Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MANAJEMEN FARMASI

Pengelolaan Perbekalan Farmasi


Pemusnahan Obat, Alkes Dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP)

KELOMPOK

S1-VII.A

ALFITRA RAISYA (1701001) INDAH MARHANI (1701018)


ANNISA INTANIA RUSTI (1701004) JUSTIKA MELSANTA(1701021)
BAYU AJIE SATRIA (1701007) NURUL FARIDAH (1701031) EKA
DEFITRI ( 1701012) NOLA AYUNDA PUTRI (1701029)
PUTRI KLODIA HAPSARI (1701032) SUCI PUTRI YULIANDI (1701038)

DOSEN PENGAMPU :
apt. FINA ARYANI,M.Sc

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Dalam makalah ini penulis menjelaskan beberapa hal mengenai Pemusnahan
Obat, Alkes Dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP). Makalah ini di buat dalam
rangka untuk melengkapi nilai penulis dan menambah pengetahuan penulis maupun
pembaca mengenai Kuliah Manajemen Farmasi

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Meskipun demikian, penulis berusaha agar
makalah ini dapat lebih layak untuk dibaca.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran, demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Pekanbaru, 19 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang ............................................................................................ 1
1.2 rumusan masalah… ................................................................................... 2
1.3 tujuan penelitian… .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai ............................................................................................ 4
2.2 Pemusnahan… ...........................................................................................5
2.3 Penghapusan… ......................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan… ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam


Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang harus
diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi
sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(komprehensif), penyembuhanpenyakit (kuratif) danpencegahanpenyakit
(preventif) kepadamasyarakat.
Salah satu bagian pelayanan kesehatan yang tidak terpisahkan dari
rumah sakit adalah pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada
pelayanan pasien, pengobatan rasional, penyediaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat. Pelayanan kefarmasian bertujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait
obat.Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan
kefarmasian mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang
berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang
berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi pelayanan
kefarmasian (pharmaceutical care).
Pengelolaanobatmerupakansalah satu bagian manajemen rumah sakit
yang sangat penting dan saling terkait.Pengelolaan dimulai dari pemilihan,
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi yang diperlukan
bagi kegiatan pelayanan kefarmasian dalam penyediaan pelayanan kesehatan

1
secara keseluruhan.Pengelolaan obat yang tidak baik, akan memberikan
kerugian baik dari segi medikmaupun non medik.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2014 Bab II tentang Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
Dan Bahan Medis Habis Pakai pada nomor 7 menjelaskan tentang Pemusnahan
dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang tidak dapatdigunakan harus dilaksanakan dengan cara
yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah


Adapunrumusanmasalah yang akan kami bahasdalammakalahiniyaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan pemusnahan Obat, Alkes dan Bahan Obat
Habis Pakai (BMHP)?
2. Apa tujuan dilakukakannya pemusnahan Obat, Alkes dan Bahan Obat
Habis Pakai (BMHP)?
3. Kapan pemusnahan Obat, Alkes dan Bahan Obat Habis Pakai (BMHP) di
lakukan ?
4. Bagaimana Teknik pemusnahan Obat, Alkes dan Bahan Obat Habis Pakai
(BMHP)?
5. Bagaimana cara pemusnahan Resep ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu :
1. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai maksud dari
pemusnahan Obat, Alkes dan Bahan Obat Habis Pakai (BMHP)
2. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai tujuan pemusnahan
Obat, Alkes dan Bahan Obat Habis Pakai (BMHP)

2
3. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai waktu yang tepat
dilakukan pemusnahan Obat,Alkes dan Bahan Obat Habis Pakai (BMHP)
4. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai teknik dan cara
pemusnahan Obat,Alkes dan Bahan Obat Habis Pakai (BMHP) yang baik
dan benar
5. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai teknik dan cara
pemusnahan Resep

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan
kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi yang diperlukan
bagi kegiatan pelayanan kefarmasian.Dalam Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2009 Pasal 15 ayat (3) tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa
pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan medis habis pakai di
rumah sakit harus dilakukan oleh instalasi farmasi sistem satu pintu. Alat
kesehatan yang dikelola oleh instalasi farmasi sistem satu pintu berupa alat
medis habis pakai/peralatan non elektromedik, antara lain alat kontrasepsi
(IUD), alat pacu jantung, implan, dan stent.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2014 Bab II tentang Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
Dan Bahan Medis Habis Pakai pada nomor 7 menjelaskan tentang
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai.
Penghapusan merupakan proses manajemen logistik yang biasanya
dilakukan pada barang milik negara (ditandai dengan adanya label), yang
bukan merupakan inventaris sebuah unit pelayanan kesehatan. Sedangkan
pada obat, 4 penghapusan dilakukan pada obat yang kelebihan stock sehingga
obat tidak digunakan (tidak sesuai kebutuhan unit). Kelebihan stock
diakibatkan oleh penurunan permintaa akibat, peningkatan harga, forecasting
errors, consumer cancellation, adanya produk kompetitor, production
overruns, overpurchasing (untuk melindungi stockouts), atau bahkan simple

4
goofs seperti kesalahan dalam transmisi permintaan order (Willoughby,
2016).

2.2 PEMUSNAHAN
Kriteria obat yang dapat dilakukan pemusnahan :
• Kadaluwarsa
• Rusak
• Kotor
Pemusnahan Obat dan Sediaan Farmasi Semua obat harus dibuang
dengan cara yang aman dan tepat. Obat-obatan harus dibuang di kontainer
sampah yang relevan yang kemudian dikirim untuk pembakaran dan tidak harus
dibuang di saluran pembuangan.
Apoteker disarankan untuk menggunakan drugs denaturasi kit untuk
mengubah sifat obat. Di masa lalu, berbagai metode telah digunakan untuk
mengubah sifat obat, 5 termasuk grinding bersama-sama dengan obat-obatan
limbah lainnya, dan/atau dilarutkan dalam air sabun.
1. Sediaan Padat
Tablet dan kapsul dapat dihapus dari kemasan luarnya, dikeluarkan dari
kemasan blister dan ditempatkan dalam kit drugs denaturasi. Jika seseorang
menghapus tablet/kapsul dari kemasan blister, mereka harus mengenakan
sarung tangan. drugs kit denaturasi dapat diperoleh dari beberapa PCO,
kontraktor limbah dan NPA. Praktik terbaik akan menggiling atau
menghancurkan formulasi dosis padat sebelum ditambahkan ke kit drugs
denaturasi untuk memastikan bahwa seluruh tablet atau kapsul yang tidak
mudah diperoleh.
Metode alternatif denaturasi untuk menghancurkan atau menggiling
formulasi dosis padat yaitu menempatkannya ke dalam sedikit air panas, aduk
dengan sabun, pastikan obat telah dilarutkan atau didispersikan. Campuran

5
yang dihasilkan kemudian dapat ditambahkan ke bin pembuangan limbah
yang tepat disediakan oleh kontraktor limbah.
Jika penghancuran tablet atau kapsul sedang berlangsung, perlu dipastikan
bahwa partikel debu obat tidak dilepaskan ke udara diminimalkan.
Penggunaan sejumlah kecil air saat penggilingan.
Hal ini juga mungkin diperlukan untuk orang yang terlibat dalam
penggilingan atau menghancurkan untuk memakai masker yang cocok untuk
perlindungan, sarung tangan dan memastikan bahwa daerah tersebut juga
berventilasi
2. Sediaan Cair
Obat dengan sediaan cair dapat dituangkan dari wadahnya dan
dimasukkan ke denaturasi kit di mana akan bercampur dengan bahan limbah
lainnya, sehingga tidak dapat digunakan kembali.
Metode alternatif dalam membuang sejumlah besar obat cair adalah
dengan membuangnya pada tempat pembuangan dengan ukuran yang sesuai
dengan banyaknya obat. Namun, kegiatan ini akan perlu mempertimbangkan
peraturan kesehatan dan keselamatan, sehingga orang yang melakukan
pemusnahan obat agar dapat menjaga lingkungan dari bahaya dan polusi.
Tempat pembuangan yang sudah terisi obat untuk dimusnahkan dibuang ke
insinerasi melalui metode pembuangan limbah biasa untuk obat-obatan.
3. Formula Parenteral
Ampul cair harus dibuka dan isinya dikosongkan ke dalam denaturasi
kit atau dibuang dengan cara yang sama seperti membuang cairan yang
diuraikan sebelumnya. Ampul harus dibuang di tempat sampah benda tajam.
Tempat sampah benda taja, harus diberi label "mengandung limbah farmasi
dicampur dan benda tajam - untuk insinerasi". Begitupun dengan ampul yang
berisi sediaan obat bubuk. Sarung tangan harus dipakai oleh orang yang
membuka ampul sebagai tindakan keamanan dan untuk meminimalkan risiko
cedera dari benda tajam.

6
Alternatif lain, tetapi kurang disukai, adalah ampul dimasukkan dan
dihancurkan di wadah plastik kosong. Setelah rusak, berikan sedikit air sabun
panas (untuk ampul bubuk) atau tempatkan pada tempat pembuangan khusus
(untuk ampul cair). Jika metode ini digunakan, perlu dipastikan bahwa kaca
tidak merugikan orang yang menghancurkan obat. Yang dihasilkan oleh
campuran cair kemudian harus dibuang dalam kit denaturasi atau di tempat
sampah yang digunakan untuk pembuangan obat cair.
4. Formula Aerosol
Formulasi aerosol harus dikeluarkan ke dalam air (untuk mencegah
tetesan obat memasuki udara). Sebagai tindakan pencegahan maka dianjurkan
untuk menggunakan masker bagi staf yang melaksanakan kegiatan
pemusnahan dan pastikan bahwa tempat pemusnahan memiliki ventilasi yang
baik. Cairan yang dihasilkan kemudian dapat dibuang sesuai dengan pedoman
sebelumnya pada pemusnahan formulasi cair.

Adapun Teknik pemusnahan obat/perbekalan kesehatan menurut


Willoughby (2016) diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pemendaman di dalam tanah/ dikubur
Teknik ini adalah cara tertua dan termudah karena tdk perlu penanganan/
preparasi sebelumnya. Digunakan utk jenis obat padat (tablet, kaplet, serbuk,
kapsul). Sebaiknya 7 tehnik ini dilakukan stlh tehnik enkapsulasi/inersiasi dan
lokasi penguburannya harus jauh dr sumber air minum/pemukiman.
2. Pembuangan kesaluran air
Sebelum dibuang kesaluran air, obat terlebih dahulu di campur dengan
sejumlah air untuk mengurangi konsentrasinya. Cara seperti ini dapat
digunakan untuk sediaan cair seperti sirop, suspensi, emulsi dan larutan intra
vena.
3. Enkapsulasi
- Obat-obat berbentuk padat dan setengah padat:

7
- Masukkan kedlm suatu bak berlapis plastik/drum baja (75%)
- Diisi suatu medium berupa campuran semen, kapur, pasir atau batu
bara, lalu ditambahkan air
- Selanjutnya ditutup rapat dan kedap udara, lalu dipendam di dalam
tanah
4. Insinerasi
Merupakan proses oksidasi kering bersuhu tinggi (800 – 1200°C)
dengan menggunakan insinerator, sehingga gas yang dihasilkan dapat terurai
pada proses pertukaran panas (heat exchange). Cara seperti ini mengakibatkan
penurunan yang sangat signifikan dari segi volume maupun berat limbah,
digunakan terutama untuk obat yang mengandung halogen.
Merupakan variasi dari enkapsulasi. Tablet dan pil harus dikeluarkan
dari blisternya, lalu direndam air, dicampur semen, kapur sehingga
membentuk pasta, untuk kemudian dipindahkan ke dalam truk pengangkut
semen curah dan dikubur. Pengelolaan limbah seperti ini bertujuan untuk
meminimalkan resiko berpindahnya substansi yang terkandung dalam limbah
ke air permukaan atau air tanah.
5. Dibakar dalam wadah terbuka
Cara ini hanya direkomendasikan untuk obat-obatan dalam jumlah
kecil karena dampak pencemarannya. Kemasan yang mengandung PVC (Poly
Vinyl Chlorida) tidak boleh diikutsertakan. Namun sebaiknya teknik ini
dihindari Karena kandungan zat beracun dapat dilepaskan ke udara

Pemusnahan Peralatan Medis


Alat kesehatan dapat dimusnahkan apabila:
1) Diproduksi dan/atau disalurkan tidak memenuhi persyaratan yang berlaku;
2) Telah melebihi masa pakai atau kadaluwarsa
3) Tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan atau
kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi;

8
4) Dicabut izin edarnya akibat adanya efek yang tidak diingini

Pemusnahan dapat dilaksanakan oleh:


- Perusahaan yang memproduksi dan/atau mendistribusikan alat kesehatan
tersebut
- Pimpinan fasilitas kesehatan tempat alat kesehatan berada
- Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota
- Pemusnahan alat kesehatan yang berhubungan dengan tindak pidana
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Produk yang akan dimusnahkan yang belum dikirim ke tempat
pemusnahan harus ditempatkan terpisah dan teridentifikasi secara jelas agar tidak
tercampur dengan produk layak jual dan mencegah terjual secara tidak sengaja.
Kegiatan pemusnahan harus memperhatikan hal berikut:
a. Keselamatan personil yang melaksanakan pemusnahan
b. Kemungkinan penyalah-gunaan produk/kemasan
c. Meminimalkan dampak terhadap lingkungan
d. Peraturan perundang-undangan mengenai pembuangan limbah.

Pemusnahan barang milik negara dilakukan dengan cara:


a. Dibakar
b. Dihancurkan
c. Ditimbun/dikubur
d. Ditenggelamkan atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Setelah
pelaksanaan pemusnahakan selanjutnya di tuangkan dalam Berita Acara
Pemusnahan dan dilaporkan kepada Pengelola Barang.

9
Pemusnahan Obat dan Sediaan Farmasi Semua obat harus dibuang
dengan cara yang aman dan tepat. Obat-obatan harus dibuang di kontainer
sampah yang relevan yang kemudian dikirim untuk pembakaran dan tidak harus
dibuang di saluran pembuangan. Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang tidak dapat digunakan harus
dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pemusnahan dilakukan untuk sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai bila :
a. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu
b. Telah kadaluwarsa
c. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau
kepentingan ilmu pengetahuan
d. Dicabut izin edarnya.

Tahapan pemusnahan terdiri dari:


a. Membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang akan dimusnahkan
b. Menyiapkan Berita Acara Pemusnahan
c. Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak
terkait
d. Menyiapkan tempat pemusnahan dan
e. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta
peraturan yang berlaku.

Obat dan Sediaan Farmasi Obat kadaluwarsa atau rusak harus


dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan Obat
kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan
oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sedangkan

10
pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau
surat izin kerja.
Prinsip pemusnahan obat adalah tidak mencemari lingkungan dan tidak
membahayan kesehatan. Maka pelaksanaan pemusnahan sesuai dengan prosedur
dan ketentuan yang berlaku harus dilakukan. Sebelum melakukan pemusnahan :
• Apoteker harus memastikan terlebih dahulu mengenai nama obat, formulir
obat, kekuatan obat, jumlah obat yang harus dimusnahkan, kapan obat
dimusnahkan dan persetujuan dari pihak yang hadir dalam proses
pemusnahan (RPS, 2007).
• Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Dinas
Kesehatan Provinsi, Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan
setempat, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan petugas di
lingkungannya menjadi saksi pemusnahan sesuai dengan surat permohonan
sebagai saksi. Terdapat beberapa metode dalam melakukan pemusnahan
obat.

Pemusnahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi hanya


dilakukan dalam hal:
a. Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan/atau
tidak dapat diolah kembali
b. Telah kadaluarsa
c. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan
dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk sisa
penggunaan
d. Dibatalkan izin edarnya atau
e. Berhubungan dengan tindak pidana.

11
Pemusnahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
a. penanggung jawab fasilitas produksi/fasilitas distribusi/fasilitas pelayanan
kefarmasian/pimpinan lembaga/dokter praktik perorangan menyampaikan
surat pemberitahuan dan permohonan saksi kepada:
1. Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan, bagi
Instalasi Farmasi Pemerintah Pusat
2. Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau Balai Besar/Balai Pengawas Obat
dan Makanan setempat, bagi Importir, Industri Farmasi, PBF,
Lembaga Ilmu Pengetahuan, atau Instalasi Farmasi Pemerintah
Provinsi; atau
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau Balai Besar/Balai
Pengawas Obat dan Makanan setempat, bagi Apotek, Instalasi Farmasi
Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Instalasi Farmasi Pemerintah
Kabupaten/Kota, Dokter, atau Toko Obat.
b. Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Dinas
Kesehatan Provinsi, Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat,
dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan petugas di lingkungannya
menjadi saksi pemusnahan sesuai dengan surat permohonan sebagai saksi.
c. Pemusnahan disaksikan oleh petugas yang telah ditetapkan sebagaimana
dimaksud pada huruf b.
d. Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi dalam bentuk bahan baku,
produk antara, dan produk ruahan harus dilakukan sampling untuk
kepentingan pengujian oleh petugas yang berwenang sebelum dilakukan
pemusnahan.
Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi dalam bentuk obat jadi
harus dilakukan pemastian kebenaran secara organoleptis oleh saksi sebelum
dilakukan pemusnahan.

12
2.3 PENGHAPUSAN
Penghapusan digunakan untuk menjamin kualitas perbekalan farmasi,
sehingga dilakukan pemeriksaan secara berkala dan insidentil sesuai dengan
kebutuhan terhadap kualitas perbekalan farmasi seperti jenis dan jumlah obat
kadaluarsa, rusak akibat kerusakan pada kemasan, perubahan bentuk atau
warna.Hasil pemeriksaan perbekalan farmasi perlu dilaporkan kepada direktur
untuk dilakukan penghapusan oleh Tim Pengahapusan perbekalan farmasi.
Pemusnahan Perbekalan farmasi berupa obat atau alkes dengan kategori
rusak, ED dan atau dilarang penggunaannya oleh BPOM dilaksanakan oleh Tim
Pemusnahan dengan disertai pembuatan Berita Acara Pemusnahan
Barang.Sebelum dilakukan Pemusnahan Barang yang sudah kadaluarsa
disosialisasikan dulu ke direktur.Pemusnahan dengan cara dibakar untuk bahan
atau obat obat yang tidak bisa lagi digunakan oleh pihak lain.
Contoh.
• Ringer Lactat (RL) 500 botol dan Dextrometorpan botol, Ambroxol Syrup
500 botol cara pemusnahannya dapat dilakukan dengan membuang cairanya
saja, sedangkan wadahnya dapat dijual, dilakukan seperti ini karena wadah
tidak mengkontaminasi.
• Obat-obat anestesi cara pemusnahannya dilakukan dengan cara dikuburkan
atau ditanam, karena obat-obat anestesi ini dapat mengahasilkan kontaminasi.
Sampah sampah medis seperti spoit, cateter dimusnahkan dengan cara
dimasukkan dalam insenerator menggunakan suhu tinggi, sehingga tidak lagi
menghasilkan sisa dan mempunyai penyaring udara, sehingga udara keluar
dan tidak menimbulkan polusi.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan
kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan
dan penarikan, pengendalian, dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan
pelayanan kefarmasian.Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 15
ayat (3) tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa pengelolaan alat kesehatan,
sediaan farmasi, dan bahan medis habis pakai di rumah sakit harus dilakukan
oleh instalasi farmasi sistem satu pintu.
Kriteria obat yang dapat dilakukan pemusnahan :
• Kadaluwarsa
• Rusak
• Kotor

14
DAFTAR PUSTAKA

Kathawala, Y. and H.H. Nauo, 1989, Integrated materials management a conceptual


approach, International Journal of Physical Distribution and Materials
Management, 19, 9-17

Permenkes Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan,


Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi

Permenkes Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di


Rumah Sakit

WHO. 2003. Medical Device Regulations; Global Overview and Guiding Principles.
WHO Library Cataloging-in-Publication Data: France.

15

Anda mungkin juga menyukai