Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN AWAL FARMASI FISIKA

MODUL 2

PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN TERHADAP KELARUTAN


ZAT

Dosen Pengampu : Iin Lidia Putama Mursal M.Si.

Nama : Mita Lianastuti

NIM : 19416248201008

Kelas : FM19D

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN

KARAWANG

2020
I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini praktikan diharapkan mampu :

1. Memahami pengaruh surfaktan terhadap kelarutan

2. Menentukan konsentrasi misel kritik dari surfaktan dengan metode


kelarutan

3. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan

II. Teori

Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus


hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang
terdiri dari air dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas
surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan
memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang
suka akan minyak/lemak.

Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan


permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan
akan konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan
ditambahkan melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk
misel. Konsentrasi terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration
(CMC). Tegangan permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC
tercapai, tegangan permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka
menjadi jenuh dan terbentuk misel yang berada dalam keseimbangan dinamis
dengan monomernya

III. Pertanyaan

1. Tuliskan jenis-jenis surfaktan dan berikan contoh masing-masing dari jenis


surfaktan tersebut
Jenis-jenis surfaktan ada empat, yaitu :
 Surfaktan Anionik (negatif)
Surfaktan ini memiliki bagian hidrofobik yang memiliki ion negatif. Dalam
medium air berpisah dengan kation positif menjadi ion negatif. Contoh :
Alkyl Benzene Sulfonate (ABS) ABS merupakan surfaktan yang lebih
efektif karena memberikan busa yang banyak, haega murah, dan kualitas
yang baik. contoh lainnya: Alkohol sulfat dan Ester Sulfonat.
 Surfaktan Kation (positif)
Sama halnya dengan surfaktan anion, surfaktan kation juga memisahkan diri
dalam medium air. Kepala (bagian hidrofilik) sebagai kation yang mana
memiliki sifat surface active . Contoh: Senyawa-senyawa Ammonium
 Surfaktan Non ionik (tak bermuatan)
Surfaktan non ionik tidak memisahkan diri pada medium air. Surfaktan ini
memiliki kutub polar seperti polyglycol eter atau sebuah polyol .
 Surfaktan Amfoterik (positif atau negatif)
Surfaktan ini memiliki ion positif dan negatif. Rantai hidrofobik mengikat
rantai hidrofilik sehingga tersusun dari ion positif dan negatif. Perlakuannya
tergantung pada kondisi medium atau nilai pH . Contoh: Alkil betains.

IV. Alat dan Bahan

Alat :

- Beaker gelas

- Gelas ukur

- Gelas erlenmayer

- Corong gelas

- Timbangan analitik

- Stopwatch
- Spatula

Bahan :

- Aquabides (H2O)

- Alkohol (C2H6O)

- Asam salisilat (C2H6O3)

- Polysorbatum 80 / tween 80

- Kertas saring

- Kertas timbang

V. Cara kerja

1. Dibuat larutan surfaktan Tween 80 dengan konsentrasi 0,5%; 1%; 1,5%; 2%;
2,5% dan 3 %

2. Selanjutnya dibuat 50 ml larutan campur (40 ml aquades + 10 ml larutan


surfaktan)

Tabel 3. Variasi larutan Larutan 40 ml Aquades

10 mL larutan tween80
larutan 40 mL aquades
konsentrasi-
A Aquades 0,5%
B Aquades 1%
C Aquades 1,5%
D Aquades 2%
E Aquades 2,5%
F Aquades 3%

3. Ditambahkan asam salisilat sedikit-sedikit ke dalam masing-masing larutan di


atas sampai diperoleh larutan yang jenuh
4. Larutan diaduk selama 1 jam. Jika ada endapan yang larut selama proses
pengadukan, maka ditambahkan lagi asam salisilat sampai diperoleh larutan yang
jenuh kembali

5. Larutan disaring dan ditentukan kadar asam salisilat yang terlarut dalam
masing-masing pelarut

6. Dibuat grafik antara kelarutan dan konsentrasi Tween 80 yang digunakan

7. Ditentukan konsentrasi misel kritik (CMC) tween 80

Anda mungkin juga menyukai