Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN Pada NY.

K DENGAN “ GASTROENTRITIS”
DI RUANG ZAITUN RUMAH SAKIT SINAR KASIH PURWOKERTO

KRISTIANA PRISKA ADVENTA


NIRA : 33020390656
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah melimpahkan karunia-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. K DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG ZAITUN RUMAH SAKIT SINAR
KASIH ”. Atas terselesaikanya makalah ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Penyususn menyadari bahwa dalam makalah ini banyak kekeliruan dan kekurangan. Oleh
karena itu, penyusun mengharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
informasi kepada para pembaca.

i
v
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………..1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………..1
C. TUJUAN ……………….…………………………………………….2
D. MANFAAT ………………...………………………………………….2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….4
A. DEFINISI……………………………………………………………..4
B. ETIOLOGI………………………….………………………………...4
C. PATOFISIOLOGI……………………………………………………5
D. TANDA DAN GEJALA…………………………………………......6
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG………………………….…………6
F. PATHWAY…………………………………………………………..7
G. PENGKAJIAN……………………………………………………….8
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN……………………………………14
I. INTERVENSI KEPERAWATAN………………………………….15
J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN……………………………..17
K. EVALUASI KEPERAWATAN……………………………………18
BAB III PENGELOLAAN KASUS………………..…………………...19
2. PENGKAJIAN……………………………………......................19
3. RIWAYAT KESEHATAN……………………………………...19
4. ANALISA DATA…………………………………………….....28
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN………………………………..29
6. PERENCANAAN………………………………………………30
7. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN………………………….33
8. EVALUASI……………………………………………………..38
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………39
A. KESIMPULAN……………………………………………………..39
B. SARAN……………………………………………………………..40
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………41

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya
lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram (Syaiful Noer, 1996 ). Menurut
World Gastroenterology Organization global guidelines 2005, diare akut didefinisikan sebagai
pasase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari
14 hari. Sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat
disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi.
Diare infeksi dapat disebabkan virus, bakteri, dan parasit.
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Di negara maju walaupun
sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi
dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan
bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan,
Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam yang dianalisa dari 1995 s/d 2001 penyebab terbanyak
adalah Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus,
Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A.n
Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC) (Pitono, 1997).

B. RUMUSAN MASALAH

Melihat banyaknya penderita Gastroentritis yang terjadi di Rumah Sakit Sinar

Kasih Purwokerto , penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana memberikan Asuhan

Keperawatan Keluarga pada Ny. K dengan Gastroentritis di Rumah Sakit Sinar Kasih

Purwokerto.

1
C. TUJUAN

Adapun tujuannya adalah sebagai berikut :

a. Tujuan Umum :

Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu penulis mampu memahami

konsep penyakit Gastroentritis dan mampu memberikan asuhan keperawatan pada

pasien dengan Gastroentritis.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah yaitu penulis mampu

menggambarkan, mengetahui, menentukan, memahami, menjelaskan, dan

mendiskripsikan :

a) Mengetahui tentang penyakit gastroenteritis


b) Mengetahui masalah keperawatan yang muncul pada kasus gastroenteritis
c) Mengetahui proses keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan
gastroenteritis

D. MANFAAT

a. Bagi Perawat

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wacana bagi

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gastroentritis.

b. Bagi Puskesmas

Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan

tindakan keperawatan bagi pasien khususnya dengan gangguan pencernaan

gastroenteritis
2

c. Bagi Institusi Pendidikan

Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai referensi bagi

institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang asuhan

keperawatan pada pasien dengan gastroentriti.

d. Bagi Pasien dan Keluarga

Manfaat karya tulis ilmiah ini bagi pasien dan keluarga yaitu agar pasien dan

keluarga mengetahui tentang penyakit gastroentritis serta perawatan yang benar agar

klien mendapat perawatan yang tepat.

3
BAB II
TINJAUAN PUSAKA

A. DEFINISI
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja
yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan
oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley &
Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan (Marlenan Mayers,1995).
Jadi dari keempat pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis adalah
peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang
patogen.

B. ETIOLOGI
1. Infeksi internal, yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare.
Pada sat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang
dapat menyebabkan diare. Penyebab itu dapat digolongkan lagi kedalam penyakit yang
ditimbulkan adanya virus, bakteri, dan parasit usus. Penyebab utama oleh virus yang
terutama ialah rotavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya ialah virus Norwalk, astrovirus,
calcivirus, coronavirus, minirotavirus dan virus bulat kecil. Bakteri-bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit itu adalah aeromonashidrophilia, bacillus cereus, campylobacter
jejuni, clostridium defficile, clostridium perfringens, E, coli, plesiomonas, shigelloides,
salmonella spp, staphylococcus aureus, vibrio cholerae, dan yersinia enterocolitica.
Sedangkan penyebab gastroenteritis (diare akut) oleh parasit adalah balantidium coli,
capillaria philippinensis, cryptosporidium, entamoeba histolitica, giarsia lamblia, isospora
billi, fasiolapsis buski, sarcocystis suihominis, strongiloides stercoralis, dan trichuris
trichuria.

4
2. Bakteri penyebab gastroenteritis (diare akut) dibagi dalam dua golongan besar,
ialah bvakteri non invasive dan bakteri invasive. Yang termauk dalam golongan bakteri
non invasive adalah : vibrio cholera, E. coli pathogen (EPEC,ETEC,EIEC). Sedangkan
golongan bakteri invasiv adalah salmonella spp, shigella spp, E. coli infasif (EIEC), E. coli
hemorrhagic (EHEC) dan camphylobcter. Diare karena bakteri invasive dan non ihnvasiv
terjadi melalui suatu mekanisme yang berhubungan dengan pengaturan transport ion di
dalam sel-sel usus berikut ini : cAMP (cyclic adenosine monophospate), cGMP (cyclic
guaniosin monophospate), Ca-dependent dan pengaturan ulang sitoskeleton.
3. Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan
seperti : otitis media akut tonsilopharingitis, dan sebagainya (Hendarwanto, 200).

C. PATOFISIOLOGI
Penyebab gastroenteritis adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus
Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan
lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis. Penularan gastroenteritis
bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui
penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansjoer,
199).
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan
sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding
usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas
usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri
adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa
(asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),
hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah (Price, 1997).

D. TANDA DAN GEJALA


1. Diare
2. Mual dan muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah

E. PEMERIKSAAN PENUJANG
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistst, bila diduga
terdapat intoleransi gula.
c. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan darah
a. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor)
dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Doudenal Intubation
     Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama
dilakukan pada penderita diare kronik.
F. PATHWAY

6
Masuknya
makanan/minuman yang
terkontaminasi

7
G. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan

untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan

keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1998).

Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar proses keperawatan.

Diperlukan pengkajian yang cermat untuk masalah klien, agar dapat memberi arah

kepada tindakan keperawatan. Sebagai sumber informasi dapat digunakan yaitu :

pasien, keluarga, anak, saudara, teman, petugas kesehatan lainnya. Tahap

pengkajian meliputi 4 kegiatan yaitu :

1. Pengumpulan Data

Data yang berhubungan dengan kasus gastroentritis :

1) Biodata

a) Identitas klien : nama, jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan alamat.

b) Identitas penanggung : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama,

pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan alamat serta hubungan keluarga.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

a) Adanya nyeri epigastrium.

b) Disertai mual, muntah, anoreksia.

3) Riwayat Kesehatan Sebelumnya


a) Alkohol.

b) Makan yang pedas.

c) Obat-obatan.

d) Riwayat diabetes mellitus.

e) Riwayat toksik

4) Aspek-aspek lain yang berhubungan misalnya pola istirahat, aspek

psikososial dan spiritual.

5) Data-data Pengkajian Klien

a) Aktivitas/Istirahat

Gejala : Kelemahan, kelelahan.

Tanda : Tatikardia, hiperventilasi (respon terhadap aktivitas).

b) Sirkulasi

Gejala : Hipotensi termasuk postural, takikardia, disritmia, kelemahan

nadi perifer lemah, pegisian kapiler lembut/perlahan.

Warna kulit : pucat, sianosis.

Kelembaban kulit : berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut,

respon psikologik).

c) Integritas Ego
Gejala : Faktor stress akut atau kronik (keuangan, hubungan, kerja)
Tanda : Tanda ansietas, misalnya : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.

d) Eliminasi

Gejala : Riwayat penyakit sebelumnya karena perdarahan gastro

intestinal atau masalah yang berhubungan dengan gastro intestinal.

Misalnya : luka peptic/gaster, gastroentritis, bedah gaster, iradiasi

gaster. Tanda : Nyeri tekan abdomen, distensi.

Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah

perdarahan. Karakteristik feses diare, darah warna gelap, kecoklatan atau

kadang merah cerah : berbusa, bau busuk (steatorea). Konstipasi dapat

terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).

Haluaran urine : menurun, pekat.

e) Makanan/cairan

Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga

obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal). Nyeri

ulu hati, sendawa bau asam, mual/muntah. Tidak toleran terhadap

makanan, contoh makanan pedas, cokelat ; diet khusus untuk penyakit

ulkus sebelumnya.

10
Tanda : Muntah warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa

bekuan darah.

Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk

(perdarahan kronis).

f) Neurosensori

Gejala : Rasa berdenyut, pusing sakit kepala karena sinar, kelemahan.

Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu rentang dari agak

cenderung tidur, disorientasi/bingung, sampai pingsan, dan koma

(tergantung pada volume sirkulasi/ oksigenisasi).

g) Nyeri/kenyamanan

Gejala : Nyeri digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih.


Rasa ketidaknyamanan/distres samar-samar setelah makan banyak dan
hilang dengan makan (gastroentritis akut).

Nyeri epigastrium kiri/tengah menyebar ke punggung 1 – 2 jam setelah


makan dan hilang dengan makan antasida (Ulkus gaster).

Nyeri epigastrium terlokalisir di kanan  4 jam setelah makan bila


lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus
duodenal).

Tak ada nyeri (varises esofageal atau gastroentritis).

Faktor pencetus : makanan, rokok, alcohol, penggunaan obat tertentu


(salsilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stressor psikologis.

Tanda : Wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,


berkeringat, perhatian menyempit.

11
h) Keamanan

Gejala : Alergi terhadap obat/sensitive, misalnya : ASA.

Tanda : Peningkatan suhu.

Spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis/ hipertensi portal).

6) Pemeriksaan diagnosik

a) EGD (esofagogastroduodenoskopi) : tes diagnostik kunci untuk

perdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan/derajat ulkus

jaringan/cedera.

b) Minum barium untuk foto rontgen untuk membedakan diagnosa

penyebab/sisi lesi.

c) Analisa gaster : mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster. Penurunan

atau jumlah normal diduga ulkus gaster.

d) Angiografi : vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat

disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolateral

dan kemungkinan sisi perdarahan.

e) Hb/Ht : penurunan kadar terjadi dalam 6 – 24 jam setelah perdarahan

mulai.

f) Jumlah darah lengkap : dapat meningkat, menunjukkan respon tubuh

terhadap cedera.

12
g) Analisa gastrin serum : peningkatan kadar diduga sindrom Zollinger –

Allison atau kemungkinan adanya penyembuhan ulkus yang buruk.

Normal atau rendah pada gastroentritis tipe B.

h) Kadar pepsinogen ; meningkat dengan penetralisir ulkus duodenal, kadar

rendah diduga gastroentritis.

Sel parietal antibody serum : adanya dugaan gastroentritis kronis.

7) Klasifikasi Data

Mengklasifikasikan dalam data subjektif dan data objektif.

1) Data subjektif. Adalah persepsi klien terhadap masalah-masalah


yang dikeluhkan sehubungan dengan gastroentritis.

2) Data obyektif
Adalah semua data senjang pada klien dengan gastroentritis yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi, dan hasil-hasil pemeriksaan diagnostik).

8) Analisa Data

Dengan melihat data subjektif dan data obyektif dapat ditentukan

permasalahan yang dihadapi oleh klien dan dengan memperhatikan

patofisiologi mengenai penyebab penyakit gastroentritis sampai

permasalahannya tersebut.

13
H. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai

pengalaman/respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah

kesehatan yang aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan memberi dasar

pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil akhir sehingga perawat

menjadi akuntabel (NANDA “North American Nursing Dianosis Association”,

2012). Merujuk kepada defenisi NANDA yang digunakan pada diagnosa-diagnosa

keperawatan yang telah ditetapkan. Ada tiga komponen esensial suatu diagnosa

keperawatan yang telah dirujuk sebagai PES (Gardon, 1987), dimana “P”

diidentifikasi sebagai problem, “E” menunjukkan etiologi dari problem dan “S”

menggambarkan sekelompok tanda dan gejala. Ketiga bagian ini dipadukan dalam

suatu pernyataan dengan menggunakan “berhubungan dengan”. Dengan demikian

diagnosa keperawatan yang dapat muncul / timbul adalah:

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

yang tidak adekuat.

2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.

3. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

5. Cemas berhubungan dengan perubahan kesehatan..

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

14
I. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan menurut Doctherman & Bulecheck (2008) adalah semua

treatment yang di dasarkan pada penilaian klinik dan pengetahuan perawat untuk

meningkatkan pasien / klien. Intervensi keperawatan juga di rujuk kepada istilah tindakan

keperawatan,aktivitas, dan strategi. Tetapi dalam NIC, istilah intervensi dan aktifitas

mempunyai arti yang spesifik (Wilkinson, 2007). Di bawah ini adalah beberapa intervensi

keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan pada kasus thypus abdominalis

(NANDA, NIC & NOC : 2010).

Tabel 2.1 Intervensi

No. Diagnosa (NOC) (NIC)


Keperawatan
1 Perubahan Pain level Pain Management:
nutrisi kurang Pain - Kaji lokasi dan skala
dari kebutuhan control nyeri.
tubuh Setelah dilakukan tindakan - Observasi TTV.
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam

15
dengan intake diharapkan nyeri berkurang. - Beri posisi yang nyaman
yang tidak Kriteria Hasil: bagi klien.
adekuat. - Tidak mengeluh nyeri uluhati - Beri pasien untuk

- Skala nyeri 3 (ringan) menghindari makanan

- Nampak tenang yang dapat merangsang


peningkatan asam
lambung.
- Penatalaksanaan dalam
pemberian obat
ranitidine.
2 Perubahan Nutrition Status Nutrition Management:
nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan - Kaji pola dan porsi
dari kebutuhan keperawatan selama 3 x 24 jam makan pasien.
tubuh b/d intake diharapkan kebutuhan nutrisi - Berikan makanan sedikit
nutrisi tidak pasien terpenuhi. tapi sering.
adekuat. Kriteria Hasil: - Anjurkan keluarga

- KU. Baik menyajikan makanan

- Nafsu makan kembali baik dalam kondisi hangat

- Porsi makan dihabiskan dan sesuai kesukaan.


- Anjurkan pasien
manjaga kebersihan oral.
- Berikan HE tentang
penyakit yang di derita
pasien.
- Kolaborasi dengan tim
gizi.
3 Resiko Fluid Balance Fluid Management:
kekurangan Setelah dilakukan tindakan - Pantau pemasukan dan
volume cairan keperawatan selama 3 x 24 jam pengeluaran cairan.
b/d mual dan diharapkan kebutuhan cairan - Evaluasi turgor kulit,

16
muntah tubuh klien terpenuhi. kelembaban membrane
Kriteria Hasil: mukosa dan adanya

- Tidak mual dan muntah edema.

- Minum 8 gelas perhari - Kaji ulang kebutuhan


cairan, buat jadwal 24
jam dan rute yang di
gunakan, pastikan
minuman yang di sukai.
- Anjurkan pasien untuk
minum dan makan
dengan perlahan sesuai
indikasi.
- Penatalaksanaan dalam
pemberian obat
pantroprazol.

J. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari

rencana perawatan. Untuk memperoleh pelaksanaan yang efektif, dituntut

keterampilan dan pengetahuan yang luas dari tenaga perawat, untuk

memberikan pelayanan perawatan yang baik dan bermutu sehingga harapan

dan tujuan rencana perawatan yang baik dan bermutu yang telah ditentukan

dapat tercapai. Ada dua syarat hasil yang diharapkan (performance) yaitu :

1. Adanya bukti bahwa klien sedang dalam proses menuju kepada tujuan

perawatan atau bahkan telah mencapai tujuan tersebut.


17

2. Adanya bukti bahwa tindakan-tindakan (intervensi) perawatan dapat

diterima oleh klien.

K. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi perawatan adalah penilaian keberhasilan rencana perawatan

dalam memenuhi kebutuhan klien. pada klien dengan gastroentritis dapat

dinilai pelaksanaan perawatan dengan melihat catatan perawatan, hasil

pemeriksaan klien, melihat langsung keadaan klien dan timbul keluhan

sebagai masalah baru. Evaluasi keperawatan akan berhasil baik jikalau

tindakan perawatan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan klien. setelah

mengadakan evaluasi dapat dilihat empat kemungkinan yang menentukan

tindakan perawatan selanjutnya yaitu :

1. Masalah klien dapat dipecahkan.


2. Sebagian masalah klien dapat dipecahkan.
3. Masalah tidak dipecahkan.
4. Timbul masalah baru.
Dengan penerapan proses keperawatan diharapkan semua masalah yang dihadapi
klien dapat diatasi dengan baik, sehingga klien dapat kembali ke rumahnya dalam
keadaan sehat sesuai dengan tujuan perawat yang telah ditentukan sebelumnya.

18
BAB III

PENGELOLAAN KASUS

A. Pengkajian

a. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 63 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Gunung Sambeng RT3/RW1
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Diagnosa Medis : Gastroentritis
Nomor RM : 560069
Masuk RS : 22 April 2016

B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan diare,nyeri abdomen, mual muntah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan diare, nyeri abdomen, demam, sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien sempat di rawat di RS Nirmala selama 4 hari pada 16 april s/d 19 april
2016, dua hari setelah pulang dari rumah sakit pasien mengeluh keluhan yang sama
sehingga pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit Sinar Kasih Purwokerto. Pasien
didiagnosa Gastroentritis, Pasien dipindahkan ke ruang Zaitun, untuk menjalani
perawatan. Pada pengkajian di ruangan di dapatkan, pasien mengeluh perut melilit,
diare, lemes,nyeri abdomen, demam sudah turun, pusing, Nyeri ulu hati yang
dirasakan seperti :

19
P : Nyeri pada ulu hati meningkat ketika setelah makan
Q : Nyeri terasa perih, panas dan menekan
R : Nyeri pada daerah ulu hati dan menyebar disekitar perut
S : Nyeri skala 4 dari rentang 1-10
T : Nyeri dirasakan terus menerus
Ekspresi wajah pasien tampak menahan nyeri, Pasien terpasang nasal kanul
3 lpm.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Pasien sering
mengeluh perut terasa perih dan sesak namun hanya diperiksakan ke dokter.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Di dalam keluarga pasien, tidak terdapat anggota keluarga yang mempunyai
riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes mellitus, asma dan penyakit
menular.

C. Pengkajian Pola Fungsional


a. Pemeliharaan kesehatan
DS : Pasien mengatakan jarang melakukan olahraga. Keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien jika mengalami penurunan kesehatan langsung
berobat ke dokter/ RS. Pasien mempunyai riwayat penyakit maag tapi
pasien tidak menjaga pola makan.
DO : Pasien dirawat di ruang Zaitun Rumah Sakit Sinar Kasih Purwokerto.
b. Nutrisi – pola metabolic
DS : Pasien mengatakan makan 3 kali sehari tapi dengan porsi yang sedikit
karena cepat kenyang. Pasien mengatakan mengalami penurunan nafsu
makan. Pasien minum 5 gelas air putih sehari. Pasien menghindari minum
kopi dan teh karena taerasa perih di lambung.
DO : Belum terkaji

20
c. Pola eliminasi
1. Pola defekasi
DS : Pasien mengatakan BAB 7x sehari selama dirawat dirumah sakit
dengan konsistensi cair .
DO: terdapat distensi abdomen
2. Pola eliminasi urin
DS : Pasien mengatakan BAK 5 kali sehari selama dirawat dirumah sakit.
DO : pasien tidak terpasang DC, kandung kemih tidak teraba penuh
d. Aktifitas-pola latihan
DS : Pasien mengatakan kemampuan dalam perawatan diri saat di rumah
sakit dilakukan mandiri namun membutuhkan bantuan keluarga.
Kemampuan perawatan diri pasien, dijelaskan pada tabel:
Kemampuan dlm perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum X
Mandi X
Toileting X
Berpakaian X
Mobilitas di tempat tidur X
Berpindah X
Ambulasi/ROM X
Keterangan :
0 : mandiri,
1: dengan alat,
2 : dibantu orang lain,
3 : di bantu orang lain dan alat,
4 : tergantung total.
DO : Pasien terlihat kucel, kuku kaki dan tangan bersih dan tidak panjang,
rambut tampak berminyak.

21
e. Pola kognitif dan Persepsi
Persepsi :
DS : Pasien mengatakan nyeri ulu hati, perut melilit, sesak nafas dan dada
terasa berat merupakan keluhan yang paling berat.
DO : Wajah pasien tampak menahan nyeri kognitif:
a) Penglihatan
DS : Pasien mengatakan masih dapat melihat dengan jelas

DO : pasien tampak tidak memakai kacamata/ alat bantu penglihat.

b) Pendengaran
DS : Pasien mengatakan masih dapat mendengar dengan jelas

DO : Pasien tampak interaktif saat pengkajian. Dapat mendengarkan


pertanyaan dengan baik

c) Pengecap
DS : Pasien mengatakan masih dapat merasakan rasa manis, pahit dan
pedas

DO : Pasien masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit, asam dan
asin dengan baik.

d) Sensasi
DS : Pasien mengatakan masih dapat merasakan panas, dingin dan rasa
nyeri

DO : Pasien masih dapat membedakan panas, dingin, sakit maupun nyeri.

f. Pola istirahat-tidur
DS : Pasien mengatakan tidur lebih dari 6 jam sehari saat dirumah.

DO : Pola istirahat pasien di rumah sakit belum dapat terkaji. Pasien tampak
lesu, tidak tampak kehitaman pada kelopak mata.
22

g. Pola konsep diri


a) Gambaran diri/body image
DS: Pasien mengatakan bahwa pasien merasa bersyukur dengan anugrah yang
Tuhan telah berikan kepadanya. Pasien sudah menerima kondisi penyakit yang
dideritanya. Pasien yakin akan sembuh dari penyakitnya berkat dukungan dari
keluarga terutama suaminya.
DO: pasien tampak lemas dan hanya terbaring di tempat tidur.
b) Identitas diri
DS : Menurut pasien yaitu pasien merasa puas dengan keadaannya.
DO : Pasien terlihat ceria
c) Peran
DS : Pasien mengatakan berperan sebagai seorang istri dan seorang ibu, pasien
mempunyai tiga orang anak
DO : Tampak suami dan anak pasien mendampingi menemani pasien
d) Ideal diri
DS : Pasien mengatakan, pasien harus tetap bersemangat sehingga dapat tetap
bermanfaat bagi orang lain dan kembali ke rumah.
DO : Pasien tampak bersemangat saat dilakukan pengkajian
e) Harga diri
DS : Pasien mengatakan tidak merasa malu karena sering dirawat di rumah
sakit, akan tetapi pasien merasa merepotkan suaminya karena sakit yang
dialaminya
DO : Pasien tampak tenang dan tidak merasa malu saat mengatakan keluhan-
keluhan yang dirasakan.
23

h. Pola peran dan hubungan


DS : Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga baik, tidak
ada masalah.
DO : Selama di rumah sakit pasien ditunggu oleh suami dan anaknya
i. Pola reproduksi dan seksual
DS : Pasien mengatakan berperan sebagai istri dan memiliki tiga orang anak
dan 7 orang cucu.
DO : Pasien berjenis kelamin perempuan
j. Pola pertahanan diri/koping
DS : Pasien mengatakan jika pasien ada masalah selalu bercerita kepada
keluarganya dan memecahkan masalah bersama-sama secara bermusyawarah,
tidak pernah memutuskan secara sendiri.
DO: Pasien dengan keluarga tampak harmonis.
k. Pola keyakinan dan nilai
DS : Pasien mengatakan pasien beragama Islam, dan sebelum sakit pasien rajin
beribadah. Sesudah sakit, pasien mengatakan susah untuk beribadah karena
kondisinya tersebut.
DO : Pasien tampak tidak solat ketika sudah waktunya untuk solat, akan tetapi
pasien terlihat berdo’a untuk kesehatan dirinya.

D.Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : CM dengan GCS = E4M6V5 =15
2. Tanda vital
• Pernafasan : 28x/menit
• Nadi : 98x/menit
• Suhu : 35,70 C
• Tekanan darah : 110/80 mmHg
3. Berat badan : 63 Kg
Tinggi Badan : 159 cm
IMT : 63Kg/ (1,59m)2= 25 kg/m2(normal)
1) Head to toe
a. Kepala : bentuk mesochepal
b. Rambut : lurus, berminyak, beruban
c. Mata : simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
pupil isokor 3mm
d. Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
e. Mulut : mukosa kering, lidah bersih, tidak ada stomatitis.
f. Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen
g. Leher : Tidak terdapat peningkatan JVP, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
h. Dada
1) Paru :
- Inspeksi : tidak ada luka, simetris, terdapat usaha tambahan untuk
bernafas
- Palpasi : tidak ada krepitasi pada costa
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
2) Jantung : detak jantung terdengar S1>S2 reguler, tidak ada murmur, tidak
ada gallop
i. Abdomen :
- Inspeksi : tidak ada luka dan jaringan parut
- Palpasi : tidak teraba distensi abdomen, terdapat nyeri tekan pada ulu
hati
- Perkusi : tympani
- Auskultasi : bising usus normal 6 x/menit
25

j. Punggung : Tidak ada lordosis, kifosis maupun skoliosis.


k. Genitalia : laki-laki, tidak terpasang DC.
l. Ekstremitas :
- Ekstremitas atas : terpasang infus RL 20 tpm pada ekstermitas atas
sinistra, pergerakan terbatas, tidak ada edema ekstremitas atas,
ekstremitas teraba hangat.
- Ekstremitas bawah : oedema (-), varises (-), ekstremitas teraba hangat.
Reflek dan kekuatan motorik :
Tangan kanan Tangan kiri
(5) (5)
Kaki kanan Kaki kiri
(5) (5)
m. Kulit : Warna sawo matang, turgor kulit baik dalam waktu < 2

detik, akral hangat, kulit tampak lembab.


25

E. Pemeriksaan Penunjang

T tanggal : 22 April 2016


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
HEMATOLOGI
paket Darah Rutin
H hemoglobin 17,2 g/dL 11,7-15,5 meningkat
Le leukosit 25,3 10x3/ UL 3,6-11 meningkat
H hematokrit 47 ‫ﻬ‬ 35-47 normal
Er eritrosit 5.5 10x6/ UL 3,8-5,2 meningkat
Tr trombosit 273 10x3/UL 150-440 normal
MCH 31 pg 26-34 normal
M MCHC 37 g/dL 32-36 meningkat
M MCV 85 fL 30-100 normal

K KIMIA KLINIK
Eu Ureum 43,2 mg/dL 10-50 normal
Kr Kreatinin 0,79 mg/dL 0.6-1.1 normal
A Asam urat 8.48 mg/dL < 6.8 meningkat
SGOT 14,1 U/L <37 normal
SGPT 12,4 U/L <42 normal

26
Program Terapi

Tanggal Obat Dosis Jalur Keterangan


Jumat, - IVFD RL 20 tpm IV Cairan Parenteral
22 April
2016 - Ketorolac 2 x 30 mg IV Analgesik
- Ranitidin 2x 25 mg IV Pelindung Lambung
- Antasid syr 3 x 2 cth IV Penurun asam
- Omeprazol cap 1 x 20 mg oral lambung
- Ulcidex 3 x 500 mg oral Penurun asam
- Furosemid 1 x 10 mg IV lambung
- Digoxin 1 x 0,25 mg oral Pelindung lambung
22 Diuretik
2 x 10 mg IV Meningkatkan
- Aminophilin kontraksi jantung
bronkodilator

Hasil EKG tanggal 22 april 2016


- Sinus rhythm with short PR with occasional premature ventricular complexes
- Possible left atrial enlargement
- Left ventricular hypertrophy
- Nonspecific ST and T wave abnormality
- Abnormal ECG

Hasil Rontgent tanggal 22 april 2016


1. Cardiomegali
2. Consolidasi paru kanan DD : bronkitis akut
3. Tak tampak efusi pleura

27
A. ANALISA DATA

N Data Fokus Etiologi Problem


O
1 D DS hiperventilasi Ketidakefektifan
- Pasien mengeluh sesak pola nafas
nafas
- Pasien mengeluh dada
terasa berat

DO :
- Pasien tampak sesak
- Terlihat usaha tambahan
untuk bernafas
- RR : 28x menit
Terdapat cardiomegali pada
gambaran rongent thorax
2 DS: Agen Injury Nyeri akut
Pasien mengeluh nyeri yang Biologis
dirasakan seperti :
P : Nyeri pada ulu hati
meningkat ketika setelah
makan
Q : Nyeri terasa perih, panas
dan menekan
R : Nyeri pada daerah ulu hati
dan menyebar disekitar
perut
S : Nyeri skala 4 dari rentang
1-10
T : Nyeri dirasakan terus
menerus

DO:
Wajah pasien tampak menahan
nyeri
3 DS : Faktor biologis Ketidakseimbanan
- Pasien mengatakan mual nutrisi kurang dari
- Pasien mengatakan makan
dengan porsi sedikit kebutuhan tubuh
- Pasien mengatakan mengalami
penutrunan nafsu makan
- Pasien mengatakan cepat
kenyang
- Pasien mengatakan mual

DO :
- Porsi makanan tidak dihabiskan
- Pasien terlihat lemas

B. Diagnosa Keperawatan Prioritas :


1) Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi
2) Nyeri akut b.d agen injury biologis
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis

29
C. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Rencana Keperawatan


. Keperawatan NOC NIC
1. Ketidakefektifan NOC : NIC :
pola nafas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Airway Management
hiperventilasi jam, pola nafas pasien membaik, dengan skala : - Buka jalan nafas, guanakan teknik
1 = Tidak Pernah chin lift atau jaw thrust bila perlu
2 = Jarang - Posisikan pasien untuk
3 = Kadang -kadang memaksimalkan ventilasi
4 = Sering - Identifikasi pasien perlunya
5 = Konsisten pemasangan alat jalan nafas buatan
Yang dibuktikan dengan indikator : - Keluarkan sekret dengan batuk atau
N Tujuan suction
Indikator Awal
o 1 2 3 4 5 - Auskultasi suara nafas, catat adanya
1. Menunjukan sura 4 v suara tambahan
nafas bersih - Lakukan suction pada mayo
2. Menunjukan 3 v - Berikan bronkodilator bila perlu
dyspneu berkurang - Berikan pelembab udara Kassa basah
3. RR dalam rentang 3 v NaCl Lembab
normal - Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
- Monitor respirasi dan status O2

Terapi Oksigen
- Bersihkan mulut, hidung dan secret
trakea
- Pertahankan jalan nafas yang paten
- Atur peralatan oksigenasi
- Monitor aliran oksigen
- Pertahankan posisi pasien
- Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
- Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi

Vital sign Monitoring


- Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
- Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign

2. Nyeri akut b.d NOC : NIC :


agen injury Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Pain management
jam, pasien membaik, - Lakukan pengkajian nyeri (P Q R S T
biologis dengan skala : )
1 = Tidak pernah - Observasi reaksi non verbal dari
2 = Jarang ketidaknyamanan
3 = Kadang-kadang - Gunakan teknik komunikasi
4 = Sering terapeutik untuk mengetahui
5 = Konsisten pengalaman nyeri pasien
yang dibuktikan dengan indikator : - Evaluasi pengalaman nyeri masa
Pain control lampau
N Tujuan - Kontrol lingkungan
Indikator Awal
o 1 2 3 4 5 - Pilih dan lakukan penanganan nyeri
1. Mampu mengenal 3 v (farmakologi dan nonfarmakologi)
nyeri - Ajarkan teknik non farmakologi
2. Mampu mengontrol 3 v - Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri nyeri
3. Melaporkan bahwa 3 v - Tingkatkan istirahat
nyeri berkurang - Monitor pasien tentang penerimaan
dengan manajemen manajemen nyeri
nyeri Monitor TTV
4. Menyatakan rasa 3 v
nyaman

3Keketidakseimbangan NOC: NOC:


nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 Nutrition Management
x 24 jam, pasien akan menunjukkan nutritional - Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh b.d status: food and fluid intake pada skala sebagai ˗ Kolaborasi dengan ahli gizi
ketidakmampuan berikut : untuk menentukan jumlah kalori
untuk mencerna
1 = Tidak adekuat dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
2 = Ringan ˗ Kolaborasi untuk pemberian
makanan 3 = Sedang nutrisi parenteral
4 = Kuat ˗ Monitor jumlah nutrisi dan
5 = Adekuat total kandungan kalori
yang dibuktikan dengan indikator : ˗ Kaji kemampuan medapatkan
Awa Tujuan nutrisi yang dibutuhkan
No Indikator
l 1 2 3 4 5 ˗ Berikan makanan yang sudah
1. Intake zat gizi 3 v dikonsultasikan ahli gizi
(nutrien) Nutrition Monitoring
2. Intake 3 v ˗ BB dalam batas normal
makanan dan ˗ Monitor adanya penurunan
cairan berat badan.
3. Energi 3 v ˗ Monitor mual dan muntah.
4. Ukuran 3 v
˗ Monitor kadar albumin, total
kebutuhan
nutrisi secara protein, Hb, dan kadar Ht.
biokimia ˗ Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva.
32
D. IMPLEMENTASI

TGL/JAM NO IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


22 23 April 2016 1 - Mengkaji keluhan S : Pasien mengatakan sesak
1709.00-10.00 pasien nafas, dada berat.

- Mengauskultasi suara O : pasien tampak sesak,


nafas suara nafas vesikuler, pasien
terbaring semi fowler, RR 28
- Memposisikan semi x/menit, terpasang nasal
fowler kanul 3 lpm, terdapat
gambaran cardiomegali pada
- Menghitung RR hasil rongent thorax

- Memberikan terapi A : Masalah belum teratasi


oksigen menggunakan
nasal kanul 3 lpm P : Lanjutkan intervensi
- Kolaborasi pemberian
- Menganalisis hasil aminophilin
radiologi Atur intake dan output
cairan
22 23 April 2016 - Mengkaji kondisi S: S : Pasien mengatakan nyeri
nyeri
1212.00-13.00 2 dengan skala PQRST pada bagian ulu hati. Nyeri
- Memberian injeksi meningkat ketika ditekan, nyeri
- Ketorolak (30mg) IV terasa perih panas dan
- Ranitidin (25 mg) IV menekan, nyeri menyebar
- Mengukur TTV disekitar perut. Nyeri dirasakan
pada skala 4 dari rentang 1-10,
nyeri dirasakan terus menerus.
Mengajarkan teknik nafas O : Raut wajah pasien
dalam mengekpresikan nyeri,
injeksi ketorolac 30 mg dan
ranitidin (25 mg) masuk
melalui IV, Pasien dapat
mempraktekan teknik nafas
dalam. TD : 110/70 mmHg
N: 80 x/menit S: 35,9 C
RR: 28 x/menit

A : A : Masalah teratasi sebagian

P : P : Lanjutkan intervensi
- Evaluasi penggunaan
teknik nafas dalam
- Pemberian ketorolac
23 23 april 2016 - Mengkaji keluhan pasien S: S : Pasien mengatkan sudah
1518.00-19.00 3 tidak mual namun nafsu makan
- Mengkaji status nutrisi menurun, pasien hanya makan
beberapa sendok, pasien
- Memotivasi meningkatkan mengatakan cepat kenyang
asupan makan O : terpasang infus RL 20
tpm, kadar Hb 17,2 gr/dl,
- Mengkaji BB pasien dan IMT 25.
Tinggi badan A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Menganalisis IMT Monitor pola makan

- Monitor status nutrisi


parenteral

- memonitor mual dan


muntah

- Monitor kadar Hb

Memberikan infus RL
2424 April 2016 - Mengkaji keluhan pasien
0808.00-09.00 1 S : Pasien mengatakan sesak
- Memberikan terapi nafas berkurang, dada masih
injeksi aminophilin sesak.

- Mengauskultasi suara O : pasien tampak sesak


nafas berkurang, suara nafas
vesikuler, pasien terbaring
- Memposisikan semi semi fowler, RR 22 x/menit,
fowler terpasang nasal kanul 2 lpm,
- Mengkaji keluhan pasien injeksi aminophilin masuk.
A : Masalah teratasi
- Memberikan terapi sebagian
injeksi aminophilin
P : Lanjutkan intervensi
- Mengauskultasi suara - Kolaborasi pemberian
nafas aminophilin
- Atur intake dan
- Memposisikan semi output cairan
fowler
2424 april 2016 - Mengkaji kondisi nyeri S :Pasien mengatakan nyeri
1211.00-12.00 dengan skala PQRST pada bagian ulu hati mulai.
2 Nyeri meningkat ketika
ditekan, nyeri terasa perih
panas dan menekan, nyeri
menyebar disekitar perut.
- Memberian injeksi
Nyeri dirasakan pada skala 3
- Ketorolak (30mg) IV dari rentang 1-10, nyeri
- Ranitidin (25 mg) IV dirasakan terus menerus.
O : Raut wajah pasien
- Mengukur TTV mengekpresikan nyeri,
injeksi ketorolac 30 mg dan
ranitidin (25 mg) masuk
Mengevaluasi teknik nafas melalui IV, Pasien dapat
dalam mempraktekan teknik nafas
dalam. TD : 110/80 mmHg
N: 80 x/menit S: 35,9 C
RR: 22 x/menit
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Evaluasi penggunaan
teknik nafas dalam
- Pemberian ketorolac
24 April 2016 - Mengkaji keluhan pasien S :Pasien mengatkan sudah
18.00-19.00 3 tidak mual namun nafsu
- Mengkaji status nutrisi makan belum membaik,
pasien makan ½ porsi,
- Memotivasi meningkatkan pasien mengatakan cepat
asupan makan kenyang
O : terpasang infus RL 20
- Monitor status nutrisi tpm, diet pasien tersisa ½
parenteral porsidan ulcidex masuk,
antasid.
- memonitor mual dan A : Masalah belum teratasi
muntah P : lanjutkan intervensi
- Menganjurkan pasien Monitor pola makan
meminum obat antasid dan
ulcidex

Memberikan infus RL

25 April 2016 1 - Mengkaji keluhan S : Pasien mengatakan sudah


08.00-09.00 pasien tidak sesak, namun dada
masih seddikit berat.
- Mengauskultasi suara
nafas O : pasien tampak sesak
berkurang, suara nafas
- Memposisikan semi vesikuler, pasien terbaring
fowler semi fowler, RR 20 x/menit.

- Menghitung RR A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

25 April 2016 2 - Mengkaji kondisi nyeri S : Pasien mengatakan nyeri


15.00-16.00 dengan skala PQRST pada bagian ulu hati mulai.
Nyeri meningkat ketika
- Memberian injeksi ditekan, nyeri terasa perih
- Ketorolak (30mg) IV panas dan menekan, nyeri
- Ranitidin (25 mg) IV menyebar disekitar perut.
Nyeri dirasakan pada skala 2
- Mengukur TTV
dari rentang 1-10, nyeri
dirasakan terus menerus.
O : Raut wajah pasien
mengekpresikan nyeri,
injeksi ketorolac 30 mg dan
ranitidin (25 mg) masuk
melalui IV, Pasien dapat
mempraktekan teknik nafas
dalam. TD : 110/80 mmHg
N: 80 x/menit S: 35,9 C
RR: 22 x/menit
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Pertahankan intervensi
25 April 2016 - Mengkaji keluhan pasien S : Pasien mengatkan sudah
18.00-19.00 3 tidak mual namun nafsu
- Mengkaji status nutrisi makan belum membaik,
pasien makan ½ porsi,
- Memotivasi meningkatkan pasien mengatakan cepat
asupan makan kenyang
O : terpasang infus RL 20
- Monitor status nutrisi tpm, diet pasien tersisa ½
parenteral porsidan ulcidex masuk,
antasid.
- memonitor mual dan A : Masalah teratasi
muntah P : Pertahankan intervensi

- Menganjurkan pasien
meminum obat antasid dan
ulcidex

Memberikan infus RL

E. EVALUASI
TGL/JAMDIDIAGNOSA EVALUASI PARA
F
23 AprilKetidakefektifan pola S : pasien mengatakan sesak berkurang
2016, nafas b.d
Jam hiperveentilasi O : pasien tampak sudah tidaak sesak, suara nafas vesikuler, RR 20
12.00 x/menit
WIB
A: masalah teratasi
Respiratory status : ventilation
Saat
No Indikator Awal Tujuan
ini
1. Menunjukan sura nafas 4 5 5
bersih
2. Menunjukan dyspneu 3 5 5
berkurang
3. RR dalam rentang normal 3 5 5
P : Lanjutkan Intervensi
24 April Nyeri akut b.d agenS: S: Pasien mengatakan nyeri pada bagian ulu hati sudah berkurang
2016 injury biologis
21.00 O: O : Raut wajah pasien tidak mengekpresikan nyeri. TD : 110/70 mmHg N: 80
WIB x/menit
S S: 36,4 C RR: 20 x/menit

A : A : Masalah teratasi

No Indikator Awal Saat ini Tujuan


1. Mampu mengenal nyeri 3 5 5
2. Mampu mengontrol nyeri 3 5 5
3. Melaporkan bahwa nyeri berkurang 3 5 5
dengan manajemen nyeri
4. Menyatakan rasa nyaman 3 5 5

P : Pertahankan intervensi

25 April Ketidakseimbangan S : Pasien mengatkan sudah tidak mual dan muntah, nafsu makan
2016 nutrisi kurang dari membaik
08.00 kebutuhan tubuhO : O :Diet pasien habis 1 porsi.
WIB
b.d faktor biologiA : A : Masalah teratasi
No Indikator Awal Saat ini Tujuan
1. Intake zat gizi (nutrien) 3 4 5
2. Intake makanan dan cairan 3 5 5
3. Energi 3 4 4
4. Ukuran kebutuhan nutrisi secara 2 4 4
biokimia

P : Pertahankan intervensi

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Setelah memberikan asuhan keperawatan selama tiga hari pada tanggal
23 April sampai dengan tanggal 25 April 2016

1. Penulis mendapat gambaran nyata pelaksanaan asuhan keperawatan


pada Ny. K, dengan permasalahan Gastroentritis ,mulai dari
pengkajian, analisis data, penegakan diagnosis keperawatan,
implementasi sampai dengan evaluasi.
2. Pada kasus Ny. K, ditegakkan diagnosa keperawatan Ketidakefektifan pola
nafas b.d hiperventilasi, Nyeri akut b.d agen injury biologis , Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis, dengan implementasi
sebagai wujud dari perencanaan yang disusun, diagnosa tersebut dapat diatasi.
3. Faktor pendukung dalam pengelolaan kasus ini adalah peran aktif dan
tanggung jawab keluarga terhadap Ny. K untuk selalu memberikan
semangat kepada Ny. K untuk dapat mandiri saat dirumah.
Keterbatasan pengelolaan kasus ini yaitu terdapat pada segi evaluasi
yang terbatas , dan juga waktu yang singkat sehinggga kriteria hasil
untuk evaluasi tidak dapat maksimal.

39

B. Saran

1. Bagi Perawat
Diharapkan dapat melakukan pengkajian ulang pada pekan kedua

setelah dilakukan intervensi pertama pada Ny. K , dalam rangka

menindaklanjuti perkembangan penyakitnya

2. Bagi keluarga diharapkan akan menambah wawasan dalam masalah

Kesehatan Grastroentritis.

3. Bagi pasien Gastroentritis diharapkan hasil pengelolaan kasus ini

dapat menambah pengetahuan dalam hal Kesehatan grastroentritis

yang dialami.

40
DAFTAR PUSTAKA

Hendarwanto, 2000, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sarwono WP (Editor),


Balai Penerbit UI.

Mansjoer, Arif., et all, 1999, Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI


: Media Aescullapius.

McCloskey, Joanne C,. Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention


Classsification (NIC). Mosby, St. Louise.

NANDA, 2002. Nursing Diagnosis : Definition and Classification (2001-2002),


Philadelphia.

Pitono Soeparto, dkk, 1997, Gastroenterologi Anak. Surabaya : GRAMIK FK


Universitas Airlangga.

Price, Anderson Sylvia, 1997, Patofisiologi, Ed. I. Jakarata : EGC.

41

Anda mungkin juga menyukai