PENDAHULUAN
berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya
tahun 1991 hingga tahun 2007 (hasil Riset Kesehatan tahun 2007) menunjukkan
disebabkan oleh stroke dengan tingkat kecacatan mencapai 65% (DepKes, 2013).
hemoragik. Sekitar 80-85% merupakan stroke non hemoragik dan sisanya adalah
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan diastolik ≥ 90 mmHg (Fagan
and Hess, 2014). Berdasarkan JNC VIII (The Eight Joint National Committee)
klasifikasi hipertensi didasarkan pada rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau
lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis untuk pasien dewasa (umur ≥ 18
tahun). Klasifikasi tekanan darah tersebut mencakup empat kategori dengan nilai
normal pada tekanan darah sistolik < 120 mmHg dan tekanan darah diastolik <80
mmHg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit tetapi
tugas untuk membuat Case Report Study (CRS) tentang penyakit stroke dan
penyakit hipertensi. Tugas ini diberikan dosen pada mata kuliah Pharmaceutical
profesi apoteker tentang terapi yang tepat pada penyakit stroke dan hipertensi.
Adapun yang harus dibahas pada Case Report Study ini adalah tentang hal-hal
terkait dengan penyakit hipertensi dan stroke seperti : definisi, etiologi, faktor
magang.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stroke
cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh
a. Stroke Perdarahan
2
Sebaliknya, strokeNon Hemoragikterjadi bila pembuluh darah pecah dalam
sangat sering dikaitkan dengan tekanan darah yang tidak terkontrol dan jarang
area dura (melapisi otak) dan sering disebabkan oleh trauma. Stroke perdarahan
lebih letal dua kali sampai enam kali daripada strokeNon Hemoragik(Fagan and
Hess , 2014).
aliran darah ke bagian tertentu di otak, sehingga terjadi defisit neurologis yang
disebabkan oleh hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh bagian otak tersebut
(Winkler, 2008).
Stroke non hemoragik adalah tanda klinis gangguan fungsi atau kerusakan
jaringan otak sebagai akibat dari berkurangnya aliran darah ke otak, sehingga
3
Aliran darah dalam kondisi normal otak orang dewasa adalah 50 – 60
ml/100 gram otak/menit. Berat otak normal rata-rata orang dewasa adalah 1300 –
1400 gram (± 2 % dari berat badan orang dewasa adalah ± 800 ml/menit atau 20
% dari seluruh curah jantung harus beredar ke otak setiap menitnya. Pada keadaan
otak/menit. Bila aliran darah otak turun menjadi 20 -25 ml/100 gram otak/menit
diubah menjadi asam pirivat dan asam laktat melalui siklus Kreb adalah 38 mol
4
transport glutamat, dan akan menyebabkan ketidakseimbangan ion natrium yang
menembus membran.
Secara umum patofisiologi stroke non hemoragik meliputi dua proses yang
terkait, yaitu :
5
2.2.2 Faktor Risiko Stroke Non Hemoragik
menjadi dua yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang
Merokok
Hipertensi
6
dapat mengakibatkan edema otak, namun berdasarkan penelitian dari
Penyakit Jantung
menjadi 5 kali lipat daripada pasien tanpa AF. Kejadian stroke yang
dengan beberapa faktor lain, yaitu jika disertai usia >65 tahun,
Diabetes Mellitus
lipid darah yang abnormal. Pada tahun 2007 sekitar 17,9 juta atau
7
strokeNon Hemoragikdengan risiko relatif mulai dari 1,8 kali lipat
menjadi hampir 6 kali lipat. Berdasarkan data dari Center for Disease
2011).
b. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu: usia, jenis kelamin,
Usia
Siapa pun tidak akan pernah bisa menaklukkan usia. Sudah menjadi
Jenis Kelamin
daripada wanita, yaitu mencapai kisaran 1,25 kali lebih tinggi. Namun
stroke. Hal ini disebabkan pria umumnya terkena serangan stroke pada
Riwayat Keluarga
8
pembuluh darah menjadi faktor genetik yang berperan. Cadasil, yaitu
genetik yang paling berpengaruh. Selain itu, gaya hidup dan pola
yang disebabkan adanya trombus. Oklusi dapat terjadi di satu atau lebih
(Caplan, 2005).
Iskemia otak yang disebabkan oleh emboli. Emboli dapat berasal dari
9
tumor, udara, komplikasi pembedahan rongga thoraks atau leher,
Manifestasi klinis yang terjadi antara lain mengalami kelemahan pada satu
sakit kepala mungkin terjadi (Wells, 2015). Gambaran klinis stroke non
al., 2011).
Stroke Iskemia atau non hemoragik panduan dewan stroke dari asosiasi
rekomendasi hanya tingkat A (contoh:bukti yang didukung data daari uji acak
dengan positif palsu dan negative palsu error rendah) untuk penggunaan activator
10
Semua Pasien Perawatan Antihipertensive Kelas I, Level A
Rekomendasi kelas:
I = Kondisi yang ada bukti atau kesepakatan umum bahwa prosedur atau
tentang kegunaannya
IIa = Bukti Belum akurat/ masih pendapat yang mendukung kegunaan dan
efek
III = kondisi yang ada bukti atau kesepakatan umum bahwa suatu prosedur
Tingkat bukti:
mengurangi cacat hebat disebabkan stroke iskemia.Ct scan harus dilakukan untuk
11
Aspirin 50-325 mg/hari dimulai antara 24-48 jam setelah aleplase
terapi antiplatelet sebagai dasar untuk pencegahan sekunder dalam stroke non
sekunder pada pasien dengan fibriliasi arterial dan perkiraan embolisme dari
kardiak.
mengurangi tekanan darah pada pasien stroke atau TIA setelah periode akut (7
dipertimbangkan pada pasien yang tidak menerima inhibitor ACE setelah stroke
iskemia akut.
iskemia akut:
12
Kriteria Inklusi (semua kotak YA harus Umur 18 tahun atau lebih
diperiksa sebelum pengobatan) Diagnosis klinis stroke iskemia
YA disebabkan penurunan neurologis
Waktu onset gejala muncul dengan
baik kurang dari 180 menit sebelum
pengobatan dimulai
13
Antikoagulan
al., 2011). Selain itu juga dapat digunakan Direct Thrombin Inhibitor yaitu
pencegahan stroke pada pasien dengan fibrilasi atrial. Pada pasien dengan
merupakan salah satu resiko tertinggi yang diketahui. Pada percobaan yang
dilakukan Eropa Atrial Fibrilasi Trial (EAFT), dengan sampel sebanyak 669
pasien yang mengalami fibrilasi atrial non valvular dan sebelumnya pernah
stroke, infark miokardium atau kematian vaskular sebesar 17% per tahun,
8% per tahun pada kelompok warfarin dan 15% per tahun pada kelompok
baik untuk pencegahan primer maupun sekunder pada pasien dengan atrial
14
risiko perdarahan. Pemberian antikoagulan rutin terhadap pasien stroke
Antiplatelet
Neuroprotektan
saraf dan sel glia pada area penumbra. Yang sering digunakan adalah
jaringan adalah tujuan dari apa yang disebut sebagai strategi neuroprotektif.
15
Antihipertensi
CCB) (Adams et al., 2007). Hipertensi pada stroke iskemik, terapi yang
Operatif
Phlebotomi
16
2.3 Hipertensi
2.3.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan diastolik ≥ 90 mmHg (Fagan
and Hess, 2014).
17
peningkatan kalsium intraselular, resistensi insulin, kenaikan paradoks di atrial
natriuretik peptida dan efek lainnya.Selain asupan natrium yang berlebih, retensi
natrium ginjal yang abnormal merupakan penyebab utama perkembangan
hipertensi. Mekanisme yang terjadi yaitu vasokontriksi arteriolar aferen,
ultrafiltrasi glomerulus menurun, atau peningkatan reabsorpsi natrium tubular
Overaktivitas dari Sistem Saraf Simpatis
Overaktivitas dari sistem saraf simpatik juga mungkin berperan dalam
perkembangan dan pemeliharaan hipertensi primer pada beberapa individu. Efek
lain yaitu: aktivasi langsung dari sistem saraf simpatik dapat menyebabkan
peningkatan retensi natrium, resistensi insulin, dan disfungsi baroreseptor.
Peningkatan Tahanan Perifer
Peningkatan resistensi arteri perifer merupakan ciri dari hipertensi
primer.Peningkatan resistensi perifer disebabkan oleh pengurangan ukuran lumen
arteri sebagai akibat dari remodeling vaskular.Remodeling atau perubahan tonus
vaskular ini dimodulasi oleh berbagai zat vasoaktif berasal dari endotelium, faktor
pertumbuhan dan sitokin.zat vasoaktif berasal dari endotelium, faktor
pertumbuhan dan sitokin.
Kelebihan Mineralokortikoid
Hipertensi kelebihan mineralokortikoid (Sindrom Conn) adalah
hiperaldosteronisme primer disebabkan oleh tumor dari zona glomerulosa dari
korteks adrenal yang mengeluarkan jumlah besar aldosteron.Tingkat aldosteron
tinggi beredar menyebabkan retensi Na+dengan ekspansi volume cairan
ekstraseluler dan hipertensi yang biasanya ringan tetapi bisa parah (Mitrovic,
2010).
Kelebihan Glukokortikoid
Kortisol serta mineralokortikoid dapat menyebabkan hipertensi.Hal ini
ditunjukkan pada sindroma Cushing, kejadian hipertensi lebih tinggi dari
normal.Glukokortikoid merangsang sekresi angiotensinogen oleh hati yang
mengakibatkan peningkatan angiotensin II, ACTH merangsang sekresi 11-
deoxycorticosterone, dan glukokortikoid menyebabkan kontraksi otot polos oleh
karena katekolamin.
Kelebihan Sekresi Katekolamin
18
Peningkatan sekresi norepinefrin oleh medulla adrenal akan meningkatkan
tekanan sistolik dan diastolik. Peningkatan sekresi epinefrin mungkin memiliki
efek yang sama. Tumor medulla adrenal (pheochromocytomas) akan
menyebabkan hipertensi.
Resistensi Insulin
Peningkatan sekresi insulin (hiperinsulinemia) akan merangsang sistem saraf
simpatik sehingga menyebabkan terjadinya hipertensi
Chronic Kidney Disease(CKD)
Adanya kelainan atau kerusakan pada ginjal dapat menyebabkan gangguan
pengaturan tekanan darah melaui produksi renin oleh sel juxtaglomerular
ginjal.Renin merupakan enzim yang berperan dalam lintasan metabolisme sistem
RAAS (Renin Angiotensin Aldosteron System).Renin penting untuk
mengendalikan tekanan darah, mengatur volume ekstraselular plasma darah dan
vasokonstriksi arteri.Selain itu, ginjal juga mensekresi hormon antidiuretik (ADH,
antidiuretic hormone) dan aldosteron.ADH dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis
posterior di otak melalui stimuli terhadap sel-sel collecting ductdandistal
convulted tubuleginjal sehingga terjadi peningkatan reabsorbsi air dan penurunan
volume urin.Sekresi hormone ini dikendalikan oleh peningkatan osmolaritas
plasma darah, berkurangnya volume darah dan penurunan tekanan
darah.Aldosteron merupakan hormon steroid yang diproduksi oleh korteks adrenal
dan bekerja pada collecting ductginjal dan menyebabkan peningkatan reabsorbsi
natrium. Sehingga dapat dikatakan aldosteron berperan mengontrol keseimbangan
natrium dalam tubuh (Muhadi. 2016)
Obesitas
Kenaikan berat badan dan obesitas merupakan penyebab hipertensi hal ini
terjadi karena peningkatan curah jantung akibat aliran darah tambahan yang
diperlukan untuk jaringan adiposa ekstra dan meningkatnya laju metabolik seiring
dengan peningkatan berat badan (Guyton, 2014). Tiap kenaikan berat badan 0,5
kg dari berat badan normal yang direkomendasikan dapat mengakibatkan
kenaikan darahsistolik 4,5 mmHg (Muhadi. 2016)
Stress
19
Hipertensi dapat juga disebabkan karena stress (fisik atau mental), dimana
pada kondisi ini kelenjar adrenal akan merilis hormon epinefrin atau adrenalin.
Pelepasan hormon epinefrin atau adrenalin mengaktivasi reseptor β-adrenergik
yang menyebabkan peningkatan influks kalsium ke dalam sel jantung sehingga
mengakibatkan denyut jantung meningkat dan berhubungan dengan adanya
peningkatan tekanan sistolik (Muhadi. 2016)
20
pada tekanan darah sistolik < 120 mmHg dan tekanan darah diastolik <80 mmHg.
Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit tetapi mengidentifikasikan
pasien yang tekanan darahnya cenderung meningkat ke klasifikasi hipertensi
dimasa yang akan datang.
Tabel 2. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC VIII
Klasifikasi tekanan Tek darah sistolik, Tek darah diastolic,
Darah mm Hg mm Hg
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 ≥ 160 ≥ 100
21
6. Pada populasi umum bukan kulit hitam, termasuk orang-orang dengan
diabetes, pengobatan antihipertensi awal harus mencakup diuretik tipe
thiazide, CCB, ACE inhibitor atau ARB (Rekomendasi sedang- Grade B).
Rekomendasi ini berbeda dengan JNC VII yang mana panel
merekomendasikan diuretik tipe thiazide sebagai terapi awal untuk sebagian
besar pasien.
7. Pada populasi umum kulit hitam, termasuk orang-orang dengan diabetes,
pengobatan antihipertensi awal harus mencakup diuretik tipe thiazide atau
CCB (untuk penduduk kulit hitam umum: Rekomendasi sedang- Grade B,
untuk pasien hitam dengan diabetes: Rekomendasi lemah- Grade C).
8. Pada penduduk usia ≥18 tahun dengan penyakit ginjal kronis, pengobatan
awal atau tambahan antihipertensi harus mencakup ACE inhibitor atau ARB
untuk meningkatkan outcome ginjal (Rekomendasi sedang- Grade B).
9. Jika target tekanan darah tidak tercapai dalam waktu satu bulan pengobatan,
tingkatkan dosis obat awal atau menambahkan obat kedua dari salah satu
kelas dalam Rekomendasi 6. Jika target tekanan darah tidak dapat dicapai
dengan dua obat, tambahkan dan titrasi obat ketiga dari daftar yang tersedia.
Jangan gunakan ACEI dan ARB bersama-sama pada pasien
22
Usia dewasa ≥ 18 tahun dengan Hipertensi
Usia ≥ 60 tahun Usia< 60 tahun Semua usia, ada Semua usia , CKD (+)
DM atau CKD dengan atau tanpa DM
Tekanan darah sasaran : Tekanan darah sasaran : Tekanan darah Tekanan darah sasaran :
Sistol < 150 mmHg Sistol < 140 mmHg sasaran :Sistol < 140 Sistol < 140 mmHg
Diastol < 90 mmHg Diastol < 90 mmHg mmHg Diastol < 90 Diastol < 90 mmHg
mmHg
Ras Kulit Putih Ras KulitHitam Semua Ras
Ya
Mencapai tekanan darah sasaran
Tidak
Tingkatkan pengobatan dan kepatuhan gaya hidup, untuk strategi A dan B, tambahkan dan titrasi diuretik tiazid /
ACEI /CCB (gunakan kelas obat yang sebelumnya tidak dipilih dan hindari kombinasi ACEI dan ARB). untuk strategi C,
titrasi dosis obat awal menjadi maksimum.
Ya
Mencapai tekanan darah sasaran
Tidak
Tingkatkan pengobatan dan kepatuhan gaya hidup . untuk strategi A dan B, tambahkan dan titrasi diuretik tiazid atau ARB atau CCB
(gunakan kelas obat yang sebelumnya tidak dipilih dan hindari kombinasi ACEI dan ARB)
Ya
Mencapai tekanan darah sasaran
Tidak
Tingkatkan pengobatan dan kepatuhan gaya hidup. Tambahkan kelas obat tambahan (ex: β- blocker,Antagonis
aldosteron,dll) dan atau menyerahkan ke dokter dengan keahlian dalam manajemen hipertensi
23
Lanjukan
terapi
Tidak Mencapai tekanan darah sasaran Ya sekarang &
monitoring
2.2.6 Obat-Obat Antihipertensi
2.2.6.1 Diuretika
Mekanisme kerja diuretik adalah ekskresi garam dan air oleh ginjal hingga
volume darah dan tekanan darah menurun selama penggunaan diuretik.Dengan
membatasi asupan garam diharapkan dapat meningkatkan efektivitas diuretik
dalam menurunkan tekanan darah (Fagan and Hess, 2014).
Diuretik dibagi menjadi beberapa golongan yaitu:
Golongan tiazid
Terdapat beberapa obat yang termasuk golongan ini yaitu:
hidroklorotiazid, bendroflumetiazid, klorotiazid, dan indapamid.
Golongan diuretik kuat (loop diuretics)
Beberapa obat yang termasuk dalam golongan ini adalah furosemid,
torasemid, bumetanid, dan asam etakrinat. Diuretik kuat mula
kerjanya lebih cepat dan efek diuretiknya lebih kuat daripada
golongan tiazid (Muhadi. 2016)
Diuretik hemat kalium
Yang termasuk dalam golongan ini antara lain amilorid, tiamteren dan
spironolakton. Penggunaan diuretik hemat kalium terutama dalam
kombinasi dengan diuretik lain untuk mencegah hipokalemia
(Muhadi. 2016)Efek samping thiazide diureticsyaitu peningkatan
kadar glukosa darah, hiperurisemia, hiperkalsemia, dan hipokalemia
dimana efek sampingtersebut dapat tergantung pada dosis yang
diberikan. Nilai GFR yang semakin menurun dapat menurunkan
kemampuan thiazide diuretics dalam ekskresi natrium sehingga
tekanan darah tidak dapat diturunkan.Setelah efek diuresis tercapai
maksimal tanpa gejala hipotensi, kram, kelelahan atau penurunan
fungsi ginjal maka perlu dilakukannya penyesuaian dosis ke dosis
terendah (Dipiro. 2009).
24
kapiler glomerulus menurun dan mengurangi albuminuria.Angiotensi II dihasilkan
oleh dua jalur yaitu jalur enzimatik angiotensin – converting dan enzimatik
chymasestetapi, ACEI hanya menghambat angiotensin II pada jalur enzimatik
angiotensin – converting.ACEI dapat memperlambat penurunan laju filtrasi
glomerulus dan mencegah progresivitas albuminuria serta memiliki perlindungan
pada ginjal.
Obat-obat yang termasuk dalam golongan ACEI antara lain: benazepril,
captopril, enalapril, fosinopril, lisinopril, moexipril, perindropil, quinapril,
ramipril, trandolapril. Beberapa macam golongan ACEI yang poten yaitu
captopril dan enalapril (Fagan and Hess, 2014).
Sebagian besar obat golongan ACEI diberikan melalui peroral. Pemberian
bersama makanan akan mengurangi absorbsi sekitar 30%, oleh karena itu obat ini
diberikan 1 jam sebelum makan. Sebagian besar ACEI (kecuali lisinopril dan
captropil) merupakan prodrug dan dimetabolisme cepat dengan hidrolisis ester
khususnya di hati menjadi bentuk diacid yang aktif misalnya enalapril yang
diubah menjadi enalaprilat.Bentuk obat aktif atau metabolit yang aktif sebagian
besar diekskresikan melalui saluran empedu. Beberapa perbedaan pada parameter
farmakokinetik obat ACEI, captropil cepat diabsorpsi tetapi mempunyai durasi
kerja yang pendek, sehingga bermanfaat untuk menentukan apakah seorang pasien
akan berespon baik pada pemberian ACEI. Dosis pertama ACEI sebaiknya
diberikan malam hari karena penurunan tekanan darah mendadak mungkin terjadi,
efek ini akan meningkat jika pasien mempunyai kadar natrium rendah (ISFI.
2008)
Efek samping penggunaan obat golongan ACEI yang perlu diperhatikan
antara lain hiperkalemia. Pemberian ACEI harus berhati-hati pada pasien dengan
deplesi cairan dan natrium, gagal jantung atau yang mendapat kombinasi beberapa
antihipertensi (Fagan and Hess, 2014).
25
angiotensin II (sekresi vasopresin, rangsangan haus), stimulusi jantung, efek renal
serta efek jangka panjang berupa hipertrofi otot polos pembuluh darah dan
miokard. Karena obat ini tidak memblok angiotensin II pada reseptor AT-2 maka
stimulasi reseptor tersebut dapat menghasilkan efek yang menguntungkan yaitu
vasodilatasi, perbaikan jaringan, dan penghambatan pertumbuhan sel sehingga
ketika obat ini digunakan, efek tersebut tetap ada (Fagan and Hess, 2014).
Obat- obat yang termasuk dalam golongan ARB antara lain : kandesartan,
eprosartan, irbesartan, olmesartan, telmisartan, valsartan dan losartan.
Sebagian besar ARB mempunyai waktu paruh cukup panjang untuk
pemberian satu kali perhari. Tetapi kandesartan, eprosartan, dan losartan
mempunyai waktu paruh paling pendek yaitu ±1-2 jam dan diperlukan dosis dua
kali perhari karena ±15% losartan dalam tubuh diubah menjadi metabolit (5-
carboxylic acid) dengan potensi 10 sampai 40 kali losartan dan waktu paruh yang
jauh lebih panjang yaitu ±6-9 jam sehingga efektif dalam menurunkan tekanan
darah. Losartan diabsorbsi dengan baik melalui saluran cerna dengan
bioavailabilitas sekitar 33%.Absorbsinya tidak dipengaruhi oleh adanya makanan
di lambung.Losartan dan metabolitnya tidak menembus sawar darah otak.
Sebagian besar obat diekskresi melalui feses sehingga tidak diperlukan
penyesuaian dosis pada gangguan fungsi ginjal termasuk pasien hemodialisis dan
pada usia lanjut. Tetapi dosis harus disesuaikan pada gangguan fungsi hepar.
Efek samping ARB paling rendah jika dibandingkan dengan antihipertensi
lainnya.ARB dapat menyebabkan insufisiensi ginjal dan hiperkalemi (Fagan and
Hess, 2014).
26
nondihidropiridin (kelas fenilalkilamin dan bezodiazepin) dan dihidropiridin (1,4-
dihidropiridin).
Golongan dihidropiridin terutama bekerja pada arteri sehingga dapat
berfungsi sebagai antihipertensi, sedangkan golongan nondihidropiridin
mempengaruhi sistem konduksi jantung dan cenderung melambatkan denyut
jantung.Efek antihipertensinya melalui vasodilatasi perifer dan penurunan
resistensi perifer.Dihidropiridin mempunyai efek antiproteinuria pada pasien
dengan albuminuria <500 mg/24 jam tetapi tidak ada efek pada pasien dengan
albuminuria >500 mg/24 jam.Verapamil dan diltiazem lebih efektif daripada
dihidropiridin dalam menurunkan proteinuria dan tekanan darah.Semua obat
golongan ini dimetabolisme di liver.
Efek samping yang sering terjadi adalah kemerahan pada wajah, pusing,
pembengkakan di pergelangan kaki, gangguan gastro-intestinal termasuk
konstipasi (ISFI. 2008)
27
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama : Ny. N.
No. Rekam Medik : 1078xx
Alamat : Kampung Buruah
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Umur : 50 tahun
Tanggal Masuk : 15 Maret 2018
Tanggal Keluar : 23 Maret 2018
Ruangan : Irna C lantai 1kamar 101
Lemah anggota gerak kanan sejak ±22 yang lalu sebelum masuk rumah sakit
Darurat (IGD) pada tanggal 15 Maret 2018 malam pada pukul 13.00 WIB.
Pasien masuk dengan keluhan lemah anggota gerak kanan sejak ± 22 jam yang
lalu sebelum masuk rumah sakit, bicara pelo, lidah agak berat, mual ada tidak
Dari hasil wawancara pasien dan kelurga pasien awal mula pasien
mengalami lemah anggota gerak kanan pada saat pasien selesai mandi sore,
pasien tiba-tiba sakit kepala tidak lama kemudian anggota gerak kanan terasa
28
berat. Pasien bekerja sebagai seorang penjahit baju, pasien juga kurang
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu pada tahun 2016.
riwayat hipertensi.
a. Pemeriksaan umum
Suhu 37o C
BB 50 Kg
GCS E4 M6 V5
1 5
1. 5
29
a. Pemeriksaan Khusus
1 Gula darah
30
WBC 13,98 103/ µL 4,8-10,8 103/ µL
31
B. Terapi yang diberikan rawat inap
08 12 18 08 12 18 08 12 18 08 12 18 08 12 18 08 12 18 08 12 18 08 12 18 08 12 18
2 Diltiazem 60 mg 2x1
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sirup
3 Simvastatin 20 mg 1x1
√ √ √ √ √ √ √ √
tablet PerOral
Kapsul PerOral 10 √ √ √ √
32
Tablet PerOral
Clopidogrel 75 mg 1x1
10 √ √ √ √
Tablet Peroral
Amlodipin 10 mg 1x1
√ √ √
Tablet PerOal
Lansoprazole 30 mg 1x1
√ √ √
Kapsul Peroral
ml √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
injeksi
33
BAB IV
FOLLOW UP
Tanggal
Parameter
15/3 16/3 17/3 18/3 19/3 20/3 21/3 22/3 23/3
Kondisi
Sedang Sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang
umum
Kesadaran CM CM CM CM CM CM CM CM CM
Nadi 117 x/i 90x/i 90x/i 80 x/i 90x/i 90 x/i 90x/i 80x/i 90x/i
Nafas 20 x/i 20 x/i 20 x/i 20 x/i 20 x/i 20 x/i 20 x/i 20 x/i 20 x/i
Suhu 37°C, 36 °C, 36°C, 36,5°C, 37,5°C, 36,5°C, 36,5°C, 36,5°C, 36,5°C,
MATA
CONGJUNG
Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
TIVA
Abdomen
Nyeri Tekan
(NT) - - - - - - - - -
Epigastrium
Mual + - - - - - - - -
Kekuatan Otot
1 5 1 5 1 5 1 5 1 5 1 5 1 5 2 5 2 5
KO
1 5 1 5 1 5 1 5 1 5 1 5 1 5 2 5 2 5
34
BAB IV
PEMBAHASAN
dibawa ke IGD RSSN dengan keluhan lemah anggota gerak sebelah kanan onset ±
22 jam yang lalu, lidah berat, reflek menelan, bicara pelo, anggota gerak sebelah
kanan berat usai mandi sore sekitar ± jam 16.30 WIB, sakit kepala, mual tidak
disertai dengan muntah, pasien memiliki riwayat hipertensi sjak 2 tahun tekahir,
35
tidak ada riwayat stroke, trauma tidak ada. Penelitian terakhir menyatakan bahwa
nafas 20 x/ menit, nadi : 117 x / menit, GDR 110 mg/dL, ureum 33 mg/dL,
Natrium 138 mmol/L, Kalium 3,5 mmol/L, Klorida 98 mmol/L, Kreatinin 1,3
mg/dL, WBC 13,98 103/µL, Hemoglobin 16,0 g/dL, HCT 46,2 %, PLT 437 x
103/µL suhu tubuh 360C, BB 50 kg. Keadaan umum pasien sedang dengan tingkat
pasien mendapatkan O2, IVFD NaCl 0,9%/ 12 jam, Inj. Ranitidin 50 mg/2 ml IV,
terapi umum yang diberikan pada pasien stroke non hemoragik di IGD dengan
menderita dehidrasi, maka dianjurkan para penderita stroke diberikan cairan salin
10-15 ml/ kg secara infus intravena kecuali bila ada kontraindikasi misal udem,
payah jantung.
Tujuan terapi stroke akut adalah mengurangi luka sistem syaraf yang sedang
mencegah komplikasi sekunder untuk imobilitas dan disfungsi sistem syaraf, serta
onset 3 jam dan aspirin dalam onset 48 jam. Maka pada kasus ini seharusnya
36
pasien diberikan aspirin untuk terapi fase akut dengan dosis awal 150 mg – 325mg
Medical Mini Notes, 2017). Selain itu efek sampimg pendarahan clopidogrel lebil
2 diastole+1 sistole
MABP=
3
Maka dapat dihitung MABP pasien dengan rumus diatas:
( 2 x 240 ) +(1 x 150)
MABP
3
¿ 176,67 mmHg
Penatalaksanaan hipertensi pada pasien stroke dengan tekanan darah diastol > 140
dosis awal 0,5 mcg/ kgBB/ menit secara IV drip dan diilakukan pemantauan lanjut
37
terhadap tekanan darah pasien (Dipiro,2008). Namun pada kasus ini pasien
malaise , sakit kepala, muka merah dan panas. Untuk efek bradikardi memang
Menurut JNC 8th penatalaksanaan untuk kondisi pasien ini dengan usia < 60
tahun maka diberikan obat antihipertensi golongan diuretik tiazid/ ACEI/ CCB,
amlodipin tunggal mengingat tekanan darah pasien juga sudah tidak terlalu tinggi.
Pemberian amlodipin juga tepat diberikan pada pasien ini dengan kondisi
bradikardi.
38
Penatalaksanaan hiperlipidemia pada pasien diberikan simvastatin dengan
dosis 1 x 20 mg dan gemfibrozil dengan dosis 1 x 300 mg. Tujuan yang ingin
LDL untuk mengurangi resiko pertama atau berulang dari infark miokardiak,
angina, gagal jantung, stroke iskemik, atau kejadian lain pada penyakit arterial
perifer.
Mini Notes, 2017). Oleh karena itu pemberian gemfibrozil dan simvastatin
diberikan di waktu yang berbeda, gemfibrozil diberikan pada pagi hari dan
simvastatin diberikan malam hari. Efek samping lain yaitu termasuk peningkatan
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Obat yang paling banyak digunakan
39
secara reversibel dengan histamin pada reseptor H2. Mekanisme kerja obat ini
dapat menghambat sekresi asam lambung yang dirangsang oleh histamin, gastrin
dan obat-obat kolinomimetik. Penggunaan obat ini bertujuan untuk mencegah dan
mengatasi stress ulcer yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami penyakit
yang parah dimana keadaan tersebut dapat memicu keluarnya asam lambung.
40
BAB V
EDUKASI
food, dll.
secara rutin.
kolesterol.
41
Lampiran 2. Drugs Related Problem Untuk Obat-Obatan Stroke Iskemik
42
4 Reaksi yang tidak diinginkan Tidak ada reaksi alergi pada pasien tetapi terjadi
Obat tidak aman untuk pasien - pendarahan pada pasien akibat penggunaan kombinasi obat
Terjadi reaksi alergi - aspilet dan clopidogrel
Terjadi interaksi obat -
Dosis obat dinaikkan atau diturunkan terlalu cepat -
Muncul efek yang tidak diinginkan -
Administrasi obat yang tidak tepat -
5 Ketidaksesuaian kepatuhan pasien Obat yang dibutuhkan pasien tersedia, dan pasien bisa
Obat tidak tersedia - menelan dan menggunakan obat dengan baik. Obat yang
Pasien tidak mampu menyediakan obat - diberikan kepasien dalam bentuk serbuk, jd tabletnya
Pasien tidak bisa menelan atau menggunakan obat - digerus terlebih dahulu sebelum diminum
Pasien tidak mengerti instruksi penggunaan obat -
Pasien tidak patuh atau memilih untuk tidak menggunakan obat -
6 Pasien membutuhkan terapi tambahan Pasien tidak membutuhkan terapi tambahan
Terdapat kondisi yang tidak diterapi -
Pasien membutuhkan obat lain yang sinergis -
Pasien membutuhkan terapi profilaksis -
43
Lampiran 3. Drugs Related Problem Untuk Obat-Obatan Hipertensi
44
3 Dosis tidak tepat - Dosis, durasi dan frekuensi obat sudah tepat, untuk
Dosis terlalu rendah √ Candesartan 8 mg setelah dievaluasi dari hasil tekanan
Dosis terlalu tinggi - darah pasien ternyata belum memberikan efek yang optimal
Frekuensi penggunaan tidak tepat - maka dosis ditingkatkan menjadi candesartan 16 mg
Durasi penggunaan tidak tepat -
Penyimpanan tidak tepat -
Administrasi obat tidak tepat -
Terapi interaksi obat -
4 Reaksi yang tidak diinginkan Tidak ada reaksi yang tidak diinginkan, tidak ada reaksi
Obat tidak aman untuk pasien - alergi pada pasien dan tidak muncul efek yang tidak di
Terjadi reaksi alergi - inginkan
Terjadi interaksi obat -
Dosis obat dinaikkan atau diturunkan terlalu cepat -
Muncul efek yang tidak diinginkan -
Administrasi obat yang tidak tepat -
5 Ketidaksesuaian kepatuhan pasien
Obat tidak tersedia - Obat yang dibutuhkan pasien tersedia, dan pasien bisa
Pasien tidak mampu menyediakan obat - menelan dan menggunakan obat dengan baik
Pasien tidak bisa menelan atau menggunakan obat -
Pasien tidak mengerti instruksi penggunaan obat -
Pasien tidak patuh atau memilih untuk tidak menggunakan obat -
6 Pasien membutuhkan terapi tambahan Pasien tidak membutuhkan terapi tambahan
Terdapat kondisi yang tidak diterapi -
Pasien membutuhkan obat lain yang sinergis -
[
Pasien membutuhkan terapi profilaksis -
45
Lampiran 4. Drugs Related Problem Untuk Obat-Obatan Hiperlipidemia
46
Frekuensi penggunaan tidak tepat -
Durasi penggunaan tidak tepat -
Penyimpanan tidak tepat -
Administrasi obat tidak tepat -
Terapi interaksi obat -
4 Reaksi yang tidak diinginkan Tidak ada reaksi yang tidak diinginkan, tidak ada reaksi
Obat tidak aman untuk pasien - alergi pada pasien dan tidak muncul efek yang tidak di
Terjadi reaksi alergi - inginkan
Terjadi interaksi obat -
Dosis obat dinaikkan atau diturunkan terlalu cepat -
Muncul efek yang tidak diinginkan -
Administrasi obat yang tidak tepat -
5 Ketidaksesuaian kepatuhan pasien Obat yang dibutuhkan pasien tersedia, dan pasien bisa
Obat tidak tersedia - menelan dan menggunakan obat dengan baik
Pasien tidak mampu menyediakan obat -
Pasien tidak bisa menelan atau menggunakan obat -
Pasien tidak mengerti instruksi penggunaan obat -
Pasien tidak patuh atau memilih untuk tidak menggunakan obat -
6 Pasien membutuhkan terapi tambahan Pasien tidak membutuhkan terapi tambahan
Terdapat kondisi yang tidak diterapi -
Pasien membutuhkan obat lain yang sinergis -
Pasien membutuhkan terapi profilaksis -
47