuan
darah hitam yang khas di dalam hemoroid yang dapat dikeluarkan dengan tekanan atau diangkat
keluar dengan forsep.
2. Hemoroid Interna
Pengobatan hemoroid interna tergantung dari derajat hemoroidnya.
Hemoroid Interna
Derajat Berdarah Prolaps Reposisi
I + – –
II + + Spontan
III + + Manual
IV + Tetap Irreponibel
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna
selalu dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus.
Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
sederhana disertai nasehat tentang makan. Makanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi,
misalnya sayuran dan buah-buahan Makanan berserat tinggi ini membuat gumpalan isi usus menjadi
besar namun lunak, sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan mengedan secara
berlebihan.
luasnya. Hemoroidektomi dilakukan pada pasien yang mengalami hemoroid yang menahun dan
mengalami prolapsus besar (derajat III dan IV).
Ada 3 prinsip dalam melakukan hemoroidektomi yaitu pengangkatan pleksus dan mukosa,
pengangkatan pleksus tanpa mukosa, dan pengangkatan mukosa tanpa pleksus. Teknik
pengangkatan dapat dilakukan menurut 2 metode :
1. Metode Langen-beck : yaitu dengan cara menjepit radier hemoroid interna, mengadakan
jahitan jelujur klem dengan catgut crhomic No. 00, mengadakan eksisi di
atas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jahitan jelujur di bawah klem diikat, diikuti usaha
kontinuitas mukosa. Cara ini banyak dilakukan karena mudah dan tidak mengandung risiko
pembentukan jaringan parut sirkuler yang biasa menimbulkan stenosis.
3. Metode stapled : yaitu dengan cara mengupas mukosa rektum. Metode ini lebih unggul dan
lebih banyak dipakai karena perdarahannya dan nyeri post operasinya berkurang
tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba
apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan
fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk
menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar
dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan
keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.
1. Pemeriksaaan dengan Proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh
proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan
3. Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai darah dihalangi oleh
sfingter ani.
DIAGNOSA BANDING
2. Carcinoma kolorektal
3. Divertikulitis
4. Kolitis ulserosa
5. Polip adenomatosa
Woc
(Web of caution)
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HEMOROID
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Penting bagi perawat untuk mengetahui bahwa setiap adanya ri pada servikal merupakan
2. Identitas
Nama Pasien : Ny. M
Usia : 42 thn
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : sumbermanjing wetan rt.20 rw. 05
Pendidikan : smp
Agama : islam
3. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada
5. Pemeriksaan Fisik
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan menempel pada
tempat tidur.
Inspeksi
Warna benjolan terlihat kemerahan.
Benjolan terletak di dalam ( internal ).
o Palpasi
Dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan ditambah vaselin dengan melakuakan rektal
tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Dan ditemukan benjolan tersebut dengan
konsistensi keras, dan juga ada perdarahan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Kurang pengetahuan tentang Ca Rekti dan pilihan pengobatan berhubungan dengan kurang
paparan sumber informasi
o INTERVENSI KEPERAWATAN
Menurut Arif Muttaqin (2008) tujuan perencanaan dan implementasi dapat mencakup
perbaikan pola pernapasan, perbaikan mobilitas, pemeliharaan integritas kulit, menghilangkan
retensi urine, perbaikan fungsi usus, peningkatan rasa nyaman, dan tidak terdapatnya komplikasi.
iritabel, nafas
Peningkatan paparan
panjang/berkeluh
lingkungan patogen o
Kontrol lingkungan yang nyeri seperti penyebab nyeri, Pertahankan teknik aseptif o
g p
G
e
a
u
r
i
n
i
a f
a
k e
l
a r
a
n
t d
a
b
p n
a
e
j
l d
u
r
i
,
e
n
s
d
s s
u
a i
n
r n
g g
u
G
n
a s
g
n e
t s
t
i u
a
a
n l i
g e
a t d
n a e
k n
s g
I
e
a s c
n i
o
panas, drainase o
gangguan peristaltik) perilaku hidup sehat Monitor adanya luka o
Dorong masukan cairan o
Status imun, Dorong istirahat
gastrointestinal, o Ajarkan pasien dan keluarga
genitourinaria dalam tanda dan gejala infeksi
batas norma
o Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia setiap 4 jam
pasien
o Psikologis: depresi, Feses lunak stress emosi, e. Kolaburasi jika ada tanda dan
Cairan dan gangguan mental serat adekuat gejala konstipasi yang
menetap
o Farmakologi: antasid, Aktivitas antikolinergis,
adekuat f. Jelaskan pada pasien
o Fisiologis: perubahan
pola makan dan jenis makanan, penurunan
Peningkatan tekanan
abdominal o Mual o Defekasi
dengan nyeri
DO:
o Feses dengan darah segar
THERAPI
Therapi Dosis Cara Pemberian
Infus R L 20 TPM IV
Ketorolax 2 × 1 Ampul IV
Ceftriaxone 2× 1 Ampul IV 4. E.
.
5 F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
.
6 G. ANALISA DATA
7. H. D A F T A R MASALAH
No Diagnose Keperawatan Tgl Timbul Tgl Teratasi Paraf
1 Nyeri berhubungan dengan agen 13-11-13
cidera fisik (iritasi, tekanan dan
sensitifitas pada area rectal)
2 konstipasi berhubungan dengan 13-11-13
dorongan untuk defekasi akibat
nyeri selama eliminasi
.
8 I. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl DX Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
13-11- I Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi dan catat
17 keperawatan selama 3×24 jam lokasi, berat dan
diharapkan nyeri klien berkurang karakteristik
dengan kriteria hasil : 2. Tingkatkan tirah baring
– Nyeri hilang dan berikan posisi
.
9 J. TINDAKAN KEPERAWATAN
EVALUASI
Menurut Setiadi,(2012) dalam buku Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan, Tahap penilaian atau
evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencaan tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya. Komponen catatan perkembangan, antara lain sebagai berikut :
1. Kartu SOAP(data subjektif, data objektif, analisis/assessment, dan perencanaan/plan) dapat dipakai untuk
mendokumentasikan evaluasi dan pengkajian ulang.
2. Kartu SOAPIER sesuai sebagai catatan yang ringkas mengenai penilaian diagnosis
keperawatan dan penyelesaiannya. SOAPIER merupakan komponen utama dalam catatan perkembangan
yang terdiri atas:
1. S (Subjektif) : data subjektif yang diambil dari keluhan klien, kecuali pada klien yang afasia.
2. O (Objektif) : data objektif yang diperoleh dari hasil observasi perawat, misalnya tandatanda akibat
penyimpanan fungsi fisik, tindakan keperawatan, atau akibat pengobatan.
3. A (Analisis/assessment) : masalah dan diagnosis keperawatan klien yang dianalisis/dikaji dari data subjektif
dan data objektif. Karena status klien selalu berubah yang mengakibatkan informasi/data perlu
pembaharuan, proses analisis/assessment
bersifat diinamis. Oleh karena itu sering memerlukan pengkajian ulang untuk menentukan perubahan
diagnosis, rencana, dan tindakan.
5. I (Intervensi) : tindakan keperawatan yang digunakan untuk memecahkan atau menghilangkan masalah
klien. Karena status klien selalu berubah, intervensi harus dimodifikasi atau diubah sesuai rencana yang
telah ditetapkan.
6. E (Evaluasi) : penilaian tindakan yang diberikan pada klien dan analisis respons klien terhadapintervensi
yang berfokus pada kriteria evaluasi tidak tercapai, harus dicari alternatif intervensiyang memungkinkan
kriteria tujuan tercapai.
7. R (Revisi) : tindakan revisi/modifikasi proses keperawatan terutama diagnosis dan tujuan jika ada indikasi
perubahan intervensi atau pengobatan klien. Revisi proses
asuhan keperawatan ini untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kerangka waktu yang telah
ditetapkan.
BAB V FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
A. PRE OPERASI
1. Keluhan Utama :
2. Riwayat Penyakit : □ DM □ Asma □ Hepatitis □ Jantung □ Hipertensi □ HIV □ Tidak ada
3. Riwayat Operasi/anestesi : □ Ada □ Tidak ada
4. Riwayat Alergi : □ Ada, sebutkan.................. □ Tidak ada
5. Jenis Operasi :
6. TTV :Suhu :______ C,Nadi :______x/mnt,Respirasi :______x/mnt,TD : mmHg
7. TB/BB :
8. Golongan Darah : Rhesus :
RIWAYAT PSIKOSOSIAL/SPIRITUAL
9. Status Emosional
□ Tenang □ Bingung □ Kooperatif □ Tidak Kooperatif □ Menangis □ Menarik diri
10. Tingkat Kecemasan : □ Tidak Cemas □Cemas
11. Skala Cemas : □ 0 = Tidak cemas □1 = Mengungkapkan kerisauan
□ 2 = Tingkat perhatian tinggi
□ 3 = Kerisauan tidak berfokus
□ 4 = Respon simpate-adrenal
□ 5 = Panik
12. Skala Nyeri menurut VAS ( Visual Analog Scale )
Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Sangat Nyeri Nyeri tak tertahan □ 0-1 □ 2-3 □4-5 □ 6-
7 □ 8-9 □ 10
13. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas:
Normal
Jika Tidak normal, jelaskan
YA TIDAK
Kepala
Leher
Dada
Abdomen
Genitalia
Integumen
Ekstremitas
14. Hasil Data Penunjang
15. Laboratorium :
16. EKG
17. Rontgen :
18. USG :
19. Lain-lain :
B. INTRA OPERASI
1. Anastesi dimulai jam :
2. Pembedahan dimulai jam :
3. Jenis anastesi :
□Spinal □ Umum/general anastesi □ Lokal □ Nervus blok □……………
4. Posisi operasi :
□terlentang □ litotomi □ tengkurap/knee chees □ lateral : □ kanan □ kiri □ lainnya......
5. Catatan Anestesi :
6. Pemasangan alat-alat :
Airway : □ Terpasang ETT no :........ □ Terpasang LMA no:........ □ OPA □ O2 Nasal 7. TTV : Suhu C , Nadi
x/mnt, Teraba □ kuat, □ Lemah, □ teratur, □ tidak teratur, RR x/mnt, TD mmHg, Saturasi O2____%
8. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas
Normal
Keterangan
YA TIDAK
Kepala
Leher
Dada
Abdomen
Genitalia
Integumen
Ekstremitas
Total cairan masuk
□ Infus : cc
□ Tranfusi :_______cc
Total cairan keluar
□ Urine :_______cc
□ Perdarahan :_______cc
Balance cairan :____cc
C. POST OPERASI
1. Pasien pindah ke :
Pindah ke ICU/PICU/NICU, jam___________Wib
RR , jam___________Wib
2. Keluhan saat di RR : □ Mual □ Muntah pusing □ Nyeri luka operasi □ Kaki terasa baal □ Menggigil lainnya…..
3. Keadaan Umum : Baik □ Sedang □ Sakit berat
4. TTV :
Suhu______oC, Nadi______x/mnt, Rr_______x/mnt, TD______mmHg, Sat O2______%
5. Kesadaran : CM □ Apatis □ Somnolen □ Soporo □ Coma
6. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas:
Normal
Jika Tidak normal, jelaskan
YA TIDAK
Kepala
Leher
Dada
Abdomen
Genitalia
Integumen
Ekstremitas
Skala Nyeri menurut VAS ( Visual Analog Scale )
Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Sangat Nyeri Nyeri tak tertahankan
□ 0-1 □ 2-3 4-5 □ 6-7 □ 8-9 □ 10
Kelebihan : menurut saya format asuhan keperawatan diatas lengkap, karena meliputi asuhan keperawatan pada
pre operasi, intra operasi, post operasi, sehingga kita bisa memantau kondisi pasien dan memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan diagnosa yang muncul.
Kekurangan : format asuhan keperawatan diatas hanya bisa digunakan diruangan khusus bedah saja
Menurut saya format tersebut bisa digunakan di Rumah Sakit Islam Gondanglegi, khusus untuk pasien dengan
kasus bedah.
BAB V PENUTUP
KESIMPULAN
Hemoroid adalah Suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis (Muttaqin, 2011). Hemoroid adalah
pelebaran pembuluh darah vena hemoroidalis dengan penonjolan
membrane mukosa yang melapisi daerah anus dan rectum (Nugroho, 2011). Menurut Mutaqqin (2011) etiologi
hemoroid yaitu : perubahan hormon (kehamilan), mengejan secara berlebihan hingga menyebabkan kram, berdiri
terlalu lama, banyak duduk, sering mengangkat beban
berat, sembelit diare menahun (obstipasi), makanan yang dapat memicu pelebaran pembuluh vena (cabe, rempah-
rempah), keturuna penderita wasir(genetik). Sedangkan tanda dan gejala menurut Lumenta (2006) pasien
hemoroid dapat mengeluh hal-hal seperti berikut : Perdarahan, Benjolan, Nyeri dan rasa tidak nyaman, Basah, gatal
dan hygiene yang kurang di anus. Pemeriksaan penunjang hemoroid yaitu : anamnesa atau riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur), pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi
dan rektoskopi, Pemeriksaaan dengan Proktosigmoidoskopi, rontgen (colon inloop) dan kolonoskopi, pemeriksaan
darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang. Komplikasi dari hemoroid adalah Anemia, jarang terjadi dan
trombosis akut pada prolaps hemorroid.
SARAN
Selayaknya seorang mahasiswa keperawatan dan seorang perawat dalam setiap pemberian asuhan keperawatan
termasuk dalam asuhan keperawatan pada klien hemoroid menggunakan konsep yang sesuai dengan kebutuhan
dasar manusia yang bersifat holistic yang meliputi aspek biopsikospiritual dan semoga makalah ini dapat digunakan
sebagai titik acuh khalayak umum.
BAB VI DAFTAR PUSTAKA
Pierce A, Grace & Neil R Borley. 2007. At a Glance : Ilmu Bedah Ed.3.Jakarta : EMS R. Syamsuhidajat & Wim
de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed.2.
beberapa sumber web : Conectique.com, hemorrhoid.net dan dewabenny.com Carpenito, Moyet dan
Lynda Juall. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Alih Bahasa Yasmin Asih. Editor Monika Ester. Edisi 10.
Jakarta: EGC, 2006.
Grace, Pierce A. dan Neil R. Borley. At a Glance Ilmu Bedah . Alih Bahasa dr. Vidia Umami. Editor Amalia S. Edisi
3. Jakarta: Erlangga, 2006.
Muttaqin, Arif Dan Kumala Sari. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: Salemba Medika, 2011.
Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC, 2010.
Sjamsuhidayat, Win de Jong. Hemoroid, Dalam : Buku Ajaran Ilmu Bedah,