Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN

IDENTIFIKASI
EFEK SAMPING OBAT
BAB I

DEFINISI

A. LATAR BELAKANG
”Jika dikatakan bahwa suatu obat tidak menunjukkan efek samping, maka
terdapat dugaan kuat bahwa obat tersebut juga tidak mempunyai efek utama” (G.
Kuschinsky). Reaksi obat yang tidak dikehendaki didefinisikan sebagai respon
terhadap suatu obat yang berbahaya dan tidak diharapkan serta terjadi pada dosis
lazim yang dipakai oleh manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis maupun
terapi.
Monitoring efek samping obat merupakan kegiatan pemantauan setiap
respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada
dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnose dan
terapi.

B. TUJUAN
1. Menemukan ESO (Efek Samping Obat) sedini mungkin terutama yang
berat,tidak dikenal, frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidensi Efek Samping Obat yang sudah
dikenal sekali, baru saja ditemukan.
3. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/mempengaruhi
timbulnya Efek Samping Obata tau mempengaruhi angka kejadian dan
hebatnya Efek Samping Obat.

C. PENGERTIAN
Reaksi obat yang tidak dikehendaki didefinisikan sebagai respon terhadap
suatu obat yang berbahaya dan tidak diharapkan serta terjadi pada dosis lazim
yang dipakai oleh manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis maupun terapi.
Reaksi obat yang tidak dikehendaki ini dapat berupa kontraindikasi
maupun efek samping obat (adverse drug reactions). Reaksi obat yang tidak
dikehendaki ini dapat muncul dari faktor tenaga kesehatan, kondisi pasien
maupun obat itu sendiri.
Kontraindikasi adalah efek obat yang secara nyata dapat memberikan
dampak kerusakan fisiologis atau anatomis secara signifikan, memperparah
penyakit serta lebih lanjut dapat membahayakan kondisi jiwa pasien. Pemberian
obat – obatan yang dikontraindikasikan pada kondisi tertentu ini harus
dihindarkan atau di bawah penanganan khusus. Dalam beberapa hal
kontraindikasi juga dianggap merupakan bagian dari efek samping obat
Identifikasi reaksi obat yang tidak diinginkan harus mengacu kepada
faktor – faktor penyebab tersebut di atas. Identifikasi reaksi obat yang tidak
dikehendaki ini dapat diperoleh atas dasar laporan dari pasien Efek samping obat
adalah efek yang tidak menjadi tujuan utama pengobatan (efek sekunder), namun
efek ini dapat bermanfaat ataupun mengganggu (merugikan) tergantung dari
kondisi dan situasi pasien. Pada kondisi tertentu, efek samping obat ini dapat juga
membahayakan jiwa pasien. Efek samping obat ini pada dasarnya terjadi setelah
pemberian obat tersebut, yang kejadiannya dapat diramalkan atau belum dapat
diramalkan sebelumnya. Sebagai contoh, penggunaan kortikosteroid
(deksametason) dalam waktu lama dapat menimbulkan efek moonface dan
peningkatan nafsu makan.
Definisi Efek Samping Obat menurut DEPKES RI, 1984 dan Laurence &
Bennet 1986 adalah pengaruh obat yang tidak dikehendaki,yang merugikan atau
membahayakan pasien dan terjadi pada dosis lazim untuk pencegahan diagnosis
atau pengobatan suatu penyakit.
Efek samping tidak mungkin dihindari atau dihilangkan sama sekali,tapi
dapat ditekan/dicegah seminimal mungkin dengan menghindari faktor-faktor
resiko yang sebagian besar sudah diketahui.beberapa contoh efek samping
misalnya:
a. Reaksi alergi akut karena penisilin (reaksiimunologik)
b. Hiperglikemia berat karena pemberian insulin (efek farmakologi yang
berlebihan)
c. Osteoporosis karena pengobatan kortikosteroid jangka lama(efek samping
karena penggunaan jangka panjang)
d. Hipertensi karena penghentian klonidin (gejala penghentian obat-
withdrawal syndrome)
e. Fakomelia pada anak karena ibunya menggunakan talidomid pada masa
kehamilan (efek teratogenik)

Beberapa faktor penyebab yang dapat menimbulkan kontraindikasi (atau


menimbulkan efek samping obat) adalah :
1. Usia pasien (misalnya, anak di bawah < 2 tahun atau lansia > 65 tahun).
2. Kondisi penyakit tertentu pada pasien (misalnya, kerusakan fungsi hati
dan ginjal).
3. Reaksi hipersensitivitas (alergi) terhadap obat tertentu.
4. Interaksi membahayakan dengan senyawa kimia atau obat – obatan lain.
5. Kondisi hamil dan menyusui.
6. Perbedaan ras dan genetika.
7. Jenis kelamin.
8. Polifarmasi (pengobatan yang tidak rasional).

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasien yang melakukan perawatan di RS Restu Ibu Balikpapan.

BAB III

TATA LAKSANA

Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Menganalisa laporan Efek Samping Obat
2. Mengindentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping Obat.
3. Mengisi Formulir Efek samping Obat
4. Melaporkan ke Panitia Efek Samping Obat Nasional

BAB IV

DOKUMENTASI

Faktor yang perlu diperhatikan :


1. Ketersediaan Formulir Monitoring Efek Samping Obat

Anda mungkin juga menyukai