Kesimpulan………………………………………………………………………………………..9
A. Pengertian
Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat
mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam
sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut
dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi
yang diinginkan. Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak diharapkan dan berbahaya
yang diakibatkan oleh suatu pengobatan. Efek samping obat, seperti halnya efek obat yang
diharapkan, merupakan suatu kinerja dari dosis atau kadar obat pada organ sasaran.
Interaksi obat juga merupakan salah satu penyebab efek samping. Hal ini terjadi ketika
tenaga kesehatan (dokter, apoteker, perawat) lalai dalam memeriksa obat yang dikonsumsi oleh
pasien, sehingga terjadi efek-efek tertentu yang tidak diharapkan di dalam tubuh pasien.
Bertambah parahnya penyakit pasien yang dapat berujung kematian merupakan kondisi yang
banyak terjadi di seluruh dunia akibat interaksi obat ini. Interaksi ini dapat terjadi antar obat atau
antara obat dengan makanan/minuman. Bahkan tanaman yang digunakan dalam pengobatan
alternatif yang disangka aman oleh sebagian besar masyarakat juga dapat berinteraksi dengan
obat lainnya.
Efek samping obat dikelompokkan dalam 2 katagori yaitu efek samping obat yang dapat
diperkirakan dan efek samping yang tidak dapat diperkirakan seperti reaksi alergi dan
idiosikratik. Efek samping yang dapat diperkirakan dapat timbul karena aksi farmakologi yang
berlebihan misalnya penggunaan obat antidiabetik oral menyebabkan efek samping hipoglikemia
dan hipotensi pada pasien stroke yang menerima obat hipertensi dosis tinggi. Gejala penghentian
obat dapat menimbulkan munculnya kembali gejala penyakit semula atau menimbulkan reaksi
pembalikan terhadap efek farmakologi obat sehingga pasien memerlukan dosis yang makin lama
makin besar respon karena penghentian obat, misalnya hipertensi berat karena penghentian
klonidin. Efek samping yang tidak berupa efek utama obat juga sering terjadi. Pada sebagian
besar obat munculnya efek samping ini sudah dapat diperkirakan sehingga tenaga kesehatan
sudah mewaspadai munculnya efek samping ini. Sebagai contoh adalah adanya keluhan
pedih,mual, muntah akibat penggunaan obat-obat penghilang nyeri dan radang serta rasa ngantuk
setelah minum obat anti alergi atau obat mabuk perjalanan.
Pada kasus efek samping yang tidak diperkirakan seperti alergi sulit diperkirakan
sebelumnya karena sering tidak tergantung dosis dan terjadi pada sebagian kecil populasi. Reaksi
yang muncul juga bermacam-macam mulai yang ringan seperti kulit kemerahan sampai yang
berat dan fatal seperti syok anafilaksis. Untuk mencegah dan mewaspadai munculnya reaksi
alergi perlu diperhatikan sifat-sifat khasnya, yaitu: keluhan dan gejala ditandai reaksi imunologi
seperti ruam kulit, gatal-gatal dan sesak nafas; reaksi dapat terjadi pada kontak ulangan,
seringkali ada tenggang waktu antara minum obat dengan munculnya efek samping, dan reaksi
hilang bila obat dihentikan. Pada kasus efek samping karena variasi genetik sulit dikenali secara
spesifik, karena kelainan genetik hanya diketahui dengan pemeriksaan spesifik.
Selain itu efek dibagi menjadi 2 macam, yaitu efek normal dan efek abnormal.
a) Efek normal ialah efek yang timbul pada sebagian besar individu. Obat dalam dosis terapi
dapat menimbulkan lebih dari 1 macam efek. Yang dibedakan menjadi :
i.Efek Primer. Ialah efek yang sesuai dengan tujuan pengobatan.
ii. Efek Samping. Ialah efek yang tidak menjadi tujuan utama pengobatan. Efek ini dapat
menguntungkan dan merugikan, tergantung pada kondisi dan situasi pasien.
b) Efek Abnormal ialah efek yang timbul pada sebagian kecil individu / kelompok tertentu.
Kedua macam efek tersebut, dapat terjadi pada dosis lazim yang dipergunakan pada terapi. Efek
abnormal dapat berupa toleransi dan intoleransi.
i.Toleransi. Ialah peristiwa yang terjadi jika dibutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk
menimbulkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh dosis normal.
ii. Intoleransi. Ialah suatu penyimpangan respon terhadap dosis obat tertentu
Setiap obat berbeda kekuatannya. Bacalah dosis obat dengan cermat ketika Anda akan
mengkonsumsinya. Bila dokter menyarankan setengah tablet, jangan mengubahnya sendiri
karena Anda merasa kekuatannya kurang. Berkonsultasilah dengan dokter sebelum
melakukannya. Tanyakan juga ke dokter atau apoteker bila Anda akan menggerus atau memecah
tablet. Beberapa jenis obat harus ditelan secara utuh.
Beberapa obat berpengaruh terhadap kemampuan Anda berkendara atau mengoperasikan mesin.
Bila Anda meminumnya, Anda harus berhenti berkendara atau menjalankan mesin agar tidak
mengalami kecelakaan. Obat-obatan ini memiliki tanda peringatan segitiga merah di labelnya.
Sejumlah obat memiliki potensi efek samping. Beberapa obat penenang, obat anti hipertensi dan
obat anti epilepsi, misalnya, dapat menimbulkan impotensi. Anda juga harus waspada terhadap
potensi efek samping obat berikut:
Jangan memberikan obat bebas kepada anak kecuali labelnya secara spesifik menyebutkan boleh
dikonsumsi anak-anak. Anak-anak bukanlah orang dewasa berukuran kecil. Mereka memiliki
sensitivitas dan daya respon yang berbeda terhadap obat sehingga tidak semua obat untuk
dewasa dapat diberikan kepada anak.
Banyak obat bebas yang memiliki nama atau merek berbeda-beda namun kandungannya sama.
Pastikan Anda tidak mengkonsumsi obat yang sama dalam kemasan merek yang berbeda untuk
menghindari overdosis.
Obat-obatan tertentu tidak cocok untuk orang dengan kondisi tertentu. Obat juga dapat
berinteraksi dengan obat lain, makanan dan suplemen tertentu. Dokter perlu mengetahui kondisi
Anda agar dapat meresepkan obat yang aman.
Bila Anda memiliki penyakit kronis seperti penyakit jantung atau hipertensi, Anda perlu
mengkonsumsi obat tertentu secara terus-menerus dalam jangka panjang. Obat yang Anda
minum seringkali perlu diselangi obat lain agar tidak memberikan efek negatif yang merugikan
kesehatan.
E. Tanda dan Gejala Yang Timbul
1. Tanda dan gejala yang timbul karena efek samping obat yang dapatdiperkirakan yaitu, pedi,
mual, muntah dan rasa ngantuk
2. Tanda dan gejala yang timbul karena efek samping obat yang tidakdapat diperkirakan yaitu:
a) Gatal-gatal
b) Syok anafilaksis.
c) Demam, Umumnya dalam derajad yang tidak terlalu berat, dan akanhilang dengan
sendirinya setelah penghentian obat beberapa hari.
d) Ruam kulit (skin rashes), dapat berupa eritema (kulit berwarna merah), urtikaria (bengkak
kemerahan), fotosensitifitasi.
g) Gangguan pernafasan. Asma akan merupakan kondisi yang sering dijumpai, terutama
karena aspirin. Pasien yang telah diketahui sensitive terhadap aspirin kemungkinan besar
juga akan sensitif terhadap analgetika atau antiinflamasi lain.
Beberapa efek samping mungkin berat dan membutuhkan perawatan medis, sementara
yang lainnya mungkin ringan. Efek samping yang berat atau parah terkadang menjadi salah satu
alasan utama mengapa orang berhenti menggunakan obat yang dianjurkan.
Namun, jangan berhenti minum obat tanpa berbicara dengan dokter Anda terlebih dahulu.
Jika Anda berpikir Anda memiliki efek samping serius yang berbahaya bagi kesehatan Anda,
segera periksakan ke dokter atau datang ke rumah sakit terdekat.
Jika Anda memiliki efek samping yang mengkhawatirkan, dokter Anda mungkin akan
mengubah dosis, mencoba obat yang berbeda di kelas obat yang sama, atau merekomendasikan
beberapa jenis perubahan pola makan atau pola hidup.
Beberapa efek samping yang berat mungkin dapat mengancam jiwa, seperti kerusakan hati.
Oleh karena itu, pahami betul apa manfaat dan efek samping yang mungkin terjadi sebelum
Anda minum obat.
G. Kesimpulan
Pada dasarnya obat merupakan sediaan yang digunakan untuk mengurangi atau menyembuhkan
penyakit, tetapi obat tersebut juga bisa menimbulkan efek samping yang dapat dibagi menjadi
dua macam faktor. Faktor pertama merupakan faktor pasien, yang kedua adalah faktor obat itu
sendiri. Oleh karena itu sebelum mengkonsumsi obat, hendaknya kita mengetahui dan
memahami cara kerja obat serta teliti. Jangan sungkan bertanya baik kepada dokter maupun
apoteker.
DAFTAR PUSTAKA
Yulvitrawasih. 2012. Efektivitas Obat di www.rsi.co.id/artikel/efektifitas-obat (di akses pada 29
November 2019)
Andisa Shabrina. 2018. Apakah Harus Setop Minum Obat Saat Efek Sampingnya Muncul? di
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/efek-samping-obat-berhenti-minum/ (di akses pada
01 Desember 2019)