BANGSAL NEUROLOGI
“STROKE NON HEMORAGIK DAN DISLIPIDEMIA”
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)
DI RUMAH SAKIT OTAK DR. Drs. MUHAMMAD HATTA
Periode 30 Agustus – 23 Oktober 2021
Oleh:
KELOMPOK IV
FAKULTAS FARMASI
PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
dilakukan di Rumah Sakit Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi. Laporan ini dibuat
Perintis Indonesia Yayasan Perintis Padang dan ditulis berdasarkan teori serta
serta masukan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
laporan studi kasus ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik
dalam segi penyusunan maupun tata bahasanya sehingga penulis berharap saran,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit stroke masih menjadi salah satu masalah utama kesehatan, bukan
hanya di Indonesia namun di dunia. Beberapa faktor risiko yang paling penting
jantung. Salah satu upaya untuk menurunkan tingkat kejadian stroke dengan
melakukan pencegahan sejak dini pada pasien stroke sangatlah penting, baik
sebelum maupun sesudah terjadi serangan. Pencegahan penyakit stroke terdiri dari
pencegahan primer dan sekunder, sehingga masyarakat dapat terhindar dari stroke
dan yang dalam perawatan stroke mendapatkan penanganan cepat dan tepat sesuai
ditemukan tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologic fokal
dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam atau lebih
dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vascular. Selain itu, penyakit stroke juga merupakan faktor penyebab
demensia dan depresi. Stroke dibagi menjadi 2, yaitu stroke hemoragik dan stroke
non hemoragik. Diperkirakan stroke non hemoragik (iskemik) mencapai 85% dari
berdasarkan kelainan patologis, secara garis besar stroke dibagi menjadi dua tipe
yaitu ischemic stroke disebut juga infark atau non hemorrhagic disebabkan oleh
gumpalan atau penyumbatan dalam arteri yang menuju ke otak yang sebelumnya
sudah mengalami proses aterosklerosis. Ischemic stroke terdiri dari tiga macam
yaitu embolic stroke, thrombotic stroke dan hipoperfusi stroke. Tipe kedua adalah
2
hemorrhagic stroke merupakan kerusakan atau pecahnya pembuluh darah di otak,
perdarahan dapat disebabkan lamanya tekanan darah tinggi dan aneurisma otak.
Stroke iskemik disebabkan karena adanya kelainan profil lipid darah yang
utama yaitu kenaikan kadar kolesterol total, trigliserida, Low Density Lipoprotein
(LDL) serta penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Keempat profil
darah dari berbagai endapan yang disebabkan oleh ketiga profil lipid lainnya.
Tingginya kadar LDL tidak hanya sebagai faktor risiko penyebab stroke iskemik,
tetapi juga berpengaruh pada keluaran setelah serangan stroke, selain hipertensi,
Kerja Profesi Apoteker, terdapat pasien yang didiagnosa dokter mengalami Stroke
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stroke
iskemia sistem syaraf utama menurun selama kurang dari 24 jam dan
trauma.6
4
stroke iskemik. Emboli dapat timbul baik dari arteri intrakranial atau
ekstrakranial (termasuk lengkung aorta) atau seperti halnya pada 20% dari
pasien tertentu.7
dengan fungsi tubuh yang normal sehingga tidak dapat dimodifikasi. Yang
termasuk kelompok ini antara lain usia, jenis kelamin, ras, riwayat stroke
merupakan akibat dari gaya hidup seseorang dan dapat dimodifikasi, yang
sel otot polos arteri dan menghasilkan plak. Akhirnya, stres dapat
5
darah, maka dapat menyebabkan penyumbatan lokal atau emboli masuk
aterosklerosis dan cedera akut seperti stroke. Saat aliran darah otak lokal
Kerusakan permanen pada otak terjadi dan ini disebut infark. Jaringan
6
akhirnya lisis. Ketidakseimbangan elektrolit juga menyebabkan
pemasangan. Semua peristiwa ini terjadi dalam 2 hingga 3 jam sejak awal
7
penglihatan, vertigo atau jatuh. Stroke iskemia biasanya tidak
menyakitkan, tapi sakit kepala dapat terjadi dan lebih parah pada stroke
2.1.7 Diagnosis
paling baik diukur pada kondisi stabil dari pada pada tahap akut. Antibodi
dapat menunjukkan hanya perubahan halus atau sering tidak sama sekali.
atau hipointense (gelap) di area infark. Area infark mungkin tidak terlihat
8
pada CT scan selama 24 jam (dan jarang lebih lama). Skala penilaian
yang lebih disukai untuk stroke iskemik dan TIA. Kerugian MRI termasuk
therapeutic window akut yang tersedia saat ini sangat penting untuk hasil
dengan resolusi lebih tinggi dan lebih awal dari CT scan. Pencitraan
Study Dopler karotis akan menentukan apakah ada stenosis derajat tinggi
9
Elektrokardiogram akan menentukan apakah terdapat atrial fibrilasi
2.1.8 Terapi
kekambuhan stroke.
karena resiko penurunan aliran darah ke otak dan gejala yang lebih
10
darah diobati dalam fase akut, senyawa parenteral kerja cepat
pendekatan kraniotomi.
a. Terapi Akut
Dalam beberapa kasus edema iskemik cerebral karena infark yang besar,
pasien.
11
b. Terapi Pemeliharaan
pasien tertentu selain itu modifikasi gaya hidup dan faktor resiko juga
intravena dalam waktu 3 jam setelah onset dan aspirin dalam waktu 48 jam
setelah onset. Reperfusi dini (<3 jam sejak onset) dengan t-PA intravena
hasil yang positif. Inti dari protokol pengobatan dapat diringkas sebagai
aktivasi tim stroke, timbulnya gejala dalam waktu 3 jam, CT scan untuk
antiplatelet) selama 24 jam, dan monitor pasien dekat untuk respon dan
panjang kematian dan kecacatan tetapi tidak boleh diberikan dalam waktu
12
perdarahan pada pasien tersebut. Asosiasi Jantung Amerika / Asosiasi
setiap 3 tahun. Jelas bahwa terapi antiplatelet adalah hal terpenting terapi
Pada pasien dengan fibrilasi atrium dan dugaan jantung sumber emboli,
13
Tabel 1. Farmakoterapi Stroke Iskemik
lama dan cacat, namun pemberian t-PA tidak pernah dilakukan dalam 24
Hal ini sangat jelas bahwa terapi antiplatelet merupakan landasan terapi
14
yang direkomendasikan untuk stroke adalah penurun tekanan darah dan
statin.8
2.2 Hiperlipidemia
2.2.1 Definisi
darah. Kenaikan kadar lemak dalam darah dapat terjadi secara primer karena
kenaikan sintesis atau karena penurunan degradasinya, yang dapat terjadi karena
kelainan genetik atau sekunder akibat adanya kelainan lain yang mendasarinya.9
dan dislipidemia sekunder yaitu, dislipidemia yang terjadi karena penyakit lain
1. Dislipidemia Primer
yang
2) Tipe II, yaitu kenaikan kolesterol dengan kadar trigliserida yang normal
15
3) Tipe III, yaitu kenaikan kolesterol dan trigliserida
4) Tipe IV, kenaikan trigliserida, munculnya aterom dan kenaikan asam urat
2. Dislipidemia Sekunder
tersering dari dislipidemia sekunder ini adalah diabetes mellitus, penggunaan obat
diuretik, beta bloker, dan esterogen jangka panjang. Dislipidemia sekunder dapat
16
ikterik obstruktif, cushing syndrome, anoreksia nervosa, konsumsi alcohol, serta
dapat pula disebabkan oleh penyakit endokrin yang langka atau penyakit
jantung, obesitas, intoleransi glukosa, lesi menyerupai jerawat pada sekujur tubuh,
plak ateromatosus pada pembuluh darah arteri, arkus senilis, dan xantomata.10
2.2.4 Patofisiologi
setengah hari, kemudian berikatan dengan reseptor LDL di sel-sel hati, untuk
kemudian di endositosis. LDL dalam tubuh hilang, dan sintesis kolesterol oleh
17
sehingga LDL bersirkulasi di darah lebih lama yaitu empat setengah hari. Hal ini
normal. Pada mutasi dari ApoB, terjadi penurunan ikatan partikel LDL dengan
Education Panel Third Adult Treatment Panel (NCEP ATP III), adalah sebagai
berikut :
terbatas antara 10%-15% dari total energi yang dibutuhkan. Untuk kasus
60% prosentase karbohidrat dan 15%-20% protein dalam diet sehari-hari. Asam
sumber lemak tak jenuh yang direkomendasikan. Konsumsi asam lemak omega-3
18
disertai dengan mengurangi konsumsi lemak jenuh dan olahraga dapat
2. Terapi Medikamentosa
1. Golongan Statin
Terapi kombinasi antara Statin dengan BARs ( Bile Acis Resins) rasional
lebih tinggi. Terapi kombinasi Statin dengan Ezetimibe juga rasional karena
dan miopati.
80mg
extended release
19
Intensitas kerja obat golongan statin :
a. Simvastatin
hati, lebih dari 95% hasil hidrolisisnya akan berikatan dengan protein
20
Sebagian besar obat akan dieksresi melalui hati. Indikasi
Simvastatin yaitu untuk mengurangi kadar kolesterol total dan LDL pada
hari.
anemia.
b. Atorvastatin
hiperlipidemia, bila respon terhadap diet dan cara non farmakologi lain
c. Lovastatin
dan LDL pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer yang tidak dapat
21
diatasi dengan diet atau tindakan nonfarmakologi lain serta menurunkan
dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak
d. Pravastatin
dengan kadar kolesterol 6,5 mmol/l atau lebih besar yang tidak cukup
e. Fluvastatin
pasien dengan kadar kolesterol 6,5 mmol/l atau lebih besar yang tidak
22
2. Golongan Fibrate
Pada dosis maksimum obat ini sering menimbulkan rasa tidak nyaman
dengan selang waktu 6 jam atau lebih antara BARs dengan penggunaan
obat lain.
23
4 Ezetimibe
5. Niacin
dan light headedness. Efek samping ini dapat diminimalkan dengan cara
ke dosis target. Efek samping lain mungkin muncul tetapi jarang seperti
BAB III
24
TINJAUAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama : Mardianto
Umur : 47 Tahun
Alamat : Jl.xxx
3.2 Anamnesa
Sakit Otak DR.DRS.M. Hatta Bukittinggi dengan keluhan utama lemah anggota
gerak kanan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, bicara pelo (+), menelan
(+) sakit kepala (-), muntah (-), batuk (-), sesak (-).
25
3.2.4 Riwayat Pengobatan
tradisional
a. Pemeriksaan fisik
GCS : E : 4; M : 6; V: 5
Saturasi Oksigen : 98 %
Suhu : 36 oC
b. Pemeriksaan Umum
26
Lidah :Tidak ditemukan kelainan (normal)
27
- Pemeriksaan Kimia Klinik
Tanggal
Nilai Normal
Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan
24-9-21 25-9-21
Gula darah random 149 - < 200 mg/dl
Nukhter - 88 < 70 – 100 mg/dl
2 jam pp - 133 < 200 mg/dl
Ureum 21 - 10 -50 mg/dl
Kreatinin 0,8 - 0,5 – 1,5 mg/dl
Asam urat - 7,3 L= 3 – 7 g/dl
Natrium 140 - 136 – 145 mmol/l
Kalium 3,6 - 3,5 – 5,1 mmol/l
Klorida 102 - 97 – 111 mmol/l
Total kolesterol - 181 < 220 mg/dl
HDL kolesterol - 43 > 65 mg/dl
LDL kolesterol - 90 < 150 mg/dl
Trigliserida - 202 < 150 mg/dl
Total Protein - - 6,6 – 8,7 g/dl
Albumin - - 3,8 – 5,0 g/dl
Globulin - - 1,3 -2,7 g/dl
3.5 Diagnosa
3.6 PENATALAKSANAAN
- O2 2-3 L/ menit
- Simvastatin 1x 20 mg
28
- O2 2-3 L/ menit
- Simvastatin 1x 20 mg
3.7 Pemantauan
- Hari ke-1 (24 September 2021) di Rawat Inap Neuro oleh DPJP
A : SNH
P : Monitor TTV
- O2 3 L/menit
- Hari ke-2 (25 September 2021) di Rawat Inap Neuro oleh DPJP
A : SNH
A : SNH
- Hari ke-4 (27 September 2021) di Rawat Inap Neuro oleh DPJP
29
S : Lemah ½ tubuh
A : SNH
P : Aspilet 1x80mg
CPG 1x 75mg
Simvastatin stop
Fenofibrat 1x 300mg
Hari ke-5 (28 September 2021) di Rawat Inap Neuro oleh DPJP
S : Lemah ½ tubuh
A : SNH
30
BAB IV
DISKUSI
4.1. Drug Related Problem
Check
No Drug Therapy Problem Keterangan/Rekomendasi
list
1. Terapi Obat Yang Tidak Diperlukan
31
Bentuk sedian sudah disesuaikan dengan kondisi
Bentuk sediaan tidak pasien.
tepat - Infus NACL 0,9 % diberikan dalam bentuk
IVFD agar cepat mencukupi cairan dalam tubuh.
- Ranitidin diberikan dalam bentuk injeksi agar
cepat mencegah nyeri lambung pada pasien
-
- Injeksi Citicolin diberikan dalam bentuk injeksi
agar cepat dapat meminimalisir terjadinya
kerusakan otak.
- Aspilet, Clopidogrel, Fenofibrat, diberikan
melalui peroral karena pasien dalam kondisi sadar
dan bisa menelan obat.
Tidak terdapat kontraindikasi antar obat dan
Terdapat kontraindikasi - kondisi pasien
obat
Tidak ada obat yang tidak diindikasikan untuk
Obat tidak diindikasi pasien, semua obat sudah diindikasikan untuk
untuk kondisi pasien kondisi pasien
- IVFD Nacl 0,9 % untuk kebutuhan cairan dan
elektrolit
- Fenofibrat untuk mengatasi kadar trigliserida
serum
- - Aspilet sebagai antiplatelet
- Citicolin untuk mencegah kerusakan otak
( neuroproteksi) dan membantu pembentukan
membran sel diotak (neurorepair)
- Ranitidin untuk mengatasi gejala nyeri
lambung atau uluh hati akibat peningkatan
asam lambung
- Clopidogrel untuk pengencer darah
Obat yang diberikan sudah efektif dalam proses
Terdapat obat lain yang pengobatan pasien, dimana terapi obat yang
- diberikan telah sesuai dengan kondisi pasien yang
efektif
dapat dilihat pada follow up harian pasien
3. Dosis Tidak Tepat
Dosis terlalu rendah - Tidak ditemukan dosis terlalu rendah dan
- terlalu tinggi
Dosis terlalu tinggi - Aspilet 1x 80 mg (po) (tepat)
- Fenofibrat 1 x 300 mg (po) (tepat)
- Clopidogrel x 75 mg (po) (tepat)
32
- Nacl 0,9% infus/12 jam (IV) (tepat)
- Ranitidin 2x 50 mg (IV) (tepat)
- Citicolin 2x 500 mg (IV) (tepat)
Frekuensi obat yang diberikan telah tepat
Frekuensi penggunaan - Aspilet 1x 80 mg (po) (tepat)
tidak tepat - Fenofibrat 1 x 300 mg (po) (tepat)
- - Clopidogrel x 75 mg (po) (tepat)
- Nacl 0,9% infus/12 jam (IV) (tepat)
- Ranitidin 2x 50 mg (IV) (tepat)
- Citicolin 2x 500 mg (IV) (tepat)
Durasi penggunaan sudah tepat
Durasi penggunaan tidak - Aspilet 1 x sehari pada jam 8 pagi
tepat - Fenofibrat 1 x sehari pada jam 8 malam
- Clopidogrel 1 x sehari pada jam 8 malam
- - Nacl 0,9% diberikan /12 jam (IV)
- Ranitidin 2x sehari secara IV jam 8 pagi dan 8
malam
- Citicolin 2x sehari secara IV jam 8 pagi dan
jam 8 malam
Penyimpanan obat sudah tepat, dimana obat
Penyimpanan tidak tepat disimpan didalam tempat obat pasien yang telah
-
disediakan dengan memperhatikan suhu dan
kelembaban tempat penyimpanan obat pasien.
4. Reaksi Yang Tidak Diinginkan
Tidak ada obat yang tidak aman untuk pasien,
Obat tidak aman untuk pemberian terapi pada pasien sudah disesuaikan
-
pasien dengan dosis yang tepat untuk kondisi pasien
33
diinginkan
Administrasi obat yang diberikan telah tepat
Administrasi obat yang - Injeksi IVFD NACL 0,9 % 1 kolf / 12 jam
tidak tepat diberikan dalam bentuk injeksi agar cepat
mencukupi cairan dalam tubuh.
- Injeksi Ranitidin diberikan dalam bentuk injeksi
agar mencegah nyeri lambung pada pasien
- Injeksi Citicolin diberikan dalam bentuk injeksi
- agar dapat meminimalisir terjadinya kerusakan
otak
- Fenofibrat untuk mengatasi kadar trigliserida
serum
- Aspilet sebagai antiplatelet pengencer darah
untuk mencegah pembekuan darah pasien
- Clopidogrel sebagai pengencer darah
5. Ketidaksesuaian Kepatuhan Pasien
Tidak ada obat yang tidak tersedia, semua obat
Obat tidak tersedia - yang dibutuhkan oleh pasien tersedia di apotek
rumah sakit
Pasien mampu menyediakan obat karena
Pasien tidak mampu ditanggung oleh BPJS
-
menyediakan obat
Pasien mampu mengkonsumsi obat dengan baik,
Pasien tidak bisa karena pasien masih dalam kesadaran yang
menelan obat atau - normal.
menggunakan obat
Instruksi penggunaan obat sudah dijelaskan
Pasien tidak mengerti kepada keluarga pasien
intruksi penggunanan -
obat
Pasien patuh dalam menggunakan obat, obat-
Pasien tidak patuh atau obatan untuk pasien rawat inap disiapkan dalam
memilih untuk tidak - bentuk UDD untuk satu kali pakaian, sehingga
ketidak patuhan pasien dapat teratasi.
menggunakan obat
6. Pasien Membutuhkan Terapi Tambahan
Tidak ada kondisi yang tidak mendapatkan terapi,
Terdapat kondisi yang semua kondisi pasien sudah mendapatkan terapi
-
tidak diterapi yang sesuai dengan kondisi pasien.
34
Pasien tidak membutuhkan obat lain yang
Pasien membutuhkan sinergis
-
obat lain yang sinergis
Pasien telah mendapatkan terapi profilaksis
Pasien membutuhkan
-
terapi profilaksis
35
4.2.2 Follow Up Pemakaian Obat
Waktu Pemberian
Aturan Rute 26-9-2021 27-9-2021 28-9-2021
Nama Obat pakai 24-9-2021 25-9-2021
6 12 18 24 6 12 18 24 6 12 18 24 6 12 18 24 6 12 18 24
Simvastatin 1x 20 mg Po √ √ √ √ -
Aspilet 1x 80 mg Po √ √ √ √
Fenofibrat 1x 300 mg Po √ √
Clopidogrel 1x 75 mg Po √ √
36
4.2.3 Hasil Pemantauan Efek Terapi
37
LDL < 150
mg/dl, TG < TG 202 mg/dl
150 mg/dl
Mencegah
Perhari
perburukan
secara
stroke, Kondisi
Aspilet berkala KU = Sedang KU = Sedang KU = Sedang KU = Sedang KU = Sedang
mengurangi umum pasien
minimal tiga
kecacatan dan
kali
komplikasi
Mencegah
Perhari
perburukan
secara
stroke, Kondisi
Clopidogrel berkala KU = Sedang KU = Sedang KU = Sedang KU = Sedang KU = Sedang
mengurangi umum pasien
minimal tiga
kecacatan dan
kali
komplikasi
38
4.2.4 Pemantauan Efek Samping Obat
No Nama Obat Manifestasi ESO Regimen Cara Mengatasi ESO Evaluasi
Dosis Tgl Uraian
Detak jantung cepat. Efek samping tidak selalu Pasien tidak
demam. gatal-gatal terjadi. Timbulnya efek samping mengalami efek
24-28
IVFD NACl atau ruam, suara tergantung kondisi individual. samping ini
1 /12 jam September
0,9 % serak, iritasi, nyeri Adanya reaksi hipersensitif
2021
sendi, kaku, atau seperti ruam kulit, gatal
bengkak, dada sesak pemakaiannya dapat dihentikan
Mual dan muntah, Istirahat yang cukup, jika pasien Pasien tidak
Sakit kepala, 24-28
Injeksi 2 x 50 mg mengalami efek samping mengalami efek
2 Insomnia, Vertigo, anjurkan kepada pasien untuk September samping ini
Ranitidin IV
2021
Ruam, Konstipasi. melaporkan kepada dokter
Diare.
Insomnia, sakit Istirahat yang cukup, jika pasien Pasien tidak
kepala, diare, mual, 24-28
Injeksi 2 x 500 mengalami efek samping mengalami efek
3 penglihatan September
Citicolin mg IV anjurkan kepada pasien untuk samping ini
terganggu dan sakit 2021
melaporkan kepada dokter
dibagian dada
4 Fenofibrat Gangguan saluran 1 x 300 Jika pasien mengalami 24 -28 Pasien tidak
cerna seperti nyeri mg PO efeksamping anjurkan pasien September mengalami efek
lambung, anoreksia,
39
mual, ruam pada untuk segera melapor ke dokter 2021 samping ini
kulit, vertigo, letih
Pantau tanda-tanda perdarahan Pasientidak
Mual, muntah, nyeri seperti memar pada kulit, gusi 24- 28 mengalami efek
5 Aspilet ulcerrasi, pendarahan 1 x 80 mg berdarah. Apabila terjadi efek September samping
saluran cerna, PO
samping segera melapor ke 2021
trombositopenia dokter
40
4.3 Pembahasan
onset ± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, bicara pelo BAB dan BAK
pemeriksaan secara fisik, Hasil pemeriksaan fisik di rumah sakit pada tanggal 24
Suhu : 36 0C, Tekanan Darah : 120/80 mmHg, saturasi : 98%. Hasil pemeriksaan
labor tanggal 25 september 2021 didapatkan kadar gula darah nuktear 88 mg/dl ,
gula darah 2 jam PP 133 mg/dl, asam urat 7,3 g/dl, total kolesterol 181 mg/dl,
HDL 43 mg/dl, LDL 90 mg/dl, Trigliserida 202 mg/dl. Pasien tidak memiliki
riwayat penyakit stroke iskemik dan riwayat keluarga tidak memiliki riwayat
penyakit stroke.
Pasien di diagnosa utama oleh dokter stroke non hemoragik (SNH) atau
stroke iskemik dengan diagnosa sekunder dislipidemia yang diperoleh dari hasil
terdiagnosa SNH dari hasil pemeriksaan fisik pasien anggota gerak sebelah kanan
lemah dan bicara pelo. Salah satu pemeriksaan penunjang yang membantu
41
Stroke adalah penurunan sistem saraf utama secara tiba-tiba yang
berlangsung selama 24 jam dan diperkirakan berasal dari pembuluh darah. Stroke
darah atau aneurisma spontan atau sekunder akibat trauma. Stroke iskemik
didalam arteri yang terkena, dikombinasikan dengan hipertrofi sel otot polos
penyumbatan lokal atau emboli masuk kedalam aliran darah yang akhirnya
bermuara di pembuluh darah otak. Aliran darah otak normal rata-rata 50 ml / 100
g permenit dan ini dipertahankan melalui berbagai tekanan darah (arteri rata-rata
tekanan 50 hingga 150 mmHg) dengan proses yang disebut autoregulasi otak.
perubahan tekanan darah, tetapi proses ini dapat terganggu oleh aterosklerosis
dan cedera akut seperti stroke. Saat aliran darah otak local berkurang dibawah 20
ml/100 g per menit, terjadi iskemia dan ketika pengurangan lebih lanjut dibawah
12 ml/100 g per menit bertahan. Kerusakan permanen pada otak terjadi dan ini
42
infark inti. Penumbra ini berpotensi diselamatkan melalui terapi intervensi.
Menurut The Stroke Council Of American Stroke Association telah membuat garis
pedoman yang ditujuakan untuk manajemen stroke iskemik akut. Secara umum 2 obat yang
Activator) IV dalam onset 3 jam dan aspirin dalam onset 48 jam ( Dipiro, 2008). Pada
waktu 3 jam (AHA/ ASA, Class I, Level Of evidance A) atau 4,5 jam tetapi onset stroke
pasien telah berlangsung 1 minggu sebelum masuk rumah sakit sehingga pemberian t-PA
Terapi yang diberikan pada pasien IVFD NACl 0.9 %/ 12 Jam, inj
75 mg, Fenofibrat 1x 300 mg. Pasien stroke biasanya mengalami stress ulcer, hal
ini bisa disebakan karena kondisi psikologis yang tertekan ataupun karena efek
samping dari obat terhadap saluran cerna. Injeksi Ranitidin untuk mengatasi
gejala nyeri lambung atau nyeri ulu hati akibat peningkatan asam lambung.
43
perhari dengan atau tanpa loading dose. Aspilet merupakan obat golongan
aspirin dan clopidogrel saja. Peningkatan resiko yang dimaksud adalah semua
lebih lanjut apabila adanya pendarahan atau tanda-tanda pendarahan seperti gusi
proliferator activated receptor alfa (PPAR LJ alfa). Hal ini akan menyebabkan
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kasus di atas dapat disimpulkan bahwa dari data anamnesa,
Tujuan terapi SNH sudah tepat dimana dilihat dari pemantauan terapi
Terapi obat yang dipilih pada kondisi SNH pasien sudah tepat dan tidak
5.2 Saran
Disarankan untuk rutin kontrol dan cek labor, menjaga pola hidup sehat
45
BAB VI
EDUKASI
46
DAFTAR PUSTAKA
Tadulako
4. Furie KL, Kasner SE, Adams RJ, Albers GW, Bush RL, Fagan SC, Turan TN.
2011. AHA Guidelines For The Prevention Of Stroke in Patients with Stroke
5. Sukandar, Prof. Dr. Elin Yulinah, dkk. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta.:ISFI
6. Wittenauer Rachel, Lily Smith. 2012. Background Paper 6.6 Ischaemic and
Haemorrhagic Stroke
Graw Hill
Graw Hill
47
10. Harikumar, K.S. A. Althaf, B. Kishore Kumar, M. Ramunaik, dan C. Suvarna.
11. Yuan, George, et al. 2007. Review: Hypertriglyceridemia: Its Etiology, Effect,
48