Anda di halaman 1dari 18

PENGGOLONGAN DIAGNOSA GANGGUAN JIWA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh:
ROMANA PEBRITIA NUGRAHA
1420119056
Definisi Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa menurut pedoman penggolongan dan


diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ) III adalah sindrom pola
perilaku seseorang yang secara khas berkaitan dengan suatu
gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment) di
dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia,
yaitu fungsi psikologik, perilaku, biologik, dan gangguan itu
tidak hanya terletak di dalam hubungan antara orang itu
tetapi juga dengan masyarakat (Maslim, 2012; Maramis,
2011).
Proses Diagnosis Gangguan Jiwa

Proses diagnosis gamgguan jiwa mengikuti prosedur klinis yg lazim pada


pemeriksaan medis yaitu meliputi langkah-langkah berikut ini
1.Anamnesis (dengan menanyakan)
• alasan berobat
• riwayat gangguan sekarang
• riwayat gangguan dahulu
• riwayat perkembangan diri
• latar belakang sosial, keluarga, pendidikan, pekerjaan, dll
2.Pemeriksaan meliputi
 Fisik
 Status mental
 Lab
 Radiologik
 Evaluasi psikologik
3.Diagnosis
 Aksis I : Klinis
 Aksis II : Kepribadian
 Aksis III : Kondisi medik
 Aksis IV : Psiko-sosial
 Aksis V : Taraf fungsi
4.Terapi
 Farmakoterapi
 Psikoterapi
 Terapi sosial
 Terapi okupasional
 Terapi lainnya
5.Tindak lanjut
 Evaluasi terapi
 Evaluasi diagnosis
 Dengan rumusan matemtis dapat disimpulkan bahwa :
DIAGNOSIS= ANAMNESIS + PEMERIKSAAN
(data subjektif) (data objektif)
Diagnosis Multiaksial

Diagnosis multi aksial terdiri dari 5 aksis:


 Aksis I: Gangguan Klinis, kondisi lain yang menjadi fokus
perhatian klinis
Gangguan klinis merupakan pola perilaku abnormal
(gangguan mental) yang meenyebabkan hendaya fungsi dan
perasaan tertekan pada individu. Kondisi lain yang mungkin
menjadi fokus perhatian: masalah lain yang menjadi fokus
diagnosis atau pandangan tapi bukan gangguan mental,
seperti problem akademik, pekerjaan atau sosial, faktor
psikologi yang mempengaruhi kondisi medis.
 Aksis II: Gangguan Kepribadian, Retardasi Mental
Gangguan kepribadian mencakup pola perilaku maladaptif
yang sangat kaku dan biasanya merusak hubungan antar
pribadi dan adaptasi sosial. Gangguan kepribadian, seperti
gangguan kepribadian paranoid, gangguan kepribadian
skizoid, gangguan kepribadian skizotipal, gangguan
kepribadian antisosial, dll.
 Aksis III: Kondisi Medik Umum
Kondisi medis umum dan kondisi medis yang mugkin
penting bagi pemahaman atau penyembuhan atau
penanganan gangguan mental individu. Meliputi
kondisi klinis yang diduga menjadi penyebab atau
bukan penyebab gangguan yang dialami individu.
 4.Aksis IV: Masalah Psikososial dan Lingkungan
Masalah dengan “primary support group” (keluarga),
masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
 Aksis V: Penilaian Fungsi secara Global (Global Assesment
of Functioning (GAF) Scale).
Assessment fungsi secara global mencakup assessment
menyeluruh tentang fungsi psikologis sosial dan pekerjaan
klien. Digunakan juga untuk mengindikasikan taraf
keberfungsian tertinggi yang mungkin dicapai selama
beberapa bulan pada tahun sebelumnya.
Urutan hierarki blok diagnosis

 Pada beberapa jenis gangguan jiwa (misalnya: gangguan


mental organik) terdapat berbagai tanda dan gejala yang
sangat luas. Pada bebrapa gangguan jiwa lainya (seperti:
gagguan cemas) hananya terdapat tanda dan gejala yang
sangat terbatas. Atas dasar ini dilakukan suatu urutan
penyusunan blok-blok diagnosis yang berdasarkan hierarki,
dimana suatu gangguan yang terdapat dalam urutan
hierarki yang lebih tinggi, mungkin mempunyai ciri-ciri
dari gagguan yang terletak dalam hierarki lebih rendah,
tetapi tidak sebaliknya.
Perbadingan Penggolongan Diagnostik
No PPDGJ-I PPDGJ-II PPDG-III

I 290 - 294 290 - 294 F00 - F09

Psikosa organik Gg. Mental organik (psikotik- Gg. Mental organik


nonpsikotik)
(termasuk gg. Mental simtomatik)

F10 - F29

Gg. Mental dan perilaku akibat zat


psikoaktif.

II 295 - 299 295 - 299 F20 - F29

Psikosa fungsional G.g psikotik lainnya Skizofrenia,

Gg. Skizopital dan

Gg. Waham

F30 – F39

Gg. Suasana Perasaan

(“mood” / afektif)
III 300 – 309 300 – 316 F40 – F48

Neurosa, Gg. Neurotik, Gg. Neurotik

Gg. Kepribadian, Gg. Kepribadian Gg. Somatoform Dan

Gg. Jiwa nonpsikosa Dan gg. Mental non psikotik Gg. Terkait stres
lainnya.
317 F50 – F59
307. 19 – 307. 92
Kondisi yang terkait pada Sindrom Perilaku
Kebudayaan Penomena dan
Berhubungan Dengan
Setempat Sindrom yang
Gg. Fisiologis dan
Berkaitan
Faktor fisik
Dengan faktor
F60 – F69
Sosial budaya di
Gg. Kepribadian
Indonesia.
Dan perilaku

Masa dewasa.

IV 310 – 315 317 – 319 F70 – F79

Retardasi mental Retardasi mental Retardasi mental


V 308 307, 309, 312, 313, F80 – F89

Gg. Tingkah laku 314, 315, dll. Gg. Perkembangan

Masa anak dan Gg. Yang biasanya Psikologis

Remaja Mulai nampak F90 – F98

Dalam masa bayi, Gg. Perilaku dan

Kanak, atau Emosional Dengan onset


Biasanya pada
Remaja
Masa kanak dan Remaja.

KODE 316 dan 138 Kondisi yang tidak Kondisi lain Yang menjadi fokus
perhatiannya Klinis.
V Kegagalan Tercantum sebagai

Penyesuaian sosial Gangguan jiwa, Tetapi menjadi


Pusat perhatian
Tanpa gg. Psikiatrik
Atau terapi.
Yang nyata.
KESIMPULAN
 Istilah yang digunakan dalam PPDGJ adalah gangguan Jiwa atau gangguan mental (mental disorder),
tidak mengenal istilah penyakit Jiwa (mental illness/mental desease).
 Konsep gangguan jiwa tersebut ada 2 versi, yaitu:
 Menurut PPDGJ II: Gangguan jiwa adalah sindrom atau perilaku tertentu atau kondisi psikologis
seseorang yang secara klinis cukup bermakna, dan secara khusus berkaitan dengan distress (gejala
penderitaan) dan disability (keterbatasan kemampuan normal pada aktivitas normal pada tingkat
personal).
 Terdiri atas 5 Aksis
 Aksis I : - Gg. Klinis
- Kondisi lain yg menjadi fokus
perhatian
 Aksis II : - Gg Kepribadian
- Retardasi Mental
 Aksis III : - Kondisi Medik Umum
 Aksis IV : - Masalah Psikososial & lingkungan
 Aksis V : - Penilaian fungsi secara global
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai