Anda di halaman 1dari 7

KONSEP TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA

RENTANG USIA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

oleh:

Romana Pebritia Nugraha (1420119056)

SARJANA KEPERAWATAN KONVERSI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

2019
Setiap individu memiliki usia dan karakter yang berbeda karena
setiap orang adalah unik. Dan disepanjang daur kehidupannya, individu
akan mengalami fase kehidupannya. Mulai dari fase perinatal, bayi,
toddles, preschool, sekolah, remaja, hingga fase dewasa muda menengah
dan tua. Masing-masing dari semua fase itu memiliki tahap pertumbuhan
dan perkembangan yang berbeda pula. Laju pertumbuhan bervariasi pada
tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda pula karena
perkembangan merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan.
Adapun dari fase-fase yang terjadi terdapat tugas-tugas
perkembangan yang diharapkan dapat dicapai oleh individu pada setiap
tahap perkembangannya. Tugas-tugas ini harus dicapai sebelum seorang
individu melangkah ke tahapan perkembangan selanjutnya. Apabila
seseorang individu gagal dalam memenuhi tugas perkembangannya, maka
ia akan sulit untuk memenuhi dan melaksanakan tugas perkembangan pada
fase selanjutnya.
Sebagai seorang perawat, kita dituntut untuk mengerti proses
tumbuh kembang manusia mulai dari masa perinatal hingga masa dewasa
tua itu. Oleh karena keunikan yang dimiliki setiap individu berbeda-beda
dan fase kehidupan yang juga bertahap-tahap sehingga dalam menangani
kasus yang samapun tindakan yang di berikan akan sangat berbeda.

ii
1. Askep Jiwa pada ibu hamil
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan
psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap
peran barunya melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran
sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan
informal melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi
dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi
untuk mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.
2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba
menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai
penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya.
Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari
pasangannya.
3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil
dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang
bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang
informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal
yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.

4. Tahap Akhir (perjanjian)


Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap
mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menepati
janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan
dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.

 Perubahan psikologis selama kehamilan:


1. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :
a. Ibu merasa tidak sehat  dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.

3
b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan
kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama.
e. Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
f. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
kebanyakan akan mengalami penurunan.

2.Askep jiwa pada bayi


Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan memperlihatkan rasa
senang-nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal, usia 4-7 bulan memberikan
respon emosional terhadap kontak sosial, dan usia 9-10 bulan mulai lepas dari
pengasuhnya karena sudah dapat merangkak atau meraih sesuatu. Usia 1 tahun tampak
interaktif rasa aman dengan ibu atau pengasuhnya dan usia 2 tahun mulai mengikuti
perbuatan.

Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses perkembangan bayi,


ditandai dengan pemupukan rasa percaya pada orang lain yang diawali dengan
kepercayaan terhadap orang tua, khususnya ibu. Rasa aman secara fisik dan psikososial
berperan penting dalam pembentukan rasa percaya bayi. Bila rasa percaya tidak
terpenuhi maka akan terjadi penyimpangan berupa rasa tidak percaya diri dan setelah
besar ia menjadi orang yang mudah curiga dan tidak menjalin hubungan baru.

4
3.Askep Jiwa Pada Todler

Perkembangan psikososial pada usia kanak – kanak usia 18 bulan – 3 tahun adalah
proses perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan kemandiriandengan cara
memberi kebebasan dan membiarkan anak untuk mempelajari dunianya. Bila anak tidak
difasilitasi untuk kebutuhannya, seperti selalu dilindungi atau dikendalikan, maka anak
akan merasa ragu – ragu, takut, tidak berani, danmalu untuk melakukan aktivitasnya
sehingga anak akan bergantung pada oranglain.
Perkembangan psikososial pada usia toddler usia 18 bulan – 3 tahun, adalah proses
perkembangan kemampuan anak untuk mengembangkan kemandirian dengan caramemberi
kebebasan dan membiarkan anak untuk mempelajari dunianya.

4.Askep Jiwa Pada Prasekolah

Perry dan Potter (2005) menyebutkan usia anak prasekolah merupakan masa kanak-
kanak awal, yaitu berada pada usia 3 sampai 6 tahun. Anak usia prasekolah merupakan
fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran
tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet
training), dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya (mencelakakan dirinya).
Potensialmengembangkan rasa inisiatif adalah tahap perkembangan anak usia 3-6 tahun
dimana pada usia ini anak akan belajar berinteraks idengan orang lain, berfantasi dan
berinisiatif, pengenalan identitas kelamin, meniru. membuat anakn kehilangan inisiatif.
Pada saat dewasa, anak akan mudah mengalami rasa bersalah jika melakukan kesalahan
dan tidak kreatif (Keliat et.al, 2011).

5.Askep Jiwa Pada Usia Sekolah

Masa usia sekolah sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dariusia enam
hingga kira-kira usia duabelas tahun. Karakteristik utama usia sekolahadalah mereka
menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segidan bidang, diantaranya
perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitifdan bahasa, perkembangan
kepribadian dan perkembangan fisik (Untario, 2014).

5
Askep Jiwa Pada Remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak – kanak dan
masa dewasa, berlangsung antara usia 10 – 19 tahun. Masa remaja terdiri dari remaja
awal ( 10 – 14 tahun ), masa remaja pertengahan ( 14- 17 tahun )dan masa remaja akhir
(17 – 19 tahun). Pada masa remaja terjadi banyak perubahan baik biologis, psikologis
maupun sosial (Kusumawati, F, 2013). Perkembangan Remaja Perkembangan Fisik
Perubahan – perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan masa remaja
yang berdampak terhadap perubahan- perubahan psikologis.

Asalah Kesehatan Jiwa Remaja Adanya hambatan dalam tahap perkembangan dapat
menimbulkan masalah kesehatan jiwa bila tidak terselesaikan dengan baik. Masalah
tersebut berasal dari diri remaja sendiri, hubungan orang tua dan remaja atau akibat
interaksi sosial di luar lingkungan keluarga. Sebagai akibatnya dapat terjadi masalah
kesehatan jiwa remaja denganmanifestasi bermacam-macam antara lain kesulitan
belajar,kenakalan remaja dan masalah perilaku seksual (Davdson G C, 2006).

Askep Jiwa Pada Dewasa

Karakteristik perkembangan orang dewasa adalah sebagai berikut:


1. Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan sesuai
dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi aktivitas
fisik. Usia dewasa merupakan usia yang secara fisik sangat sehat, kuat, dan
cekatan dengan tenaga yang cukup besar.
2. Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus berkembang
lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Perkembangan ini
tergantung pada pengetahuan dan informasi yang dikuasai.
2.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang orang dewasa
adalah sebagai berikut:
a) Faktor genetik
Faktor keturunan — masa konsepsi;
Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan;

6
b) Faktor eksternal / lingkungan
Faktor eksternal mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai
akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi
bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
a) Keluarga
Fungsi keluarga yaitu sebagai tempat bertahan hidup, rasa aman,
perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai masyarakat dan
dunia, dan membantu mempelajari peran dan perilaku.
b) Kelompok teman sebaya
Lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang
berbeda dalam interaksi dan komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku
yang berbeda. Fungsi kelompok teman sebaya adalah sebagai tempat
belajar kesuksesan dan kegagalan, memvalidasi dan menantang pemikiran
dan perasaan, mendapatkan penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai
manusia unik yang merupakan bagian dari keluarga serta untuk mencapai
tujuan kelompok dengan memenuhi kebutuhan dan harapan.
c) Pengalaman hidup
Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu
berkembang dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.
d) Kesehatan
Tingkat kesehatan merupakan respon individu terhadap lingkungan dan
respon orang lain pada individu. Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir)
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari fetal (janin).
Ketidakmampuan untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan karena
kesehatan terganggu akan mengakibatkan tumbuh kembang juga terganggu.
e) Lingkungan tempat tinggal
Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial ekonomi juga
mempengaruhi perkembangan seseorang.

Anda mungkin juga menyukai