Kelas 2A
1. Berliana Maury
2. Rio Begento Pratama
3. Yurike Betris Rachellia Maylani
Dosen Pembimbing :
Ns Ervan.,S.Kep.,M.Kep.,Sp.,Kj
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Psikologi yang berjudul Konsep Biopsikologi dalam Proses
Sensori-Motorik
Penulis juga sangat mengharapkan saran dan kritik khususnya dari Dosen
pembimbing mata kuliah serta pembaca demi kemajuan makalah ini kedepannya.
Semoga Tuhan senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua. Aamiin.
2
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................3
Bab 1..................................................................................................................................4
Pendahuluan......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................................................4
Bab 2..................................................................................................................................5
Pembahasan.......................................................................................................................5
2.1 Pengertian Biopsikologi............................................................................................5
2.2 Tahapan Perkembangan Bio-Psikologi Manusia.......................................................5
2.2.1 Masa kanak-kanak.............................................................................................5
2.2.2 Masa Remaja.....................................................................................................6
2.2.3 Masa Dewasa....................................................................................................7
2.2.4 Masa Tua...........................................................................................................8
2.3 Pengertian Sensori Motorik......................................................................................9
2.3.1 Proses sensori....................................................................................................9
2.3.2 Alat-Alat Tubuh yang Membantu Proses Sensoris...........................................10
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sensoris.......................................16
2.3.4 Gangguan Mental karena Faktor Proses Sensoris terhadap Perilaku..............16
2.4 Proses Motorik.......................................................................................................17
2.5 Hubungan Sensorik Dengan Perilaku......................................................................18
Bab 3................................................................................................................................20
Penutup............................................................................................................................20
3.1Kesimpulan..............................................................................................................20
3.2 Saran......................................................................................................................20
Daftar Pustaka..................................................................................................................21
3
4
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Biopsikologi adalah ilmu aplikasi atau terapan biologi (ilmu hayati) dan psikologi
(ilmu tentang perilaku manusia). Jadi biopsikologi merupakan pendekatan
psikologi dari aspek biologi. Pada konsep ini, ahli biopsikologi melihat bahwa
sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan dari induk asal. Sebagai
contoh, sifat pendiam, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia
dan tidak dipelajari melalui pengalaman.
Berbicara tentang konsep biopsikologi, maka kita harus berpikir bahwa untuk
mempelajari perkembangan manusia, kita harus membedakan dua hal yaitu proses
pematangan dan proses belajar. Proses pematangan berarti proses pertumbuhan
yang menyangkut penyempurnaan fungsi-fungsi tubuh sehingga terjadi
perubahan-perubahan perilaku, terlepas ada tidaknya proses belajar. Proses belajar
berarti proses mengubah atau mempelajari perilaku melalui latihan, pengalaman,
dan kontak dengan lingkungan.
1.2 Tujuan
Setelah menyelesaikan pembelajaran pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa
mampu memahami tahapan perkembangan biopsikologi dan proses sensori
motorik
5
Bab 2
Pembahasan
2.1 Pengertian Biopsikologi
Biopsikologi adalah ilmu aplikasi/ terapan biologi (ilmu hayati) dan
psikologi (ilmu tentang perilaku manusia). Dengan demikian bio-psikologi
merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Dalam hal ini ahli
biopsikologi melihat bahwa sifat dan tingkah laku manusia juga
mengalami pewarisan dari pada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam,
dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak
dipelajari melalui pengalaman.
Berangkat dari konsep biopsikologi, maka kita harus berpikir bahwa untuk
mempelajari perkembangan manusia, kita harus membedakan dua hal
yaitu proses pematangan dan proses belajar. Proses pematangan berarti
proses pertumbuhan yang meyangkut penyempurnaan fungsi-fungsi tubuh
sehing ga terjadi perubahan-perubahan perilaku, terlepas ada tidaknya
proses bela jar Proses belajar berarti proses mengubah atau mempelajari
perilaku melalui latihan pengalaman dan kontak dengan lingkungan.
Selain dua hal tersebut tentunya factor pembawaan atau bakat juga
mempengaruhi perkembangan manusia.
6
Pada usia 2 atau 3 tahun, seorang anak mulai melihat kemampuan tertentu
yang dimilikinya, juga sikap terhadap orang lain pun berubah. Pada usia
ini, di satu pihak membutuhkan orang tua, di lain pihak keakuannya mulai
tumbuh dan ingin mengikuti kehendaknya sendiri. Masa ini disebut
negativistik pertama, sedangkan masa negativistik kedua timbul pada usia
5 – 6 tahun, saat anak mulai mengenal lingkungan yang lebih luas. Masa
negativistik kedua ditandai sikap temper tantrum yaitu perilaku
mengamuk, menangis, menjerit, menyerang, dan menyakiti dirinya sendiri
apabila ada keinginannya yang tidak terpenuhi.
7
dewasa. Jika orang tua tetap mempertahankan otoritasnya, meskipun anak
sudah dewasa, maka si anak akan tetap tergantung pada orang tua, tidak
pernah menjadi dewasa sepenuhnya dalam kepribadian.
a. Masa Pra puber, berlangsung satu atau dua tahun sebelum masa remaja
sesungguhnya. Anak menjadi gemuk, pertumbuhan tinggi badan terhambat
sementara.
b. Masa puber atau masa remaja, berlangsung 2.5 s/d 3.5 tahun. Perubahan
sangat nyata dan cepat. Anak perempuan lebih cepat memasuki masa ini
dari pada laki-laki.
c. Masa post puber, pertumbuhan cepat sudah berlalu, meskipun masih ada
perubahanperubahan pada beberapa bagian badan.
d. Masa akhir puber, melanjutkan perkembangan sampai mencapai tanda-
tanda kedewasaan.
8
dan dapat memberikan rasa aman serta rasa harga diri. Pada saat pensiun,
hilang kesibukan, anak-anak mulai menikah dan meninggalkan rumah.
Badan mulai lemah dan tidak memungkinkan bepergian jauh. Hal ini
menyebabkan semangat mulai menurun, mudah dihinggapi penyakit dan
mengalamikemunduran mental. Hal ini disebabkan kemunduran fungsi
otak, sehingga sering lupa, daya konsentrasi berkurang, biasanya disebut
kemunduran senile.
MOTORIS PERBUATAN
Pengamatan
Proses sensori juga disebut proses pengamatan, yaitu gejala yang mengenal
benda-benda di sekitar dengan menggunakan alat indra. Pengamatan dengan
anggapan (respons) memiliki perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat stimulus
9
(rangsangan) mengenai indra dan menghasilkan kesadaran dan pikiran. Respons
yaitu proses terjadinya kesan dalam pikiran setelah stimulus tidak ada.
Proses awal dari pengamatan disebut perhatian, sedangkan proses akhir disebut
persepsi yang menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi sekanrang
atas dasar pengalaman yang lalu. Persepsi merupakan bentuk pengalaman yang
belum disadari sebelumnya sehingga individu belum mampu membedakan dan
melakukan pemisahan apa yang sedang di hayati. Apa bila pengalaman tersebut
disadari sehingga individu sudah mampu membedakan melakukan pemisahan
antara subjek dengan obejek, disebut apersepsi.
Dalam pengamatan yang di utamakan adalah kualitas objek bukan kuantitas objek.
Secara psikilogi perbedaaan benda yang di amati bersifat kualitatif, dengan tidak
mengabaikan proses fisiologi. Secara psikologi sikap seseorang dalam situasi
itulah yang akan memberi arti. .
Secara fisiologis indra merupakan alat penerima rangsang yang akan di proses
oleh orang organ tubuh lain uyang di bawa ke otak, sedang kan secara psikologis
yang penting adalah kesan yang telah terjadi, setelah di temukan situasi yang
berarti bagi subjek.
10
A. Mata
Terjadi nya proses pengamatan sebagai berikut
Sumber cahaya→ kornea (1) →aquos humor pada kamera okuli
anterior(2) → pupil (3) →aquos humor pada kamera okuli posterior (4) →
lensa kristalina(5) →korpus vitreum(6) → retina(7) → nervus optikus (8)
→ otak (9) → terjadi kesadaran dan kesan-kesan apa yang telah dilihat.
Buta warna, yaitu individu yang tidak dapat membedakan warna suatu
dengan wrana lain. Buta warna merupakan kelainan yang dibawa sejak
lahir sehingga sampai saat ini belum dapat di sembuhkan penyebab buta
warna adalah tidak ada atau kurng sempurna alat yang berfungsi untuk
membedakan warna pada retina yang disebut cones.
11
Orang yang mudah menerima pesan melalui mta disebut tipe visual
c. Pengamatan ruang meliputi tempat dan jarak ( missalnya berada
diruang kelas, ruang terbuka dan tempat yang berjarak dari satu tempat
ketempat lain).
B. Telinga
Menurut W.F Ganong (1991) didalam telinga terdapat dua reseptor
sensorik untuk pendengaran dan keseimbangan. Menurut Riddle (1977)
bagian bagian telinga tersebut,
a. Telinga bagian luar ( acusticus externus) , sebagai tempat penerima
stimulus yang terdiri dari daun telinga ( auricle ) dan saluran telinga
luar (Meatus acusticus externus). Bagian yang memisahkan telinga
luar dan tengah disebut gendangan telinga (Membran timpani)
b. Telinga bagian tengah (acusticus medialis) berfungsi meneruskan
stimulus ke telinga bagian dalam, terdiri dari :
Tulang-tulang pendengaran (Ocicula auditus), yaitu: tulang
martil (os.malleus), tulang landasan (os.incus), dan tulang
sanggurdi (os.stapes)
Saluran udara dari telinga (tuba eustahius)
Saluran telinga bagian dalam (meatus acusticus internus).
c. Telinga bagian dalam (acusticus internus) merupakan reseptor saraf
penerima rangsang suara yang berbentuk labirin, terdiri dari:
Labirin tulang saluran berbentuk tulang, berisi perilimfe
Labirin membrane berisi endolimfe
Cochlea, yang terdiri dari scala vestibule bagian atas berisi
perfilimfe, scala media bagian tengah berisi endolimfe, dan
scala timpani berisi perilimfe.
Membrana basalis
Organ corti yang terdadapt reseptor pendengaran
12
Sumber suara → auricular → meatus acusticus externus → menggetarkan
membrana timpani → menggerakkan tulang tulang pendengaran: malleus, incus
dan stapes→ menggetarkan perilimfe dalam scala vestibuli dan scala timpani→
menggetarkan endolimfe pada scala media → menggetarkan membrana basalis →
merangsang sel-sel berambut → (organ cortil) → ke otak → kemudian kita
mendengar.
C. Kulit
Kulit merupakan indra untuk stimulus mekanik (raba dan tekan), panas, dingin,
dan nyeri. Menurut hasil penelitian tiap rasa mempunyai tempat yang berbeda-
beda pada kulit kita. Rasa panas, dingin, nyeri, dan tekanan tidak terdapat pada
satu tempat di kulit kita.
13
Corpus cula tactus dari Meisner, terdapat pada papila terutama pada
pucuk bibir, pucuk jari, dan papila mamae. Rangsangan yang diterima
adalah tactil (rabaan).
Corpus cula Ruffini, terdapat pada batas subkutis (bawah kulit) dan corium
(kulit jangat). Rangsangan yang diterima adalah panas.
Corpus cula Bullo Idea Krauso, terdapat pada corium. Rangsangan yang
diterima adalah dingin.
Corpus cula Lamellasa Pacceni, terdapat di subkutis terutama diujung jari
yang berfungsi untuk meraba benda.
Rangsangan nyeri, terdapat pada ujung-ujung saraf (reseptor) yang
terdapat pada hampir seluruh jaringan tubuh.
D. Hidung
Indra pembau yang terdapat pada mukosa (selaput lendir) hidung hanya dapat
dirangsang oleh gas. Menurut W.F Ganong manusia dapat mengenal 2000 sampai
4000 bau yang berbeda.
14
Nervus olfactorius, rangsangannya adalah wangi-wangian, bensol, lisol,
dan gas yang busuk
Nervus trigeminus, rangsangannya adalah minyak kayu putih, kamper,
kloroform dan ether.
Bau dapat mempengaruhi perilaku seseorang, misalnya dekat orang yang wangi,
menimbulkan keinginan mendekat atau sebaliknya.
E. Lidah
Macam-macam rangsang yang diterima oleh lidah, yaitu: manis, asin, asam, dan
pahit. Rasa yang lain merupakan kombinasi dari keempat rasa tersebut.
Perangsang pada indra pengecap adalah semua benda yang dapat larut. Lokasi
kepekaan pada lidah:
Pucuk lidah, dapat merasakan semua rasa, terutama asin dan manis.
Tepi lidah, terutama rasa asin dan asam.
Pangkal lidah, terutama rasa pahit.
Punggung lidah, relatif kurang dapat menerima rangsang rasa.
Campuran rasa lain terdapat pada platum (tekak), yaitu campuran rasa asam,
pahit, manis, dan asin dan faring campuran keempat rasa tersebut.
15
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sensoris
Proses sensoris akan berlangsung dengan baik apabila memenuhi faktor-faktor
sebagai berikut:
Keadaan indra yang sehat dan sempurna yang akan meme ngaruhi
kesempurnaan proses sensoris.
Perhatian yang tertuju pada objeknya yang memudahkan per sepsi, dan
apabila perhatian kurang akan mengganggu kon sentrasi sehingga proses
sensoris tidak sempurna.
Rangsangan yang sangat lemah ataupun sangat kuat akan mengganggu
proses sensoris.
Saraf dan pusat saraf dalam keadaan baik dan sehat.
Ilusi
16
Kebiasaan mempercayai suatu objek yang serupa,misal : tebangan
pohon pisang dikira mayat.
Harapan-harapan tertentu sehingga menimbulkan berbagai prasangka.
Tidak adanya analisis terhadap kesan yang diterima dan adanya kesan
secara keseluruhan.
Halusinasi
17
dorongan untuk melakukan berbagai bentuk aksi-aksi motorik. Proses
motorik merupakan keseluruhan yang terjadi pada tubuh manusia, yang
meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi
fisik) yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk
mendapatkan suatu gerakan yang baik. Motorik berfungsi sebagai motor
penggerak yang terdapat di dalam tubuh manusia. Motorik dan gerak
tidaklah sama, namun tetap berhubungan. Persamaannya, setiap proses
yang terjadi di dalam tubuh manusia menghasilkan gerak, sedangkan
perbedaannya, motorik tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan, berbeda
dengan gerak yang dapat dilihat dan diamati.
Pada tubuh manusia terdapat tiga komponen, utama yang berperan dalam
proses gerakan sebagai berikut.
18
(disebut fantasi aktif) dan ada pula fantasi yang tidak disadari (fantasi
pasif). Dengan fantasi, manusia dapat menciptakan sesuatu yang baru,
bersimpati kepada sesama manusia meskipun jauh, mengikuti perjalanan
sejarah (walau sudah lampau), dan menghilangkan perasaan duka ke dunia
indah.
19
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Konsep biopsikologi yaitu melihat bahwa sifat dan tingkah laku manusia
tergantung pewarisan dari induk asal (aspek biologi). Pada perkembangan
manusia, tidak terlepas dari proses pematangan atau proses pertumbuhan.
Perkembangan biopsikologi berlangsung secara bertahap dari mulai masa
kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa dan masa tua. Masing-masing
tahapan memiliki karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda.
Proses sensorik dan motorik adalah dua proses yang berhubungan. Proses
sensorik adalah proses masuknya rangsangan melalui alat indera ke otak
(serebral). Proses sensoris akan berlangsung baik apabila keadaan indera sehat
dan sempurna, adanya perhatian pada obyek, kekuatan rangsangan, dan
kondisi saraf baik. Proses motorik meliputi keseluruhan proses pengendalian
dan pengaturan fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara
psikis yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan. Proses motorik terjadi atas
saraf, otak dan otot. Gerakan motorik dapat berupa gerakan involunteer,
volunteer, dan refleks. Terdapat tiga komponen yang berperan dalam proses
motorik yaitu analisator, kinestetik, dan vestibulator.
3.2 Saran
20
Daftar Pustaka
21