Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PSIKOLOGI KEPERAWATAN

“KONSEP BIO-PSIKOLOGI DAN PROSES SENSORIK MOTORIK”

DOSEN PEMBIMBING

Ns. Nurun Salaman Al Hidayat, S.Kep

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. Andi Riansyah (219051)


2. Annisa Hidayati Arman (219053)
3. Annisa Adel (219052)
4. Andi Nur Indah Sari (219050)
5. Aprida Muhajir (219049)

AKADEMIK KEPERAWATAN PELAMONIA


KESDAM XIV/HASANUDDIN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan
karunianya kepada kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan
makalah ini. Tak lupa sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada
junjungan nabi Muhammad SAW sang pilihan. Penulis membuat makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas psikologi yang berjudul “Konsep Bio-
Psikologi dan Proses Sensorik Motorik” dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih


banyak kekurangan karena masih dalam belajar. Oleh karena itu penulis
akan menerima kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
para pembaca.

Makassar, 02 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A.Latar belakang....................................................................................1

B.Rumusan Masalah..............................................................................2

C.Tujuan.................................................................................................2

BAB II KONSEP BIOPSIKOLOGI DAN PROSES SENSORIK MOTORIK3


A.Pengertian Bio-Psikologi.....................................................................3

B.Tahapan Perkembangan Bio-Psikologi Manusia................................3

C.Pengertian Sensorik Motorik...............................................................6

D.Hubungan Sensorik Dengan Perilaku................................................7

BAB III PENUTUP............................................................................................8

A. Kesimpulan......................................................................................8

B. Saran................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya
dilahirkan dalam keadaan yang sepenuhnya harus
menggantungkan diri pada orang lain, terutama orang tuanya.
Tahapan perkembangan biopsikologi dari mulai bayi sampai
dengan masa tua. Selain itu, kita harus membedakan dua hal yaitu
proses pematangan dan proses belajar. Anak juga membutuhkan
waktu yang lama misalnya, kita dapat memperhitungkan
perkembangan mulai dari duduk, berdiri dan akhirnya berjalan
(Purwanto, 1998).

Perkembangan ini dapat dilihat dari proses pematangan


organ-organ tubuh dan terjadi pada anak yang normal sehingga
kita dapat memperhitungkan sebelumnya. Sesorik motorik berupa
proses yang memberikan informasi tentang kondisi didalam daan
biopsikologi merupakan pendekatan diluar tubuh kepada susunan
saraf pusat. Jadi, gerakan yang diperlihatkan manusia secara
umum terjadi akibat dua proses tersebut. Pada proses gerakan
ditentukan oleh alat penerima ransangan. Seperti, saraf,otak dan
otot (Hartono, 2016).

Bentuk perilaku akibat proses sensorik motorik, salah


satunya adalah “perasaan” yang biasa senang/tidak senang dan
gembira/tidak gembira. Hal ini akan dampak dari perilaku
seseorang (Purwanto, 1998).
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang akan
permasalahan materi ini adalah :

1. Konsep Bio-Psikologi dan Proses Sensorik Motorik

C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari biopsikologi dan proses


sensorik motorik
2. Untuk mengetahui tahapan perkembangan biopsikologi manusia
3. Untuk mengetahui hubungan sensorik manusia
BAB II
KONSEP BIO-PSIKOLOGI DAN PROSES SENSORIK MOTORIK

A. Pengertian Bio-Psikologi
Bio-Psikologi adalah ilmu atau terapan biologi dan psikologi
(ilmu tentang perilaku manusia). Jadi biopsikologi merupakan
pendekatan psikologi dari aspek biologi. Isi dari konsep ini kita akan
mempelajari perkembangan manusia, dapat membedakan dua hal
yaitu proses pematangan dan proses belajar. Proses belajar berarti
proses pertumbuhan yang menyangkut penyempurnaan fungsi-
fungsi tubuh, sedangkan proses belajar berarti proses mengubah
atau mempelajari perilaku melalui latihan (Purwanto, 1998).

Pengertian menurut para ahli :

1. Dewsbury (1991), Biopsikologi adalah studi ilmiah tentang


biologi tingkah laku.

2. Pinel (2009), Istilah biopsikologi menunjukkan pendekatan


biologis pada studi tentang psikologi bukan pendekatan psikologi
pada studi tentang biologi.

B. Tahapan Perkembangan Bio-Psikologi Manusia


1. Masa Kanak-kanak
Manusia dilahirkan dalam keadaan yang sepenuhnya tidak
berdaya dan harus menggantungkan diri pada orang lain,
terutama ibunya. Anak memerlukan waktu yang lama sebelum ia
lepas dari diri sendiri. Manusia memiliki ketergantungan pada
orang lain. Kita mempunyai kesempatan paling banyak dalam
mempersiapkan diri dalam perkembangan sehingga pada
akhirnya perkembangan manusia adalah yang tertinggi (Hartono,
2016).
Perkembangan kepribadian anak yang kurang mendapatkan
perhatian orang tua kebanyakan menjadi pemurung tidak
semangat dan daya tangkapnya kurang baik. Pengaruh orang
tua dan lingkungan masa kanak-kanak ini tidak berhenti di masa
kanak-kanak saja, tetapi berlangsung terus sampai seumur hidup
(Hartono, 2016).
Pada usia 2 atau 3 tahun, seorang anak mulai melihat
kemampuan tertentu yang dimilikinya, dan sikap terhadap orang
lain. Pada usia ini mereka membutuhkan orang tua, mulai dari
tumbuh dan ingin mengikuti kehendaknya sendri. Masa ini
disebut negativistik pertama, sedangkan negativistik kedua
muncul pada umur 5-6 tahun, saat anak mulai mengenal
lingkungan yang luas (Hartono, 2016).
2. Masa Remaja

Masa ini merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak


dan masa dewasa. Masa transisi ini sering kali menghadapkan
yang bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, hal ini
menimbulkan perilaku-perilaku yang aneh, canggung dan tidak
terkontrol menjadi kenakalan. Karena ia sudah mempunyai
pendapat sendiri, cita-cita sendiri,serta nilai-nilai sendiri yang
beda dari orang tuanya. Oleh karena itu, masa ini disebut
dengan negativistik ketiga (Purwanto,1998).
Persoalan remaja sudah ditandai oleh kematangan seksual.
Contohnya organ-organ seksualnya sudah berfungsi untuk
mendapatkan keturunan. Perubahan sekunder pun juga terjadi,
seperti badan cepat bertambah tinggi dan mulai tumbuh pubis.
Pada pria suara membesar sedangkan pada wanita dada dan
pinggul membesar (Purwanto,1998).
Perkembangan yang cepat menuntut penyesuaian perilaku
yang cepat pula, tetapi umumnya penyesuaian perilaku tidak
secepat pertumbuhannya. Menghadapi remaja, orang tua harus
lebih bijak dalam melepas kontrolnya, agar anak-anak benar-
benar dapat mandiri (Purwanto,1998).
Tingkat-tingkat perkembangan dalam masa remaja. Salah
satu pembagian yang dilakukan oleh stolz adalah sebagai
berikut:

a. Masa prapuber: satu atau dua tahun sebelum masa remaja


yang sesungguhnya.
b. Masa puber atau masa remaja: perubahan-perubahan
sangat nyata dan cepat.
c. Masa postpuber: pertumbuhan yang cepat dan perubahan-
perubahan tetap berlangsung pada beberapa bagian badan.
d. Masa akhir puber: melanjutkan perkembangan sampai
tanda-tanda kedewasaan.

3.Masa dewasa

Memasuki alam kedewasaan, kita harus mempersiapkan diri


untuk dapat hidup dan menghidupi keluarganya. Contohnya
seorang laki-laki mencari nafkah, agresif dan domain, sedangkan
wanita, pasif dan lebih submisif. laki-laki lebih kasar dibanding
wanita. Hal tersebut dari faktor biologis tetapi banyak ditentukan
oleh faktor kebudayaan (Hartono, 2016).
Usia pertengahan atau usia setengah baya merupakan krisis
bagi sebagian orang. Akan tetapi masa remaja, hanya satu atau
dua orang saja yang tidak dapat melampaui dengan baik.
Sebagian besar orang pada umumnya dapat mengatasi
masalah-masalah pada periode kritis ini (Hartono, 2016).
4.Masa Tua

Problem utama pada orang tua adalah rasa kesepian dan


kesendirian. Mereka sudah biasa melewati hari-harinya dengan
kesibukan yang merupakan pegangan hidup dan dapat
memberikan rasa aman dan rasa harga diri. Tetapi akibatnya
badan mulai lemah dan tidak memungkinkan untuk bepergian
jauh, mudah dihinggapi penyakit dan segera akan mengalami
kemunduran-kemunduran mental. Hal ini disebabkan oleh
mundurnya fungsi-fungsi otak, seperti sering lupa, daya
konsentrasi berkurang,yang juga disebut kemunduran senil
(Hartono, 2016).
C. Pengertian Sensorik Motorik
1.Proses Sensorik

Menurut Sunaryo (2004), proses sensorik adalah proses


masuknya ransangan melalui alat indra ke otak yang kemudian
kembali melalui saraf motorik dan berakhir dengan perbuatan.
Proses sensorik juga disebut pengamatan, yaitu gejala mengenal
benda-benda di sekitar dengan menggunakan alat indra. Ada
tiga pengamatan melalui proses yaitu fisik (stimulus mengenai
indera), fisiologis (stimulus yang diteruskan oleh saraf sensorik
ke otak), dan psikologis (interpretasi terhadap stimulus yang
diterima otak) (Candra, 2017).

2. Proses Motorik

Motorik dapat diartikan sebagai proses pengendalian dan


pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh, baik secara fisiologis
maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu
gerakan. proses motorik terjadi atas beberapa bagian tubuh,yaitu
saraf, otak dan otot (Hartono, 2016).

Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat di


dalam tubuh manusia. Proses motorik juga menghasilkan
gerakan yang dinamakan gerakan motorik. Gerakan motorik
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh. Pengendalian
motorik digunakan dalam ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi
maupun olah raga (Hartono, 2016).

D. Hubungan Sensorik Dengan Perilaku


Proses sensorik menyebabkan manusia mengenal alam di luar
dirinya yang berguna untuk mengembangkan dirinya sebagai
makhluk sosial. Manusia dapat berperilaku dalam bentuk
(Purwanto, 1998):

1. Fantasi

Fantasi adalah suatu daya jiwa untuk menciptakan sesuatu


yang baru. Fantasi dibagi menjadi dua bagian fantasi yang
disadari dan fantasi yang tidak disadari. Fantasi disadari diimpin
oleh akal dan kemauan disebut fantasi aktif, sedangkan fantasi
tidak disadari tidak dipimpin oleh akal dan kemauan disebut
fantasi pasif.

2. Berfikir

Berfikir adalah menghubungkan pengetahuan yang dimiliki


manusia. Berfikir merupakan proses tanya jawab antara
pengetahuan yang dimiliki manusia dengan menggunakan akal.

3. Perasaan

Perasaan adalah pernyataan jiwa yang dapat


mempertimbangkan dan mengukur sesuatu rasa senang dan
tidak senang. Jadi sifat perasaan adalah pernyataan jiwa yang
diwujudkan dalam bentuk senang-tidak senang dan sedih-
gembira.
Perasaan manusia dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Golongan eukoloi, yaitu orang yang selalu merasa gembira


dan optimis.

b. Golongan diskoloi, yaitu orang merasa tidak senang,murung


dan pesimis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi.
Manusia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau
juga nenek dan kakeknya secara genetik. Proses sensoris dapat
diartikan sebagai proses masuknya rangsang melalui alat indera ke
otak kemudian melalui saraf motorik dan berakhir dengan perbutan.
Proses sensorik juga disebut dengan pengamatan, yaitu gejala
mengenai benda-benda disekitar dengan menggunakan alat indera.
Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa laten yang meliputi
keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi
organ tubuh, baik secara fisiologis maupun secara psikis yang
menyebabkan terjadinya suatu gerakan.

B. Saran
Untuk mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat
saja, penyaji menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak
membaca guna memahami tentang konsep dasar dari makalah ini.
Semoga apa yang disampaikan dalam makalah memberi manfaat untuk
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

I Wayan Candra. (2017). Psikologi Landasan Keilmuan Praktik Keperawatan


Jiwa. Yogyakarta: Cetakan 1

Heri Purwanto. EGC (2000). Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta: Cetakan 2012

Dudi Hartono. (2016). Psikologi Konseling. Yogyakarta: Cetakan 4

Pinel, John P.J.(2009) Biopsikologi : Edisi 7 (Terj.) Yogyakarta

J.W. Kalat Biopsikologi Psychology 2010

Anda mungkin juga menyukai