Laporkan
*) Persentasi kejadian ESO diambil dari buku operasional WHO untuk TBC yang dikeluarkan Maret 2020, Bila terdapat gejala efek samping seperti di atas, maka:
• Obat sementara dihentikan dan lakukan tatalaksana efek samping.
• Jika reaksi efek samping obat berat segera diberikan perawatan suportif dan lakukan rujukan.
• Jika reaksi efek samping obat sedang/ringan, pastikan oleh tenaga kesehatan bahwa reaksi yang timbul akibat TPT, berikan perawatan suportif dan observasi
hingga reaksi obat menghilang. Jika reaksi akibat obat terus muncul lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ditambahkan disesuaikan gejala efek sampingnya.
Tabel 2.1 Efek samping obat dan tatalaksana (Lanjutan)
Obat Efek Samping Tatalaksana
Rifampisin (R) Reaksi seperti flu (flu-like syndrome) ∙ Hentikan obat
dan berupa demam disertai lemas, lelah, sakit ∙ Pertimbangkan pemberian obat anti-histamin
Rifapentine kepala, nyeri otot, takikardi atau palpitasi, (diphenhydramine, loratadine dll)
(P) berkeringat atau gejala lainnya ∙ Antiemetik, antidiare
∙ Tunggu sampai gejala klinis membaik
Hepatotoksisitas (Sekitar 1% orang yang ∙ Hentikan minum obat, tes fungsi hati; tunggu
menjalani 3HP mengalaminya)* sampai fungsi hati normal
∙ Obat diberikan sekuensial satu demi satu setiap 2
hari sebelum menambah obat lain
Ruam kulit Identifikasi ringan, sedang atau berat.
Bila ringan/sedang atasi secara supportif sampai
gejala menghilang
Bila berat lakukan rujukan ke RS terdekat
Gejala gangguan pencernaan seperti Identifikasi ringan, sedang atau berat.
mual, muntah, atau sakit perut Bila ringan/sedang atasi secara supportif sampai
gejala menghilang
Bila berat lakukan rujukan ke RS terdekat
Tabel 2.1 Efek samping obat dan tatalaksana (Lanjutan)
Obat Efek Samping Tatalaksana
Rifampisin Perubahan warna cairan tubuh seperti Beri konseling agar pasien tahu bahwa
(R) dan urin, keringat atau air mata perubahan warna cairan tubuh adalah hal
Rifapentine yang normal karena hasil ekskresi dari
(P) pengobatan dan tidak berbahaya
Pada saat awal pemberian TPT, lakukan KIE
mengenai hal ini
Hipersensitivitas seperti hipotensi, ∙ Hentikan minum obat
pingsan, takikardi, anafilaksis atau ∙ Berikan perawatan dukungan pada
bronkospasme. Reaksi ini sangat kondisi mendesak
jarang terjadi (Angka kejadian sekitar ∙ Melakukan rujukan untuk pemeriksaan
4%)* dan tatalaksana lanjut yang dibutuhkan
∙ Bronkodilator
∙ Steroid
*) Persentasi kejadian ESO diambil dari buku operasional WHO untuk TBC yang dikeluarkan Maret 2020, Bila terdapat gejala efek samping seperti di atas, maka:
• Obat sementara dihentikan dan lakukan tatalaksana efek samping.
• Jika reaksi efek samping obat berat segera diberikan perawatan suportif dan lakukan rujukan.
• Jika reaksi efek samping obat sedang/ringan, pastikan oleh tenaga kesehatan bahwa reaksi yang timbul akibat TPT, berikan perawatan suportif dan observasi
hingga reaksi obat menghilang. Jika reaksi akibat obat terus muncul lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ditambahkan disesuaikan gejala efek sampingnya.
Tabel 2.1 Efek samping obat dan tatalaksana (Lanjutan)
Obat Efek Samping Tatalaksana
Levofloxacin Lfx – Gangguan neuropsikiatri berupa kejang, ∙ Pastikan dosis benar; hentikan jika diduga
(Lfx) dengan sakit kepala, perubahan perilaku, depresi, sebagai penyebab
atau tanpa gangguan tidur
Etambutol (E)/
Etionamid (Eto) Lfx – Gangguan sendi ∙ Pastikan dosis benar; pertimbangkan penurunan
dosis atau hentikan obat
∙ Beri obat anti inflamasi non-steroid (NSAID)
seperti ibuprofen
∙ Jika timbul bengkak akut, kemerahan dan teraba
hangat pada sendi, pertimbangkan aspirasi untuk
diagnosis gout, infeksi, penyakit autoimun,
artritis TB, dll
Lfx – Pemanjangan QTc dengan gejala pingsan, Pemeriksaan EKG setiap bulan
denyut jantung meningkat, nyeri dada hebat Periksa elektrolit dan koreksi bila perlu, lakukan
QTc interval memanjang >500 ms atau pemeriksaan ulang setelah koreksi
meningkat >50 ms dan pasien bergejala Periksa tiroid: bila hipotiroid, berikan terapi
Hentikan obat jika masih terdapat pemanjangan
QTc
Tabel 2.1 Efek samping obat dan tatalaksana (Lanjutan)
Obat Efek Samping Tatalaksana
Levofloxacin E - Gangguan penglihatan Hentikan obat
(Lfx) dengan Pemeriksaan Snellen and Ishihara (bisa di awal Konsultasikan dengan dokter spesialis mata
atau tanpa dan setiap bulan). Untuk usia <2 thn Berikan prednison (1 mg/kg/hari)
Etambutol (E)/ pemeriksaan respon fixate and follow. Untuk
Etionamid usia 3-5 thn pemeriksaan symbol chart
(Eto)
Eto - Hepatotoksisitas ∙ Hentikan minum obat jika kadar SGOT/SGPT >5x
nilai normal dan atau bilirubin >2 mg/dL
∙ Bila fungsi hati sudah normal, reintroduksi obat
sambil tetap memonitor fungsi hati setiap bulan
Eto - Gangguan fungsi tiroid berupa gejala Pertimbangkan suplementasi tiroksin bila hipotiroid
hipotiroid atau goiter; klinis atau TSH dan FT4 turun
Periksa TSH berkala Dosis suplementasi tiroksin pada anak lebih tinggi:
• Usia 4-15 thn: 4 mcg/kg/hari (maks: 200 mcg)
• Usia 1-3 thn: 10-15 mcg/kg/hari (maks: 200 mcg)
Monitor TSH tiap bulan dan dosis tiroksin dinaikkan
25 mcg sampai TSH normal (TSH <5 mIU/L)
Hentikan OAT yang menyebabkan jika gangguan
fungsi tiroid berat
c. Kepatuhan dan keteraturan minum obat
80% dosis
Selesai TPT Tambahan 33% waktu
Tabel 2.2 Tatalaksana TPT dosis terlewat (Lanjutan)