K DENGAN “ GASTROENTRITIS”
DI RUANG ZAITUN RUMAH SAKIT SINAR KASIH PURWOKERTO
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah melimpahkan karunia-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. K DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG ZAITUN RUMAH SAKIT SINAR
KASIH ”. Atas terselesaikanya makalah ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Penyususn menyadari bahwa dalam makalah ini banyak kekeliruan dan kekurangan. Oleh
karena itu, penyusun mengharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
informasi kepada para pembaca.
i
v
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………..1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………..1
C. TUJUAN ……………….…………………………………………….2
D. MANFAAT ………………...………………………………………….2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….4
A. DEFINISI……………………………………………………………..4
B. ETIOLOGI………………………….………………………………...4
C. PATOFISIOLOGI……………………………………………………5
D. TANDA DAN GEJALA…………………………………………......6
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG………………………….…………6
F. PATHWAY…………………………………………………………..7
G. PENGKAJIAN……………………………………………………….8
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN……………………………………14
I. INTERVENSI KEPERAWATAN………………………………….15
J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN……………………………..17
K. EVALUASI KEPERAWATAN……………………………………18
BAB III PENGELOLAAN KASUS………………..…………………...19
2. PENGKAJIAN……………………………………......................19
3. RIWAYAT KESEHATAN……………………………………...19
4. ANALISA DATA…………………………………………….....28
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN………………………………..29
6. PERENCANAAN………………………………………………30
7. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN………………………….33
8. EVALUASI……………………………………………………..38
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………39
A. KESIMPULAN……………………………………………………..39
B. SARAN……………………………………………………………..40
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………41
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya
lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram (Syaiful Noer, 1996 ). Menurut
World Gastroenterology Organization global guidelines 2005, diare akut didefinisikan sebagai
pasase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari
14 hari. Sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat
disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi.
Diare infeksi dapat disebabkan virus, bakteri, dan parasit.
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian
Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Di negara maju walaupun
sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi
dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan
bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan,
Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam yang dianalisa dari 1995 s/d 2001 penyebab terbanyak
adalah Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus,
Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A.n
Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC) (Pitono, 1997).
B. RUMUSAN MASALAH
Keperawatan Keluarga pada Ny. K dengan Gastroentritis di Rumah Sakit Sinar Kasih
Purwokerto.
1
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu penulis mampu memahami
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah yaitu penulis mampu
mendiskripsikan :
D. MANFAAT
a. Bagi Perawat
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wacana bagi
b. Bagi Puskesmas
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu contoh hasil dalam melakukan
gastroenteritis
2
Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai referensi bagi
Manfaat karya tulis ilmiah ini bagi pasien dan keluarga yaitu agar pasien dan
keluarga mengetahui tentang penyakit gastroentritis serta perawatan yang benar agar
3
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
A. DEFINISI
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja
yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan
oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley &
Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan (Marlenan Mayers,1995).
Jadi dari keempat pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis adalah
peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang
patogen.
B. ETIOLOGI
1. Infeksi internal, yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare.
Pada sat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis mikroorganisme yang
dapat menyebabkan diare. Penyebab itu dapat digolongkan lagi kedalam penyakit yang
ditimbulkan adanya virus, bakteri, dan parasit usus. Penyebab utama oleh virus yang
terutama ialah rotavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya ialah virus Norwalk, astrovirus,
calcivirus, coronavirus, minirotavirus dan virus bulat kecil. Bakteri-bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit itu adalah aeromonashidrophilia, bacillus cereus, campylobacter
jejuni, clostridium defficile, clostridium perfringens, E, coli, plesiomonas, shigelloides,
salmonella spp, staphylococcus aureus, vibrio cholerae, dan yersinia enterocolitica.
Sedangkan penyebab gastroenteritis (diare akut) oleh parasit adalah balantidium coli,
capillaria philippinensis, cryptosporidium, entamoeba histolitica, giarsia lamblia, isospora
billi, fasiolapsis buski, sarcocystis suihominis, strongiloides stercoralis, dan trichuris
trichuria.
4
2. Bakteri penyebab gastroenteritis (diare akut) dibagi dalam dua golongan besar,
ialah bvakteri non invasive dan bakteri invasive. Yang termauk dalam golongan bakteri
non invasive adalah : vibrio cholera, E. coli pathogen (EPEC,ETEC,EIEC). Sedangkan
golongan bakteri invasiv adalah salmonella spp, shigella spp, E. coli infasif (EIEC), E. coli
hemorrhagic (EHEC) dan camphylobcter. Diare karena bakteri invasive dan non ihnvasiv
terjadi melalui suatu mekanisme yang berhubungan dengan pengaturan transport ion di
dalam sel-sel usus berikut ini : cAMP (cyclic adenosine monophospate), cGMP (cyclic
guaniosin monophospate), Ca-dependent dan pengaturan ulang sitoskeleton.
3. Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan
seperti : otitis media akut tonsilopharingitis, dan sebagainya (Hendarwanto, 200).
C. PATOFISIOLOGI
Penyebab gastroenteritis adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus
Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan
lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis. Penularan gastroenteritis
bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui
penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansjoer,
199).
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan
sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding
usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas
usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri
adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa
(asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),
hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah (Price, 1997).
E. PEMERIKSAAN PENUJANG
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistst, bila diduga
terdapat intoleransi gula.
c. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan darah
a. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor)
dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama
dilakukan pada penderita diare kronik.
F. PATHWAY
6
Masuknya
makanan/minuman yang
terkontaminasi
7
G. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1998).
Diperlukan pengkajian yang cermat untuk masalah klien, agar dapat memberi arah
1. Pengumpulan Data
1) Biodata
a) Identitas klien : nama, jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan alamat.
c) Obat-obatan.
e) Riwayat toksik
a) Aktivitas/Istirahat
b) Sirkulasi
respon psikologik).
c) Integritas Ego
Gejala : Faktor stress akut atau kronik (keuangan, hubungan, kerja)
Tanda : Tanda ansietas, misalnya : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
d) Eliminasi
e) Makanan/cairan
ulkus sebelumnya.
10
Tanda : Muntah warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa
bekuan darah.
(perdarahan kronis).
f) Neurosensori
g) Nyeri/kenyamanan
11
h) Keamanan
6) Pemeriksaan diagnosik
jaringan/cedera.
penyebab/sisi lesi.
mulai.
terhadap cedera.
12
g) Analisa gastrin serum : peningkatan kadar diduga sindrom Zollinger –
7) Klasifikasi Data
2) Data obyektif
Adalah semua data senjang pada klien dengan gastroentritis yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi, dan hasil-hasil pemeriksaan diagnostik).
8) Analisa Data
permasalahannya tersebut.
13
H. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai
keperawatan yang telah ditetapkan. Ada tiga komponen esensial suatu diagnosa
keperawatan yang telah dirujuk sebagai PES (Gardon, 1987), dimana “P”
diidentifikasi sebagai problem, “E” menunjukkan etiologi dari problem dan “S”
menggambarkan sekelompok tanda dan gejala. Ketiga bagian ini dipadukan dalam
14
I. Intervensi Keperawatan
treatment yang di dasarkan pada penilaian klinik dan pengetahuan perawat untuk
meningkatkan pasien / klien. Intervensi keperawatan juga di rujuk kepada istilah tindakan
keperawatan,aktivitas, dan strategi. Tetapi dalam NIC, istilah intervensi dan aktifitas
mempunyai arti yang spesifik (Wilkinson, 2007). Di bawah ini adalah beberapa intervensi
15
dengan intake diharapkan nyeri berkurang. - Beri posisi yang nyaman
yang tidak Kriteria Hasil: bagi klien.
adekuat. - Tidak mengeluh nyeri uluhati - Beri pasien untuk
16
muntah tubuh klien terpenuhi. kelembaban membrane
Kriteria Hasil: mukosa dan adanya
J. Implementasi Keperawatan
dan tujuan rencana perawatan yang baik dan bermutu yang telah ditentukan
dapat tercapai. Ada dua syarat hasil yang diharapkan (performance) yaitu :
1. Adanya bukti bahwa klien sedang dalam proses menuju kepada tujuan
K. Evaluasi Keperawatan
18
BAB III
PENGELOLAAN KASUS
A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 63 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Gunung Sambeng RT3/RW1
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Diagnosa Medis : Gastroentritis
Nomor RM : 560069
Masuk RS : 22 April 2016
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan diare,nyeri abdomen, mual muntah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan diare, nyeri abdomen, demam, sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien sempat di rawat di RS Nirmala selama 4 hari pada 16 april s/d 19 april
2016, dua hari setelah pulang dari rumah sakit pasien mengeluh keluhan yang sama
sehingga pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit Sinar Kasih Purwokerto. Pasien
didiagnosa Gastroentritis, Pasien dipindahkan ke ruang Zaitun, untuk menjalani
perawatan. Pada pengkajian di ruangan di dapatkan, pasien mengeluh perut melilit,
diare, lemes,nyeri abdomen, demam sudah turun, pusing, Nyeri ulu hati yang
dirasakan seperti :
19
P : Nyeri pada ulu hati meningkat ketika setelah makan
Q : Nyeri terasa perih, panas dan menekan
R : Nyeri pada daerah ulu hati dan menyebar disekitar perut
S : Nyeri skala 4 dari rentang 1-10
T : Nyeri dirasakan terus menerus
Ekspresi wajah pasien tampak menahan nyeri, Pasien terpasang nasal kanul
3 lpm.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Pasien sering
mengeluh perut terasa perih dan sesak namun hanya diperiksakan ke dokter.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Di dalam keluarga pasien, tidak terdapat anggota keluarga yang mempunyai
riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes mellitus, asma dan penyakit
menular.
20
c. Pola eliminasi
1. Pola defekasi
DS : Pasien mengatakan BAB 7x sehari selama dirawat dirumah sakit
dengan konsistensi cair .
DO: terdapat distensi abdomen
2. Pola eliminasi urin
DS : Pasien mengatakan BAK 5 kali sehari selama dirawat dirumah sakit.
DO : pasien tidak terpasang DC, kandung kemih tidak teraba penuh
d. Aktifitas-pola latihan
DS : Pasien mengatakan kemampuan dalam perawatan diri saat di rumah
sakit dilakukan mandiri namun membutuhkan bantuan keluarga.
Kemampuan perawatan diri pasien, dijelaskan pada tabel:
Kemampuan dlm perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum X
Mandi X
Toileting X
Berpakaian X
Mobilitas di tempat tidur X
Berpindah X
Ambulasi/ROM X
Keterangan :
0 : mandiri,
1: dengan alat,
2 : dibantu orang lain,
3 : di bantu orang lain dan alat,
4 : tergantung total.
DO : Pasien terlihat kucel, kuku kaki dan tangan bersih dan tidak panjang,
rambut tampak berminyak.
21
e. Pola kognitif dan Persepsi
Persepsi :
DS : Pasien mengatakan nyeri ulu hati, perut melilit, sesak nafas dan dada
terasa berat merupakan keluhan yang paling berat.
DO : Wajah pasien tampak menahan nyeri kognitif:
a) Penglihatan
DS : Pasien mengatakan masih dapat melihat dengan jelas
b) Pendengaran
DS : Pasien mengatakan masih dapat mendengar dengan jelas
c) Pengecap
DS : Pasien mengatakan masih dapat merasakan rasa manis, pahit dan
pedas
DO : Pasien masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit, asam dan
asin dengan baik.
d) Sensasi
DS : Pasien mengatakan masih dapat merasakan panas, dingin dan rasa
nyeri
f. Pola istirahat-tidur
DS : Pasien mengatakan tidur lebih dari 6 jam sehari saat dirumah.
DO : Pola istirahat pasien di rumah sakit belum dapat terkaji. Pasien tampak
lesu, tidak tampak kehitaman pada kelopak mata.
22
D.Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : CM dengan GCS = E4M6V5 =15
2. Tanda vital
• Pernafasan : 28x/menit
• Nadi : 98x/menit
• Suhu : 35,70 C
• Tekanan darah : 110/80 mmHg
3. Berat badan : 63 Kg
Tinggi Badan : 159 cm
IMT : 63Kg/ (1,59m)2= 25 kg/m2(normal)
1) Head to toe
a. Kepala : bentuk mesochepal
b. Rambut : lurus, berminyak, beruban
c. Mata : simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
pupil isokor 3mm
d. Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
e. Mulut : mukosa kering, lidah bersih, tidak ada stomatitis.
f. Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen
g. Leher : Tidak terdapat peningkatan JVP, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
h. Dada
1) Paru :
- Inspeksi : tidak ada luka, simetris, terdapat usaha tambahan untuk
bernafas
- Palpasi : tidak ada krepitasi pada costa
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
2) Jantung : detak jantung terdengar S1>S2 reguler, tidak ada murmur, tidak
ada gallop
i. Abdomen :
- Inspeksi : tidak ada luka dan jaringan parut
- Palpasi : tidak teraba distensi abdomen, terdapat nyeri tekan pada ulu
hati
- Perkusi : tympani
- Auskultasi : bising usus normal 6 x/menit
25
E. Pemeriksaan Penunjang
K KIMIA KLINIK
Eu Ureum 43,2 mg/dL 10-50 normal
Kr Kreatinin 0,79 mg/dL 0.6-1.1 normal
A Asam urat 8.48 mg/dL < 6.8 meningkat
SGOT 14,1 U/L <37 normal
SGPT 12,4 U/L <42 normal
26
Program Terapi
27
A. ANALISA DATA
DO :
- Pasien tampak sesak
- Terlihat usaha tambahan
untuk bernafas
- RR : 28x menit
Terdapat cardiomegali pada
gambaran rongent thorax
2 DS: Agen Injury Nyeri akut
Pasien mengeluh nyeri yang Biologis
dirasakan seperti :
P : Nyeri pada ulu hati
meningkat ketika setelah
makan
Q : Nyeri terasa perih, panas
dan menekan
R : Nyeri pada daerah ulu hati
dan menyebar disekitar
perut
S : Nyeri skala 4 dari rentang
1-10
T : Nyeri dirasakan terus
menerus
DO:
Wajah pasien tampak menahan
nyeri
3 DS : Faktor biologis Ketidakseimbanan
- Pasien mengatakan mual nutrisi kurang dari
- Pasien mengatakan makan
dengan porsi sedikit kebutuhan tubuh
- Pasien mengatakan mengalami
penutrunan nafsu makan
- Pasien mengatakan cepat
kenyang
- Pasien mengatakan mual
DO :
- Porsi makanan tidak dihabiskan
- Pasien terlihat lemas
29
C. RENCANA KEPERAWATAN
Terapi Oksigen
- Bersihkan mulut, hidung dan secret
trakea
- Pertahankan jalan nafas yang paten
- Atur peralatan oksigenasi
- Monitor aliran oksigen
- Pertahankan posisi pasien
- Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
- Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
P : P : Lanjutkan intervensi
- Evaluasi penggunaan
teknik nafas dalam
- Pemberian ketorolac
23 23 april 2016 - Mengkaji keluhan pasien S: S : Pasien mengatkan sudah
1518.00-19.00 3 tidak mual namun nafsu makan
- Mengkaji status nutrisi menurun, pasien hanya makan
beberapa sendok, pasien
- Memotivasi meningkatkan mengatakan cepat kenyang
asupan makan O : terpasang infus RL 20
tpm, kadar Hb 17,2 gr/dl,
- Mengkaji BB pasien dan IMT 25.
Tinggi badan A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Menganalisis IMT Monitor pola makan
- Monitor kadar Hb
Memberikan infus RL
2424 April 2016 - Mengkaji keluhan pasien
0808.00-09.00 1 S : Pasien mengatakan sesak
- Memberikan terapi nafas berkurang, dada masih
injeksi aminophilin sesak.
Memberikan infus RL
P : Pertahankan intervensi
- Menganjurkan pasien
meminum obat antasid dan
ulcidex
Memberikan infus RL
E. EVALUASI
TGL/JAMDIDIAGNOSA EVALUASI PARA
F
23 AprilKetidakefektifan pola S : pasien mengatakan sesak berkurang
2016, nafas b.d
Jam hiperveentilasi O : pasien tampak sudah tidaak sesak, suara nafas vesikuler, RR 20
12.00 x/menit
WIB
A: masalah teratasi
Respiratory status : ventilation
Saat
No Indikator Awal Tujuan
ini
1. Menunjukan sura nafas 4 5 5
bersih
2. Menunjukan dyspneu 3 5 5
berkurang
3. RR dalam rentang normal 3 5 5
P : Lanjutkan Intervensi
24 April Nyeri akut b.d agenS: S: Pasien mengatakan nyeri pada bagian ulu hati sudah berkurang
2016 injury biologis
21.00 O: O : Raut wajah pasien tidak mengekpresikan nyeri. TD : 110/70 mmHg N: 80
WIB x/menit
S S: 36,4 C RR: 20 x/menit
A : A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
25 April Ketidakseimbangan S : Pasien mengatkan sudah tidak mual dan muntah, nafsu makan
2016 nutrisi kurang dari membaik
08.00 kebutuhan tubuhO : O :Diet pasien habis 1 porsi.
WIB
b.d faktor biologiA : A : Masalah teratasi
No Indikator Awal Saat ini Tujuan
1. Intake zat gizi (nutrien) 3 4 5
2. Intake makanan dan cairan 3 5 5
3. Energi 3 4 4
4. Ukuran kebutuhan nutrisi secara 2 4 4
biokimia
P : Pertahankan intervensi
BAB IV
39
B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan dapat melakukan pengkajian ulang pada pekan kedua
Kesehatan Grastroentritis.
yang dialami.
40
DAFTAR PUSTAKA
41