Disusun Oleh :
Rista Merry Diarti, Amd.Farm
NIP. 19860521 201001 2 019
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 30
B. Saran............................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmakoterapi merupakan intervensi terapi yang akan paling banyak dilakukan
dalam praktek klinik, sehingga kemungkinan untuk menghadapi kasus efek samping obat
bagi seorang praktisi medik mungkin tidak dapat dihindari sepenuhnya. Seringkali,
kejadian efek samping obat ini pada seorang pasien tidak dengan mudah dikenali, kecuali
kalau efek samping yang terjadi adalah bentuk yang berat dan menyolok. Mahasiswa
perlu mengenali bentuk-bentuk efek samping obat, faktor-faktor penyebab atau yang
mendorong terjadinya, upaya pencegahan dan penanganannya.
Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping, oleh
karena seperti halnya efek farmakologik, efek samping obat juga merupakan hasil
interaksi yang kompleks antara molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam sistem
biologik tubuh. Kalau suatu efek farmakologik terjadi secara ekstrim, inipun akan
menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem biologik tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud efek samping obat?
2. Apa saja bentuk efek samping obat yang sering terjadi?
3. Apa saja faktor yang mendukung terjadinya efek samping obat?
4. Apa saja upaya pencegahan dan penanganan efek samping obat dan efek toksik obat?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakologi tentang Efek
Samping Obat dan cara pengatasannya
2. Tujuan Khusus
Agar dapat mengetahui dan memahami tentang:
a. Memahami pengertian efek samping obat
b. Memahami bentuk-bentuk efek samping obat yang sering terjadi.
c. Memahami faktor-faktor yang mendukung terjadinya efek samping obat
d. Memahami upaya pencegahan dan penanganan efek samping obat dan efek
toksik obat.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Upaya pencegahan
Agar kejadian efek samping dapat ditekan serendah mungkin, selalu dianjurkan
untuk melakukan hal-hal berikut:
a. Selalu harus ditelusur riwayat rinci mengenai pemakaian obat oleh pasien pada
waktu-waktu sebelum pemeriksaan, baik obat yang diperoleh melalui resep dokter
maupun dari pengobatan sendiri
b. Gunakan obat hanya bila ada indikasi jelas, dan bila tidak ada alternatif non-
farmakoterapi
c. Hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus
d. Berikan perhatian khusus terhadap dosis dan respons pengobatan pada: anak dan
bayi, usia lanjut, dan pasien-pasien yang juga menderita gangguan ginjal, hepar
dan jantung. Pada bayi dan anak, gejala dini efek samping seringkali sulit
dideteksi karena kurangnya kemampuan komunikasi, misalnya untuk gangguan
pendengaran
e. Perlu ditelaah terus apakah pengobatan harus diteruskan, dan segera hentikan obat
bila dirasa tidak perlu lagi
f. Bila dalam pengobatan ditemukan keluhan atau gejala penyakit baru, atau
penyakitnya memberat, selalu ditelaah lebih dahulu, apakah perubahan tersebut
karena perjalanan penyakit, komplikasi, kondisi pasien memburuk, atau justru
karena efek samping obat
2. Penanganan efek samping
Dengan melihat jenis efek samping yang timbul serta kemungkinan mekanisme
terjadinya, pedoman sederhana dapat direncanakan sendiri, misalnya seperti berikut
ini:
a. Segera hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai terjadi efek samping.
Telaah bentuk dan kemungkinan mekanismenya. Bila efek samping dicurigai
sebagai akibat efek farmakologi yang terlalu besar, maka setelah gejala
menghilang dan kondisi pasien pulih pengobatan dapat dimulai lagi secara hati-
hati, dimulai dengan dosis kecil. Bila efek samping dicurigai sebagai reaksi alergi
atau idiosinkratik, obat harus diganti dan obat semula sama sekali tidak boleh
dipakai lagi. Biasanya reaksi alergi/idiosinkratik akan lebih berat dan fatal pada
kontak berikutnya terhadap obat penyebab. Bila sebelumnya digunakan berbagai
jenis obat, dan belum pasti obat yang mana penyebabnya, maka pengobatan
dimulai lagi secara satu-persatu.
b. Upaya penanganan klinik tergantung bentuk efek samping dan kondisi penderita.
Pada bentuk-bentuk efek samping tertentu diperlukan penanganan dan pengobatan
yang spesifik. Misalnya untuk syok anafilaksi diperlukan pemberian adrenalin dan
obat serta tindakan lain untuk mengatasi syok. Contoh lain misalnya pada keadaan
alergi, diperlukan penghentian obat yang dicurigai, pemberian antihistamin atau
kortikosteroid (bila diperlukan), dan lain-lain.
Berikut ini adalah contoh dari efek samping obat yang biasanya terjadi:
1) Kerusakan janin, akibat Thalidomide dan Accutane
2) Pendarahan usus, akibat Aspirin
3) Penyakit kardiovaskular, akibat obat penghambat COX-2
4) Tuli dan gagal ginjal, akibat antibiotik Gentamisin
5) Kematian, akibat Propofol
6) Depresi dan luka pada hati, akibat Interferon
7) Diabetes, yang disebabkan oleh obat-obatan psikiatrik neuroleptic
8) Diare, akibat penggunaan Orlistat
9) Disfungsi ereksi, akibat antidepresan
10) Demam, akibat vaksinasi
11) Glaukoma, akibat tetes mata kortikosteroid
12) Rambut rontok dan anemia, karena kemoterapi melawan kanker atau
leukemia
13) Hipertensi, akibat penggunaan Efedrin. Hal ini membuat FDA mencabut
status ekstrak tanaman efedra (sumber efedrin) sebagai suplemen makanan
14) Kerusakan hati akibat Parasetamol
15) Mengantuk dan meningkatnya nafsu makan akibat penggunaan antihistamin
16) Stroke atau serangan jantung akibat penggunaan Sildenafil (Viagra)
17) Bunuh diri akibat penggunaan Fluoxetine, suatu antidepresan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Efek samping adalah setiap efek yang tidak dikehendaki yang merugikan atau
membahayakan pasien (adverse reactions) dari suatu pengobatan. Efek samping tidak
mungkin dihindari/dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal
mungkin dengan menghindari faktor-faktor risiko yang sebagian besar sudah diketahui.
Efek samping obat dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, misalnya
berdasarkan ada atau tidaknya hubungan dengan dosis, berdasarkan bentuk-bentuk
manifestasi efek samping yang terjadi dan sebagainya.
Adapun faktor-faktor pendorong terjadinya efek samping obat adalah Faktor
bukan obat seperti Intrinsik dari pasien, yakni umur, jenis kelamin, genetik,
kecenderungan untuk alergi, penyakit, sikap dan kebiasaan hidup. Ekstrinsik di luar
pasien, yakni dokter (pemberi obat) dan lingkungan, misalnya pencemaran oleh
antibiotika. Dan faktor obat seperti Intrinsik dari obat, yaitu sifat dan potensi obat untuk
menimbulkan efek samping, pemilihan obat, cara penggunaan obat, dan interaksi antar
obat.
Agar kejadian efek samping dapat ditekan serendah mungkin, selalu dianjurkan
untuk selalu harus ditelusur riwayat rinci mengenai pemakaian obat oleh pasien pada
waktu-waktu sebelum pemeriksaan, baik obat yang diperoleh melalui resep dokter
maupun dari pengobatan sendiri dan gunakan obat hanya bila ada indikasi jelas dan bila
tidak ada alternatif non-farmakoterapi serta hindari pengobatan dengan berbagai jenis
obat dan kombinasi sekaligus. Adapun penanganan efek sampingnya adalah segera
hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai terjadi efek samping serta upaya
penanganan klinik tergantung bentuk efek samping dan kondisi penderita.
B. Saran
Dalam pemakaian obat, hendaknya kita perhatikan kontra indikasi dari obat
tersebut, untuk mencegah efek samping dari obat yang berlebihan. Dan adapun penangan
dari efek samping tersebut disesuaikan dengan efek sampng yang ditimbulkan oleh obat
yang telah dikonsumsi atau telah masuk ke dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA