Anda di halaman 1dari 10

Cara Merawat Luka yang Tepat dan Benar

POSTED BY ERNI SUSANTI POSTED ON 9:21 AM WITH NO COMMENTS

Cara Merawat Lukamemang harus Tepat dan Benar, agar dampaknya tidak lebih parah
atau bahkan menyebabkan infeksi yang tentu membahayakan. Adapun Luka adalah
terganggunya integritas normal pada kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi karena
suatu sebab yang disengaja atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau
terkontaminasi

Adapun mekanisme terjadinya luka yang sering terjadi karena:


1. Luka insisi, terjadi karena teriris oleh instrument tajam (pembedahan atau
terkena benda tajam lainnya karena disengaja atau tidak disengaja).
2. Luka memar, terjadi karena benturan atau tekanan dan dikarakteristikkan oleh
cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak pada jaringan kulit dan
jaringan dibawahnya.
3. Luka lecet, terjadi karena kulit bergesek dengan benda lain yang biasanya kasat
dan benda yang tidak tajam.
4. Luka tusuk, terjadi karena adanya benda lancip (peluru, pisau, dan lain-lain)
yang masuk kedalam kulit dan biasanya dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores, terjadi karena benda yang tajam seperti kaca atau ujung kawat.
6. 6. Luka tembus, adalah luka yang menembus organ tubuh, biasanya pada
bagian awal luka yang masuk berdiameter kecil tetapi bagian ujung yang lain akan
lebih lebar.
Cara Perawatan Luka

Adapun langkah-langkah yang bisa anda lakukan untuk merawat luka secara tepat dan
benar adalah sebagai berikut:
1. Cuci tangan sebelum mulai merawat luka,
2. Siapkan Kotak P3K yang ada di rumah anda,
3. Membaca basmallah sebelum melakukan tindakan merawat luka,
4. Pasang perlak atau kain untuk alas,
5. Buka set peralatan steril (pinset anatomi, cirurgis, gunting dan kom),
6. Dekatkan bengkok atau tempat sampah,
7. Gunakan sarung tangan yang steril,
8. Dengan menggunakan pinset bersih, basahi plester dengan kapas alkohol, buka
balutan kotor dan buang balutan kedalam bengkok atau tempat sampah,
9. Perhatikan keadaan luka: merah, bengkak, pus atau nanah, bau, bersih atau
tidak. 9. 9. Bersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9% dari bagian yang
bersih ke bagian yang kotor dengan menggunakan pinset steril, kemudian beri
sufratul k/p
10. Yang terakhir tutup luka dengan kassa steril agar tidak terkena kotoran,
Setelah melakukan perawatan luka dengan tepat dan benar seperti diatas, diharapkan
luka akan mengering atau sembuh dalam beberapa hari. Namun apabila luka anda
tidak juga mengering, menimbulkan nanah berlebih, disekitar luka membiru dan berbau
busuk maka segera lakukan pemeriksaan ke pelayanan medis untuk mendapat
pengobatan lebih lanjut untuk mencegah infeksi.

Ringkasan:
Luka adalah adanya terganggunya integritas normal pada kulit dan jaringan di
bawahnya,
Mekanisme terjadinya luka adalah Luka insisi, memar, lecet, tusuk, gores dan
tembus,
Merawat Luka yang tepat dan benar harus memastikan tangan dan peralatan
yang digunakan bersih dan steril.

CARA PERAWATAN LUKA YANG BAIK DAN BENAR

Kadang kebanyakan orang jika terkena luka, terlalu menyepelekan. Karena mereka berfikiran
"ntarkan sembuh sendiri" tampa tau akibat yang dapat di timbulkan dari luka itu sendiri. Biasanya luka
yang di abaikan berlart-larut dapat mengakibatkan infeksi, baik karena di pengaruhin oleh bakteri maupun
karena diabetes yang menyebabkan luka semakin menjalar dan sulit untuk sembuh. Di bawah ini saya
ada beberapa tips dalam menanganin luka yang baik dan benar.

Berikut beberapa saran bagaimana sebaiknya memperlakukan luka dengan baik:

1. Bila luka hanya di permukaan dan terdapat di bagian tidak bergerak, kadang-kadang baik untuk
membiarkannya terbuka. Cara ini membuat penyembuhannya lebih cepat. Antiseptik atau salep antibiotik
tidak diperlukan bila lukannya bersih.

2. Luka yang dalam dan kotor sebaiknya ditutup dengan rasa steril. Dianjurkan untuk membersihkan
dengan air dan sabun, bila luka tersebut kotor atau baru terjadi. Jangan menggunakan kapas dengan
alasan di atas.

3. Perdarahan sebaiknya segera dihentikan. Caranya, tekan di tempat darah keluar menggunakan kain
kasa (steril bila ada). Segera lepaskan bila perdarahan sudah berhenti.

4. Penggunaan obat antiseptik pada luka dapat dibenarkan untuk membunuh kuman yang ada. Namun,
sebaiknya tidak selalu dilakukan untuk menghindarkan timbulnya kekebalan kuman.

5. Luka basah sebaiknya dikompres dengan larutan permangan (larutan 1 per 10.000) atau rivanol
(larutan 1 per seribu). Gunakan kain kasa, bukan kapas. Norit juga dianjurkan untuk ditaburkan di luka
kronis yang basah, mengandung nanah, dan sulit sembuh. Sebaiknya pakai bubuk norit halus bersih dari
botol. Luka kronis harus dibersihkan setiap hari dan jaringan mati perlu dipotong.

Luka infeksi atau bisul kecil sulit diatasi bila terdapat pada orang tua atau penderita diabetes. Luka
sekecil apa pun pada penderita diabetes, terutama yang kadar gulanya tidak terkontrol baik, dapat
menjalar sangat cepat sehingga sering harus dilakukan tindakan operasi. Karena itu, luka semacam ini
memerlukan perawatan khusus dokter, tentu saja kadar gula darah pun harus dikendalikan.

Meski antibiotik yang tepat perlu digunakan, adanya udem (bengkak) di sekitar luka dan kadar gula tinggi
sering menghambat penyembuhan dan menyebabkan tindakan operatif. Repotnya, indera rasa sakit
pada penderita diabetes sudah berkurang, sehingga luka kecil hanya karena memotong kuku kaki sendiri
dapat menjalar ke atas dengan akibat yang disesalkan.

Tidak heran kalau penderita diabetes lanjut usia dilarang memotong kukunya sendiri. Ia juga harus
menggunakan sepatu atau sandal berukuran pas, sehingga tidak menimbulkan gesekan yang dapat
menyebabkan luka lecet.

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawatan luka yang merupakan salah satu tekhnik yang harus dikuasai oleh seorang tenaga
medis. Perawatan luka memang kompetensi yang sejak dulu dipelajari oleh tenaga medis
termasuk bidan dalam kompetensi mandiri dalam proses penyembuhan luka. Perawatan luka
dengan tehnik moisture balance to promote wound healing berrkembang sejak tahun 1962.
Perkembangannya di Indonesia melaju dengan sangat pesat beberapa tahun terakhir ini, dari
banyak kasus yang ditangani menunjukan peningkatan yang signifikan pada bertambahnya
kualitas hidup pasien
B. TUJUAN
Secara umum Perawatan luka bertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan luka yang
dilakukan oleh seorang bidan atau perawat, dengan menguasai materi perawatan luka, maka
dapat berperan dalam mengoptimalkan kesembuhan luka pasien tanpa mengurangi prinsip-
prinsip perawatan luka.
Perawatan luka adalah pengkajian luka yang komprehensif agar dapat menentukan
keputusan apa yang akan diambil sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk menunjang
perawatan luka yang berkualitas.

BAB II

PEMBAHASAN

DEFINISI LUKA
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna dalam melindungi diri dari
trauma luar dan masuknya benda asing. Trauma dapat menyebabkan luka pada kulit, yaitu suatu
keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh karena gesekan, tekanan, suhu, infeksi, dan
yang lainnya yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga mengganggu
aktivitas sehari-hari. Dalam bahasa indonesia dikenal dengan kata luka, borok, koreng,
dekubitus, dan lain-lain.
KLASIFIKASI LUKA
a. Luka Berdasarkan sifat kejadiannya dibedakan menjadi
1. Luka yang disengaja misalnya terkena radiasi atau bedah.
2. Luka tidak disengaja misalnya luka terkena trauma. Luka yang tidak disengaja bisa dibagi
menjadi luka tertutup (jika tidak terjadi robekan) dan luka terbuka (jika terjadi robekan dan
kelihatan. Seperti luka abrasi (akibat gesekan), puncture (akibat tusukan),hautration (akibat alat-
alat yang digunakan dalam perawatan luka). Didalam kebidanan yang sering terjadi adalah
luka episiotomi, luka bedah seksio caesarea atau luka saat persalinan.
b. Luka Berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi luka mekanik dan non mekanik.
Luka mekanik terdiri atas:
1. Vulnus scissum, luka sayat benda tajam. Pinggir lukanya terihat rapi.
2. Vulnus contusum, luka memar akibat cedera pada jaringan bawah kulit akibat benturan benda
tumpul.
3. Vulnus laceratum, luka robek akibat terkena mesin atau benda lainnya yang menyebabkan
robeknya jaringan rusak dalam.
4. Vulnus punture, luka tusuk yang kecil dibagian luar (dibagian mulut lukanya) tetapi besar
dibagian dalam luka.
5. Vulnus sclopetorum, luka tembak akibat tembakan peluru.
6. Vulnus morsum, luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagianluka.
7. Vulnus abrasio, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai ke pembuluh darah.
Luka non mekanik terdiri dari luka akibat zat kimia, termik, radiasi, atau serangan listrik.
c. Luka berdasarkan lamanya proses penyembuhan luka dibagi menjadi luka akut dan luka kronis
Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan waktu proses penyembuhan luka,
diantaranya luka operasi, luka kecelakaan, dan luka bakar. Jika penanganan betul dan luka
menutup dalam 21 hari maka dikatakan luka akut, jika tidak maka akan jatuh pada luka kronis.
Luka kronis adalah luka yang sulit sembuh dan fase penyembuhan lukanya mengalami
pemanjangan. Misalkan pada luka dengan dasar luka merah sudah 1 bulan (>21 hari) tidak mau
menutup. Diantaranya luka tekan (dekubitus), luka karena diabetes, luka karena pembuluh darah
vena maupun arteri, luka kanker, luka dehiscene dan abses. salah satu ciri yang khas yaitu adanya
jaringan nekroris (jaringan mati) baik yang berwarna kuning maupun berwarna hitam.

KONSEP LEMBAB
Pada tahun 1962 prof. Dr. George D. Winter melakukan penelitian tentang efektifitas
perawatan luka antara perawatan secara terbuka (kering) dengan perawatan secara tertutup
(lembab). Hasilnya menunjukan bahwa perawatan luka dengan menggunakan konsep tertutup
(lembab) dua kali lebih cepat sembuh dibandingkan dengan perawatan luka terbuka (kering).
Lembab yang harus diciptakan adalah lembab yang seimbang (moisture balance). Hal ini
disebabkan jika lembab yang seimbang tidak tercipta, maka akan terlalu lembab (basah) yang
membuat kulit sekitar luka maserasi atau bahkan kurang lembab (kering) sehingga proses
penyembuhan luka tidak terjadi dengan optimal.
Beberapa keuntungan prinsip moisture dalam perawatan luka diantaranya:
1. mencegah luka menjadi kering dan keras
2. meningkatkan laju epitelisasi
3. menjaga pembentukan jaringan
4. meningkatkan pembentukan jaringan dermis
5. dapat menurunkan kejadian infeksi
6. menurunkan nyeri
7. mudah digunakan.

PROSES PENYEMBUHAN LUKA


Secara fisiologis luka akan sembuh dengan sendirinya karena tubuh dapat melakukan
penyembuhan sendiri yang dikenal dengan istilah wound healing process atau proses
penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka terdiri dari beberapa tahap yang terjadi secara
tumpang tindih, artinya sebelum selesai fase pertama sudah masuk fase berikutnya.Proses
penyembuhan luka yaitu:
1. Tahap inflamasi akut terhadap cedera, berlangsung selama 0-5 hari Dimulai saat terjadinya luka
dan terjadi proses hemostatis yang ditandai dengan pelepasan histamindan mediator lain lebih
dari sel-sel yang rusak, disertai proses peradangan dan migrasi sel darah putih ke daerah yang
rusak.tanda-tanda inflamasi disekitar luka antara lain : kemerahan, hangat, bengkak,dan nyeri.
2. Tahap destruktif yaitu terjadi pembersihan jaringan yang mati
oleh leukosit, polimorfonuklear dan makrofag.
3. Tahap poliferatif yaitu pembuluh darah baru diperkuat oleh jaringan ikat dan menginfiltrasi
luka. Berlangsung selama 5-21 hari, penampilan klinisnya antara lain dasar luka merah cerah
(granulasi dengan vaskularisasi baik), kadang ditemukan bekuan darah, adanya kulit baru
(epitelisasi) bewarna merah muda pada tepi luka.
4. Tahap maturasi yaitu terjadi repetelisasi, kontruksi luka, dan organisasi jaringan ikat. fase ini
berlangsung selama 21 hari - 2 tahun dimana luka sudah menutup sempurna pada hari ke-21 dan
akan muncul bekas luka (scar) atau keloid (scar yang menebal) selama proses maturasi
berlangsung.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA


Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
1. Vaskularisasi mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik
utnuk pertumbuhan atau perbaikan sel.
2. Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar
protein yang cukup.
3. Usia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia
seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga
dapat memperlambat proses penyembuhan luka.
4. Penyakit lain, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Seperti diabetes dan ginjal dapat
memperlambat proses penyembuhan luka.
5. Nutrisi, merupakan unsur pertama dalam membantu perbaikan sel, terutama karena kandungan
zat gizi yang terdapat didalamnya, sebagai contoh vitamin A untuk membantu proses
epitelisasi/penutupan luka dan sintesis kolagen, vitamin B kompleks sebagai kofaktor pada
sistem enzim yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat dan lainnya.
6. Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stres, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Orang
yang terlalu gemuk, banyak mengkonsumsi obat-obatan, merokok atau stres akan mengalami
proses penyembuhan luka yang lebh lama.
Faktor yang menghambat penyembuhan luka
1. Tehnik penanganan luka yang tidak tepat
2. Rasa sakit
3. Adanya penyakit lain misal : diabetes
4. Kondisi kesehatan buruk
5. Kondisi nutrisi buruk
6. Minum alkohol, merokok
7. Pemakaian obat-obatan
8. Sirkulasi tidak lancar
9. Lokasi luka sering bergerak

PENATALAKSANAAN PERAWATAN LUKA


Merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan, hal ini bertujuan untuk
mencegah infeksi silang ( masuk melalui luka) dan mempercepat proses penyembuhan luka.
Persiapan alat dan bahan :
Pinset anatomi 2 kasa steril
Pinset cirurghi 2 NaCl 0.9%
Gunting luka steril Betadine 2%
Kom kecil 3 Alkohol 70%
Handscoon Kapas penekan /deppers
Gunting plester Plester
Perlak dan alas Kapas lidi
Tempat sampah basah dan kering

Prosedur kerja :
1. Persiapan pasien
Perkenalkan diri
Jelaskan tujuan
Jelaskan prosedur perawatan pada pasien
Persetujuan pasien
2. Persiapan alat
3. Memasang sampiran atau penutup tirai
4. Mengatur posisi passien senyaman mungkin
5. Memasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dilakukan perawatan
6. Mengoleskan bagian plester perban dengan baby oil /minyak kayu putih
7. Mencuci tangan
8. Menggunakan handscoon
9. Buka perban dengan pinset dan buang pada tempatnya serta kajilah luka bercubitus yang ada
10. Bersihkan plester dengan alkohol (bila tidak ada kontra indikasi) arah dari luar ke dalam.
11. Bersihkan luka dengan betadine menggunakan kasa
12. Bersihkan uka dengan NaCl 0.9% dan keringkan
13. Olesi luka / kompres luka dengan betadine 2% (sesuai advis dokter) dan tutup dengan kassa
steril
14. Plester perban dengan plester
15. Rapikan pasien
16. Alat bereskan rendam peralatan bekas pakai dalam larut klorin 0.5% selama 10 menit
17. Cuci tangan
18. Catat kondisi dan perkembangan luka.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada kulit yang terluka sangat diperlukan perawatan luka karena bertujuan untuk mencegah
infeksi, mencegah bertambahnya kerusakan jaringan, mempercepat penyembuhan,
membersihkan luka, mencegah peredaran dan mencegah infeksi disekitar luka dan juga
membantu passien merasa nyaman dan mendapatkan kembali fungsi normal.
Luka itu menurut salah satu ahli adalah terganggunya (disruption) integritas normal dari
kulit dan tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam. Luka itu
dibagi berdasarkan
a. Berdasarkan tingkat kontaminasi
b. Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka
c. Berdasarkan waktu penyembuhan luka

B. SARAN
a. seorang bidan harus mengetahui ilmu dan inovasi produk bidan supaya lebih optimal
b. seorang bidan harus mengkaji luka dengan benar dan komprehensif
c. seorang bidan harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan klinis.

DAFTAR PUSTAKA
Arisanty, irma puspita (2012) Panduan praktis pemilihan balutan luka kronik, Jakarta. MITRA
WACANA MEDIKA
Maryuani, anik (2013) perawatan luka modern, jakarta. In MEDIA
Hidayat A.Azis alimul (2008) edisi 2 ketrampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan, jakarta
http://feryromanistiwordpress.com/makalah-perawatan-luka-bersih-kotor.html
Indonesia Enterostomal Therapy Nurse Association (InETNA) & Tim Perawatan Luka dan
Stoma Rumah Sakit Dharmais. 2004,Perawatan Luka, Makalah Mandiri, Jakarta

Sheryl Mara Zang &Nellie C. Bailey. 2004. Manual Perawatan di Rumah. Jakarta. Buku
kedokteran

Joyce Young Johnson Jean Smith Temple Patricia Carr. 2005. Prosedur Peawatan di Rumah.
Jakarta. Buku kedokteran

Setyowati, ani. 2014 Perawatan luka. http://anie-


bisniskerenqu.blogspot.com/2014/03/makalah-perawatan-luka.html. Diakses pada tanggal
28 Mei 2015.
Sheryl Mara Zang &Nellie C. Bailey. 2004. Manual Perawatan di Rumah. Jakarta. Buku
kedokteran
Susanti, Erni. 2013 Cara Merawat Luka yang Tepat dan Benar. http://tips-sehat-keluarga-
bunda.blogspot.com/2014/06/cara-merawat-luka-yang-tepat-dan-benar.html

Anda mungkin juga menyukai