Anda di halaman 1dari 33

MODUL 6

PEMANTAUAN KLINIS TPT

Workshop Manajemen Infeksi Laten Tuberkulosis


Workshop Manajemen Infeksi Laten Tuberkulosis Tahun 2022
dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis Tahun 2022
TUJUAN PEMBELAJARAN
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

UMUM KHUSUS
Peserta memiliki pemahaman a. Peserta memiliki pemahaman
mengenai pemantauan klinis TPT. mengenai monitoring pengobatan.
b. Peserta memiliki pemahaman
mengenai tindak lanjut pengobatan.
c. Peserta memiliki pemahaman
mengenai Monitoring Efek Samping
Obat (Meso) / Active Tuberculosis
Drug-Safety Monitoring and
Management (ADSM).
BAHASAN
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Pemantauan klinis TPT

A. Monitoring pengobatan 1. Monitoring klinis


2. Pemantauan efek samping
3. Kepatuhan minum obat

B. Tindak lanjut pengobatan 1. Kriteria selesai pengobatan


2. Kriteria drop out
3. Kriteria gagal pengobatan
4. Tatalaksana terpapar kembali

C. Monitoring efek samping obat (MESO)


Model Pembelajaran
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

1. Pemaparan materi dan diskusi

• Narasumber: memberikan materi

• Peserta : mendengarkan, memahami materi, dan berdiskusi interaktif dengan fasilitator

2. Small group discussion

• Fasilitator : memandu diskusi group

• Peserta : berdiskusi dengan sesama peserta mengenai materi


A. MONITORING PENGOBATAN
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Dilakukan 1 bulan sekali, terhadap:

a. Evaluasi munculnya gejala TBC

b. Efek samping obat

c. Kepatuhan dan keteraturan minum obat


a. Evaluasi munculnya gejala TBC
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

ANAK DEWASA ODHIV


1. Penurunan berat badan atau tidak 1. Batuk selama ≥2 minggu, dapat 1. Demam yang umumnya
naik dari 2 bulan sebelumnya atau berdahak atau berdarah. subfebris selama ≥2 minggu.
terjadi gagal tumbuh (failure to thrive) 2. Demam yang umumnya 2. Batuk saat ini (tidak perlu ≥
meskipun telah diberikan upaya subfebris selama ≥2 minggu. 2 minggu).
perbaikan gizi yang baik dalam waktu 3. Berat badan turun. 3. Berat badan turun drastis.
1-2 bulan. 4. Berkeringat pada malam hari. 4. Berkeringat pada malam
2. Demam disertai dengan atau tanpa 5. Malaise: lesu, mudah lelah. hari.
keringat malam. 6. Pembesaran kelenjar getah 5. Pembesaran kelenjar getah
3. Batuk dengan karakteristik: batuk bening di leher, ketiak, dan bening di leher, ketiak, dan
persisten >2 minggu, non-remitting inguinal. inguinal.
(tidak pernah reda atau intensitas 7. Gejala TBC di organ lain. 6. Gejala TBC di organ lain.
semakin lama semakin parah), tidak
membaik dengan pemberian
antibiotik.
4. Kelelahan, anak kurang aktif bermain,
aktivitas anak tidak aktif.
b. Efek samping obat (ESO)
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

ESO adalah efek tidak diinginkan yang timbul pada dosis


normal yang umumnya terkait dengan farmakologi obat.

Tanyakan keluhan seperti mual muntah,


tampak kuning, kulit gatal.

Evaluasi Periksa apakah ada tanda efek samping


ESO seperti ikterik, hepatomegali, ruam di kulit.

Identifikasi efek samping obat dan tatalaksana.


Kriteria ESO Definisi
Adverse drug reaction (ADR) respon berbahaya dan tidak diinginkan terhadap obat TBC yang
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

atau reaksi obat yang merugikan digunakan dalam dosis normal.


Adverse event (AE) atau setiap kejadian medis yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi saat
kejadian tidak diharapkan (KTD) penderita mengkonsumsi obat TBC, tetapi tidak selalu memiliki
hubungan sebab akibat dengan obat TBC tersebut.
Serious adverse event (SAE) atau KTD yang menyebabkan kematian atau kondisi mengancam nyawa,
KTD serius rawat inap atau perpanjangan rawat inap, disabilitas persisten atau
bermakna, kelainan kongenital, memerlukan intervensi pencegahan
agar tidak sampai terjadi, atau membutuhkan intervensi drastis
seperti penghentian obat yang diduga menjadi penyebab.
Adverse event of clinical KTD yang bersifat serius, perlu mendapatkan perhatian khusus,
significance atau KTD yang menyebabkan penghentian atau perubahan pengobatan, dinilai
bermakna secara klinis bermakna secara klinis oleh dokter.
Averse event of special interest KTD yang telah terjadi selama uji klinis dan perlu dilaporkan secara
atau KTD yang menjadi khusus selama pemantauan tanpa memandang derajat berat atau
perhatian khusus hubungan sebab akibat dengan pengobatan TBC.
Klasifikasi Adverse Definisi
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

event
Derajat 1 (Ringan) Gejala ringan atau asimptomatik, tidak memerlukan
intervensi
Derajat 2 (Moderat) Membutuhkan intervensi minimal atau lokal atau non-invasif
Derajat 3 (Berat) Gejala berat atau bermakna secara klinis tetapi tidak
mengancam nyawa, membutuhkan rawat inap atau
perpanjangan rawat inap, menyebabkan disabilitas atau
pembatasan aktivitas perawatan diri sehari-hari
Derajat 4 Mengancam nyawa yang membutuhkan intervensi urgen
Derajat 5 Menyebabkan kematian
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Tatalaksana Periksa dosis obat yang dikonsumsi


Umum ESO
Eksklusi penyebab lain

Tentukan derajat efek samping

Berikan tata laksana

Laporkan

Bila gejala sudah membaik, obat diberikan kembali secara gradual

Cegah timbulnya resistensi obat


Tabel 2.1 Efek samping obat dan tatalaksana

Obat Efek Samping Tatalaksana


WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Isoniazid (H) Neuropati perifer (Angka kejadian < 0,2%)* • Berikan atau tingkatkan dosis piridoksin (B6)
• Jika menetap atau berat, hentikan INH
Hepatotoksisitas (angka kejadian 2-6%)* • Hentikan minum obat, tes fungsi hati; tunggu
sampai fungsi hati normal
• Obat diberikan sekuensial satu demi satu setiap 2
hari sebelum menambah obat lain (pada
penggunaan panduan 3HP/3HR
Gangguan neuropsikiatri • Verifikasi dosis obat, hentikan obat yang diduga
menjadi penyebab
• Jika gejala menetap, hentikan obat yang paling
mungkin jadi penyebab
• Jika gejala berat atau menetap hentikan obat
yang paling mungkin menjadi penyebab atau
mengurangi dosis (pada panduan 3HP/3HR)
*) Persentasi kejadian ESO diambil dari buku operasional WHO untuk TBC yang dikeluarkan Maret 2020, Bila terdapat gejala efek samping seperti di atas, maka:
• Obat sementara dihentikan dan lakukan tatalaksana efek samping.
• Jika reaksi efek samping obat berat segera diberikan perawatan suportif dan lakukan rujukan.
• Jika reaksi efek samping obat sedang/ringan, pastikan oleh tenaga kesehatan bahwa reaksi yang timbul akibat TPT, berikan perawatan suportif dan observasi
hingga reaksi obat menghilang. Jika reaksi akibat obat terus muncul lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ditambahkan disesuaikan gejala efek sampingnya.
Tabel 2.1 Efek samping obat dan tatalaksana (Lanjutan)
Obat Efek Samping Tatalaksana
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Rifampisin (R) Reaksi seperti flu (flu-like syndrome) berupa • Hentikan obat
dan demam disertai lemas, lelah, sakit kepala, • Pertimbangkan pemberian obat anti-histamin
Rifapentine (P) nyeri otot, takikardi atau palpitasi, berkeringat (diphenhydramine, loratadine dll)
atau gejala lainnya • Antiemetik, antidiare
• Tunggu sampai gejala klinis membaik
Hepatotoksisitas (Sekitar 1% orang yang • Hentikan minum obat, tes fungsi hati; tunggu
menjalani 3HP mengalaminya)* sampai fungsi hati normal
• Obat diberikan sekuensial satu demi satu setiap 2
hari sebelum menambah obat lain
Ruam kulit Identifikasi ringan, sedang atau berat.
Bila ringan / sedang atasi secara supportif sampai
gejala menghilang
Bila berat lakukan rujukan ke RS terdekat
Gejala gangguan pencernaan seperti mual, Identifikasi ringan, sedang atau berat.
muntah, atau sakit perut Bila ringan / sedang atasi secara supportif sampai
gejala menghilang
Bila berat lakukan rujukan ke RS terdekat
Obat Efek Samping Tatalaksana
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Rifampisin (R) Perubahan warna cairan tubuh seperti Beri konseling agar pasien tahu bahwa
dan urin, keringat atau air mata perubahan warna cairan tubuh adalah hal yang
Rifapentine (P) normal karena hasil ekskresi dari pengobatan
dan tidak berbahaya
Pada saat awal pemberian TPT, lakukan KIE
mengenai hal ini
Hipersensitivitas seperti hipotensi, • Hentikan minum obat
pingsan, takikardi, anafilaksis atau • Berikan perawatan dukungan pada kondisi
bronkospasme. Reaksi ini sangat jarang mendesak
terjadi (Angka kejadian sekitar 4%)* • Melakukan rujukan untuk pemeriksaan dan
tatalaksana lanjut yang dibutuhkan
• Bronkodilator
• Steroid
*) Persentasi kejadian ESO diambil dari buku operasional WHO untuk TBC yang dikeluarkan Maret 2020, Bila terdapat gejala efek samping seperti di atas, maka:
• Obat sementara dihentikan dan lakukan tatalaksana efek samping.
• Jika reaksi efek samping obat berat segera diberikan perawatan suportif dan lakukan rujukan.
• Jika reaksi efek samping obat sedang/ringan, pastikan oleh tenaga kesehatan bahwa reaksi yang timbul akibat TPT, berikan perawatan suportif dan observasi
hingga reaksi obat menghilang. Jika reaksi akibat obat terus muncul lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ditambahkan disesuaikan gejala efek sampingnya.
c. Kepatuhan dan keteraturan minum obat
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

1. Penilaian kepatuhan minum obat dilakukan setiap bulan


2. Penyebab ketidakteraturan minum obat harus dicari dan
didiskusikan pemecahannya
3. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dilakukan baik pada pasien
maupun anggota keluarga yang berperan sebagai pengawas
menelan obat (PMO)
4. Penting untuk menekankan bahwa TPT diberikan pada orang yang
tidak ada gejala untuk mencegah infeksi dan sakit TBC
5. Hasil evaluasi bulanan, bila saat kontrol tidak ada masalah, maka
pemberian TPT dapat dilanjutkan untuk bulan berikutnya
Tabel 2.2 Tatalaksana TPT dosis terlewat

Rejimen Durasi terapi Langkah selanjutnya Saran tindakan


WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

TPT tertunda
3HR <2 minggu • Lanjutkan TPT segera dan tambah jumlah hari • Menyampaikan alasan
6H berdasarkan dosis yang terlewat dari total tertundanya TPT.
durasi pengobatan. • Memberikan nasihat kepada
orang penerima TPT dan
• Jangan mengubah tanggal yang dijadwalkan pendamping tentang
untuk kunjungan berikut, tetapi kunjungan pentingnya TPT dan
terakhir akan ditunda sesuai tambahan jumlah kepatuhan selesai
hari untuk mengganti dosis yang terlewat pengobatan.
(misal: jika seorang anak dengan 3HR • Peninjauan dan persetujuan
melewatkan 3 hari, lanjutkan TPT untuk durasi 3 dengan orang penerima TPT
bulan + 3 hari dari tanggal memulai). dan pendamping mengenai
cara terbaik untuk
meningkatkan kepatuhan.
Tabel 2.2 Tatalaksana TPT dosis terlewat
Rejimen Durasi terapi Langkah selanjutnya Saran tindakan
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

TPT tertunda
3HR >2 minggu • Jika TPT berhenti setelah >80% dosis yang • Menyampaikan alasan
6H diharapkan pada rejimen terpilih, tidak perlu tertundanya TPT.
tindakan. Lanjut dan selesaikan sisa perawatan • Memberikan nasihat
sesuai rencana awal. kepada orang penerima
TPT dan pendamping
• Jika TPT berhenti <80% dosis yang diharapkan pada tentang pentingnya TPT
rejimen terpilih, TPT masih bisa diselesaikan sesuai dan kepatuhan selesai
waktu yang diharapkan, yaitu durasi pengobatan + pengobatan.
33% waktu tambahan, tidak perlu tindakan. Lanjut • Peninjauan dan
dan selesaikan sisa perawatan sesuai rencana awal. persetujuan dengan
orang penerima TPT dan
• Jika pasien tetap tidak dapat menyelesaikan pendamping mengenai
minimal 80% dari total dosis yang diharapkan cara terbaik untuk
setelah diberi perpanjangan waktu, pertimbangkan meningkatkan kepatuhan
memulai TPT kembali secara lengkap.
Tabel 2.2 Tatalaksana TPT dosis terlewat (Lanjutan)

Rejimen Durasi terapi Langkah selanjutnya Saran tindakan


WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

TPT tertunda
3HP 1 dosis • Jika dosis yang terlewat adalah 2 hari ke depan, • Menyampaikan alasan
terlewat orang tersebut dapat segera melanjutkan minum tertundanya TPT.
dalam jadwal obat. Lanjutkan jadwal sesuai rencana semula • Memberikan nasihat
mingguan (misal, terus minum obat sesuai dosis yang kepada orang dengan TPT
tersisa mengikuti jadwal yang sama). dan pendamping tentang
pentingnya TPT dan
• Jika dosis yang terlewatkan >2 hari kemudian, kepatuhan selesai
orang tersebut dapat segera mengambil dosis pengobatan.
yang terlewat dan mengubah jadwal asupan • Peninjauan dan
mingguan menjadi hari dosis yang dilewatkan itu persetujuan dengan orang
diambil sampai pengobatan selesai. Ini akan dengan TPT dan
menghindari 2 dosis mingguan yang diambil <4 pendamping mengenai
hari. cara terbaik untuk
meningkatkan kepatuhan.
Tabel 2.2 Tatalaksana TPT dosis terlewat (Lanjutan)

Rejimen Durasi terapi Langkah selanjutnya Saran tindakan


WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

TPT tertunda
3HP >1 minggu • Jika antara 1-3 dosis mingguan terlewatkan, • Menyampaikan alasan
dosis yang terapi dilanjutkan sampai semua 12 dosis tertundanya TPT.
terlewat diminum, sehingga memperpanjang durasi • Memberikan nasihat kepada
terapi hingga maksimum 16 minggu. orang dengan TPT dan
pendamping tentang
• Namun, jika 4 atau lebih dosis mingguan pentingnya TPT dan
terlewat, pertimbangkan untuk memulai kepatuhan selesai
kembali TPT lengkap. pengobatan.
• Peninjauan dan persetujuan
• Jika kepatuhan terhadap rutinitas mingguan dengan orang dengan TPT dan
tidak memungkinkan, pertimbangkan pendamping mengenai cara
menghentikan 3HP dan menawarkan rejimen terbaik untuk meningkatkan
alternatif (harian). kepatuhan.
Jadwal minum obat awal Ubah hari minum obat
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu


1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28

Dosis terlewat dalam 2 hr ke depan Lanjutkan jadwal sesuai rencana semula

Dosis terlewat> 2 hr kemudian : segera mengambil dosis yang terlewat dan


mengubah jadwal asupan mingguan menjadi hari dosis yang dilewatkan itu diambil
sampai pengobatan selesai
(menghindari 2 dosis mingguan yang diambil kurang dari 4 hr
Tabel 2.2 Tatalaksana TPT dosis terlewat (Lanjutan)
Rejimen Durasi terapi Langkah selanjutnya Saran tindakan
TPT tertunda
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

1HP* <1 minggu Jika >80% dosis yang diharapkan dalam rejimen itu diminum tidak Menyampaikan alasan
diperlukan tindakan, cukup lengkapi dosis yang tersisa. tertundanya TPT.
Jika <80% dari dosis yang diharapkan dalam rejimen diambil, Memberikan nasihat
segera melanjutkan terapi segera setelah kembali dan kepada orang dengan
menambahkan dosis yang terlewat pada total durasi terapi untuk TPT dan pendamping
menyelesaikan rangkaian terapi dalam waktu maksimal 6 minggu. tentang pentingnya TPT
dan kepatuhan selesai
>1 minggu Jika >7 dosis berturut-turut terlewatkan, pertimbangkan untuk pengobatan.
memulai kembali rangkaian lengkap rejimen 1HP. Peninjauan dan
Jika >7 dosis terlewat tidak berturut-turut, lanjutkan TPT segera persetujuan dengan
setelah kembali dan tambahkan dosis yang terlewat ke total durasi orang dengan TPT dan
terapi untuk menyelesaikan rangkaian terapi dalam waktu pendamping mengenai
maksimum 8 minggu. cara terbaik untuk
Jika kepatuhan terhadap 1HP tidak memungkinkan, pertimbangkan meningkatkan
untuk menghentikannya dan menawarkan rejimen harian alternatif kepatuhan.
atau 3HP.
Keterangan:
*) Belum disediakan oleh Program TB Nasional
B. TINDAK LANJUT PENGOBATAN
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Kriteria Definisi
Selesai pengobatan Pengobatan lengkap adalah bila telah menyelesaikan minimal 80%
rangkaian pengobatan pencegahan, kecuali untuk 3HP minimal 90%.
Putus berobat Dikatakan putus berobat apabila penerima TPT tidak minum obat TPT
selama minimal 1 bulan berturut-turut.
Gagal pengobatan Dikatakan gagal pengobatan apabila penerima TPT menjadi sakit TBC.
Meninggal Penerima TPT yang meninggal sebelum menyelesaikan TPT dengan sebab
apapun.
Tidak dievaluasi Penerima TPT yang tidak diketahui hasil akhir terapinya, baik karena
penderita memang berhenti datang atau bila pasien pindah ke fasyankes
lain dimana hasilnya tidak diinformasikan kepada fasyankes pengirim.
Pengobatan lengkap
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

• 6H: 180 dosis selama 6 bulan atau minimal 144 dosis selama 239 hari
• 3 HP: 12 dosis selama 3 bulan atau minimal 11 dosis selama 120 hari
• 3 HR: 90 dosis selama 3 bulan atau minimal 72 dosis selama 120 hari
• 4R: 120 dosis selama 4 bulan atau minimal 96 dosis selama 150 hari
• 1 HP: 30 dosis selama 1 bulan atau minimal 24 dosis selama 40 hari
paduan TPT yang dipilih:

Tabel
Tabel 3.1 Proses pemberian TPT 8. Proses Pemberian TPT
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Paduan TPT Durasi Jumlah 80% dari rekomen- Perpanjangan waktu


total dosis yang dasi jumlah dosis untuk penyelesaian
(bulan) diharapkan pengobatan
(durasi pengobatan
+ 33% tambahan
waktu)

6H (harian) 6 182 146 239


3HR(harian) 3 84 68 120
3HP (minggu- 3 12 11 16
an) (90% dari rekomen-
dasi jumlah dosis)
1HP (harian) 1 28 23 40

b. Putus berobat
C. Monitoring efek samping obat (MESO)
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

MESO adalah evaluasi aktif dan sistematik klinis dan laboratorium pasien
yang sedang mendapatkan suatu terapi.

Tujuan MESO mengurangi risiko bahaya terkait obat dan mengumpulkan


data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk kebijakan lebih lanjut
mengenai obat tersebut.

Assessment aktif klinis dan laboratorium secara sistematik kepada


pasien yang sedang mendapatkan terapi.

3 aktivitas Efek samping yang terjadi dilakukan tatalaksana sesuai.

Pelaporan dan pencatatan efek samping serius yang terjadi.


Pertimbangan Pada Kondisi Khusus
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

ODHIV Kehamilan Infeksi Hepatitis C


Rifapentine aman digunakan pada Pada orang hamil pemberian TPT Rifamycins termasuk
ODHIV, tetapi interaksi antara dengan Rifapentine tidak Rifapentine tidak
rifapentine dan antiretroviral tertentu direkomendasikan karena dianjurkan digunakan
harus dipertimbangkan, atau sebaiknya kurangnya data keamanan bersama-sama dengan
dihindari sama sekali, baik rifapentine selama kehamilan. obat antivirus hepatitis C,
menggunakan TPT lain atau dengan Rekomendasi WHO untuk wanita karena rifamycins dapat
mengganti rejimen antiretroviral. hamil dengan HIV diberikan IPT menurunkan konsentrasi
dan tidak menunda TPT ke obat antivirus hepatitis C.
Penggunaan 3HP aman bila diberikan periode postpartum.
bersamaan dengan efavirenz, ART
berbasis raltegravir, dan dolutegravir.
LATIHAN SOAL 1
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Pada tanggal 1 Maret 2022, Tn B 30 th datang ke puskesmas dengan keluhan batuk


lebih dari 2 minggu dan berat badan menurun.
Setelah dilakukan beberapa pemeriksaan, dinyatakan Tn B menderita penyakit TBC,
kemudian diberikan OAT. Selanjutnya petugas menanyakan anggota keluarga dari
Tn B. Saat ini Tn B punya seorang istri, belum mempunyai anak.
Istri Tn B (Ny B, 26 th) saat ini tidak ada keluhan batuk maupun gejala TBC lainnya,
kemudian dianjurkan menjalani pemeriksaan dan Ny B bersedia.
Kemudian dilakukan pemeriksaan dan dinyatakan Ny B tidak menderita TBC,
selanjutnya petugas puskesmas memberikan TPT 3 HP untuk 1 bulan dan
menjelaskan mengenai manfaat, lama pemberian dan efek samping obat TPT
tersebut.
Pertanyaan
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

a. Komponen apa saja yang dipantau pada Ny B selama pemberian


TPT?
b. Hal apa saja yang perlu dijelaskan pada Ny B mengenai efek
samping obat TPT ?
c. Tindakan apa yang perlu dilakukan bila Ny B ada keluhan efek
samping tersebut?
LATIHAN SOAL 2
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Pada saat kontrol setelah 1 bulan minum obat, ternyata Ny B mengeluh


perut terasa mual dan muntah sejak 1 minggu yang lalu
a. Apakah perkiraan penyebab mual yang dirasakan Ny B ?
b. Bagaimana tindakan yang perlu dilakukan ?
LATIHAN SOAL 3
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Seorang pasien wanita Ny L 52 th, dinyatakan TBC aktif dengan hasil


TCM positif sensitif rifampisin. Saat ini Ny L juga dalam terapi ART
karena dinyatakan HIV positif sejak 3 tahun.
Suami Ny.L telah diidentifikasi tidak ada sakit TBC, kemudian diberikan
TPT 3 HP.
Setelah minum TPT selama 2 minggu ternyata suami Ny L mengeluh
kulit tangannya merah-merah dan agak gatal, kemudian lapor ke
puskesmas
a. Tindakan apa yang perlu dilakukan ?
b. Edukasi apa yang perlu disampaikan ?
LATIHAN SOAL 4
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Seorang penerima TPT Tn S 33 th, pada saat kontrol bulan ke-3,


mengeluh batuk2 sejak 2 minggu, dan nafsu makan menurun.
a. Tindakan apa yang perlu dilakukan?
b. Pada evaluasi ternyata ditemukan TCM dahaknya positif. Dalam
kondisi seperti ini Tn S digolongkan dalam kriteria apa?
LATIHAN SOAL 5
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Seorang laki-laki, Tn D berobat ke RS HL dengan keluhan demam sejak 1


bulan dan berat badan menurun drastis. Setelah dilakukan beberapa
pemeriksaan, Tn D didiagnosis HIV dan tidak ditemukan TBC.
Selanjutnya petugas RS menjelaskan bahwa Tn D akan diberikan obat
HIV dan TPT.
a. Setelah 1 bulan minum obat HIV dan TPT, Tn D mengeluh mual,
muntah dan mata kelihatan kuning. Kemungkinan efek samping apa
yang terjadi ?
b. Tindakan apa saja yang akan Anda lakukan ?
REFERENSI
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

• Kemenkes RI. Petunjuk teknis penanganan infeksi laten Tuberkulosis (ILTB).


Kemenkes RI, Jakarta 2020
• WHO. Consolidated guidelines on tuberculosis. WHO Jeneva 2020
• Mike Frick. An Activist’s Guide To Rifapentine For The Treatment Of Tb Infection.
Update April 2020
• An Official ATS Statement: Jussi J.Saukkonen, David L.Cohn, Robert M.Jasmer et al.
Hepatotoxicity of Antituberculosis Therapy.
Terima kasih
WORKSHOP MANAJEMEN ILTB DAN TPT

Anda mungkin juga menyukai