Anda di halaman 1dari 18

PRINSIP PENANGANAN LUKA

Oleh :
Msy Siti Wisda Rahmadia
(18360107)

PEMBIMBING:
dr. M.H. Martanta Tarigan, Sp.B

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG


DEFINISI LUKA

Luka adalah keadaan hilang atau


terputusnya kontinuitas jaringan yang
disebabkan banyak hal atau berbagai faktor.
Luka adalah kerusakan kontinuitas jaringan
atau kulit, mukosa mambran dan tulang atau
organ tubuh lain. Luka adalah gangguan dari
kondisi normal pada kulit.
JENIS-JENIS LUKA

1. Berdasarkan derajat kontaminasi


a. Luka bersih
Luka bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan infeksi, yang
merupakan luka sayat elektif dan steril dimana luka tersebut berpotensi
untuk terinfeksi. Luka tidak ada kontak dengan orofaring,traktus
respiratorius maupun traktus genitourinarius. Dengan demikian kondisi
luka tetap dalam keadaan bersih. Kemungkinan terjadinya infeksi luka
sekitar 1% - 5%.
JENIS-JENIS LUKA

b. Luka bersih terkontaminasi


Luka bersih terkontaminasi adalah luka pembedahan dimana saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan saluran perkemihan dalam kondisi
terkontrol. Kemungkinan timbulnya infeksi luka sekitar 3% - 11%.
c. Luka terkontaminasi
Luka terkontaminasi adalah luka yang berpotensi menginfeksi saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan saluran kemih. Kemungkinan infeksi
luka 10% - 17%.
JENIS-JENIS LUKA

d. Luka kotor
Luka kotor adalah luka lama, luka kecelakaan yang mengandung jaringan
mati dan luka dengan tanda infeksi seperti cairan purulen. Luka ini bisa
sebagai akibat pembedahan yang sangat terkontaminasi. Bentuk luka
seperti perforasi visera, abses dan trauma lama.
JENIS-JENIS LUKA

2. Berdasarkan Penyebab
a. Vulnus ekskoriasi atau luka lecet/gores adalah cedera pada
permukaan epidermis akibat bersentuhan dengan benda berpermukaan
kasar atau runcing.
b. Vulnus scissum adalah luka sayat atau iris yang di tandai dengan tepi
luka berupa garis lurus dan beraturan.
c. Vulnus laseratum atau luka robek adalah luka dengan tepi yang tidak
beraturan atau compang camping biasanya karena tarikan atau goresan
benda tumpul.
Gambar 1 Gambar 2

Vulnus Ekskoriasi
Vulnus Scissum
Gambar 3

Vulnus Laseratum
JENIS-JENIS LUKA

d. Vulnus punctum atau luka tusuk adalah luka


akibat tusukan benda runcing yang biasanya
kedalaman luka lebih dari pada lebarnya.
e. Vulnus morsum adalah luka karena gigitan
binatang.
f. Vulnus combutio adalah luka karena terbakar
oleh api atau cairan panas maupun sengatan
arus listrik.
PENYEMBUHAN LUKA

Berdasarkan waktu penyembuhan luka, maka luka di bagi menjadi :


a. Luka akut adalah luka trauma yang biasanya segera mendapat
penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi
komplikasi.
b. Luka Kronik adalah luka yang berlangsung lama atau sering timbul
kembali (rekuren) atau terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang
biasanya disebabkan oleh masalah multi faktor dari penderita.
PRINSIP PENANGANAN LUKA

Tujuan dari perawatan luka adalah untuk menghentikan perdarahan,


mencegah infeksi, menilai kerusakan yang terjadi pada struktur yang
terkena dan untuk menyembuhkan luka.
a. Menghentikan perdarahan
Tekanan langsung pada luka akan menghentikan perdarahan.
Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu yang singkat
(< 10 menit) dengan menggunakan manset sfigmomanometer yang
dipasang pada bagian proksimal pembuluh arteri. Penggunaan torniket
yang terlalu lama bisa merusak ekstremitas.
b. Mencegah infeksi
1. Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam pencegahan
infeksi luka. Sebagian besar luka terkontaminasi saat pertama datang. Luka tersebut
dapat mengandung darah beku, kotoran, jaringan mati atau rusak dan mungkin benda
asing.
2. Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air atau larutan
antiseptik. Air dan larutan antiseptik harus dituangkan ke dalam luka.
3. Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda asing dan
bersihkan jaringan yang mati. Pastikan kerusakan apa yang terjadi. Luka besar
memerlukan anestesi umum.
4. Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hati-hati. Namun
demikian, beberapa luka tetap harus diobati dengan antibiotik, yaitu:
Luka yang lebih dari 12 jam (luka ini biasanya telah terinfeksi).
5. Luka tembus ke dalam jaringan (vulnus pungtum), harus disayat/dilebarkan untuk
membunuh bakteri anaerob.
c. Profilaksis tetanus
1. Jika belum divaksinasi tetanus, beri ATS dan TT. Pemberian ATS efektif
bila diberikan sebelum 24 jam luka
2. Jika telah mendapatkan vaksinasi tetanus, beri ulangan TT jika sudah
waktunya.
d. Menutup luka
1. Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan
seksama, luka dapat benar-benar ditutup/dijahit (penutupan luka primer).
2. Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat kotor
atau terdapat benda asing, atau luka akibat gigitan binatang.
3. Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup ringan luka tersebut
dengan menggunakan kasa lembap.
4. Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer, harus
tetap ditutup ringan dengan kasa lembap. Jika luka bersih dalam
waktu 48 jam berikutnya, luka dapat benar-benar ditutup
(penutupan luka primer yang tertunda).
5. Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan sembuh
dengan sendirinya.
e. Infeksi luka
Tanda klinis: nyeri, bengkak, berwarna kemerahan, terasa panas dan
mengeluarkan nanah.
Tatalaksana
1. Buka luka jika dicurigai terdapat nanah
2. Bersihkan luka dengan cairan desinfektan
3. Tutup ringan luka dengan kasa lembap. Ganti balutan setiap hari,
lebih sering bila perlu
4. Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh (biasanya
dalam waktu 5 hari).
5. Berikan kloksasilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari)
karena sebagian besar luka biasanya
mengandung Staphylococus.
6. Berikan ampisilin oral (25–50 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari),
gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari) dan metronidazol
(7.5 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari) jika dicurigai terjadi
pertumbuhan bakteri saluran cerna.
BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PERAWATAN LUKA

a. Sodium Clorida 0,9%


Merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi
granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga kelembapan sekitar luka
dan membantu proses penyembuhan luka serta mudah didapat
dengan harga relatif murah.
b. Povidine Iodine
Povidine Iodine adalah elemen non metalik yang tersedia dalam
bentuk garam yang di kombinasi dengan bahan lain. Larutan ini akan
melepaskan Iodine anorganik bila kontak dengan kulit atau selaput
lendir sehingga cocok untuk luka kotor dan terinfeksi bakteri gram
positif dan negatif, spora, jamur dan protozoa.

Anda mungkin juga menyukai