TINJAUAN KASUS
Alamat : Jl.xxx
3.2 Anamnesa
Seorang pasien berinisial An. B.N dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit otak DR.DRS.M.Hatta
Bukittinggi dengan keluhan Kejang 2 kali durasi 2-3 menit, sebelumnya pasien demam dan diare dengan
Berdasarkan wawancara dengan keluarga pasien, ibu pasien pernah mengalami kejang saat masih
kecil.
a. Pemeriksaan fisik
Suhu : 38,2oC
Berat Badan : 9 kg
- NS 1
- Test Urine
Protein :-
Glukosa :-
Bilirubin :-
Urobilinogen : -
Keton :-
3.5 Diagnosa
Pasien masuk dengan diagnose kejang demam kompleks dan diare akut
3.6 PENATALAKSANAAN
- Paracetamol ( praxion ) 4 x 1 cc
- Diazepam 3 x 2,7 mg
DISKUSI
PERMASALAHA
N JENIS N YANG KOMENTAR
ANALISA MASALAH
O PERMASALAHAN TERKAIT /REKOMENDASI
DENGAN OBAT
Pembahasan:
- Diminu
m bila
demam
atau
kapan
perlu.
2 Diazepa Efek -Jangan -Pernafasan, Kardiovaskular, dan mental
m samping minum status (status kejiwaan); periksa
pada obat orthostasis
susunan tanpa -(http://pio.binfar.kemkes.go.id/)
saraf pusat : resep
rasa lelah, dokter
ataksia, dan
rasa malas, menggu
vertigo, nakan
sakit obat
kepala, melebih
mimpi i dosis
buruk dan yang
efek telah
amnesia. diberika
n
Efek lain:
-Sebaiknya
gangguan
saat
pada
mengko
saluran
nsumsi
pencernaan,
obat
konstipasi,
pasien
nafsu
tidak
makan
melaku
berubah,
kan
anoreksia,
aktifitas
penurunan
atau
atau
istirahat
kenaikan
untuk
berat
mengur
badan,
angi
mulut
efek
kering,
sampin
salivasi,
sekresi g
bronkial
atau rasa
pahit pada
mulut.
3. Oralit - 1.Buat larutan sesuai petunjuk pada
kemasan/pembungkus.
(http://pio.binfar.kemkes.go.id/)
4 RL pemberian Evaluasi klinis dan pemeriksaan hasil
dosis besar
dapat laboratorium secara berkala penting
menyebabka untuk memonitor perubahan
n
penumpukan keseimbangan cairan, konsentrasi
natrium dan
udem. elektrolit, dan keseimbangan asam-
basa pada terapi parenteral yang
berlangsung lama atau bila kondisi
pasien memerlukan evaluasi.
Penyimpangan konsentrasi elektrolit
yang berarti dari normal harus
diperhatikan, bila perlu infusan
alternatif diberikan.
(http://pio.binfar.kemkes.go.id/)
4.4 Pembahasan
Kejang demam berhubungan dengan kenaikan suhu tubuh lebih dari 38oC
yang tidak disebabkan oleh infeksi sistem saraf pusat (SSP), tanpa adanya riwayat
kejang neonatal atau kejang tanpa sebab sebelumnya, dan tidak memenuhi kriteria
kejang simptomatik lainnya. Secara umum terdapat dua jenis kejang demam, yaitu
kejang demam sederhana (KDS), yang mencakup hampir 80% kasus dan kejang
demam kompleks (KDK). Kejang demam merupakan jenis kejang yang paling
banyak terjadi pada anak, mengenai 2-5% anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun
dengan puncak onset antara usia 18-22 bulanPada kasus yang ditemukan di
RSOMH Bukittinggi bangsal anak yaitu seorang pasien berinisial An. B.N dibawa
Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada tanggal 5 september 2021 pada pukul 21.45
dengan keluhan Kejang 2 kali durasi 2-3 menit, sebelumnya pasien demam dan
sedang, kesadaran Compos Mentis, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 24
sumber elektrolit dan air untuk hidrasi pada pasien, parasetamol (praxion ) untuk
meningkat mukosa usus dan mencegah diare berulang dan oralit untuk mencegah
dan mengobati dehidrasi (kehilangan cairan dan elektrolit) akibat diare dan
muntah.
terdiri dari terapi non farmaologi dan farmakologi. Terapi non farmakologi seperti
istirahat yang cukup untuk menghindari terjadinya perforasi usus yang dapat
bila demam dan zinc sekali sehari sebagai vitamin dan suplemen yang berguna
Pada kasus Ditinjau dari indikasi dan pemilihan obat, obat yang diterima
pasien telah tepat dan tidak terdapat masalah dan sesuai dengan literatur. Interval,
frekuensi, rute dan lama pemberian obat pada pasien juga sudah tepat. Obat yang
diberikan kepada pasien sesuai dengan yang tercatat pada rekam medik, hal ini
tidak ada kesalahan dalam penulisan obat, obat yang diterima pasien juga dinilai
5.1 Kesimpulan
kompleks dan diare akut. Tujuan dari penatalaksanaan pada kejang demam
kompleks dan diare akut adalah untuk mencegah dan mengobati kejang
berulang
5.2 Saran
1. IVFD RL 105 IV √ √
cc/kgBB/2
4 Jam
4. zinc 1 x 20 mg Peroral √ √
Nama
Acetaminophen; N-Acetyl-p-aminophenol; 4-
dan
Hydroxyacetanilide; N-(4-Hydroxyphenyl) acetamide.
Struktur
C H NO = 151.2. 1
Kimia
8 9 2
Rumus
Bangun
Deskrip
si
Keterang
Tidak ada data
an Lain
Perhatian Pada
Penggunaan Off Tidak ada data
Label
Dosis, Cara Oral , 0.5-1 g setiap 4-6 jam untuk maksimal 4 g sehari; anak
Pemakaian, 2 bulan 60 mg untuk pasca - imunisasi demam , diulang
Frekuensi dan Lama sekali setelah 6 jam jika perlu ;
Neonat 28-32 minggu usia postmenstrual 20 mg / kg sebagai
dosis tunggal kemudian 10-15 mg / kg setiap 8-12 jam yang
diperlukan; maks. 30 mg / kgsehari dalam dosis terbagi
Neonat lebih dari 32 minggu usia postmenstrual 20 mg / kg
sebagai dosis tunggal kemudian 10-15 mg / kgtiap 6-8 jam
jika perlu; maks. 60 mg / kg sehari dalam dosis terbagi
Anak 1-3 bulan 30-60 mg setiap 8 jam sebagai ; 3 bulan - 1
tahun 60-120 mg , 1-6 tahun 120-250 mg , 6 - 12 tahun 250-
500 mg , dosis ini dapat diulang setiap 4-6 jam bila
diperlukan ( maks. 4 dosis dalam 24 jam ) Infus intravena
lebih dari 15 menit ,
DEWASA dan ANAK lebih dari 50 kg , 1 g setiap 4-6 jam ,
maks . 4 g sehari ;
DEWASA dan ANAK 10-50 kg , 15 mg / kg setiap 4-6 jam
Pemberian
,maks . 60 mg / kg sehari , neonatus dan ANAK kurang dari
10 kg , 7,5 mg / kg setiap 4-6 jam , maks . 30 mg / kgsehari
Rektum , DEWASA dan ANAK lebih dari 12 tahun 0,5-1
gsetiap 4-6 jam untuk maks . 4 g sehari-hari; Neonat 28-32
minggu usia postmenstrual 20 mg / kg sebagai dosis tunggal
kemudian 15 mg / kg setiap 12 jam yang diperlukan; maks. 30
mg / kg sehari dalam dosis terbagi Neonat lebih dari 32
minggu usia postmenstrual 30 mg / kg sebagai dosis tunggal
kemudian 20 mg / kg setiap 8jam yang diperlukan; maks. 60
mg / kg sehari dalam dosis terbagi
Anak 1-3 bulan 30-60 mg setiap 8 jam sebagai , 3 bulan - 1
tahun 60 -125 mg , 1-5 tahun 125-250 mg , 5-12 tahun 250 -
500 mg , dosis ini dapat diulang setiap 4-6 jam seperlunya
( maks. 4 dosis dalam 24 jam )
3,4
Stabilitas dan Sediaan harus disimpan pada suhu 15-30° C. Sediaan bentuk
Penyimpanan larutan atau suspensi tidak boleh dibekukan
Peringatan dan atau Hati-hati pada pasien yang sudah berkurang fungsi hati &
Perhatian ginjal, dan ketergantungan pada alkohol
Toksisitas parasetamol dapat disebabkan dari penggunaan
dosis tunggal yang toksik, dari penggunaan berulang dosis
yang besar, atau penggunan obat yang kronis
Pengaruh Terhadap Kehamilan Faktor risiko : B
Pengaruh Terhadap Ibu Menyusui Diekskresikan dalam air
susu ibu dalam konsentrasi rendah
Pengaruh Terhadap Anak-anak Konsultasikan dengan dokter
pada penggunaan obat > 5 hari
Dengan
Absorbsi menurun dengan adanya makanan
Makanan
Rumus Bangun
Rumus Bangun
Golongan Suplemen 2
Kontraindikasi
Monitoring Pasien
Peringatan dan atau Perhatian Larutan mengandung laktat tidak digunakan untuk
pengobatan asidosis laktat.
Gunakan hati-hati pada pasien dengan alkalosis
metabolik atau alkalosis pernafasan, dan pada kondisi
dimana ada peningkatan kadar atau pada kondisi
penggunaan laktat terganggu, seperti insufisiensi hati
yang parah.
Pemberian larutan IV dapat menyebabkan kelebihan
cairan yang menyebabkan terencerkannya konsentrasi
serum elektrolit, overhidrasi, keadaan sesak atau
edema paru.
Gunakan secara hati-hati pada pasien dengan gagal
jantung, insufisiensi ginjal yang parah, dan pada
kondisi klinis dimana terjadi retensi natrium disertai
edema.
Gunakan dengan sangat hati-hati pada pasien dengan
hiperkalemia, gagal ginjal parah, dan pada kondisi
dimana terjadi retensi kalium.
Interaksi Dengan Obat Lain Karena mengandung ion kalsium jangan diberikan
dengan menggunakan infus set yang sama dengan
darah karena kemungkinan terjadi koagulasi.
Untuk meminimalkan resiko kemungkinan
inkompatibilitas akibat pencampuran larutan ini
dengan zat-zat aditif yang mungkin di resepkan,
larutan akhir harus diamati untuk ketidak jernihan
atau endapan segera setelah pencampuran, sebelum
pemberian, dan secara berkala selama pemberian.